Anda di halaman 1dari 14

TUGAS NUTRASETIKA

 PREDIABETES

 DIABETES

 DIABETES – ASAM URAT

Disusun Oleh:

SILVIA

153202037

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENDAHULUAN

Memasuki era globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi

ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko penyakit

yang ditimbulkan. Masalah gizi ganda ini terdapat di masyarakat perdesaan dan

perkotaan. Masalah gizi ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku.

Untuk mengkoreksi masalah gizi ganda tersebut dapat dilakukan dengan

pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku gizi yang baik dan

benar, di samping pendekatan lain. Untuk itu diperlukan acuan/bahan

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perilaku gizi yang baik dan

benar.

Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan

5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam

jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu,

manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali

dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraiakan lebih rinci, maka

terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis

makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu. Bebarapa makanan

mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan

bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang vitamin A.

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan

timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang

diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan

sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang
satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain

sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai

masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis

bahan makanan, melainkan harus terdiridari aneka ragam bahan makanan.

Tujuan khusus program pangan dan gizi dalam mencapai Indonesia Sehat

2010 anatara lain :

(a) meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang

cukup serta kualitas yang memadi dan tersedia sepanjang waktu melalui

peningkatan bahan pangan dan penganekaragaman serta pengembangan produksi

olahan,

(b) meningkatkan penganekaragaman konsumis pangan untuk memantapkan

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,

(c) meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik dengan

menurunkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk

mencapai hidup sehat.

Di Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna pada

tahun 1950 dan sampai sekarang pedoman ini masih dikenal oleh sebagian anak

sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat ini sebenarnya adalah merupakan

bentuk implementasi PUGS.

Dalam pedoman umum gizi seimbang terdapat 13 (tiga belas) pesan yang perlu

diperhatikan yaitu :

(1) makanlah aneka ragam makanan,

(2) makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi,

(3) makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi,


(4) batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi,

(5) gunakan garam beryodium,

(6) makanlah makanan sumber zat besi,

(7) berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahkan MP-ASI

sesudahnya,

(8) biasakan makan pagi,

(9) minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya,

(10) lakukan aktivitas fisik secara teratur,

(11) hindari minuman yang beralkohol,

(12) makanlah makanan yang aman bagi kesehatan,

(13)bacalah label pada makanan yang dikemas.

Diabetes Melitus

DM tipe I

DM tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan absolute insulin.

Penyakit ini disebut diabetes mellitus dependen insulin (DMDI). Pengidap

penyakit ini harus mendapatkan insulin pengganti. Diabetes tipe I biasanya

dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun, dengan

perbandingan laki-laki sedikit lebih banyak daripada wanita. Karena insidens

diabetes tipe I memuncak pada usia remaja dini, maka dahulu bentuk ini disebu

sebagai diabetes juvenile. Namun, diabetes tipe I dapat timbul pada segala usia.

DM tipe II

DM tipe II adalah penyakit hiperglikemia akibat insensitivitas sel terhadap

insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang

normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pancreas, maka diabetes
mellitus tipe II dianggap sebagai noninsulin dependent diabetes mellitus

(NIDDM). Diabetes mellitus tipe II biasanya timbul pada orang yang berusia lebih

dari 30 tahun, dan dahulu disebut sebagai diabetes awitan dewasa. Pasien wanita

lebih banyak daripada pria.

Faktor-Faktor Penyebab Diabetes Melitus

95 %  Pola hidup yang tidak sehat, seperti :

• Terlalu banyak konsumsi makanan dengan kadar karbohidrat yang tinggi

• Kurangnya konsumsi makanan berserat

• Kurang tidur

• Merokok

• Mengkonsumsi alkohol

• Inaktifitas fisik

• Faktor genetik

• Penggunaan kontrasepsi pada wanita

5 %  Keturunan

Pemeriksaan Glukosa

Glukosa plasma puasa (fasting blood glucose)

N : <100 mg/dL ; Pra Diabetes : 100 – 125 mg/dL; DM : ≥126 mg/dL

Glukosa plasma sewaktu (ad random)

N : < 200 mg/dL ; DM : ≥ 200 mg/dL

Glukosa plasma 2 jam setelah mengkonsumsi glukosa (post prandial/uji

toleransi glukosa)

