Anda di halaman 1dari 6

TEMU ILMIAH IPLBI 2016

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi


Tri Amartha Wiranata

Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Saat ini, isu penggunaan energi yang berlebihan telah mewabah di masyarakat. Penggunaan energi
yang berlebihan banyak ditemukan pada lingkungan rumah tangga. Penerapan rumah yang hemat
energi dapat dijadikan solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Namun, beberapa masyarakat tidak
memprioritaskan konsep tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan bagaimana per-
sepsi masyarakat mengenai kepentingan menerapkan konsep rumah hemat energi pada rumah
tinggal sehari – hari dan menentukan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan konsep
rumah hemat energi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner ke beberapa responden
lapisan masyarakat baik itu karyawan, wiraswasta, maupun mahasiswa. Data yang telah terkumpul
dianalisis menggunakan analisis kualitatif data teks. Hasil dari analisis tersebut akan menghasilkan
faktor – faktor yang menjadi alasan kepentingan menerapkan konsep rumah hemat energi dan
kriteria dalam penerapan rumah hemat energi.

Kata-kunci : Hemat energi, Konsumsi, Masyarakat, Rumah

Pengantar Penggunaan energi di Indonesia masih meng-


gunakan energi yang berasal dari fosil yang
Energi merupakan suatu bentuk sumber daya tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi,
atau tenaga yang digunakan oleh manusia untuk batu bara, gas alam dan sebagainya. Cadangan
membantu menjalani kehidupan mereka. Energi minyak bumi Indonesia hanya 1% dari ca-
sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup dangan minyak dunia, gas bumi 2%, batu bara
manusia. Dengan bertambahnya jumlah ma- 3,1% tidak akan mampu menyediakan ke-
nusia maka penggunaan energi juga akan butuhan energi nasional dengan laju per-
semakin bertambah. Maka dalam hal ini, energi tumbuhan yang tinggi (Iman Setiono, 2010).
merupakan hal yang sangat penting untuk
dilestarikan demi kelangsungan hidup manusia. Pada sektor rumah tangga, energi berfungsi
untuk penerangan, memasak, pemanas dan
Sebagai negara berkembang dengan separuh pendingin ruangan serta berbagai kegiatan ru-
penduduk tidak mempunyai akses terhadap mah tangga yang lain. Tiga jenis energi yang
energi komersial, pertumbuhan konsumsi energi mendominasi dalam konsumsi energi pada
di Indonesia sangat tinggi. Selama periode sektor rumah tangga adalah kayu bakar, minyak
1970-2003, pertumbuhan konsumsi energi akhir tanah dan listrik (Nuryanti, 2007). Penggunaan
di Indonesia mencapai rata-rata 7 persen per alat listrik yang tidak dikontrol dapat berdampak
tahun, sedangkan pertumbuhan energi primer pada penggunaan energi yang berlebihan se-
mencapai sekitar 8,5 persen per tahun. Angka hingga diperlukan perencanaan dan pengelolaan
tersebut jauh melebihi konsumsi energi dunia pemakaian energi skala rumah tangga sehingga
dan negara-negara APEC yang masing-masing masyarakat dapat ikut serta dalam upaya peng-
sekitar 2,6 persen dan 1,2 persen per tahun hematan energi.
(Mira Tri Wulandari dkk, 2013).
Hanya sedikit masyarakat sekarang ini belum
mengenal atau mengetahui tentang fungsi
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | D 111
Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

