Anda di halaman 1dari 7

Laporan Modul 1, MG3017

Kominusi (Crushing dan Grinding)


Hafidha Dwi Putri Aristien (12111003) / Kelompok 2 / Senin, 20 April 2014
Asisten : Daniel Christoffel (12510002)

Abstrak – Praktikum Modul 1 – Kominusi merupakan tahap pertama pada pengolahan bijih, yaitu berupa proses pengecilan
ukuran material yang bertujuan untuk membebaskanmineral berharga dari gangue mineral serta mempersiapkan ukuran yang
tepat untuk proses konsentrasi. Sesuai tahapannya, kominusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu crushing dan grinding. Praktikum
crushing bertujuan untuk dapat memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat, serta memahami mekanisme pengayakan.
Sedangkan pada praktikum grinding, tujuan yang ingin dicapai adalah agar praktikan dapat memahami mekanisme
penggerusan dan cara kerja alat, serta mengetahui pengaruh durasi waktu penggerusan terhadap hasil penggerusan.

A. Tinjauan Pustaka 2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing,


mengecilkan ukuran bijih dari sekitar 20 cm sampai 5
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan
cm.
bijih, mineral atau bahan galian. Pada kominusi, bijih atau
3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, mengecilkan
mineral dari tambang yang berukuran besar lebih daripada
ukuran bijih dari 5 cm menjadi sekitar 1 cm
1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang
4. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih
daripada 100 mikron. Pada umumnya bijih, mineral atau
mulai dari sekitar 1 cm menjadi selkitar 1 mm.
bahan galian dari tambang masih berukuran cukup besar.
5. Penggerusan halus,fine grinding, mengecilkan ukuran
Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung
bijih mulai dari 1 mm menjadi halus, biasanya ukuran
digunakan atau diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam
bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.
ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat
dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga
masih rendah pada ukuran bijih yang besar. Sehingga untuk
dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral
tertentu harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih
dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi
dalam dua tahapan yaitu: operasai peremukan atau crushing
dan operasi penggerusan atau grinding.

Tujuan Operasi Pengecilan Ukuran Pada Kominusi

Pada prinsipnya tujuan operasi pengecilan ukuran bijih,


mineral atau bahan galian adalah:

