Ratna
Darmokali Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
1. Pekerjaan Pemancangan
2. Pekerjaan Abutmen
3. Pekerjaan Pier Head/ Pilar
4. Pekerjaan Balok Girder
Pekerjaan Pier Head sebagai fokus utama akan dijelaskan secara detail di bab 5
2
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
3 Kondisi Lapangan
Proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses JL. Ratna – Darmokali
Surabaya terletak pada denah lokasi seperti berikut :
3
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
4
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktekkan
aspek-aspek material dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga
dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan
konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek
pembangunan.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi
didasari dari proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan
menyelesaikan proyek tersebut dalam bentuk bangunan fisik secara efisien dan
efektif. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek
teknis pelaksanaan manajemen kostruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannya.
Proses proyek konstruksi dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan
serah terima. Selama proses berlangsung, beberapa aspek teknis yang berkaitan
dengan proses, perlu diketahui. Aspek teknis yang umum dilakukan terdistribusi
dalam :
1. Perencanaan (Planning)
2. Penjadwalan (Scheduling)
3. Pengendalian (Controling)
Hal ini untuk mencapai tujuan proyek yaitu menghasilkan bangunan fisik yang
mempunyai variabel biaya-mutu-waktu yang optimal. Sebagaimana diketahui
bahwa ketiga variabel tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Dalam suatu proyek pasti sering ditemui penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi, baik berupa penyimpangan mutu, biaya maupun waktu. Maka pengawasan
perlu dilakukan agar kejadian-kejadian yang menghambat penyelesaian suatu
proyek dapat diatasi. Setelah pengawasan dilakukan diperlukan tindakan
pengendalian untuk penyimpangan tersebut.
Pengawasan konstruksi berupa kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi
atau kegiatan manajemen konstruksi. Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi
5
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
bangunan meliputi pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan pada tahap
pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelayakan fungsi bangunan dan
dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengendalian adalah suatu proses pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi
secara sistematis agar konsisten dengan ekspektasi yang terdapat dalam rencana,
target dan standar kinerja. Jadi pengendalian yang efektif memerlukan informasi
mengenai standar kinerja dan kinerja aktual, serta tindakan yang diambil untuk
mengoreksi segala penyimpangan.
Jadi keterkaitan antara pengawasan dan pengendalian sangat berpengaruh
apabila pengawasan yang dilakukan terjadi penyimpangan di proyek maka yang
harus dilakukan adalah tindakan pengendalian atau kontrol agar proyek berjalan
dengan benar sesuai yang acuan yang ditetapkan.
6
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Struktur Organisasi
7
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Berikut adalah penjelasan mengenai tugas dari setiap anggota organisasi yang terdapat
pada struktur organisasi diatas, yaitu sebagai berikut :
1. Project manager
Project Manager merupakan pimpinan pada proyek di lapangan, dimana
tugas utama pada jabatan Project Manager yaitu memimpin/mengkoordinasi,
merencanakan dan membuat laporan mengenai kinerja para tim dalam
mencapai target proyek Jembatan Ratna sesuai dengan perencanaan bisnis
perusahaan.
2. Site manager
Site Manager bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan,
serta melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak., dan juga mmemberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan
kepada pelaksana dalam menunjang pelaksanaan proyek Jembatan Ratna.
3. Quantity Surveyor (QS)
Bertanggungjawab untuk mengecek penggunaan material apakah sudah
sesuai dengan apa yang dihitung oleh estimator dan mengecek setiap gambar
shop drawing apakah terjadi perubahan dari apa yang telah dihitung
sebelumnya. Perbedaan QS dengan QC, Quality control bertugas mengecek
kualitas/baik buruknya pekerjaan sedangkan quality surveyor bertugas
mengecek kuantitas/jumlah pekerjaan.
4. Drafter
Bertugas membuat gambar pelaksanaan dilapangan, menjelaskan kepada
pelaksana/surveyor, menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi
dilapangan dan membuat gambar asbuilt/ gambar akhir pekerjaan (setelah
tidak ada lagi perubahan yang terjadi dilapangan).
5. Kepala pelaksana
Tugas kepala pelaksana diantaranya yaitu melaksanakan semua tugas dan
pekerjaan sesuai bestek yang telah diorder dan memberikan laporan semua
hasil kerja kepada manajer proyek, mengawasi pekerjaan para pelaksana dan
mandor apakah sudah sesuai dengan bestek dan gambar bestek.
8
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
6. Site engineer
Site Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek yang memiliki
tugas dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan
seluruh shop drawing, membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan,
menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan. Selain itu,
juga membuat metode pelaksanaan yang diperlukan oleh proyek dan waktu
kerja yang diperlukan.
7. Admin
Tugas dari Admin Proyek adalah membuat laporan keuangan proyek,
laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-
lain. Serta mengurus semua kegiatan administrasi yang ada di proyek.
8. Surveyor
Bertanggung jawab dalam pengumpulan data dilapangan, seperti
menentukan elevasi kedalaman galian, menentukan as bangunan, membuat
serta menghitung penurunan gedung pada waktu yang ditentukan.
