Anda di halaman 1dari 22
‘Kementerian _DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR ’ Perindustrian Jalan Jenderat Gatot Subroto Kav. 52 - 53 Lantai 9 Jakarta 12950 Kotak Pos : 4478 JKSING htip//bim.kemenprin.go.id PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR NOMOR: 13/BIM/PER/10/2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) UBIN KERAMIK SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR, Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 4 ayat (5) dan Pasal 11 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 84/M-IND/PER/8/2012 tentang Pemberakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Ubin Keramik Secara Wajid, perlu menerbitkan Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Ubin Keramik Secara Waji. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur tentang Petunjuk Teknis (Juknis)Pelaksanaan Pemberiakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Ubin Keramik Secara Wajid; Mengingat 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta ‘Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon | Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2011; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 143/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur dan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu industri; 3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-INO/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; 4, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor @4/M-INDIPERI6/2012 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Ubin Keramik Secara Wajid Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor ; 13/B1M/PER/10/2012 MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TENTANG — PETUNJUK —TEKNIS —(JUKNIS) _ PELAKSANAAN. PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR. NNASIONAL INDONESIA (SNI) UBIN KERAMIK SECARA WAVIB. Pasal t Memberlakukan Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Ubin Keramik Secara Wajlb sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal in Pasal 2 Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan pedoman bagi para phak terkat dalam pelaksanaan pemberlakuan, pemberian Pertimbangan Teknis dan pengawasan penerapan SNI Ubin Keramik Secara Wajib. Pasal3 Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal, 3 Oktober 2012 DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR ARS RAY PANGGAH SUSANTO ‘Tembusan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: 1. Menteri Perindustrian; 2. Menteri Perdagangan; 3. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 4. Kepala Badan Standardisasi Nasional; 5. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan; 8. _Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan; 7. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; 8. Pata Pejabat Eselon Idi Lingkungan Kementerian Perindustrian; 8. _Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perindustran di Provinsi/Kabupaten/Kota; 10. Kepala Pusat Standardisasi Kementerian Perindustrian; 11. Kepala Balai Besar dan Balai Industri di ingkungan Kementerian Perindustrian; 12, Sekrelaris Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur; 13. Kelua Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK); 14, Perfinggal LAMPIRAN — PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR. NoMOR 13 /BIN/PER/10/2012 TANGGAL 3 Oktober 2012 PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN STANOAR NASIONAL INDONESIA (SNI) UBIN KERAMIK SECARA WAJIB 1. BABI KETENTUAN UMUM 2. BABII LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI_UBIN KERAMIK SECARA WAJIB 3. BABII TATA CARA MEMPEROLEH SERTIFIKAT PRODUK PENGGUNAAN TANDA (SPPT) SNI 4. BABIV PENGAMBILAN CONTOH 5. BABV TATA CARA PENANDAAN 7. BABVI PERTIMBANGAN TEKNIS 8. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 9. BAB Vill PENUTUP 10.LAMPIRAN : = LAMPIRAN - METODE PENGAMBILAN CONTOH DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 200 PANGGAH SUSANTO PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) UBIN KERAMIK SECARA WAJIB BABI KETENTUAN UMUM Datam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan: 1, Produsen Ubin Keramik adalah Perusahaan yang memproduksi Ubin Keramik dengan minimal melakukan proses pembentukan dan proses pembakaran serta memilki peralatan produksi minimal yaitu peraiatan mesin pembentukan dan tungku pembakaran. 2. Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang melakukan kegiatan Seriffkasi Produk Penggunaan Tanda SNI Ubin Keramik yang ditunjuk Menten 3. Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang ditunjuk Menteri untuk metakukan kegiatan pengujian terhadap Ubin Keramik sesuai spesifikasi SNI ISO 13006:2010 dan metode uj sesuai SNI ISO 10545:Ser. 4, Sertifkat Hasil Uji (SHU) / Laporan Hasil Uji ( LHU) adalah sertikatlaporan hasil pengujtan afas contoh Ubin Keramik menurut spesifikasi SN! 1SO 13006:2010 dan metode uji sesuai SSNI ISO 10545;Seri yang diterbitkan oleh Laboratorium Pengujl yang ditunjuk Menteri. 5. _Serlikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SN1) adalah Sertifkat Produk Penggunaan Tanda SNI yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang ditunjuk Menteri kepada produsen yang mampu memproduksi Ubin Keramik sesuai persyarafan SNI ISO 13006:2010. 6, Sistem Manjemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu menurut SNi ISO 9001:2008 atau sistem mangjemen mutu lain yang selara 7. Perjanjian Saling Pengakuan atau Mutual Recognition of Arrangement (MRA) adalah kesepakatan yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Indonesia dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui atau menerima beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian. 8. Lembaga Seriffkasi Sistem Manajemen Mutu (LSSMM) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh KAN atau Badan Akreditasi negara pengekspor yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan (Multual Recognition of Arrangement (MRA) dengan KAN Untuk melakukan Kegiatan Serifikasi Sistem Manajemen Mutu, Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/BIM/PER/10/2012 9. Petugas Pengawas Standar Produk yang selanjutnya disebut PPSP adalah Pegawai Negeri Spit di pusat atau daerah yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan barang danialau jasa di lokasi produksi dan di [uar lokasi kegiatan produksi yang SNinya telah diberiakukan secara waiib. 10. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian, 11, Direktorat Jenderal Pembina Industri adalah Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian 12. Direktur Jenderal Pembina Industri adalah Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustian, 13, Ditektur Pembina Industri adalah Direktur yang membina industri Ubin Keramik pada Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian. BABI LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI UBIN KERAMIK SECARA WAJIB 4. SNI ISO 13008-2010 berlaku secara wajb pada Ubin Keramik yang memiliki nomor Harmonize System (HS): a. ex.6907.10.10.00; ex. 6907.10.90.00; ex, 690790.10.00; ex, 6907.90.90.00; ex. 6908.10.10.00; ex, 6908, 10,90.00; ex. 6908.90.11.00; ex. 6908.90.19.00; ex. 6908,90.91,00; dan ex, 6908,90.99,00. -rsremeaeog 2. Ubin Keramik sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan suatu lempeng tipis yang dibuat dari lempungitanah fat dan/atau material anorganik lain, biasanya digunakan untuk melapisi dinding dan lantai yang pada umumnya dibentuk dengan cara ekstrusi (A) atau dipressiditekan (B) pada suhu ruang ,tetapi dapat juga dibentuk dengan proses lain (C), kemudian dikeringkan dan sesudah itu dibekar pada suhu yang cukup untuk memperoleh sifat-sifat yang dinginkan; ubin dapet diglasir (GL) atau tanpa glasir (UGL), tidak mudah terbakar dan tidak dipengaruhi cahaya. Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/BIM/PER/10/2012 BAB IK TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI Jenis Sertifikasi Untuk memperoleh SPPT-SNI Ubin Keramik, pelaku usaha J Produsen Ubin Keramik mengajukan permohonan SPPT-SNI melalui Sertifikasi Sistem 5, Proses Sertifikasi 1 Pemohon SPPT-SNI terdiri dari: a b. Produsen Ubin Keramik dalam negeri; atau Produsen Ubin Keramik asal impor. Produsen Ubin Keramik asa impor wajb sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang a memiliki perwakilan di Indonesia wajib menunjuk peruhaaan perwakilannya untuk menangani dan bertanggung jawab dan menangani permohonan SPPT-SNI maupun custom clearance dalam surat permohonan SPPT-SNI serta segala hal yang terkait dengan penerapan SNI Ubin Keramik secara wajb; atau tidak memilki perwakitan di Indonesia wajib menunjuk pihak Ketiga yang akan menangani dan bertanggung jawab dan menangani_ permohonan SPPT-SNI maupun cusfom clearance dalam surat permohonan SPPT-SNI serta segala hal yang terkait dengan penerapan SNI Ubin Keramik secara wai. Produsen Ubin Keramik dalam negeri dan