1. Membebaskan ikatan mineral berharga dari gangue-nya.


Gambar 1. Diagram Operasi Kominusi
2. Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran
operasi konsentrasi atau ukuran pemisahan.
3. Mengekspos permukaan mineral berharga, Untuk proses
hyrometalurgi tidak perlu benar-benar bebas dari Mekanisme Peremukan, Aksi Kominusi
gangue. Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja
4. Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan atau diterapkan pada bijih dan gaya tersebut harus lebih
berikutnya. besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk. Mekanisme
peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan
bagaimana gaya diterapkan pada bijih tersebut.
Tahapan Kominusi Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk
meremuk atau mengecilkan ukuran bijih.
Peremukan, crushing biasanya digunakan untuk pengecilan
ukuran sampai ukuran bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan 1. Compression, gaya tekan.
penggerusan, grinding digunakan untuk pengecilan ukuran Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada
mulai dari 20 mm sampai halus. bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan
plat. Gaya diberikan oleh satu atau kedua permukaan
Umumnya pengecilan ukuran bijih dilakukan secara
plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya pada
bertahap yaitu:
sebagian lokasi, bekerja pada sebagian tempat, energi
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, yang digunakan hanya cukup untuk membebani daerah
mengecilkan ukuran bijih sampai ukuran 20 cm. yang kecil dan menimbulkan titik awal peremukan. Alat
yang dapat menerapkan gaya compression ini adalah: menutup seperti rahang manusia. Plat tebal tersebut
jaw crusher, gyratory crusher, dan roll crusher. dinamakan fixed jaw dan movable jaw. Movable jaw
2. Impact, gaya banting. bergerak membuka dan menutup menurut sumbu tertentu,
Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang sedangkan fixed jaw dalam kondisi statis. Pada gambar di
bekerja pada bijih. Gaya impak adalah gaya atas ditunjukkan mekanisme gerakan movable jaw pada jaw
compression yang bekerja dengan kecepatan sangat crusher dua toggle.
tinggi. Dengan gaya impak, energi yang digunakan
berlebih, bekerja pada seluruh bagian. Banyak daerah
yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu
memberikan gaya impak pada bijih adalah impactor,
hummer mill.
3. Attrition atau abrasion.
Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya
abrasi atau kikisan. Peremukan dengan abrasi, gaya
hanya bekerja pada daerah yang sempit (dipermukaan) Gambar 3. Mekanisme kerja jaw crusher
atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan
Menurut poros atau sumbu dari movable jaw, jaw crusher
cukup kecil, tidak cukup untuk memecah/meremuk
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
bijih. Alat yang dapat memberikan gaya abrasi terhadap
bijih adalah ballmill, rod mill. a) Blake crusher yang memiliki sumbu di atas,
4. Shear, potong. b) Dodge crusher yang memiliki sumbu di bagian bawah,
Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti c) Universal crusher yang sumbunya terletak di bagian
dengan gergaji. Cara ini jarang dilakukan untuk bijih. tengah.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi Perbedaan mendasar yang ditimbulkan dengan adanya beda
ditentukan oleh jenis gaya dan metoda yang digunakan. lokasi sumbu gerak movable jaw ini adalah luas bukaan
Pengecilan ukuran bijih yang memanfaatkan gaya impak, masuk dan luas bukaan discharge.
akan menghasilkan ukuran dengan rentang atau distribusi
yang lebar. Sedangkan kominusi yang memanfaatkan gaya
abrasi akan menghasilkan dua kelompok distribusi ukuran
yang sempit. Gambar di bawah ini menunjukkan ilustrasi
distribusi ukuran bijih hasil kominusi dengan berbagai gaya
yang berbeda.
Gambar 4. Jenis jaw crusher berdasarkan sumbunya

Pada tahapan secondary crusher biasanya digunakan roll


crusher. Roll crusher, meski saat ini telah banyak
tergantikan oleh cone crusher namun di beberapa lokasi
masih juga digunakan. Roll crusher sangat bermanfaat
digunakan untuk menangani material lengket, sangat dingin
dan tidak abrasif, seperti halnya batu gamping, batubara,
gipsum, fosfat dan bijih besi.

Cara kerja dari roll crusher ini cukup sederhana, terdiri dari
dua silinder yang disusun berdampingan dan berputar saling
Gambar 2. Gaya dan Distribusi Ukuran
berlawanan arah menuju discharge. Ketika umpan
dimasukkan, umpan akan diremukkan oleh kedua silinder
dikarenakan gerakan silinder yang memberikan gaya gesek.
Crushing Untuk lebih jelasnya, mekanisme kerja roll crusher dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Crushing adalah tahap mekanis awal dalam proses
pengecilan ukuran yang tujuan utamanya adalah meliberasi
mineral berharga dari pengotornya. Biasanya dilakukan
dalam kondisi kering dan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu
primer, sekunder dan tersier. Ketiga tahapan tersebut
didasarkan atas ukuran yang dihasilkan dari proses
peremukan.

