NIM : 03031181520005
1. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat-alat indera akan sifat suatu benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Penginderaan
dapat juga berarti reaksi mental jika alat indra mendapat rangsangan.
Reaksi yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap
untuk mendekati atau menjauhi, menyukai, atau tidak menyukai akan benda
penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah
reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai atau tingkat
kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subjektif atau penilaian subjektif.
Penilaian subjektif merupakan hasil penilaian atau pengukuran ditentukan oleh
yang melakukan pengukuran. Pengukuran atau penilaian dilakukan dengan cara
memberikan suatu rangsangan atau benda rangsang pada alat-alat atau organ-organ
tubuh (indera), maka pengukuran ini disebut juga dengan pengukuran atau penilaian
secara subjektif atau penilaian organoleptik atau penilaian inderawi.
Nama : Atikah Damayanti
NIM : 03031181520005
Prinsip kerja dari metode Kjeldahl adalah protein dan komponen organik
dalam sampel didestruksi dengan menggunakan asam sulfat dan katalis. Hasil
destruksi kemudian dinetralkan dengan menggunakan larutan alkali dan melalui
proses destilasi. Destilat yang ditampung dalam larutan asam borat, selanjutnya ion-
ion borat yang terbentuk dititrasi dengan menggunakan larutan HCl.
Metode Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara
makro dan semimakro. Metode makro Kjeldahl digunakan untuk sampel yang sukar
untuk dihomogenisasi dan besar contoh 1-3 g, sedang Metode semimikro Kjeldahl
dirancang untuk sampel dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan
yang homogen. Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen
dalam bentuk ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang
besar. Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-
vitamin, asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur
sebagai nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan
dianggap cukup teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan
nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen.
Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang
sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan
alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan
penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami
modifikasi. Metode ini cocok secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah
sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek. Cara Kjeldahl
digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara
tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya.
diletakkan pada bagian tengah medium Muller Hinton yang telah diinokulasikan
bakteri uji. Dilakukan pengujian secara duplo. Kontrol perlakuan dilakukan dengan
cara yang sama terhadap agar yang tidak diinokulasikan fungi yang diletakkan pada
medium Muller Hinton yang telah diinokulasikan bakteri uji. Inkubasi dilakukan
selama 24 jam, untuk kemudian diamati diameter zona hambat yang terbentuk.
5. Isolasi Isoflavon
Isoflavon merupakan salah satu bentuk senyawa flavonoid yang banyak di
temukan dalam bahan alam, salah satunya kedelai. Flavonoid yang terisolasi dan
teridentifikasi dalam kedelai semuanya berada dalam bentuk isoflavon. Isolasi
isoflavon dengan metode ekstraksi A dilakukan dengan memotong tempe kedelai
dalam ukuran kecil, ditambah dengan akuades dan diblender sampai berbentuk
bubur selanjutnya direndam dengan pelarut etanol selama 24 jam. Kemudian
disaring dan filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 60oC hingga
sepertiga volume dilanjutkan ekstraksi dengan n-heksana menggunakan corong
pemisah. Lalu diambil fase bawah dan diekstraksi dengan etil asetat dan diambil
fase atas. Kemudian ditambahkan Na2SO4 dan disaring, filtrat lalu dipekatkan
dengan rotary evaporator pada suhu 60oC sampai terbentuk isolat berwarna kuning.
Isolasi isoflavon dengan metode ekstraksi B dengan memotong tempe
kedelai dalam ukuran kecil, kemudian diblender dan direndam dengan etanol
selama 24 jam. Lalu disaring dan filtrat ditampung, residu dicuci sebanyak dua kali
dan direndam selama dua hari dan disaring lalu filtrat disatukan dengan filtrat dari
penyaringan pertama dan kedua dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada
45oC hingga pekat dan terbentuk ekstrak kental berupa pasta berwarna kuning.
Identifikasi isoflavon dengan High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) dilakukan dengan pengkondisian instrumen HPLC dan pembuatan larutan
sampel. Larutan sampel dibuat dengan mengambil 1 mg isolat isoflavon hasil
ekstraksi lalu masing-masing dilarutkan dalam etanol 10 mL. Larutan kemudian
disentrifuge lalu diambil 20 µL dengan alat injeksi. Selanjutnya sampel
diinjeksikan ke dalam HPLC setelah pengkondisian HPLC selesai. Menganalisa
kromatogram HPLC dengan menggunakan pembanding kromatogram isoflavon
standar yang terdiri dari daidzein, genistein, glisitein dan faktor-2.
Nama : Atikah Damayanti
NIM : 03031181520005
DAFTAR PUSTAKA