penerapan konsep rumah hemat energi. Namun penerapan konsep rumah hemat energi. Selain
Pengetahuan masyarakat akan pentingnya dari pertanyaan tersebut, responden juga ter-
hemat energi dan upaya penghematan energi lebih dahulu diminta mengisi usia, pendidikan
listrik di rumah tangga sudah ada, tetapi belum terakhir, dan pekerjaan.
tercerminkan dalam perilakunya (Detti Dar-
mayanti dkk, 2012). Oleh karena itu, perlu Metode Analisis Data
diadakan kajian mengenai bagaimana persepsi
masyarakat tentang kepentingan penerapan Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan
rumah hemat energi dan hal – hal apa saja yang menggunakan 3 tahapan analisis yaitu open-
perlu dilakukan untuk mewujudkan rumah coding, axial coding dan selective coding. Open-
tersebut. coding merupakan tahapan untuk meng-iden-
tifikasi kata kunci dari uraian jawaban para
Metode responden. Tahap selanjutnya yaitu menggu-
nakan tahap axial-coding, yakni merupakan
Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah tahap pembuatan kategori dari kata kunci yang
metode peneletian kualitatif dengan pendeka- telah didapatkan terlebih dahulu. Tahap terakhir
tan Grounded Theory (Creswell, 2008). Data yaitu selective coding yang merupakan tahap
yang dikumpulkan berupa data teks yang menentukan hubungan antar kategori yang
bersifat eksploratif (Goat & Wang, 2002) hal ini mempunyai kedekatan.
dimaksudkan untuk memunculkan variasi infor-
masi ataupun jawaban yang diberikan oleh Karakteristik Responden
responden.
Total responden berjumlah 134 orang. Karakte-
Dengan penerapan metode tersebut data diha- ristik responden dibagi dalam tiga pembagian,
rapkan dapat beragam dan bersifat terbuka. yaitu berdasarkan usia, pendidikan terakhir, dan
Data yang akan ditemukan yaitu tentang per- pembagian menurut pekerjaan. Dapat diliat
sepsi masyarakat mengenai kepentingan mene- pada gambar 1 usia responden terbanyak yaitu
rapkan konsep rumah hemat energi serta usia 24 tahun sebanyak 46 orang. Pada gambar
mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan 2 dapat dilihat tingkat pendidikan terakhir dari
untuk mewujudkan konsep tersebut. Hal ter- responden pada umumnya di dominasi oleh S1
sebut yang mendasari dalam pemilihan metode dengan jumlah 109 orang, S2 15 orang dan SMA
penelitian kualitatif dengan data teks yang 10 orang. Sedangkan pada gambar 3 men-
bersifat eksploratif. jelaskan tentang pekerjaan responden yang
didominasi oleh mahasiswa sebanyak 68 orang,
Metode Pengumpulan Data dilanjutkan karyawan 35 orang, wiraswasta 12
orang, pengangguran 11 orang, dosen 5 orang