9. Pelaksana
Tugas dari Pelaksana adalah bertanggung jawab terhadap bidang
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan..
10. Kepala Mekanik
Bertanggungjawab untuk mengidentifikasi komponen utama mesin/ alat
berat pada proyek, melakukan pemeliharaan, dan melakukan perbaikan ringan
paada alat berat.
11. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Bertanggungjawab menerapkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi, Mengevaluasi prosedur dan
instruksi kerja penerapan ketentuan K3, Mengevaluasi penanganan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat yang terjadi
di proyek Jembatan Ratna tersebut.
12. Logistik proyek
Bertugas mengatur pemeliharaan, pengiriman, dan pengecekan mutu alat
yang dibutuhkan dan dikoordinasikan dengan Pimpinan Proyek.
9
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
10
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
11
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
12
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
2.5.4 Pengendalian K3
Pengendalian K3 yang dilakukan dengan cara menata rapi bahan
material yang ada diproyek agar tidak terjadi kecelakaan seperti terjatuh.
Serta menciptakan lapangan proyek yang bersih, misalnya saja ditempat
proyek harus disediakan toilet untuk para pekerja, hal ini menghindari
tertularnya berbagai macam penyakit
13
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
BAB III
MATERIAL KONSTRUKSI DAN PERALATAN KERJA
14
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
15
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
1. Air
Dalam proyek pembangunan Jembatan Ratna, air diperlukan sebagai
bahan campuran beton ringan; curing beton; penyiraman lantai kerja; dan
kebutuhan aktifitas pekerja. Dimana sumber air yang di gunakan dalam proyek
tersebut meliputi air PDAM dan air Sungai Darmo Kali yang merupakan
sumber air terdekat dengan lokasi proyek.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.1. Air Sungai Darmo Kali
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.2. Curing Sumber Air PDAM
16
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
2. Agregat Kasar
Agregat kasar pada proyek pembangunan Jembatan Ratna digunakan
sebagai salah satu komposisi bahan campuran beton ringan dalam
pencapaian mutu yang di rencanakan yaitu sebesar K250. Dimana agregat
kasar merupakan komponen utama yang mempengaruhi kekuatan beton
dengan memenuhi syarat ukuran butiran berkisar 5 – 40 mm.
17
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.3. Material Pasir dan Kerikil
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.4. Bahan Campuran Beton Ringan K250
18
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
3. Batu Kali
Batu kali pada proyek Jembatan Ratna difungsikan sebagai pondasi
menerus perkerasan jalan dan dinding penahan tanah pada tanah timbunan
Jembatan Ratna. Dimana batu kali yang digunakan harus memenuhi
syarat, yaitu tidak berpori dengan ukuran maksimal 20 cm.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.5. Pengangkutan Batu Kali Ke Sisi Barat
4. Sirtu
Material sirtu merupakan tanah yang memiliki komposisi ukuran
butiran yang tidak seragam, yang terdiri atas material pasir hingga material
batuan. Kegunaan dari material sirtu pada proyek pembangunan Jembatan
Ratna adalah sebagai tanah timbunan untuk mencapai elevasi permukaan
tanah rencana dan merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki
kondisi tanah proyek Jembatan Ratna, dimana tinggi timbunan yang
direncanakan bervariasi.
19
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.6. Material Sirtu
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.7. Proses Pengurugan Tanah Timbunan
20
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
5. Base Course
Merupakan material yang terdiri atas campuran batuan, pasir,
maupun abu batu. Dimana perbandingan komposisi base course dapat di
pesan sesuai dengan permintaan konsumen.
Spesifikasi jenis base course yang digunakan pada proyek pembangunan
Jembatan Ratna, meliputi :
1. Base Course A dengan ketebalan rencana lapisan sebesar 25 cm dan
memenuhi syarat perencanaan CBR minimum 90%.
2. Base Course B dengan ketebalan rencana lapisan sebesar 30 cm dan
memenuhi syarat perencanaan CBR minimum 60%.
Fungsi dari material base course adalah sebagai lapisan pondasi
perkerasan lentur ruas jalan Jembatan Ratna.
`
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.8. Material Base Course
21
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
6. Block Beton
Merupakan bahan pabrikasi yang terbuat dari bahan campuran beton
dengan komposisi sesuai mutu rencana. Dimana fungsi dari block beton
pada proyek pembangunan Jembatan Ratna adalah sebagai perkerasan
jalan jalur pedestrian.
Spesifikasi jenis block beton yang digunakan pada proyek Jembatan Ratna
adalah, sebagai berikut :
1. Paving Stone
Paving di pasang pada area pedestrian Jembatan Ratna yang berfungsi
sebagai perkerasan ruas jalan jalur pedestrian. Dimana mutu kuat tekan
paving yang di pesan sebesar K300 dengan ketebalan 6 cm.