Salah satu alat yang umum digunakan dalam primary


crushing adalah jaw crusher. Jaw crusher terdiri dari dua
Gambar 5.Bagian dan mekanisme kerja roll crusher
plat tebal yang mekanisme geraknya membuka dan
Ukuran umpan yang dapat diproses oleh roll crusher ini B. Data Percobaan
tergantung pada diameter silinder. Semakin besar diameter
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh data sebagai
silinder maka akan semakin besar juga ukuran umpan yang
berikut.
dapat diterima.
Berat umpan : 2,15 kg

Hasil crushing
Grinding
Fraksi Berat Tertampung (gram)
Grinding merupakan proses akhir dari kominusi atau
reduksi ukuran. Pada tahap ini partikel dikecilkan +12,5 mm 1600
ukurannya dengan kombinasi impact dan abrasi (attrition -12,5 mm +3 # 250
dan shear). Proses grinding dilakukan di dalam sebuah -3 # +8 # 150
silinder dari baja yang berisi media gerus, material yang -8 # +14 # 50
akan digerus dapat dalam kondisi kering ataupun basah. -14 # 100
Menurut geraknya, grinding mill dibedakan menjadi
Total Hasil 2150 gram
tumbling mill dan stirrer mill. Tumbling mill umum
digunakan dalam industri pengolahan, ciri khas dari
tumbling mill adalah dinding mill berputar yang Hasil grinding
memberikan pengaruh terhadap bergeraknya media gerus
dan material. Sedangkan pada stirrer mill, gerakan media Berat Tertampung (gram)
gerus dan material disebabkan oleh pengaduk yang berputar Fraksi
10 menit 15 menit 20 menit
di dalam mill.
+28 # 269.1 273.4 254
-28 # +35 # 18.4 13.2 3.9
-35 # +65 # 53.9 43.5 22.1
-65 # +100 # 51.4 149.7 135.8
-100 # +150 # 45.6 83.2 118.6
-150 # 153.3 25.3 53.2
Gambar 6. Jenis mekanisme penggerusan. a) impact; b) chipping;
c) abrasi

Media gerus yang dapat digunakan dalam tumbling mill di C. Pengolahan Data Percobaan
antaranya adalah bola-bola baja atau keramik, batang-
batang baja, tanpa media (autogenous) dan semi Crushing
autogenous. Berdasarkan media gerusnya, tumbling mill
Berat Berat % Berat
dapat dikelompokkan menjadi: Berat
Fraksi Tertam Kumula- Kum
pung Lolos tif Lolos Lolos
a. Ball mill, media gerus berupa bola-bola baja
+12,5 mm 1.6 0.55 0.55 50%
b. Rod mill, media gerus berupa batang-batang baja -12,5 mm +3 # 0.25 0.3 0.85 77%
berbentuk silinder -3 # +8 # 0.15 0.15 1.00 91%
c. Pebble mill, media gerus berupa kerikil yang sangat -8 # +14 # 0.05 0.1 1.10 100%
keras -14# 0.1 0 1.10 100%
d. Autogenous mill, tanpa media (bijih yang digerus
berfungsi sebagai media gerus)
e. SAG (semi autogenous) mill, media gerus berupa
campuran bijih ditambah bola-bola baja.

Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi


adalah rasio ukuran bijih awal terhadap ukuran bijih hasil
atau produk, atau biasa disebut dengan reduction ratio atau
rasio reduksi. Nilai Reduction ratio akan berpengaruh
terhadap kapasitas produksi dan juga berpengaruh terhadap
energi produksi. Pada operasi crushing, rediction ratio
biasanya berkisar antara 2-9. Untuk pengecilan ukuran yang
menggunakan Jaw crusher atau cone crusher akan lebih
efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar 7. Pada
operasi grinding atau penggerusan reduction rasio bisa
mencapai lebih daripada 200. Artinya ukuran umpan 200
kali lebih besar daripada ukuran produk..
Grinding