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan dan arsitek 3 orang.
cara survei kuesioner yang berupa pertanyaan
yang sifatnya terbuka (open-ended). Untuk 3… 3
4
mendapatkan data yang bervariasi kuesioner 3… 2
1
disebar secara bebas dengan metode (non-ran- 3… 1
1
dom sampling). Kuesioner tersebut disebar 3… 3
3
melalui social media seperti line dan whatsapp. 2… 7
6
Kuesioner disebar ke berbagai kalangan ma- 2… 8
10
syarakat namun khususnya hanya pada karya- 2…
27
46
2… 9
wan ataupun mahasiswa yang memiliki tingkat 2
2… 1
pendidikan yang cukup untuk menjawab per-
0 10 20 30 40 50
tanyaan – pertanyaan yang sifatnya ilmiah.
Gambar 1. Histogram usia responden
Kuesioner disusun berdasarkan pertanyaan ter-
buka mengenai persepsi masyarakat dalam
D 112 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Tri Amartha Wiranata
bahan bakar makin meningkat”, dan “populasi
dan polusi makin bertambah”.
10
15 Sedangkan contoh kutipan jawaban teks dari
pertanyaan tentang hal – hal apa yang perlu
diperhatikan untuk mewujudkan rumah yang
hemat energi adalah sebagai berikut.
109
“Bisa menggunakam solar panel atau Rain water
harvest, atau biogas. Sebenarnya banyak yang
S1 S2 SMA bisa dilakukan. Dari yang sederhana saja seperti
mematikan listrik disaat tidak perlu sudah cukup.”
(Mahasiswa)
Gambar 2. Histogram pendidikan terakhir responden
Berdasarkan paparan dari responden tersebut,
didapatkan kata kunci yakni “bisa menggunakan
solar panel”, “atau rain water harvest”, dan
12 3 5 “atau biogas”.
11
35 Selanjutnya, dilakukan tahap axial-coding yaitu
pengelompokan beberapa kata kunci yang
dianggap memiliki makna yang sama dan mem-
bentuk menjadi satu kata dan digunakan se-
68
bagai kategori untuk langkah selanjutnya. Pada
pertanyaan alasan kepentingan penerapan ru-
Arsitek mah hemat energi ditemukan 7 kategori. Tahap
Dosen
Karyawan ini dapat diliat melalui contoh tabel berikut.
Mahasiswa
Pengangguran Tabel 1. Contoh axial-coding kepentingan hemat
energi
Gambar 3. Histogram pekerjaan responden
No Kategori Kata Kunci
Analisis dan Interpretasi
Menghemat Ekonomi
Tahap pertama yang dilakukan pada analisis Jumlah tagihan bulanan
berkurang
data ialah tahap open-coding atau disebut se-
Akan lebih efisien biaya
bagai tahapan mengidentifikasi dan menentukan Hemat Dapat menghemat
kata kunci dari data teks yang ada. Contoh 1 Biaya tagihan listrik
kutipan jawaban teks dari pertanyaan tentang Lebih ekonomis
alasan responden mengenai pentingnya mene- Bermanfaat dalam
rapkan rumah hemat energi pada rumah tinggal mereduksi biaya
adalah sebagai berikut. kehidupan sehari - hari