2. Topi Uskup Stone
Topi Uskup di pasang pada tepi paving stone yang berfungsi sebagai
pengunci paving stone, agar paving stone tidak bergeser. Dimana mutu
kuat tekan topi uskup yang di pesan sebesar K350 dengan ketebalan 6
cm.
3. Kanstein
Kanstein di pasang pada tepi pedestrian yang berfungsi sebagai kerb
atau pembatas area jalur kendaraan dengan jalur pedestrian yang
memiliki perbedaan elevasi sebesar 25 cm. Dimana dimensi kanstein
yang digunakan dalam proyek pembangunan Jembatan Ratna adalah
ukuran 40 x 15 x 25 cm.
22
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.9. Pemasangan Paving Stone
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.10. Pemasangan Kanstein atau Kerb Pada Trotoar Jembatan Ratna
23
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
24
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.11. Penggunaan Kayu dan Triplek sebagai Bekisting
8. Tiang Pancang
Struktur pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Jembatan
Ratna adalah pondasi tiang pancang kelompok, dimana tiang pancang yang
di pesan merupakan produk pabrikasi dari PT. Wijaya Karya Beton.
Alasan penggunaan tiang pancang sebagai struktur pondasi pada proyek
Jembatan Ratna adalah, mengingat elevasi permukaan tanah terletak di
bawah elevasi permukaan air Sungai Darmo Kali, sehingga tiang pancang
sangat efektif digunakan pada studi kasus tersebut. Fungsi utama dari
pondasi tiang pancang adalah meneruskan beban struktur jembatan ke
dalam tanah. Dimana titik lokasi pemancangan dilakukan pada bagian
jembatan yang berfungsi sebagai pier head dan abutment jembatan.
Spesifikasi tiang pancang yang digunakan pada proyek Jembatan Ratna
adalah, sebagai berikut :
1. Pier Head
Tiang pancang yang digunakan merupakan tiang pancang “Tipe C”
dengan penampang lingkaran berdiameter 50 cm ( D-50cm ), dimana
25
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
2. Abutment
Tiang pancang yang digunakan merupakan tiang pancang “Tipe C”
dengan penampang lingkaran berdiameter 50 cm ( D-50cm ), dimana
panjang satu titik tiang adalah 20 meter dengan nilai N rencana (
jumlah pukulan tiang pancang pada setiap kedalaman ) sebesar 16
pukulan.
Pemancangan pondasi pada bagian abutment Jembatan Ratna di
rencanakan secara berbeda, yaitu pemancangan secara tegak lurus dan
pemancangan dengan perbandingan kemiringan 1H : 10V.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.12. Pondasi Pier Head Jembatan Ratna.
26
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
9. Voided Slab
Dalam proyek pembangunan Jembatan Ratna, voided slab merupakan
girder yang berfungsi sebagai penyalur beban sendiri dan beban di atas
girder (beban lalu lintas) ke bagian struktur di bawahnya (pier atau
abutment). Dimana voided slab merupakan produk pabrikasi yang di pesan
dari PT. Wijaya Karya Beton dengan pemesanan sesuai spesifikasi
permintaan. Spesifikasi voided slab yang di pesan dalam proyek
pembangunan Jembatan Ratna adalah voided slab sistem post-tenstioning
prestress dengan mutu K350 serta panjang 7 meter dan 15 meter.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.13. Pemasangan Girder Voided Slab Jembatan Ratna
27
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.14. Tulangan Ulir Abutment Jembatan
28
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.15. Tulangan Ulir Sloof dengan Sengkang Ikat Tulangan Polos
11. Beton
Beton yang di gunakan proyek Jembatan Ratna ada 2 macam, antara
lain :
1. Beton Ready Mix
Merupakan pengolahan bahan campuran beton di tempat produksi dengan
mutu sesuai permintaan konsumen. Beton ready mix yang di pesan oleh
proyek Jembatan Ratna merupakan produk dari PT. Surya Beton, dengan
spesifikasi “mutu beton kelas B (K350)” yang digunakan untuk
pengecoran pada struktur yang menerima beban tinggi, yaitu abutment;
pier; dan plat lantai jembatan. Dimana PT. Surya Beton menerima
pemesanan beton ready mix minimum 4m³.
2. Beton Ringan K250
Merupakan pengolahan bahan campuran beton di lapangan, dimana
komposisi semen; pasir; dan kerikil harus mencapai mutu beton yang
direncanakan, yaitu sebesar K250. Beton ringan digunakan untuk
pengecoran pada plat trotoar dengan ketebalan rencana sebesar 12 cm;
kolom (25 x 25 cm); sloof; pile cap; maupun pondasi strauss (D30)
29
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.16. Proses Pengecoran Abutment Sisi Barat
12. Semen
Jenis dan produk semen yang digunakan pada proyek pembangunan
Jembatan Ratna adalah, sebagai berikut :
1. Sika Grout 215
Merupakan semen grouting produk PT. Sika Indonesia yang digunakan
untuk mengisi rongga struktur beton yang keropos atau proses
pengecoran yang tidak sempurna dan sebagai mortar fillet (pinggulan
sudut) dudukan bearing pad.