Produsen Ubin Keramik impor sebagaimana dimaksud pada angka 1, perusahaan perwakilan dan pihak ke tigak sebagaimana dimaksud pada angka 2 selanjutnya disebut Pelaku usaha. Pelaku usaha yang mengajukan permohonan SPPT-SNI Ubin Keramik wajib memenuhi persyaratan administrasi, dengan menunjukkan dokumen asi dan menyerahkan foto copy berupa: a Izin Usaha Industri (IU}), Tanda Daftar Industri (TD!) atau Surat Izin sejenis dengan lingkup usaha industri Ubin Keramik dari luar neger (dalam bahasa Indonesia); Surat Pendeftaran atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk Ubin Keramik; danlatau Perjanjian Lisensi dari pemilik merek, yang telah didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM sesuai ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek; © Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/B1M/PER/10/2012 Dalam hal terjadi pemesanan Ubin Keramik atas permintaan badan usaha lainnya kepada produsen dan Ubin Keramik dimaksud menggunakan merek milik badan usaha dimaksud yang dibuktikan dengan kontrak kerjasama antara produsen dengan badan usaha lainnya tersebut (perjanjian/kontrak makloon), pelaku usaha selaku periohon SPPT-SNI pada saat mengajukan permohonan SPPT-SNI pada LSPro wajib menunjukkan dokumen asii dan menyerahkan foto copy : 1) Perjanjian pemesanan pembuatan produk pada produsen Ubin Keramik dari badan usaha lainya (Perjanjian makloon); 2) Sertfikat Merek dan/atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Infelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia milk pelaku usaha lainya yang akan dilekatkan pada kemasan Ubin Keramik yang dipesan dalam perjanjian sebagaimana dimaksud pada hurut a; atau 3) _Lisensi dari Pemilk Merek yang dimiliki pelaku usaha lainya yang telah didattarkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang merek dimaksud akan dilekatkan pada kemasan Ubin Keramik yang dipesan dalam perjanjian sebagaimana dimaksud pada huruf a. Memenuhi ketentuan sertfikasi sebagai berikut: 41) telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM), yang dibuktikan dengan : a) Surat pernyataan diri telah menerapkan SMM sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 atau revisinya; atau b) _Sertifkat Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 atau revisinya atau Sistem Manajemen Mutu yang setara yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (LSSMM) yang diakreditasi oleh KAN atau Badan Akreditasi negara lain yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement (MRA), dengan KAN untuk bidang sertiikasi SMM 2) produk harus memenuhi persyaratan SNI yang dibuktikan, dengan: a) memperoleh SertifikaLaporan Hasil Uji (SHU/LHU) dari Laboratorium Penguji yang sudah diakreditasi KAN dan ditunjuk Menteri Perindustrian; atau 3) 4) 5) §) Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/81M/PER/10/2012 b) memperoleh SertiikatiLaporan Hasil Uji (SHU/LHU) dari Laboratorium Penguji negara asal pabrikan yang ditunjuk Menteri dengan ketentuan bahwa Laboratorium Penguji dimaksud telah diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Negara tempat laboratorium dimaksud berada, dan Lembaga Akreditasi dimaksud telah melakukan Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan KAN serta negara asal pabrikan telah memiliki perjanjian bilateral atau multilateral di bidang regulasi teknis dengan Indonesia, Petaku usaha yang mengajukan permohonan SPPT SNI dan memiliki lebih dari 4 (satu) unit produksi yang berada pada lokasi yang berbeda, waiib: a) menyatakan bahwa semua pabrik Ubin Keramik yang berbeda lokasi diajukan untuk mendapatkan SPPT-SNI; b) _menerapkan SMM di semua lokasi pabrik; dan ©) menerima penetapan LSPro tentang lokasi unit produksi yang akan diaudit berdasarkan permohonan SPPT-SNI Evaluasi kelengkapan dokumen dilakukan oleh LSPro, dan apabila dokumen belum lengkap harus segera dilengkapi oleh perusahaan pemohon untuk dapat diproses lebih lanjut, Audit Kecukupan dan kebenaran dokumen SMM dalam sertifikasi sistem 5 dilakukan oleh tim auditor dengan mengevaluasi pemenuhan persyaratan dokumen SMM, jika tidak memenuhi persyaratan, maka LPSPro meminta kepada perusahaan pemohon untuk segera melakukan perbaikan sesuai dengan persyaratan. Laporan Audit Sertifikasi SMM dan Sertifkasi Hasil Uji serta dokumen lainnya dalam sertifikasi sistem 5 dikaji oleh tim evaluasi LSPro untuk menentukan keputusan sertifikasi, yaitu: 1a) pemberian atau perpanjangan SPPT-SNI bila memenuhi persyaratan sertfikasi, b) penundaan pemberian atau perpanjangan SPPT-SNI bila belum memenuhi persyaratan sertiikasi, namun perusahaan pemohon dapat metakukan tindakan perbaikan; atau c)penolakan pemberian atau perpanjangan SPPT NI, bila fidak memenuhi persyaratan sertfikasi Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/81M/PER/10/2012 7) Waktu yang dipertukan bagi setiap LSPro untuk pemrosesan dan penesbitan SPPT-SNI apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu) hari kerja di luar waktu pengujian dan tindakan perbaikan, sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Kepala BPP! No, 247/BPPUK/2008. 