N : <140 mg/dL ; Pra Diabetes : 140 – 199 mg/dL; DM : ≥ 200 mg/dL


Prediabetes

Prediabetes merupakan suatu keadaan dimana nilai gu la darah seseorang lebih

tinggi dari normal, tapi tidak cukup tinggi bila diklasifikasikan dalam diabetes

mellitus tipe II dan pada prediabetes kemungkinan sudah terjadi kerusakan pada

jantung dan sirkulasi sistemik. Umumnya kondisi Prediabetes dapat memberikan

gejala yang sama seperti gejala Diabetes dengan kondisi yang samar ( tidak

tegas).

Tanda dan Gejala

Pradiabetes biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Pasien harus

memonitor tanda tanda dan gejala diabetes mellitus tipe 2, yakni:

- Poliphagia (Banyak makan atau selalu merasa lapar)

- Poliuria (Banyak berkemih)

- Polidipsia (Banyak minum atau selalu merasa haus)

- Penurunan berat badan yang tidak jelas

- Mudah lelah

- Penglihatan kabur

- Penyembuhan luka yang lambat

- Kesemutan atau kehilangan rasa di tangan atau kaki

Penyebab

- Gangguan tidur

- Riwayat keluarga diabetes

- Gangguan kadar glukosa dan / atau sindrom metabolik

- Kegemukan atau obesitas


Piramida Makanan bagi Penderita Diabetes Melitus

• Pasien diabetes sangat perlu mengetahui jenis-jenis makanan yang akan

mereka konsumsi untuk menghindari terjadi peningkatan kadar gula darah

yang tinggi.

• Pada dasarnya, pemberian obat anti diabetes bukanlah hal yang utama

untuk membantu menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes

melitus, namun pengaturan pola makanlah yang terpenting dilakukan oleh

penderita diabetes melitus

Tujuan Pembuatan Piramida Makanan bagi Penderita Diabetes Melitus

• Untuk mengatur kadar gula darah agar berada dalam batas-batas normal

• Untuk menurunkan berat badan bagi pasien diabetes melitus yang

memiliki kelebihan berat badan

• Untuk mencegah timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes melitus

di kemudian hari.

• Untuk mengatasi keadaan lain yang menyertai penyakit diabetes melitus,

seperti kadar kolesterol darah yang tinggi, tekanan darah tinggi

(hipertensi) dan keadaan gagal ginjal.

• Pasien diabetes dengan keadaan khusus lainnya seperti pasien yang

menderita infeksi kronis atau baru saja mengalami pembedahan serta

cedera berat, dan para wanita yang hamil atau menyusui, juga memerlukan

penambahan jumlah kalori serta protein bagi perbaikan dan pertumbuhan

jaringan.
Gambar 1. Piramida Makanan Diabetes Melitus

Keterangan Mengenai Piramida Makanan bagi Penderita Diabetes Melitus

• Kelompok I : Biji-Bjian dan Tepung

Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah biji-bijian dan tepung yang

banyak mengandung karbohidrat namun memiliki indeks glikemi rendah seperti

beras merah, gandum dan olahannya (mie & pasta), jagung, kacang polong,

kentang dan dedak

• Kelompok 2 : Sayur-sayuran

Sayuran merupakan pangan rendah lemak, rendah kalori dan kaya serta

pangan, vitamin, mineral, serat dan zat gizi mikro.

• Kelompok 3 : Buah-buahan

Kelompok buah-buahan ini juga terletak tepat di atas dasar piramida

makanan diabetes bersama dengan kelompok sayuran. Buah-buahan kaya akan

vitamin, mineral, serat dan juga karbohidrat serta fruktosa.


• Kelompok 4 : Susu

Kelompok susu dan hasil olahannya mengandung banyak protein dan

kalsium serta vitamin. Dari kategori susu pasien diabetes harus memilih produk

susu dengan kadar lemak rendah

• Kelompok 5 : Daging, Pengganti Daging dan Protein Lainnya (ikan


dan kacang-kacangan)
Konsumsi protein bagi penderita diabetes harus dalam takaran yang benar

(0,75 g / kg BB). Kelebihan konsumsi protein tidak diperbolehkan karena protein

yang tidak terpakai untuk membangun jaringan akan dipecah oleh hati menjadi

glukosa untuk energi serta urea yang harus dikeluarkan melalui ginjal. Hal ini

dapat memberatkan fungsi ginjal bagi pasien diabetes yang kebanyakan memiliki

komplikasi dengan ginjalnya.