2. Semen Gresik PPC
Merupakan semen portland produk PT. Semen Indonesia yang
digunakan sebagai bahan adukan pasangan pondasi batu kali (1Pc
:4Ps) serta sebagai bahan campuran beton ringan dalam mencapai
mutu beton rencana sebesar K250 pada struktur kolom; sloof; plat
trotoar; pile cap; maupun pondasi
30
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.17. Material Semen Proyek Jembatan Ratna
13. Wiremesh
Merupakan tulangan rakitan pabrikasi yang digunakan pada struktur
plat lantai trotoar dan plat lantai jembatan pada proyek Jembatan Ratna
dengan ketebalan plat yang di rencanakan adalah sebesar 20 cm. Dimana
spesifikasi wiremesh yang dipesan oleh proyek Jembatan Ratna adalah
Wiremesh M9 Spasi 150 x 150 mm dalam bentuk lembaran dengan ukuran
2.1 x 5.4 meter.
31
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.18. Pengecoran Plat Lantai Jembatan dengan Wiremesh
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.19. Tulangan Wiremesh Pabrikasi
32
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
dengan bangunan dibawahnya (abutment dan pier head). Selain itu, bearing
pad juga berfungsi sebagai peredam getaran untuk mengatasi gaya horizontal
akibat gaya rem yang bekerja pada jembatan. Dimana jumlah bearing pad
yang di pasang pada abutment sebanyak 20 buah dan pada pier head
sebanyak 40 buah.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.20. Pemasangan Bearing Pad Pada Pier Head
15. Aspal
Jenis perkerasan yang direncanakan pada proyek pembangunan
Jembatan Ratna adalah jenis perkerasan komposit (semi rigid pavement),
dimana jenis lapis permukaan yang digunakan adalah lapisan aspal beton
(LASTON) berupa “Aspal AC-WC” dengan ketebalan rencana sebesar 5 cm.
Aspal AC-WC merupakan lapisan permukaan perkerasan yang terdiri atas
komposisi aspal dengan campuran beton, dengan fungsi sebagai lapisan aus
(lapisan pelindung struktur perkerasan) serta sebagai penahan atau pemikul
beban lalu lintas. Dimana syarat ukuran butiran maksimal yang digunakan
sebagai bahan campuran Aspal AC-WC adalah sebesar 19 mm.
33
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
17. Ijuk
Pada proyek Jembatan Ratna, ijuk digunakan sebagai proses dalam
memfilter atau menyaring air di dalam pipa drainase yang terbuat dari bahan
serabut kelapa.
34
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.21. Pengikatan Tulangan Dengan Kawat Bendrat
20. Ubin
Pada proyek Jembatan Ratna, ubin akan dipasang pada lantai atau lajur
trotoar. Dimana ubin yang direncanakan berbahan porcelain tile atau granite
tile dengan ukuran 40 x 40 cm.
35
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.22. Excavator Proyek Jembatan Ratna
36
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
2. Crawler Crane
Alat berat crawler crane yang digunakan pada proyek Jembatan
Ratna merupakan merek Sumitomo Crawler Crane LS 118 RH-5,
dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Kapasitas Daya : 547 W
2. Kapasitas Muatan : 50 ton
Jenis alat berat ini sangat membantu metode pelaksanaan pengangkutan
girder voided slab post-tensioning prestress ke tumpuan abutment dan
pier jembatan; membantu proses pemancangan dalam pengangkutan
tiang pancang ke lokasi terdekat; dan pemasangan pile driver pada rick
crane untuk memancang, dimana alat berat ini dapat ditegakkan 360º
secara vertikal.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.23. Crawler Crane Proyek Jembatan Ratna
37
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
3. Pile Driver
Jenis pile driver yang di gunakan pada proyek Jembatan Ratna
merupakan Diesel Powered Pile Driver Hammer SS60. Dimana cara
kerja alat ini menggunakan mesin diesel, piston, dan uap panas dalam
mengangkat piston.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.24. Pile Driver Proyek Jembatan Ratna
4. Waterpass
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan elevasi
secara vertikal maupun horisontal dari titik yang ditinjau. Dalam proyek
pembangunan Jembatan Ratna, waterpass digunakan sebagai alat ukur elevasi
rencana kolom, plat, pondasi tiang pancang, timbunan, abutment, pier head,
dan lain lain.
Jenis waterpass yang digunakan pada proyek Jembatan Ratna adalah :
1. Automatic Level Waterpass
2. Waterpass Manual
38
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.25. Pengecekan Elevasi Pondasi Tiang Pancang Sisi Barat Dengan
Automatic Level Waterpass
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.26. Waterpass Manual
39
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
5. Vibration Roller
Merupakan alat berat yang digunakan untuk meratakan, menggilas, dan
memadatkan tanah timbunan pada saat melakukan metode perbaikan tanah
dilokasi pembangunan proyek Jembatan Ratna.
