Anda di halaman 1dari 1

Pembaruan Agraria Di Indonesia: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Syarat Untuk

Merealisasikannya

Dalam konteks hukum positif Indonesia, pemahaman tentang pembaruan agraria sampai
saat ini masih terdapat kerancuan baik menyangkut mengenai pemahaman tentang aspek
etimologis, pemahaman historis maupun teoritisnya. Hal ini berawal dari kerancuan pemahaman
mengenai lingkungan agraria itu sendiri.
Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Agraria (UUPA)
karena berbagai kendala (stabilitas penyelenggaraan negara, konflik politik, kebutuhan yang
mendesak) akhirnya baru berhasil mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pertanahan saja
(Imam Soetikno, 1983:25). Hal ini sering dipandang sebagai kekurangan UUPA karena ruang
lingkup pengaturan UUPA tidak sesuai dengan judulnya. Istilah Agraria seharusnya menunjuk
pada obyek pengaturan yang lebih luas yakni mencakup segala sesuatu yang meliputi/berkenaan
dengan bumi, air, rung angkasa dan kekayaan alam yang ada di dalamnya.
Dalam perkembangannya kemudian kekurangan UUPA tidak segera diisi. Pengotakan
peraturan perundang-undangan dalam bingkai sektoral ini sudah berjalan lebih dari tiga
dasawarsa sehingga akhirnya diam-diam diterima sebagai kenyataan. Padahal pengotakan ini
mengkibatkan inkonsistensi antar perturan perundang-undangan sektoral. Ketidakkonsistenan ini
diakhiri dengan terbitnya Ketetapan MPR-RI Nomor IX/MPR-RI/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Kenyataannya setelah lima tahun Ketetapan MPR-
RI ini dikeluarkan, berbagai program nyata ataupun peratutan pelaksanaannya belum
terealisasikan.
Perkembangan paham negara modern yang dalam banyak hal dipengaruhi oleh paham
kapitalisme mempengaruhi restrukturasi hukum. Pada gilirannya hal itu juga berpengaruh
terhadap upaya pembaruan agraria di Indonesia karena kondisi tersebut menempatkan upaya
pembaruan agraria pada dinamika politik kemasyarakatan masyarakat Indonesia, political will
pihak penguasa/pemerintah menjadi faktor utama perwujudannya.
Hal realistis untuk mewujudkan upaya pembaruan agraria di Indonesia dalam konstelasi
Negara, Kapitalisme, dan hukum pada saat ini adalah dengan menjadikan upaya pembaruan
agraria sebagai suatu gerakan sosial. Upaya demikian menuntut energi yang tidak kecil karena
diperlukan pembentukan dan pengembangan jaringan organisasi dan asosiasi-asosiasi sosial.

Johan Erwin Isharyanto. 2006. Pembaruan Agraria Di Indonesia: Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi dan Syarat Untuk Merealisasikannya. Yogyakarta: Jurnal Media Hukum. Vol 13,
No. 2: 191-203

Anda mungkin juga menyukai