Berat Berat % Berat


Berat
Tertam- Kumula- Kum D. Analisis Hasil Percobaan
Fraksi Lolos
pung tif Lolos Lolos
10 menit Proses crushing yang dilakukan selama percobaan cukup
+28 # 269.1 330.9 330.9 26% baik, dapat dilihat dengan tingginya efisiensi kerja alat
-28 # +35 # 18.4 312.5 643.4 50% (tidak ada material hilang selama proses). Berdasarkan
-35 # +65 # 53.9 258.6 902 71% grafik, dapat dilihat bahwa setelah melewati proses
-65 # +100 # 51.4 207.2 1109.2 87% peremukan, 80% material berukuran > 5,2 mm.
-100 # +150 # 45.6 161.6 1270.8 99%
-150 # 153.3 8.3 1279.1 100% Setelah dilewatkan pada proses penggerusan (grinding),
dari grafik dapat dilihat bahwa secara umum 100% material
produkta berukuran < 0,6 mm. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa proses kominusi baik dilakukan secara bertahap,
yaitu peremukan kemudian penggerusan untuk dapat
menghasilkan material berukuran hasil, untuk dilakukan
proses pengolahan selanjutnya (konsentrasi).

Berdasarkan hasil dari perbedaan gape pada roll crusher


(gambar terlampir), diketahui bahwa semakin kecil gape
(bukaan pada crusher), material yang dihasilkan memiliki
ukuran partikel yang semakin kecil/halus. Artinya,
pengurangan lebar gape akan memperkecil ukuran partikel
produkta.

Sedangkan dari percobaan pada grinding dengan variabel


Berat Berat % Berat lama waktu penggerusan, didapatkan hasil perbandingan
Berat
Tertam- Kumula- Kum
Fraksi Lolos dalam grafik berikut.
pung tif Lolos Lolos
15 menit
+28 # 273.4 326.6 326.6 30%
-28 # +35 # 13.2 313.4 640 59%
-35 # +65 # 43.5 269.9 909.9 84%
-65 # +100 # 149.7 120.2 1030.1 95%
-100 # +150 # 83.2 37 1067.1 99%
-150 # 25.3 11.7 1078.8 100%