Tipe vibration roller yang digunakan pada proyek Jembatan Ratna adalah :
1. Vibratory Smooth Drum Roller Sakai SV512D
Kapasitas Daya : 85.5 kW
Kapasitas Muatan : 10.5 ton
Kecepatan Maksimal : 10 km/h
2. Vibrating Roller MGB-1 Barata
Kapasitan Muatan : 2.5 ton
Dimana cara kerja alat ini dengan memberikan getaran dalam memperbesar
efek pemadatan pada saat dijalankan.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.27. Vibratory Smooth Drum Roller Sakai SV512D
40
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.28. Vibrating Roller MGB-1 Barata
6. Baja WF
Pada proyek Jembatan Ratna, WF difungsikan sebagai struktur
pondasi sementara untuk menopang beban dari alat berat crawler crane dan
pile driver pada saat pemancangan, dengan ukuran 600 x 600 mm; 400 x
400 mm; 300 x 300 mm; 200 x 200 mm; dan 150 x 150 mm. Dimana
struktur baja tersebut dilandasi oleh plat baja, yang digunakan sebagai
landasan dari alat berat.
41
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.29. WF dan Plat Landasan Alat Berat Pada Saat Pemancangan
7. Seng Gelombang
Pada proyek Jembatan Ratna, seng gelombang digunakan sebagai pagar
sementara proyek dengan tujuan pemberian batas terhadap lahan proyek,
dengan spesifikasi ukuran seng gelombang yang dipesan adalah 0.25 mm x
80 cm x 300 cm. Seng gelombang merupakan bahan yang mudah ditemukan
dipasaran, mudah dalam pemasangan, serta merupakan bahan yang mudah di
bongkar pasang.
42
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.30. Pagar Sementara Proyek Jembatan Ratna
43
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.31. Maktec Cut Off MT-240 2000 W
9. Lampu LED
Pada proyek Jembatan Ratna, lampu LED di gunakan untuk lampu
penerangan pelaksanaan pekerjaan proyek pada malam hari atau pada saat
sinar matahari tidak terang.
44
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.32. Lampu Penerangan Proyek Jembatan Ratna
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.33. Fasilitas Penerangan Proyek Pada Saat Malam Hari
45
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
10. Gas
Jenis gas yang digunakan pada proyek Jembatan Ratna merupakan gas
asetilen dan gas oksigen, dengan fungsi sebagai bahan yang digunakan pada
saat pengelasan pondasi tiang pancang.
Berikut merupakan peranan atau cara kerja gas pada saat pengelasan, antara
lain :
1. Gas Asetilen
Sebagai bahan bakar pada saat melakukan proses pengelasan.
2. Gas Oksigen
Sebagai bahan dalam melakukan pengelasan.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.34. Gas Oksigen Untuk Bahan Pengelasan
46
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.35. Gas Asetilen Sebagai Bahan Bakar Pengelasan
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.36. Tali Tambang Sebagai Alat Gayuh Penyebrangan Sungai
Darmo Kali
47
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
12. Trafo
Merupakan alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan dari arus AC ke arus DC atau sebaliknya dalam melakukan
pengelasan dan pemotongan bahan besi. Dimana trafo yang digunakan pada
proyek Jembatan Ratna merupakan trafo jenis Lakoni Inverter dengan
kapasitas daya 900 W.
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.37. Trafo Lakoni Inverter Kapasitas Daya 900 W
48
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.38. Genset Berbahan Bakar Bensin
49
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.39. Mesin Adukan Beton dan Artco Proyek Jembatan Ratna
Sumber : Dokumentasi KP
Gambar 3.40. Gudang Peralatan Proyek Jembatan Ratna
50
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
BAB IV
METODOLOGI PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Persiapan (Mobilisasi & Demobilisasi)
Metode Kerja:
Persiapan :
a. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor akan membuat Surat Pernyataan
Kesanggupan Kerja, bermaterai Rp. 6.000,00 ditujukan kepada PPKm
dengan tembusan kepada Direksi Proyek yang lain.
b. Membuat Surat Pemberitahuan Mulai Kerja, ditujukan kepada PPKm dengan
tembusan kepada Direksi Proyek yang lain, serta instansi terkait, termasuk
Kepada Camat dan Kepala Kelurahan yang wilayah kerjanya termasuk di
dalam area proyek.
c. Mengajukan pada Direksi proyek, meliputi hal–hal sebagai berikut :
Rencana kerja tertulis dilengkapi dengan Time Schedule serta rencana
pemakaian peralatan kerja utama dan pendukung sesuai kebutuhan.
Contoh bahan / sample yang akan digunakan dalam pekerjaan
pembangunan jembatan dan jalan akses Jl. Ratna.
d. Melakukan koordinasi dengan Direksi Proyek berkaitan dengan pembahasan
Rencana Kerja, contoh bahan dan petunjuk pengarahan kerja ( Pre
Construction Meeting ).
e. Melakukan koordinasi dengan Instansi yang berwenang / terkait berkenaan
dengan :es Mastrip - Ja
Sosialisasi adanya pekerjaan pembangunan jembatan dan jalan akses Jl.