“Mengingat makin menipisnya energi yg dpt Membantu menjaga


terbaharukan. Harga bahan bakar makin mening- bumi
Menciptakan bangunan
kat, populasi dan polusi makin bertambah,
yang bersahabat dengan
sedangkan cadangan energi dan alternatif masih Pelestarian lingkungan sekitar
minim.” (Karyawan) 2
Lingkungan Tidak merusak alam
Berdasarkan paparan dari responden tersebut, Akan memperlambat
climate change
didapatkan beberapa kata kunci yakni “menipis-
Ramah lingkungan
nya energi yang dapat terbaharukan”, “harga

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | D 113


Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Sedangkan pada pertanyaan hal – hal yang


dapat dilakukan untuk menerapkan konsep ru-
Rumah Terlalu Boros 2
mah hemat energi ditemukan 11 kategori.
Tahap axial-coding dapat diliat dari beberapa
contoh pada tabel berikut. Pertambahan Populasi 2

Tabel 2. Contoh axial-coding mewujudkan hemat Memberikan Kenyamanan 13


energi

Sustainable 19

No Kategori Kata Kunci


Pemilihan bahan Pelestarian Lingkungan 34
pembangunan rumah
Ventilasi Hemat Biaya 31
Sirkulasi udara dan
pencahayaan
Memaksimalkan Hemat Energi 44
Desain pencahayaan dan
1 Rumah penghawaan 0 10 20 30 40 50
Penggunaan material yang
ramah lingkungan Gambar 4. Analisis distribusi alasan kepentingan
Keberadaan ventilasi untuk konsep rumah hemat energi
pertukaran udara dan
pencahayaan Alasan utama yang mendasari kenapa konsep
Desain hemat energi itu sangat penting untuk diterap-
kan pada kehidupan sehari – hari karena dapat
Penggunaan energi listrik
harus dikurangi memberikan sumbangsi kepada pelestarian
Mengurangi penggunaan energi yang ada di bumi. Alasan kedua dilanjut-
Perilaku
energi listrik dan air kan dengan alasan mengenai pelestarian ling-
2 Hemat
Penggunaan alat elektronik kungan. Urutan ketiga ialah alasan hemat biaya
Energi
yang harus dikurangi
dilanjutkan alasan sustainable, memberikan ke-
Pengelolaan dan
penggunaan air yang benar nyamanan, rumah terlalu boros, dan pertam-
bahan populasi.
Setelah ditemukan beberapa kategori dari tahap
axial-coding maka tahap selanjutnya yaitu Hasil analisis distribusi hal – hal yang diperlukan
menganalisis jumlah frekuensi tiap kategori dalam mewujudkan konsep hemat energi dapat
dengan menggunakan analisis distribusi. Hal ini dilihat pada Gambar 5. Pada gambar tersebut
dilakukan untuk menentukan kategori mana dapat dilihat bahwa kategori yang memiliki
yang dominan dan tidak dominan. frekuensi tertinggi ialah “Desain Rumah” sebesar
71 (36,7%) setelah itu “Hemat Energi” 33
Hasil analisis distribusi alasan kepentingan kon- (17,1%) dilanjutkan oleh “Energi Alternatif” 26
sep rumah hemat energi dapat dilihat pada (13,4%), “Regulasi Pemerintah” 15 (7,7%),
Gambar 4. Pada gambar tersebut dapat dike- “Lansekap” 9 (4,6%), “Ramah Lingkungan” 12
tahui bahwa kategori yang memiliki frekuensi (6,2%),%), “Hemat Biaya” 10 (5,1%), Lansekap
tertinggi ialah “Hemat Energi” sebesar 44 9 (4,6%) “Kesadaran Penghuni” 8 (4,1%)
(30,3%) selanjutnya “Pelestarian Lingkungan” “Lokasi Site” 4 (2,0%), “Pengelolahan Limbah” 3
dengan 34 (23,4%) dan dilanjutkan oleh “Hemat (1,5%), dan “Maintenance” 2 (1,0%).
Biaya” 31 (21,3%), “Sustainable” 19 (13,1%),
“Memberikan Kenyamanan” 13 (8,9%), “Pertam-
bahan Populasi” 2 (1,3%) dan “Rumah Terlalu
Boros” 2 (1,3%).

D 114 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016


Tri Amartha Wiranata

Lokasi Site 4 Desain Rumah (71)


Regulasi Pemerintah (15)
Maintenance 2
Mahasisw a (68)
Pengolahan Limbah 3 Lansekap (9)
Energi Alternatif (25)
Lansekap 9
Hemat Energi (31)
Kesadaran Penghuni 8 Karyaw an (35)
Ramah Lingkungan (12)
Ramah Lingkungan 12
Hemat Biaya (9)

Energi Alternatif 26 Pengangguran (11)


Kesadaran Penghuni (8)
Hemat Biaya 10
Dosen (5)

Regulasi Pemerintah 15 Arsitek (3)


Maintenance (2)
Hemat Energi 33
Pengolahan Limbah (3)

Desain Rumah 71 Lokasi Site (4)


Wirasw asta (9)
0 20 40 60 80
Gambar 6. Analisis korespondensi antara jenis
Gambar 5. Analisis distribusi hal – hal yang diper- pekerjaan responden dengan hal – hal yang diper-
lukan dalam mewujudkan konsep hemat energi lukan dalam mewujudkan konsep hemat energi

Hal ini menunjukan bahwa hal yang utama yang Responden yang pada umumnya berprofesi
diperlukan dalam penerapan konsep rumah he- sebagai mahasiswa memiliki kedekatan dengan
mat energi ialah desain rumah yang sesuai faktor regulasi pemerintah hal ini menunjukkan
dengan kaidah – kaidah hemat energi. Selan- bahwa kebanyakan mahasiswa lebih menuntut
jutnya alasan berperilaku hemat energi menjadi pada regulasi pemerintah baik itu aturan atau-
alasan kedua. Faktor selanjutnya ialah alasan pun publikasi kepada masyarakat tentang pene-
energi alternatif dilanjutkan dengan alasan rapan rumah hemat energi. Selain itu responden
regulasi pemerintah, faktor ramah lingkungan, mahasiswa lebih mengutamakan pada konsep
faktor hemat biaya, faktor lansekap, faktor bangunan yang lebih mementingkan pada pro-
kesadaran penghuni, faktor lokasi site, faktor ses keberlanjutan.
pengolahan limbah, dan faktor maintenance.
Faktor – faktor tersebut merupakan faktor yang Bagi responden yang berprofesi karyawan, lebih
mempengaruhi dalam penerapan konsep rumah mengutamakan pada pola hidup yang hemat
hemat energi. energi dengan tidak menggunakan energi se-
enaknya. Selain itu, penggunaan energi alter-
Analisis dilanjutkan pada tahap selective coding natif juga sangat dituntut oleh para karyawan.
melalui analisis korespondensi. Analisis ini dila- Faktor bangunan yang lebih memperhatikan
kukan untuk menentukan hubungan kedekatan keadaan lingkungan memiliki kedekatan dengan
pekerjaan responden dengan faktor – faktor responden yang berprofesi sebagai karyawan.
yang telah ditemukan pada tahap axial coding
mengenai hal – hal yang diperlukan dalam Untuk responden pengangguran memiliki kede-
mewujudkan konsep hemat energi. Pada tahap katan dengan faktor hemat biaya dalam pencip-
ini akan dilihat hubungan antara jenis pekerjaan taan rumah hemat energi. Sedangkan dosen,
responden dengan faktor dalam mewujudkan arsitek dan wiraswasta lebih menekankan pada
rumah hemat energi. Analisis dilakukan dengan faktor kesadaran penghuni, maintenance, peng-
menggunakan sistem cluster dimana hasil dari olahan limbah, dan lokasi site.
analisis tersebut dapat di lihat di gambar 6.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | D 115


Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Kesimpulan

Terdapat beberapa faktor yang diperlukan untuk


mendukung terciptanya konsep rumah hemat
energi yakni faktor bahwa konsep tersebut
dapat meminimalisir penggunaan energi khusus-
nya di skala rumah tangga. Selain itu alasan
pelestarian lingkungan dan hemat biaya juga
menjadi faktor penting dalam penerapan konsep
tersebut.

Kriteria dalam mewujudkan rumah tinggal yang


sifatnya hemat energi, ialah memperhatikan
bagaimana desain rumah tersebut baik itu pada
bukaan sehingga pencahayaan dan penghawaan
alami dapat disalurkan kedalam rumah. Selain
itu, perilaku untuk hemat energi sangat diprio-
ritaskan oleh masyarakat saat ini. Penggunaan
energi alternatif juga dapat menjadi solusi
dalam mengatasi masalah krisis energi.

Daftar Pustaka

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
California: Sage Publications, Inc.
Damayanti, Detti dkk (2012). Kajian Tentang Isu
Hemat Energi pada Rumah Tinggal melalui
Penelusuran Interaksi di Antara Aktor. Jurnal Studi
Pembangunan SAPPK V1N1 Institut Teknologi
Bandung. 43 – 52.
Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research
Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Nuryanti dkk (2007). Analisis Karakteristik Konsumsi
Energi Pada Sektor Rumah Tangga di Indonesia.
Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir Sekolah
Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN. 171 – 182.
Setiono, Iman (2010). Perencanaan dan Pengelolaan
Pemakaian Energi pada Rumah Tinggal Suatu
Tinjauan dari Pemakaian Energi Listrik. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.
A.24 – A.27.
Tri Wulandari, Mira dkk (2013). Kajian Emisi Co2
Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga
Sebagai Penyebab Pemanasan Global (Studi Kasus
Perumahan Sebantengan, Gedang Asri, Susukan RW
07 Kab. Semarang). Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
2013. 435 – 440.

D 116 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Anda mungkin juga menyukai