8) Dalam hal terdapat permohonan SPPT-SNI kepada LSPro yang ditunjuk Menteri telah diajukan selambat-lambatnya pada tanggal 1 November 2012 ‘namun sampai dengan tanggal 1 Januari 2013 belum dapat diterbitkan karena alasan teknis, LSPro wajb mengeluarkan surat keterangan kepada pemohon SPPT-SNI yang menerangkan bahwa proses sertifkasi produk masih berjalan. 9) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada angka 8) maksimal berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2013 C. Ketentuan Terkait SPPT-SNI: qj Peninjuan Ulang Atas Merek Yang Tercantum Dalam SPPT-SNI Terkait Perjanjian Makloon a. Merek sebagaimana dimaksud pada huruf B angka 4 butir c angka 2) dan angka 3) dicantumkan dalam SPPT-SNI yang dimohonkan pemohon SPPT-SNI, LSPro wajib melakukan peninjauan ulang pada saat surveilan berdasarkan isi perjanjian sebagaimana dimaksud pada huruf B angka 4 butir ¢ angka 1) terkait dengan Ubin Keramik yang diproduksi Dalam hal pemegang SPPT-SN! berdasarkan perjanjian makloon sebagaimana dimaksud pada huruf huruf B angka 4 butir c angka 2) sudah tidak berhak lagi memproduksi Ubin Keramik dengan merek dari pelaku usaha lainnya sebagaimana tersebut dalam perjanjian makloon, maka LSPro wajib menghapus merek dimaksud dalam SPPT-SNI sebagai hasil surveilan Jaminan mutu Ubin Keramik: a hasil produksi dalam negeri sesual dengan SNI ISO 13006:2010 sebagaimana dimaksud pada Bab Il angka 1 merupakan tanggung jawab 41) produsen Ubin Keramik; atau 2) produsen Ubin Keramik dan badan usaha lainnya dalam hal terjadi pemesanan Ubin Keramik atas permintaan badan usaha lainnya kepada produsen dengan menggunakan merek milk badan usaha lainya dimaksud (makloon). asal impor sesuai dengan SNI ISO 13006:2010 merupakan tanggung jawab produsen dan importr Ubin Keramik dimaksud Biaya SPPT-SNI merupakan tanggung jawab perusahaan yang bersangkutan. 6 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM, Nomor: 13/BrM/PER/10/2012 4. LSPro. memberitahukan ke perusahean pemohon tentang SPPT-SNI yang telah diterbitkan dan menyampaikan salinan sertiikat kepada Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, kim dan Mutu Industri serta kepada Direktur Jenderal Basis Industi ‘Manufaktur Kementerian Perindustrian. 5. LSPro bertanggung jawab terhadap SPPT-SNI yang diterbitkan dan wajib metaporkan kepada Direktur Pembina Industri Keramik 6. Pelaku usaha pemegang SPPT-SNI Ubin Keramik wajib untuk menyampaikan laporan realisasi produksi dan/atau impor Ubin Keramik kepada Direktur Jenderal Basis Indust Manufaktur setiap 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya SPPT-SNI Ubin Kera BAB IV PENGAMBILAN CONTOH Jeni dokumen yang wajb dipersiapkan dalam pengambilan contoh, sebagai berikut a. Surat tugas pengambil contoh; b. Rencana pengambilan contoh; . Formulir Berita Acara pengambilan contoh; 4d. Label Contoh Uji e. Suratjalan pengiriman conioh; dan f.SNI yang terkat Pengambilan contoh dilakukan dalam rangka: a, Sertifikasi awal SPPT-SNI, b. Sertifikasi ulang SPPT-SNI; c. Suneilan; 1d. Pengawasan penerapan SNI di lokasi produksi oleh PPSP; dan fe. Pengawasan SPPT-SNI di luar lokasi produksi oleh PPSP. Jumtah contoh yang diambil dan tata caralpelaksanaan pengambilan contoh dalam rangka permohonan SPPT SNi, Surveilan dan Pengawasan penerapan SNI di lokasi produksi oleh PPSP mengacu pada Metode Pengambilan Contoh Ubin Keramik sebagaimana dimaksud pada Lampiran Petunjuk Teknis ini. 4 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/BM/PER/10/2012 Pengambilan contoh dalam rangka pengawasan penerapan SNI di luar lokasi produksi c Pengambilan contoh di luar lokasi produksi minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang PSP yang dapat bekerjasama dengan PPC, pengambilan contoh dilaksanakan dengan pembelian Ubin Keramik yang masih dalam