Berdasarkan teori, semakin lama waktu penggerusan,


material halus yang didapatkan akan semakin banyak.
Namun dari grafik dapat dilihat bahwa material hasil
penggerusan selama 15 menit lebih banyak daripada hasil
penggerusan selama 20 menit. Hal ini diakibatkan oleh
adanya ketidakmerataan jumlah material yang dimasukkan
dalam proses grinding dengan lama waktu penggerusan
berbeda, dimana material yang dimasukkan pada percobaan
1 (10 menit) sebanyak 1279,1 gram, percobaan 2 (15 menit)
Berat Berat % Berat
Berat
Tertam- Kumula- Kum
Fraksi Lolos
pung tif Lolos Lolos
20 menit
+28 # 254 346 346.0 27%
-28 # +35 # 3.9 342.1 688.1 54%
-35 # +65 # 22.1 320 1008.1 79%
-65 # +100 # 135.8 184.2 1192.3 94%
-100 # +150 # 118.6 65.6 1257.9 99%
-150 # 53.2 12.4 1270.3 100%
1078,8 gram, dan percobaan 3 (20 menit) sebanyak 1270,3
gram. Perbedaan jumlah material yang cukup besar (+200
gram), dengan jumlah bola baja dalam silinder sama, akan
berpengaruh pada efektivitas proses grinding yang terjadi,
sehingga bukan hanya variabel lama penggerusan yang
berpengaruh.
4. Jelaskan apa yan dimaksud dengan Choke Crushing dan
Arrested Crushing pada operasi peremukan serta beri
E. Pertanyaan dan Jawaban contoh alat yang menggunakan cara tersebut!
Jawab:
Crushing
Choke crushing adalah mekanisme peremukan dimana
1. Jelaskan istilah gape, setting, dan angle of nip! dalam prosesnya material diremukkan oleh alat serta
Jawab: tumbukan dengan material itu sendiri. Contoh alatnya
Gape adalah suatu ukuran pada bagian bukaan umpan adalah roll crusher.
crusher. Pada jaw crusher, gape adalah jarak antar dua Arrested crushing adalah mekanisme peremukan yang
jaw di bukaan umpan. Pada gyratory crusher, gape selama prosesnya material diremukkan oleh alat sampai
adalah jarak ujung atas mantle terhadap shell bagian atas material lolos ke zona discharge. Contoh alatnya adalah
gyratory. jaw crusher.
Setting adalah jarak yang dapat diubah pada crusher.
5. Jelaskan mekanisme remuknya material!
Untuk jaw crusher terdapat dua jenis setting, yaitu open
Jawab:
setting dan closed setting. Open setting adalah jarak
3 aksi peremukan, yaitu abrasi, kompresi, dan impact.
maksimum antara kedua jaw, sedangkan closed setting
Pada aksi abrasi, peremukan terjadi karena dua gaya
adalah jarak minimum antara kedua jaw.
geser yang berlawanan arah pada partikel. Kompresi
Angle of nip adalah sudut jepit, pada jaw crusher adalah
terjadi di antara dua permukaan partikel dengan energy
sudut yang dibentuk antara fixed jaw dan movable jaw,
rendah. Impact terjadi karena energi yang cukup dalam
sedangkan pada roll crusher adalah sudut yang dibentuk
peremukan dan dapat memecah partikel.
oleh tangen kedua permukaan roll pada titik kontak
dengan partikel. 6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel
melewati permukaan ayakan!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio,
Jawab:
limiting reduction ratio, dan reduction ratio 80%!
Ukuran partikel umpan, bentuk partikel, water content
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
mineral, ukuran lubang ayakan, amplitudo dan frekuensi
reduction ratio dari hasil peremukan?
getar alat serta sudut pengumpanan.
Jawab:
Ukuran lubang ayakan yang besar akan semakin banyak
Reduction ratio adalah perbandingan antara ukuran
meloloskan material. Semakin tinggi frekuensi getar
umpan yang masuk dengan ukuran produkta yang
juga akan membantu mempermudah lolosnya material.
dihasilkan.
Limitting reduction ratio adalah perbandingan antara 7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw Crusher,
ukuran bukaan screen dimana semua feed bisa lolos Gyratory Crusher, Roll Crusher, dan pengayak getar
terhadap ukuran bukaan screen yang sama dimana (Vibration Screen)?
semua produkta bisa lolos. Jawab:
Perbandingan antara ukuran bukaan screen yang Jaw crusher : gape x width
meloloskan 80% feed dengan bukaan screen yang Gyratory crusher : gape x mantle
meloloskan 80% produkta. Roll crusher : diameter x width
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction Pengayak getar : banyaknya lubang dalam
ratio di antaranya adalah sifat fisik material yang akan ukuran 1 inchi linear (mesh),
diremukkan, seperti kekerasan, kandungan air, atau ukuran geometri 1 lubang
komposisi mineral, ukuran butir, porositas, selain itu (mm)
juga dipengaruhi oleh discharge dari crusher.

3. Ada berapa macam tipe Jaw Crusher menurut desainnya Grinding


dan dimana letak perbedaannya?
Jawab: 1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang terjadi
Ada tiga macam, yaitu Blake, Dodge dan Universal. dalam ball mill, demikian juga dengan roll mill!
Perbedaannya terletak pada lokasi sumbu serta gerakan Jawab:
dari movable jaw. Perbedaan tersebut mengakibatkan Pada ball mill, bola akan ikut berputar dengan tumbling
variasi luas bukaan masuk dan luas bukaan discharge. mill. Kemudian di suatu titik ketika kecepatannya sama
dengan nol, bola akan jatuh dan menumbuk bijih di
dalam mill.
Pada rod mill, material akan berada di antara dua rod peremukan yang terjadi pada material adalah abrasi,
dan dalam kondisi terjepit. Penggerusan terjadi akibat kompresi, dan impact. Alat yang dapat digunakan untuk
berat dari rod. proses crushing adalah jaw crusher (cara kerjanya seperti
rahang manusia, dengan satu jaw bergerak maju dan
2. Kenapa penggunaan bijih pada pengolahan bahan galian
mundur) pada primary crushing, dan roll crusher (cara
umumnya dilakukan dengan cara basah?
kerjanya berdasarkan gesekan dan gaya putar dari silinder
Jawab:
yang menjepit material) pada secondary crushing. Semakin
Agar bijih tidak lengket pada liner, serta karena proses
kecil ukuran gape yang digunakan, hasil yang diperoleh
selanjutnya dalam pengolahan bahan galian adalah
berukuran semakin halus.
dengan cara basah.
Pada proses grinding, ball mill menggerus material dengan
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan
adanya putaran tumbling mill sehingga terbentuk dua zona
bola pelapis (liner) pada ball mill?
di dalamnya, yaitu cataracting zone dan cascading zone.
Jawab:
Dalam kedua zona tersebut terjadi mekanisme abrasi,
Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar liner,
kompresi, dan impact.
ketebalan liner, dan zona cascading.
Material hasil grinding seluruhnya berukuran < 0,6 mm,
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kritis
hampir 1/10 kali ukuran hasil crushing, dimana 80%
dan turunkan persamaannya!
material hasil crushing berukuran > 5,2 mm. Semakin lama
Jawab:
waktu penggerusan yang dilakukan, akan didapatkan lebih
Kecepatan yang menyebabkan bola-bola baja akan
banyak material berukuran halus.
melekat pada liner, sehingga tidak terjadi penggerusan.
Penurunan rumus:
𝑚𝑚2
= 𝑚𝑚 cos ∝ G. Daftar Pustaka
𝑚
V pada proses dapat dinyatakan dalam: Barry A. Wills. Tim Napier-Munn 2006. Mineral
2𝑚𝑚𝑚
𝑚= Processing Technology: “An Introduction to the
60 Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral
Sehingga jika disubstitusikan:
Recovery”. Elsevier Science & Technology Books:
4𝑚2𝑚2𝑚2 Australia. (halaman 109-115)
cos ∝ =
602𝑚
0,0011 (𝑚 − 𝑚) 𝑚2 Kelly, G., W. 1982. Introduction to Mineral Processing.
cos ∝ = John Wiley & Son, New York. (halaman 127-157)
2
Kecepatan kritis terjadi saat α=0, sehingga nilai cos α=1.
0,0011 (𝑚 − 𝑚) 𝑚2 Operasi Pengecilan Ukuran. Diperoleh pada 26 April 2014
1= (pukul 21.00) dari http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/
2
2 pengolahan-mineral/kominusi-operasi-pengecilan-ukuran/.
𝑚 =
2

0,0011 (𝑚 − 𝑚)
42,3
𝑚=
√𝑚 − 𝑚
Kecepatan kritis dinyatakan dalam satuan putaran per
menit (rpm).

5. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi


penggerusan!
Jawab:
Abrasi, terjadi apabila putaran realtif rendah, sehingga
energi belum cukup untuk menghasilkan penggerusan
dengan cara kompresi dan impact.
Kompresi, semakin cepat putaran akan semakin banyak
terjadi impact asalkan tidak melebihi kecepatan kritis.
Hal ini disebabkan energi penggerusan telah tercapai.
Impact, semakin cepat putaran akan semakin banyak
terjadi impact asalkan tidak melebihi kecepatan kritis

F. Kesimpulan

Kominusi dapat dilakukan secara bertahap dengan crushing


(peremukan) dan grinding (penggerusan). Mekanisme
H. Lampiran

Gambar 7. Jaw crusher


Gambar 11. Foto Kelompok 2 PBG

Gambar 8. Roll crusher

Gambar 9. Hasil roll crusher dengan gape berbeda-beda (dari kiri:


ukuran gape = 0,5 cm; 1 cm; 1,5 cm)

Gambar 10. Ball mill

Anda mungkin juga menyukai