Ratna.
Gangguan kelancaran lalu lintas selama masa pelaksanaan pada ruas
jalan tersebut.
Kemungkinan hambatan / gangguan pada utilitas yang ada ( tiang, kabel
atau pipa).
51
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
52
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
53
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Pemasangan Bouwplank :
a. Pekerjaan ini dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran lapangan
dilakukan.
54
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
55
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Jangka Waktu.
Nama Penyedia Jasa.
d. Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh
masyarakat dan tidak mengganggu lalu lintas.
56
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
B. PEKERJAAN JEMBATAN
B.1 KONTRUKSI BANGUNAN BAWAH
Pada pekerjaan kontruksi bangunan bawah (Jembatan ) ini meliputi :
1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pondasi tiang pancang.
2. Pekerjaan abutment dan wingwall jembatan.
3. Pekerjaan pilar tengah jembatan.
57
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
58
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
59
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
60
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
61
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
62
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
63
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
64
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
65
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Pekerjaan Pembesian :
a. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan begesting.
b. Besi yang didatangkan harus menunjukkan sertifikat test dari pabrik,
sehingga dapat diketahui mutu besi yang di datangkan baik ukuran maupun
kekuatan tariknya.
c. Kontraktor juga akan melakukan pengujian diameter besi dan kuat Tarik besi
yang digunakan di laboratorium independen, tujuannya untuk memastikan
besi yang di gunakan sudah sesuai dengan spesifikasi.
d. Penempatan besi dilapangan ditata sedemikian rupa berdasarkan atas
diameter dan potongan, sehingga memudahkan pengecekan dan
pengambilan pada saat akan dipasang.
e. Pemotongan besi digunakan bar – cutter dan pembengkokan dilaksanakan
dengan bar bender.
f. Besi dirangkai sedemikian rupa sesuai dengan gambar bestek.
Pekerjaan Pengecoran Pilar Tengah Jembatan :
a. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan begesting dan pembesian selesai
dilaksanakan.
b. Pengecoran Pilar Tengah Jembatan dilakukan dengan menggunakan Beton
dari Pabrik dengan mutu sesuai dengan yang tertera pada spesifikasi teknis.
c. Untuk memudahkan pengecoran Pilar Tengah Jembatan yang berada di
Sungai maka dipergunakan Concrete Pump untuk menyalurkan beton ke
tempat pengecoran.
d. Sebelum pengecoran kontraktor akan melakukan tes slump tujuannya unutk
mengetahui kadar keenceran beton dan membuat benda uji untuk dilakukan
pengetesan beton di laboratorium independen.
e. Untuk memastikan pengecoran tidak keropos, pada saat pengecoran
diharuskan menggunakan mesin penggetar beton (Concrete Vibrator)
f. Kontraktor akan melakukan perawatan beton, artinya beton telah mengeras.
Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami
gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena
kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7
(tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari
66
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
67
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
68
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
69
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
70
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air
yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan
beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta harus
dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan
yang dipercepat.
71
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
d. Material yang digunakan sebagai leveling jalan pada pekerjaan ini adalah
Sirtu dengan ketebalan bervariasi sesuai dengan gambar desain perencanaan.
e. Kemudian bagian jalan yang sudah di leveling akan dipadatkan dengan
menggunakan Vibratory Roller sambal disiram dengan air sekaligus
membentuk badan jalan.
f. Pekerjaan penghamparan leveling jalan tidak diperbolehkan pada waktu
kondisihujan.
72
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
BAB V
TINJAUAN KHUSUS
5.1. Umum
Pilar jembatan/ Pier Head adalah suatu konstruksi beton bertulang yang
menumpu di atas pondasi tiang-tiang pancang dan terletak di tengah sungai atau
yang lain yang berfungsi sebagai pemikul antara bentang tepi dan bentang tengah
bangunan atas jembatan (SNI 2451, 2008). Pilar-pilar dapat berupa susunan
rangka pendukung (Trestle) yaitu topi beton bertulang yang bertindak sebagai
balok melintang (crossbeam) dengan kepala tiang tertanam pada topi, atau
susunan kolom, yang menggunakan sistem beton kopel (pile cap) yang terpisah,
sistem kolom dan balok melintang terpisah.
Pada umumnya di Indonesia dipakai susunan rangka pendukung untuk
pondasi tiang. Pada susunan tersebut tiang diteruskan langsung pada balok
melintang ujung (cross head) pilar. Kelebihan utama dari susunan ini adalah biaya,
kemudahan pelaksanaan, dan kurangnya kemungkinan penggerusan lokal sungai.
Kekurangan utama susunan ini adalah penampilannya yang kurang menarik
terutama pada waktu muka air rendah. Ditambah lagi, pile cap sering
ditempatkansangat tinggi diatas muka air.