• Kelompok 6 : Lemak, Minyak, Makanan Manis dan Alkohol

Kelompok makanan ini hanya boleh dikonsumsi sedikit oleh penderita

diabetes dan sebaiknya dihindari. Hal ini karena lemak merupakan substansi

dalam bahan makanan yang menghasilkan kalori terbesar (9,3 kkal/g)

dibandingkan dengan substansi lainnya. Terlalu banyak mengkonsumsi lemak

dapat menyebabkan obesitas yang akan memperparah penyakit diabetes melitus.

Selain enam kategori di atas, pembatasan garam atau natrium umumnya

perlu dilakukan pada penderita diabetes melitus. Hal ini disebabkan tekanan darah

tinggi atau hipertensi pada pasien-pasien diabetes dapat diperparah dengan

masukan natrium yang tinggi. Jika tak terkendali, penyakit hipertensi dapat

menimbulkan serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal.


Asam urat

asam urat atau gout adalah zat kimia yang dapat terbentuk dalam darah

dan kadarnya dapat meningkat lebih tinggi dari normal dan menyebabkan gout.

Sedangkan gout adalah kondisi medis yang biasanya ditandai dengan serangan

berulang dari artritiss inflamasiakut yang menunjukkan gejala antara lain

kemerahan, nyeri sendi, panas dan bengkak.

Satu diantara penyebab meningkatnya produksi asam urat adalah

meningkatnya asupan makanan yang mengandung purin misalnya ; hati, ginjal,

makanan kaleng, kacang-kacangan, bayam, gandum, asparagus, kembang kol,

jamur, dan minuman beralkohol.

Gout adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan

penyakit yang berkaitan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dapat terjadi karena

peningkatan sintesis prekursor purin asam urat atau penurunan

eliminasi/pengeluaran asam urat oleh ginjal, atau keduanya.

Asam urat adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam

urat ini biasanya akan dikuluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal.

Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat

secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan zat asam urat

ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian dan tempat-

lainnya termasuk di ginjal itu sendiri dalam bentuk kristal-kristal.

Penumpukan kristal-kristal asam urat pada persendian inilah yang

akhirnya menyebabkan persendian menjadi nyeri dan bengkak atau meradang.

Adapun penumpukan kristal-kristal asam urat pada ginjal akan menyebabkan

terjadinya batu ginjal. Berdasarkan pengertian asam urat inilah maka dapat kita
disimpulkan bahwa penyakit asam urat adalah penyakit yang terjadi akibat

kelebihan asam urat dalam darah yang kemudian menumpuk dan tertimbun dalam

bentuk kristal-kristal pada persendian.

Kadar asam urat normal dalam darah manusia pada pria adalah 3,5 mg/dl

sebelum pubertas dan 5,2 mg/dl setelah pubertas. Sedangkan pada wanita adalah

4 mg/dl usia pramenopause dan 4,7 mg/dl usia pascamenopaus. Peningkatan kadar

asam urat darah melebihi normal dapat terjadi karena peningkatan produksi atau

penurunan eksresi asam urat. Keadaan biokimia ini disebut hiperurisemia yaitu

kadar asam urat melebihi 7,0 mg/dl pada pria dan 6,0 mg/dl pada wanita.

Berdasarkan penyebabnya, gout dibagi menjdi dua bentuk yakni primer dan

sekunder.

 Gout Primer

Hampir 90% radang sendi yang menyerang merupakan gout primer. Gout

primer merupakan kasus gout yang penyebabnya tidak diketahui. Biasanya

terjadi akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh. Kelainan

metabolisme yang bisa menyebabkan gout adalah kelainan metabolisme

monosodium glutamat. Sebagaian besar penderita gout primer adalah laki-

laki berusia di atas 30 tahun dan jarang ditemukan pada wanita, kecuali

setelah memasuki masa menopause.