kemasan bertanda SNI dari penjual atau distributor dengan dibuktikan melalui tanda bukti pembelian asli dari penjual Tanda bukti pembetian minimal wajib memuat informasi: 4) nama toko/distributor; 2) alamat tokoldistributor, 3) _jenis barang yang dibeli 4) tanggal pembelian, Contoh ui yang telah diambil wajb diberi sege! dan label oleh PPSP, dengan ketentuan jumlah pada masing-masing jenis yang ditemukan di tokoldistibutor minimal berjumiah 30 keping Pengambilan contoh dan pemberian label uji wajb dibuat dalam Berita Acara dengan masing-masing rangkap 2 (dua). Berita Acara dan label uji sebagaimana dimaksud pada huruf e wajib ditandatangani ‘oleh PPSP. Kedua rangkap Berita Acara Pengambilan contoh dan pemberian label uji sebagaimana dimaksud pada huruf e masing-masing diberikan kepada 4) lembar pertara untuk Laboratorium Penguji; dan 2) lembar kedua untuk PPSP. Contoh uji dikemas oleh PPSP dengan identitas yang jelas tentang barang yang diambil contohnya, tanggal pengambilan contoh, nama dan alamat tokoldistibutor. BABV TATA CARA PENANDAAN Produsen Ubin Keramik yang telah memperoleh SPPT SNI wajib mencantumkan tanda "SNI* pada Kemasan berisi Ubin Keramik yang memenuhi syarat mutu SNI ISO 13008:2010 dengan mengacu pada Pedoman KAN Nomor 403 - 2011 tetang Penilaian Kesesucian Ketentuan Umum Penggunaan Tanda Kesesuaian Berbasis SNI dan/atau Regulasi Teknis. 8 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/B1M/PER/10/2012 2. Gambar Tanda SNI sebagaimana dimaksud pada angka 1 sebagaiberikut: Tanda SNI SN No. SNI Kode lembaga sertifikasi produk 3. Pencantuman tanda SNI Ubin Keramik pada kemasan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dengan cara Cetak/Printing, BAB Vi PERTIMBANGAN TEKNIS 1. Surat Pertimbangan Teknis merupakan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur yang menjelaskan suatu jenis Ubin Keremik impor dengan nomor Pos Tart sebagaimana dimaksud dalam BAB II angka 1 tidak diberlakukan ketentuan SNI Ubin Keramik secara wajb, dengan ketentuan apabila digunakan: a. sebagai contoh uji untuk program peneliian dan pengembangan (Research and Development): b. sebagai contoh uji dalam rangka penerbitan SPPT SNI; alau . sebagai barang contoh dalam pameran. 5. Surat Pertimbangan Teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat diberikan kepada: a. Produsen; atau b. _Importir, 6. Surat Perlimbangan Teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1 hanya berlaku 1 (satu) kali pada saat importasi Ubin Keramik, Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/BIM/PER/10/2012 7. Permohonan Pertimbangan Teknis Ubin Keramik dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pembina Industri dan melampirkan dokumen yang dipersyaralkan sebagaiberikut: a. Produsen 41) Copy Izin Usaha Industri/Tanda daftar Industri Ubin Keramik atau Izin sejenis dalam bahasa Indonesia bagi produsen luar negeri; 2) Copy Tanda Daftar Perusahaan atau Surat sejenis dari lembaga yang berwenang mengeluarkan di negara tempat perusahaan pemohon berada bagi produsen luar negeri (dalam bahasa Indonesia); 3) Menyampaikan halal terkait dengan produksi, yatu: 2) Kapasitas Produksi terpasang; b) Rencana Produksi; ©) Reliasasi produksi per tahun selama 3 (tga) tahun berturut turut; 4) Surat Peryataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa Ubin Keramik yang impor akan digunakan untuk: Progarm penelitian dan pengembangan (research and development); a) Contoh uji dalam rangka penerbitan SPPT-SNI; dan/atau b) _Barang contoh dalam pameran; wajib disertai dengan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan sepert: a) Surat Keterangan dari LSPro yang menerangkan bahwa produk yang akan impor merupakan contoh uj dalam rangka penerbitan SPPT-SNI; b) Rencana pengembangan produk (bagi produk yang digunakan untuk Rand Djjatau ©) Surat undangan atau surat keikutsertaan dalam sebuah pameran. 5) Dokumen rencana impor yang memuat informasi: a) denis dan spesifkasi Ubin Keramik; b) Merek; ©) Nama produsen; d) Negara asal produk; e) Jumlah yang akan diimpor 6) Pada saat pengajuan permohonan, pemohon wajib membawa dan menunjukan dokumen asi a) Copy Izin Usaha Industi/Tanda daftar Industi atau Izin sejenis dalam bahasa Indonesia bagi produsen luar negeri; 10 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/BIM/PER/10/2012 b) Copy Tanda Daftar Perusahaan atau Surat sejenis dari lembaga yang berenang mengeluarkan di negara tempat perusahaan pemohon berada bagi produsen luar negeri (dalam bahasa Indonesia); b. Importr 41) Copy Surat Izin Usaha Perdagangan; 2) Angka pengenal importir; 3) Tanda Dattar Perusahaan (TOP) 4) Copy kontrak permohonan impor dari produsen atau lembaga yang berisi ketentuan yang menyatakan produk yang akan ciimpor akan digunakan untuk: a) Program peneiitian dan pengembangan (research and development); b) _Contoh uji dalam rangka penerbitan SPPT-SNI; dan/atau Barang contoh dalam pamerawajb disertai dengan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan seperti a) Surat Keterangan dari LSPro yang menerangkan bahwa produk yang akan diimpor merupakan contoh uj dalam rangka penerbitan SPPT-SNI; b) Rencana pengembangan produk; ©) Surat undangan atau surat keikutsertaan dalam sebuah pameran. 5) Dokumen rencana impor yang memuat informasi: a) Jenis dan spesifikasi Ubin Keramik; b) Merek; ©) Nama produsen; d) Negara asal produk; e) Jumlah Produk yang akan diimpor 6) Pada saat pengajuan permohonan, pemohon wajib membawa dan menunjukan dokumen asi a) Copy Izin Usaha Industr/Tanda daftar Industri atau Izin sejenis dalam bahasa Indonesia bagi produsen luar negeri; b) Copy Tanda Daftar Perusahaan atau Surat sejenis dari lembaga yang berwenang mengeluarkan di negara tempat perusahaan pemohon berada bagi produsen luar negeri (dalam bahasa Indonesia); ©) kontrak permohonan impor dari produsen atau lembaga sebagaimana dimaksud pada Huruf B angka 4 8. Surat Pertimbangan Teknis diberikan jika berdasarkan penelitian beriku ini terdapzt hal terkait kesesuaian antara kepentingan impor dengan: a. perizinan; b. _jenis dan spesifikasi; un Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 13/81M/PER/10/2012 ©. penggunaan Ubin Keramik; dan 4, _jumlah kebutuhan Ubin Keramik yang akan diimpor. 9. Berdasarkan hasil penelifian atas kebenaran, kesesuaian dan kelengkapan dokumen dengan kebutuhan Ubin Keramik sebenamya, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur ‘menerbitkan atau menolak untuk menerbitkan Pertimbangan Teknis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterima kelengkapan dokumen permohonan Pertimbangan Teknis. 10. Perusahaan atau lembaga pemohon Pertimbangan Teknis, wajib untuk menyampaikan laporan realisasi impor dan penggunaannya kepada Direktorat Pembina Industri selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sejak realisasi impor. 11. Perusahaan atau lembaga pemohon Pertimbangan Teknis apabila tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 7 perusahaan atau lembaga pemohon Pertimbangan Teknis dimaksud tidak dapat memperoleh Surat Pertimbangan Teknis pada pengajuan berikutnya sampai dengan dipenuhinya kewajiban dimaksud, 12, Direktorat Pembina Industri melakukan evaluasi dan pengecekan atas kebenaran laporan realisasi impor tersebut diatas. BAB Vill PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 1. Pembinaan terhadap industri dalam rangka pemberlaxuan SNI Ubin Keramik secara wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur. 2. Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menerapkan SNI secara wajb melalui: a. Sosialisasi atas pemberlakuan SNI secara wajb dan atau terhadap perubahannya; dan b. Pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI 3. Dalam melaksanakan pengawasan SNI secara wajib, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dapat menugaskan Petugas Pengawas Standar Produk (PPSP) untuk metakukan pemerikaan perusafaan dan uii petik 4. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dapat melakukan kerja sama dengan lembaga lain untuk mendukung PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI secara wajib. 12 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM. Nomor: 13/BIM/PER/10/2012 5. DireKtorat Jenderal Basis Industri Manufaktur membuat Petunjuk Tenis Pengawasen penerapan SNI secara waiib sebagai pedoman PPSP dan instansi terkait dalam pelaksanaan pengawasan penerapan standar produk. BAB IX PENUTUP. Pelunjuk Teknis penerapan SNI Ubin Keramik secara wajb ini merupakan saiah satu pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. B LAMPIRAN. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) UBIN KERAMIK SECARA WAJIB. METODE PENGAMBILAN CONTOH UBIN KERAMIK A Tujuan Melode Pengambilan Contoh ini menjelaskan tata cara pengambilan contoh Ubin Keramik yang ipertukan untuk mendukung penerapan pemberlakuan SNI ISO 13006:2010 Ubin Keramk — definisi, klasifikasi, karakteristik dan penandaan, secara wajib berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 84/M-IND/PER/8/2012 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Ubin Keramik Secara Wajib. Metode Pengambilan Contoh ini disusun agar Pelugas Pengambil Contoh (PPC) memiliki pedoman dalam melaksanakan pengambilan contoh Ubin Keramik. Metode Pengambilan Contoh in iterapkan untuk: 1, Pengambilan contoh uji di pabrik dalam rangka sertifikasi awal, surveilan dan resertifikasi SPPT SNI oleh LSPro, serta dalam rangka pengawasan standar di pabrik oleh PPSP; dan 2 Pengambilan contoh uji di pasar dalam rangka surveilan atau pengawasan SPPT SNI. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup metode pengambilan contoh mencakup standar acuan, ketentuan-ketentuan, peralatan, jumlah contoh yang diambil, pelaksanaan pengambilan contoh, pengemasan contoh yj, Pengiriman contoh uji dan dokumen terkait. Metode ini berlaku untuk pengambilan contoh Ubin Keramik C. Standar Acuan ‘Acuan yang digunakan dalam penyusunan dokumen ini adalah: 4, SNIISO 13006:2010 Ubin Keramik — Definsi, kasikasi, Karakteristk dan penandaan; dan 2. SNIISO 10545-1:201 1 Ubin Keramik bagian 1: pengambilan contoh dan keberterimaan D. Ketentuan-ketentuan 1. Pengambilan contoh dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan/atau Petugas Pengawas Standar barang/jasa di Pabvik (PPSP) yang kompeten, bersertifkat dan memilai Las surat tugas dari Lembaga Sertiikasi Produk (LSPro) dan/atau Laboratorium Uji atau instansi terkait lainnya, 2. PPC danfatau PPSP harus membuat rencana pengambilan contoh (sampling plan); dan 3. Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uji harus ditandatangani oleh PPC. danlatau PPSP serta waki dari produsen atau yang bertanggung jawab. E. Peralatan 1. Alat tulis 2. Peralatan segel 3. Media Pengemas. 4, Label Contoh Uji F, Jumlah contoh Yang Diambit 1 Dalam Rangka Sertifikasi, Surveilan dan Resertifkasi SPPT SNI oleh LSPro serla pengawasan standar di pabrik oleh PPSP. Contoh Ubin Keramik yang diambil adalah ubin yang dipres ering sesuai dengan kelompoknya pada Tabel 1 SNI ISO 13006:2610. Jumiah contoh uji yang diambil adalah sebagai berikut a. Ubin ukuran < 40*40 cm dan atau luas permukaan < 1600 cm? sebanyak 30 keping b. Ubin ukuran > 40*40 cm dan atau luas permukaan > 1600 cm? sebanyak 20 keping; Untuk pengujian sebagai berkut: 2. Mutu permukaan, dimensi, dan deformasi = 10 keping utuh; b. Kuat patah dan modulus lentur = 7 keping utuh; .Penyerapan air = 5 keping utuh; dan d. Deep abrasi, surface abrasi, ketahanan retak rambut, ketahanan terhadap bahan kimia ketahanan terhadap noda, COE = 8 keping utuh Catatan: - — Jumiah contoh Ubin ukuran > 40*40 cm dan atau luas permukaan > 1600 cm? sebanyak 20 keping tidak sama dengan Ubin ukuran < 40x40 cm dan atau luas permukaan 1600 cm? karena dengan ukuran yang dimitki hanya dibutuhkan contoh uji sebanyak jumiah dimaksud. - — Jumlah Ubin Keramik yang disimpan sebagai arsip berjumiah sama dengan jumiah conto uj aan s Contoh uji, diambil mewakili setiap jenis permukaan glasir dan tidak berglasir. Produk Ubin Keramik yang akan diperiksa harus dielompokkan sedemikian rupa sehingga mudah diidentifkasi, Contoh uj yang diambil harus dapat mewakili semua ukuran yang disertfkasi dalam satu periode sertfkasi Dalam Rangka Survellan atau Pengawasan SPPT SNI di Pasar Petugas Pengambil Contoh yang ditugaskan oleh Lembaga Sertifikasi Produk atau instansi terkait dalam rangka surveilan sertfikasi produk penggunaan tanda SNI dan pengawasan produk di pasar, pengambilan contoh dilakukan pada 1 (satu) atau beberapa lokasi yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, Contoh Ubin Keramik yang diambil adalah ubin yang dipres keting sesual dengan kelompoknya pada Tabe! 1 SNI ISO 13006:2010. Jumlah contoh uji yang diambil adalah sebagai berikut a. Ubin ukuran < 40x40 cm dan atau luas permukaan < 1600 cm? sebanyak 30 keping b. Ubi ukuran > 4040 cm dan atau luas permukaan > 1600 cm? sebanyak 20 keping, Untuk penguiian sebagai berikut @. Mutu permukaan, dimensi, dan deformasi = 10 keping utuh, . Kuat patah dan modulus lentur = 7 keping utuh, .Penyerapan air = 5 keping utuh; dan . Deep abrasi, surface abrasi, ketahanan retak rambut, ketahanan terhadap bahan kimia ketahanan terhadap noda, COE = 8 keping uluh Catatan: = Jumlah contoh Ubin ukuran > 40x40 cm dan atau las permukaan > 1600 ccm? sebanyak 20 keping tidak sara dengan Ubin ukuran < 40x40 cm dan afau luas permukaan < 1600 em? Karena dengan ukuran yang dimilki hanya dibutuhkan contoh uji sebanyak jumlah dimaksud. = Jumlah Ubin Keramik yang disimpan sebagai arsip berjumah sama dengan jumiah contoh uj Contoh uj, diambil mewakli setiap jenis permukaan glasir dan tidak berglasir. Produk Ubin Keramik yang akan diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga mudah didentifikasi Baa § G. _Pelaksanaan Pengambilan Contoh 4. Dokumen yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pengambilan conto: a, Surat tugas pengambilan contoh b. _ Rencana pengambilan contoh (sampling plan). ¢. Berta acara pengambilan contoh, 4. Label Contoh Uji fe. SNIISO 13006:2010 2. Langkab-langkah yang harus dilakukan: a. Dalam rangka Sertifikasi, Surveilan dan Resertifkasi SPPT SNI oleh LSPro serta pengawasan standar di pabrik oleh PPSP 1) 2 3 4 5) 6) 7) 8) 9) 10) Pengambilan contoh oleh Petugas Pengambil Contoh atau PPSP di'akukan pada aliran produksi dan atau gudang produsen sesuai sampling plan. Ketua tim auditor atau ketua tim PPSP turut menyaksikan saat pengambilan contoh uji; Petugas Pengambil Contoh atau PPSP diberikan kebebasan oleh produsen untuk melakukan pengambilan contoh; Pengambilan contoh dlakukan secara acak; Pengambilan conioh selesai apabila jumlah contoh sesuai dengan yang di perlukan; Masukkan contoh tersebut ke dalam kemaasan kemudian diberi label contoh uji dan disegel sesuai peruntukannya, yaity satu bagian untuk dikiim ke laboraiorium ujidan satu bagian lagi untuk arsip perusahaan; Buat berita acara pengambilan contoh dan label contoh uji masing-masing dibuat rangkap empat; Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uji tersebut ditandatangani oleh PPC atau PPSP dan wakil dari perusahaan atau yang bertanggung jawab; Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uji di caplstempel perusahaan; Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uji diberikan untuk LSPro, perusahaan, laboratorium penguji dan PPC; Berita Acara Pengambilan Contoh olen PPSP diberikan kepada perusahaan, laboratorium penguji dan Ditektorat Jenderal Pembina. a 5 b. Dalam Rangka Pengawasan di Luar Lokasi Produk! yang dilakukan oleb: 11) LSPro 12) a) LSPro menentukan lokasi pengambilan conloh uji setelah berkoordinasi dengan perusahaan atau importir untuk menjamin produk yang akan diambil Contoh ujinya tersedia, b) Pelaksanaan pengambilan contoh uji dilakukan sesuai dengan rencana pengambilan contoh; ©) Pengambitan contoh dilaksanakan dengan pembetian Ubin Keramik dalam kemasan ber SNI dari penjual atau distributor dengan dibuktikan melalui tanda bukti pembelian asii dari penjual d) Tanda bukti pembelian minimal wajib memuat informasi nama ‘okoldistributor, alamat tokoldistrbutor; jenis barang yang dibel, tanggal pembelian. e) Berita acara dan label uj tersebut ditandatangani oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan saksi dari petugas pasar, f) Berita acara dan label uj tersebut di cap/stempel kantor penngelola pasar @) Berta acara pengambilan contoh dan label uji masing-masing rangkap empat diserahkan kepada LSPro, perusahaan, laboratorium uj, dan PPC. PPSP a) PPSP menentukan lokasi pengambilan contoh uji untuk menjamin produk yang akan diambil contoh ujnya tersedia. b) Pelaksanaan pengambilan contoh uji dilakukan sesuai dengan rencana pengambitan contoh; ©) Pengambilan contoh dilaksanakan dengan pembelian Ubin Keramik dalam kemasan ber SNI dari penjual atau distributor dengan dibuktikan melalui tanda bukti pembelian asli dari penjual 6) Tanda bukti pembelian minimal wajb memuat informasi nama tokoldistributor; alamat tokoldistributor,jenis barang yang diel; tanggal pembelian. e) Berita acara dan label uji tersebut ditandatangani oleh PPSP/Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan saksi dari petugas pasar, ) Berita acara dan label ji tersebut di cap/stempel Kantor penngelola pasar 9) Berita acara pengambilan contoh dan label uji masing-masing rangkap 2 (dua) diseratkan kepada laboratorium uj dan PPSP., Pengemasan Contoh Uj Contoh uiji diberikan identitas yang jelas tentang barang yang diambil contohnya, tanggal engambilan contoh, jumlah contoh, ukuran contoh, nomor SNI, nama produsen, importir atau toko dan disege! Pengiriman Contoh Uji Contoh uf dkirim ke laboratorium uji oleh produsen dengan melampirkan berita acara dan surat tugas. DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR > x09 PANGGAH SUSANTO asi

Anda mungkin juga menyukai