Konstrksi Struktur bawah yang digunakan pada Jembatan Ratna yaitu pilar/
Pier Head. Dengan menggunakan Pier Head adalah memudahkan dalam
pelaksanaan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih hemat. Pada proyek tersebut
pondasi yang digunakan merupakan pondasi tiang pancang kelompok. Dimana
tiang pancang dipasang pada empat titik lokasi Sungai Darmo Kali, yaitu pada tepi
dan tengah sungai. Satu titik lokasi pondasi tiang pancang kelompok akan
membentuk struktur bawah jembatan, yaitu abutment pada tepi sungai dan pier
head pada tengah sungai. Fungsi dari ambutment adalah sebagai penopang
struktur atas berupa balok girder pada salah satu sisi Pier Head yang berada di
tengah bentang sungai. Sedangkan fungsi dari pier head adalah sebagai penopang
balok girder pada dua sisi yang berada di tengah sungai.
73
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
74
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
75
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Pekerjaan Pembesian :
g. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan begesting.
h. Besi yang didatangkan harus menunjukkan sertifikat test dari pabrik,
sehingga dapat diketahui mutu besi yang di datangkan baik ukuran
maupun kekuatan tariknya.
i. Kontraktor juga akan melakukan pengujian diameter besi dan kuat Tarik
besi yang digunakan di laboratorium independen, tujuannya untuk
memastikan besi yang di gunakan sudah sesuai dengan spesifikasi.
j. Penempatan besi dilapangan ditata sedemikian rupa berdasarkan atas
diameter dan potongan, sehingga memudahkan pengecekan dan
pengambilan pada saat akan dipasang.
k. Pemotongan besi digunakan bar – cutter dan pembengkokan
dilaksanakan dengan bar bender.
l. Besi dirangkai sedemikian rupa sesuai dengan gambar bestek.
Pekerjaan Pengecoran Pilar Tengah Jembatan :
g. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan begesting dan pembesian
selesai dilaksanakan.
h. Pengecoran Pilar Tengah Jembatan dilakukan dengan menggunakan
Beton dari Pabrik dengan mutu sesuai dengan yang tertera pada
spesifikasi teknis.
i. Untuk memudahkan pengecoran Pilar Tengah Jembatan yang berada di
Sungai maka dipergunakan Concrete Pump untuk menyalurkan beton ke
tempat pengecoran.
j. Sebelum pengecoran kontraktor akan melakukan tes slump tujuannya
unutk mengetahui kadar keenceran beton dan membuat benda uji untuk
dilakukan pengetesan beton di laboratorium independen.
k. Untuk memastikan pengecoran tidak keropos, pada saat pengecoran
diharuskan menggunakan mesin penggetar beton (Concrete Vibrator)
l. Kontraktor akan melakukan perawatan beton, artinya beton telah
mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak
mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami
keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan
76
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal
selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab,
kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat.
1. Pondasi Pilar
C. Data Pondasi :
a. Tipe Pondasi = Tiang pancang
b. Diameter = 0,50 Meter
c. Daya dukung Aksial pada kedalaman 25 m
(dari perhitungan daya dukung boring) = 117,58 Ton
d. Jumlah baris Tiang Pancang =2
e. Jumlah kolom Tiang Pancang = 10
f. Jumlah Tiang Pancang = 20 buah
g. Jarak antar baris Tiang Pancang = 1,20 buah
h. Jarak antar kolom Tiang Pancang = 2,04 meter
i. Panjang Tiang Pancang Rencana = 30 meter
Beban Eksisting
77
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Rekap beban eksisting adalah beban total akibat kombinasi- kombinasi yang digunakan
dalam perencanaan beban untuk kebutuhan jumlah tiang pancang.
78
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
V = 625.19 ton
Hox = 93.82 ton
Mox = 2.91 ton
Mox = 256.64 ton m
Moy = 5.37 ton m
H (free standing) = 4.00 m
D tiang pancang = 0.50 m
I tiang pancang = 306.796 cm4
E beton = 214.095,19 kg/cm2
I tiang pancang = 306.796 cm4
a. Koefisien Reaksi Tanah Dasar (k)
k= 0,2 x Eo x D-0.75x y-0.5
b. Mod. Elastisitas Tanah :
Eo = 28 x N (N diambil = 1)
N = 1.0
c. Deformasi Tiang di muka tanah :
y = 1,0 cm
k = 0.298 kg/ cm3
kD
b=
4 EI
b = 0.003 cm-1
79
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Daya dukung eqivalen ntuk satu tiang pancang dalam kelompok tiang masih
lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan daya dukung satu tiang yang
diperlukan, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tiang pancang eksisting
masih aman untuk penambahan bentang jembatan.