 Gout Sekunder

Gout sekunder adalah kasus radang sendi yang penyebabnya dapat

diketahui. Penyebab utama gout sekunder adalah penumpukan zat-zat


seperti kalsium oksalat, kalsiom pirofosfat anhidrous dan kalsium

hidrogen fosfit.

 Faktor luar, terutama asupan makanan dan minuman ke dalam tubuh.

Makanan berupa karbohidrat, protein dan selulosa masuk ke dalam tubu

dan akan melalui proses kimiawi untuk menghasilkan energi. Jika sumber

energi tersebut terlalu banyak mengandung purin, asam urat akan

menumpuk.

 Hilangnya aktivitas enzim urokinase. Enzim ini berfungsi utuk

mengoksidasi asam urat menjadi allotonin, yakni bentuk senyawa yang

lebih mudah larut. Jika kadar asam urat sudah terlalu tinggi, enzim

urokinase tidak akan mampu lagi bekerja.

 Obesitas (kegemukan)

TERAPI ASAM URAT

 Diet, misalnya pengurangan bahan-bahan yang kaya akan purin.

 Menghindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid

dan aspirin yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.

 Menghindari mminuman fermentasi dan mengandung alcohol

 Menghindari berbagai makanan laut, makanan kaleng dan berbagai macam

makanan jeroan.

 Buah-buahan tertentu seperti durian, alpukat dan air kelapa

 Membatasi makanan daging, seperti daging kambing, sapi, ayam

 Membatasi makanan kacang-kacangan seperti melinjo, tempe,

oncom. Sayur-sayuran seperti brokoli, kangkung, bayam, kol dan toge.

 Menghindari stress fisik dan mental


Kasus komplikasi DM dengan Asam Urat

Pak Budi berusia 40 tahun dengan BB 62 kg dan TB 167 cm menderita penyakit

asam urat dan prediabetes. Dengan KDG 220 mg/dL dan kadar asam urat 7

mg/dL. Diketahui bahwa pak Budi sangat nenyukai makanan seafood. Maka

pendekatan informasi nutrasetika apa yang dapat diberikan kepada pak Budi?

Ditinjau dari berat badan, maka BBI pak Budi adalah

BBI = (TB-100) × 90%

= (167-100) × 90%

= 60,3 kg

BB 62
IMT = TB2 = 1,672 = 22,23

Berdasarkan hasil perhitungan BBI dan IMT pak Budi masi tergolong normal.

Kebutuhan kalori per hari pak Budi = BBI x 30

= 60,3 x 30

= 1809 kkal

Maka, informasi yang diberikan kepada pak Budi adalah sbb:

1. Olahraga

Dianjurkan kepada pak Budi untuk melakukan olahraga ringan secara

teratur seperti melakukan jongging, bersepeda, jalan santai dll.

2. Pola makan yang sehat

Dianjurkan kepada pak Budi bahwa intensitas makan lebih sering dengan

porsi sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari.

Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan

produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak. Di samping jadwal


makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga porsi makanan

ringan di sela-sela waktu tersebut (selang waktu sekitar tiga jam).

Jenis makanan yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi dan

mengandung purin seperti nasi, daging berlemak, kerang-kerangan, udang,

kepiting, jeroan, kuning telur, dll. Juga makanan berlemak tinggi dan juga

makanan dengan kadar gula tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake,

coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran bisa dikonsumsi dalam

jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu

diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-

sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak

terlalu membebani kerja ginjal. Konsumsi makanan ataupun minuman

mengandung alkohol harus dihentikan ataupun dikurangi agar tidak

membenani organ tubuh lain.

3. Membatasi makanan kacang-kacangan

Makanan olahan kacang-kacangan ataupun bukan hendaknya tidak

dikonsumsi secara berlebihan, karena makanan ini banyak mengandung

purin yang dapat menyebabkan meningakatnya kadar asam urat.

4. Menghindari stress fisik dan mental

Stres dapat menyebabkan kadar glukosa darah naik. Singkirkan sebisa

mungkin apa pun yang menekankan fisik atau mental. Dapat dilakukan

teknik relaksasi seperti latihan pernapasan, yoga, dan meditasi dapat

sangat efektif jika memiliki diabetes tipe 2.

5. Berhentilah dari kebiasaan merokok

Anda mungkin juga menyukai