80
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
81
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Gaya aksial maksimum dan minimum yang diderita satu tiang bor :
Mux*X/
Mux Pu/n Pumax Pumin
No Kombinasi Beban Pu (kN) x 2
Gaya aksial maksimum dan minimum yang diderita satu tiang bor :
y = 689.66 m
2
y1 = 9.20 m 2
nx = 2.00 buah
Muy*X/
Muy Pu/n Pumax Pumin
No Kombinasi Beban Pu (kN) x 2
82
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
x = 7.20 m
2
x1 = 0.60 m 2
ny = 10.00 buah
Mux
No Kombinasi Beban Pu (kN) P1 (kN) P2 (kN) P3 (kN) P4 (Kn)
(kNm)
1 Kombinasi 1 6236.75 1550.52 441.05
2 Kombinasi 1 6251.87 2015.87 480.58
3 Kombinasi 3 6251.87 2546.63 524.81
4 Kombinasi 4 6251.87 2566.43 526.46
5 Kombinasi 5 5009.54 2671.03 473.06
Momen ultimate pile cap akibat rekasi tiang Mup = ny * Pi * Xi h / 2
Gaya geser ultimate pilecap akibat reaksi tiang Vup = ny * Pi *
Xi Xi – h/2 Ny * Pi Mupi
No Pi
(m) (m) (kN) (kNm)
1 0.60 0.60 526.62 5264.62 3158.77
2
3
4
5 5264.62 3158.77
83
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
Vs = 186.24 Ms = 46.56
Faktor beban ultimate k= 1.30
Momen ultimate akibat berat pile cap Mus = k * Ms = 60.53 kNm
Gaya geser ultimate akibat berat pile cap Vus = k * Vs = 242.11 kNm
84
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
*0.85*fc’/fy*600/(600+ 0.-315
fy)
Rmax = 0.75* *fy [1- ½*0.75* *fy / 7.6385
(0.85*fc’)]
Faktor reduksi kekuatan lentur 0.80
Faktor reduksi kekuatan geser 0.60
Tebal efektif d = h – 717.50 mm
d’=
Momen nominal rencana Mn = 199.63 mm
Mu/
Faktor tahanan momen Rn = Mn*10- 0.3878 kNm
6
/(b*d2) =
Rn < Rmax (OK)
85
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
86
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
OK
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisa perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa
penambahan bentang jembatan sepanjang 1 meter dari eksisting tidak berpengaruh
banyak pada struktur penulangan dan dimensi pier cap. Hal ini dikarenakan SF factor
pada saat perencanaan sudah sangat besar.
87
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
BAB VI
PENUTUP
Demikian laporan ini penulis susun sebagai hasil dari kegiatan kerja praktek yang
telah dilaksanakan selama ± 4 (empat) bulan pada tanggal 29 Mei 2017 sampai dengan
22 September 2017 di Proyek Pembangunan Jembatan Ratna, dimana laporan disusun
berdasarkan atas pengamatan di lapangan.
Dengan kegiatan kerja praktek ini, penulis dapat mengetahui perbedaan antara
teori dalam ilmu teknik sipil dengan pelaksanaan di lapangan, serta memberikan
wawasan mengenai kenyataan di lapangan terutama dalam hal mencegah; menghadapi;
menyelesaikan; dan meminimalkan adanya permasalahan di proyek.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan selama kerja praktek, maka penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proyek pembangunan Jembatan Ratna berlokasi di Jl. Darmokali Surabaya
Jawa Timur, dengan owner AJB BUMI PUTERA 1912; kontraktor PT. Hasta
Prajatama; dan konsultan PT. Mitra Cipta Engineering.
2. Ketentuan kontrak pada kontraktor pelaksana pekerjaan (PT. Hasta
Prajatama) merupakan sistem kontrak unit price dengan total nilai kontrak
sebesar Rp. 9.455.000.000,00.
3. Material pembentuk elemen struktur yang digunakan dalam pelaksanaan
perkerjaan konstruksi meliputi pondasi tiang tipe C D50, baja tulangan, beton
mutu K250, beton ready mix kelas B mutu K350, voided slab mutu K350
panjang 7 meter dan 15 meter, serta wiremesh tipe M9.
4. Dengan mengamati progress pekerjaan di lapangan dan memperhatikan time
schedule yang ada, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proyek Jembatan
Ratna belum berjalan sesuai dengan time schedule. Hal ini dapat diakibatkan
oleh adanya perubahan desain; terhentinya pelaksanaan pekerjaan
dikarenakan cuaca; dan tingkat produktifitas tenaga kerja yang menurun.
88
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan dan Jalan Akses Jl. Ratna
Darmokali Surabaya
6.2. Saran
Setelah melaksanakan kerja praktek di proyek pembangunan Jembatan Ratna,
berikut merupakan hal yang perlu disarankan pada saat melakukan pelaksanaan
pembangunan, yaitu :
1. Kedisplinan waktu sangat diperlukan, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak
memerlukan waktu lembur hingga malam hari yang dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan para tenaga kerja.
2. Perencanaan desain secara matang agar tidak terjadi perubahan desain yang
mendadak karena akan mengakibatkan perubahan spek pada material dan
otomatis akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan yang akan mundur dan
menyebabkan keterlambatan.
3. Pengawasan/ controlling terutama pada mutu bahan dan material agar lebih
ditingkatkan oleh pihak konsultan pengawas untuk meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi di lapangan akibat kelalaian pekerja atau hal
lainnya.
89
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya