Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia
khususnya di NTB, untuk itu harus dicetak tenaga yang terampil dalam
memberikan asuhan ANC, INC, PNC, BBL dan KB. Pemerintah dan masyarakat
telah melaksanakan berbagai upaya untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap
ibu hamil dan bersalin, sehingga melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan
ibu dan anak yang berkualitas mampu menurunkan AKI serta AKB yang telah
lama diupayakan pemerintah.
Tingginya AKI yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas
ini bukan saja dipengaruhi oleh faktor kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor
diluar kesehatan. Hasil survey Depkes RI menyebutkan komplikasi penyebab
kematian ibu yang utama adalah karena perdarahan, hipertensi dalam kehamilan,
infeksi dan komplikasi keguguran. Sedangkan untuk AKB disebabkan karena
asfiksia, infeksi dan BBLR. Penyebab diluar kesehatan yaitu karena faktor
keterlambatan yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mengambil
keputusan, terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan (Depkes
RI). Adapun penyebab mendasar yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB yaitu
masih kurangnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal, tradisi dan
budaya daerah, ekonomi dan lingkungan yang buruk.
Dari hal tersebut diatas, perlunya diadakan study kasus dalam upaya
membekali pengalaman penerapan pendekatan manajemen kebidanan secara
mandiri pada kasus normal, asuhan konsultasi dan kolaborasi pada situasi ibu
mengalami masalah komplikasi obstetric.

1.2. Tujuan

1.2.1.Tujuan Umum

Sesuai dengan latar belakang di atas maka penyusunan laporan ini


bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas menurut 7
langkah Varney.

1
1.2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (data obyektif dan subyektif)


b. Untuk menginterpretasi data dasar dan identifikasi diagnosis masalah

c. Untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh

f. Untuk melakukan pelaksanaan asuhan menyeluruh atau implementasi.

g. Untuk melakukan evaluasi.

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi ibu bersalin, dapat mengetahui keadaannya atau perkembangan


persalinan apakah normal atau tidak.

1.3.2. Bagi bidan atau petugas kesehatan, dapat mendeteksi adanya komplikasi
pada persalinan dan dapat menantisispasi komplikasi tersebut.

1.3.3. Bagi Mahasiswa, dapat melakukan pengkajian kesehatan ibu bersalin


dengan 7 langkah Varney dan apa saja yang terjadi pada ibu bersalin
sehingga dapat memberikan konseling.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian
1.1 Kehamilan adalah masa dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung
dan hari pertama haid terakhir. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2005)
1.2 Kehamilan adalah masa atau waktu dari mulainya ovulasi sampai
lahirnya janin (partus) dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dan 300 hari (43 minggu). (Hanifa Wiknjo
Sastro, YBPSP Jakarta, 2002 hal. 125)
1.3 Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di
dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan spermatozoon, dan lama
kehamilan sekitar 266 hari (Kamus Kedokteran Dorland edisi 26, EGC
1996 halaman 1486).
2. Etiologi
Kehamilan terjadi karena adanya hubungan seksual antara wanita dan
pria sehingga akan terjadi pembuahan telur manusia oleh spermatozoon terjadi
di tuba fallopii dalam beberapa menit atau tidak lebih dari beberapa jam
setelah ovulasi (William Obstetric 21 th Edition hal. 48)
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. (wiknjosastro, 2002).
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoon) yang dilanjutkan dengan proses nidasi
dan plasentasi. (mochtar, 1998)

3
3. Proses fisiologi terjadinya kehamilan
Setiap kehamilan harus ada Spermatozoa, Ovum, Pembuahan
(Fertilisasi) dan Nidasi atau Implantasi. Kehamilan dapat terjadi bila ada
pertemuan antara Ovum (sel telur) dan Spermatozoa (sel mani).
A. Spermatozoa
Terbentuk pada permulaan masa pubertas bersamaan dengan timbulnya
dorongan seksual pada individu. Terdiri dari kepala, leher dan ekor.
Bagian ekor terbentuk pipih, ukuran panjang 4 - 5 micron, lebar 2,5 -
3,5 micron.Jumlah semen setiap ejakulasi ± 3,5 ml dan setiap 1 ml
mengandung ± 120 juta sperma. Sperma bertahan hidup 24 jam di luar
tubuh
B. Ovum
Ovum adalah suatu sel yang besar dengan diameter 0,15 mm dan dapat
dilihat dengan mata telanjang (Sweet R. Betty. Mayes Midwifery,
London Philedeiphia, Toronto Sydney Tokyo).
Tiap bulan ovarium melepas 1-2 ovum dan disapu oleh mikrofilament
fimbriac infuudbulumi bulum ke arah ostium tuba abdominal dan
disalurkan terus ke arah medial, setelah lepas mempunyai diameter 100
micron (0,1 mm).
C. Pembuahan (Fertilisasi)
Fertilisi adalah proses penggabungan antara sel gamet jantan
(spermatozoa) dan betina (ovum) sehingga jumlah kromosom kembali
normal (diploid) dan dilanjutkan dengan pembelahan dan perkembangan
individu baru (Midwifery Volume I Faulin MC Cool Seller).
Pada saat persetubuhan semen ditumpahkan kedalam vagina di
sekitar forniks ± 120 juta sel mani (spermatozoa) dalam
1 ml semen, bergerak masuk ke rongga rahim menuju saluran telur di
mana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap dibuahi.
Pembuahan terjadi di dalam tuba fallopii bagian ampullaris. Proses
bertemunya sel telur (ovum) dengan sel mani (spermatozoa) dalam
waktu kurang dari 24 jam setelah ovulasi.
Hanya satu sperma yang memiliki proses kapasitasi atau
kemampuan untuk membuahi. Pada sperma itu ditemukan peningkatan

4
konsentrasi DNA di nukleusnya dan kaputnya lebih mudah menembus
zona pellusida yang melingkari ovum karena mengandung enzim
Hialuromidase. Sesudah itu zona pellusida segera berubah dan
mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh sperma yang lain.
Proses ini diikuti oleh penyatuan kedua dalam pronukleus yang
disebut zigot yaitu sel diploid yang dihasilkan dan fertilisasi ovum oleh
sebuah spermatozoa (william obstetric 21 Th. Edition).
D. Pembelahan Zigot

Zigot merupakan sebuah sel diploid dengan 46 kromosom yang


kemudian mengalami segmentasi atau pembelahan. Sesudah pembelahan
maka ovum menjadi 22 Kromosom otosom serta 1 kromosom X,
spermatozoon mempunyai 1 kromosom X atau 1 Kromosom Y. Zigot
hasil pembuahan memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X
tumbuh menjadi janin wanita sementara yang memiliki 44 kromosom
serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki-
laki.
E. Nidasi (Implantasi)

Setelah terjadi fertilisasi di tuba fallopii pars ampullaris hasil


konsepsi (zigot) disalurkan terus ke pars ishmika dan pars interstisialis
tuba dan terus ke arah kavum uteri. Zigot mengalami pembelahan sel dan
Blastomer menjadi morulla mencapai uterus terbentuk sebuah yang
dipenuhi cairan sehingga mengubah morulla menjadi blastokista
(blastula) dan melekat pada mukosa rahim yang disebut Nidasi
(implantasi) Perjalanan ini memerlukan waktu ± 6 — 7 hari.
Beberapa jam setelah pembuahan terjadi zigot akan membelah
diri dalam waktu 3 hari menjadi kelompok yang sama besarnya. Hasil
konsepsi ini berada dalam stadium Morulla. Didalam kavum uteri hasil
konsepsi mencapai tingkat stadium Blastula.
Saat Nidasi kadang-kadang terjadi perdarahan desidua yang
disebut tanda HARTMANN. Jika Nidasi ini terjadi barulah disebut
adanya tanda kehamilan.
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri
disebut desidua Kapsularis. Sementara yang terletak antara hasil

5
konsepsi dengan dinding uterus disebut desidua Basalis dimana plasenta
akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain disebut
desidua Parietalis.
Hasil konsepsi diselubungi oleh jonjot-jonjot disebut Villi
Korealis dan berpangkal pada korion.
Setelah Nidasi akan terjadi defrisiasi sel bastula. Sel-sel yang
lebih kecil dekat eksoselom membentuk entoderm dan yolk soc,
sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ekloderm dan membentuk
ruang amnion dan antara Yolk sak dan ruang amnion terdapat
Embyionale plate.
Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan
melapisi sebagian dalam trofoblast. Terbentuk korionik membrane yang
kelak menjadi korion.
Trofoblast menghasilkan hormon human chorionik gonadotropik
yang mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus dan
menghasilkan progesterone sampai plasenta cukup membuat
progesterone sendiri. Hormon ini dapat ditemukan dalam air kencing
wanita hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi dalam embrionale plate yang
selanjutnya terdiri atas 3 lapisan yaitu sel-sel ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Sementara ruang amnion tumbuh dengan cepat mendesak
eksoselom akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas
antara ruang amnion dan embrio menjadi padat dinamakan body stalk.
Tali pusat sendiri berasal dan body stalk, terdapat pembuluh
darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk.
Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan + 16 minggu.
Plasenta mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Di dalam ruang yang
diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion
terdapat likkuor amnii (air ketuban). Air ketuban tidak diketahui secara
pasti tapi diduga berasal dari kencing janin dan seleret epitel amnion.
Pada kehamilan 8 - 9 minggu pembuluh darah janin mulai
terbentuk. Umumnya denyut jantung janin dapat dicatat pada minggu ke
12. Pada minggu ke 16 sistem Muskuloskeletal sudah matang dan mulai
minggu ke 28 janin bisa bernafas. Minggu ke 32 janin mulai menyimpan

6
zat besi, kalsium dan fosfor. Dan pada minggu ke 38 seluruh uterus terisi
oleh bayi.
F. Masa Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Sesuai Dengan Masa
Kehamilan

Umur Panjang fetus Pembentukan organ


Kehamilan
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan
hidung
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari-jemari mulai
di bentuk. Kepala menekuk ke
dada.
12 minggu 9 cm Daun telinga lebih jelas, kelopak
mata melekat, leher mulai
terbentuk, alat kandungan luar
terbentuk namun belum
berdiferensiasi.
16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna terbentuk dan
dapat di kenal, kulit tipis dan warna
merah.
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai
tumbuh di kepala dan rambut halus
(lanugo) tumbuh di kulit.
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis
dan bulu mata serta kulit keriput.
Kepala besar. Bila lahir, dapat
bernapas tapi hanya beberapa jam
saja.
28 minggu 35 cm Kulit warna merah di tutupi verniks
kaseosa. Bila lahir, dapat bernapas,
menangis pelan dan lemah.
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput. Bila lahir,
kelihatan seperti orang tua dan
kecil.
36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi
premature.
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin,
verniks kaseosa banyak, rambut

7
kepala tumbuh baik, organ-organ
baik.

4. Tanda dan Gejala


5.1. Tanda-tanda pasti kehamilan
a. Terdengar DJJ (denyut jantung janin)
b. Adanya gerakan janin dan balotemen yaitu gerakan janin dapat
dirasakan ibu pada umur kehamilan 18minggu pada Primipara dan 16
minggu pada multipara
c. Dapat diraba bagian janin
d. Pada rontgen (scaning) dapat diketahui ukuran kantong janin,
panjang janin, diameter bipariatalis hingga dapat diperkirakan tuanya
kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan
janin.
5.2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Rahim membesar,sesuai dengan tuanya hamil
b. Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
Tanda Hegar
Tanda Chadwicks
Tanda Piscaseck
Kontraksi Braxton Hicks
Teraba ballotement
c. Pemeriksaan tes biologi kehamilan positif. Sebagian kemungkinan
positif palsu
5. Perubahan Fisiologis dan Psikologi Pada Ibu Hamil
4.1 Perubahan Fisiologis
4.1.1. Trimester Pertama
a. Nyeri dan pembesaran payudara
b. Kelelahan
c. Sering kencing
d. Mual muntah
e. Pertumbuhan janin di atas simpisis pubis bisa dirasakan mulai
umur kehamilan 12 minggu
f. Mengalami kenaikan BB 1- 2 kg selama trimester I

8
4.1.2. Timester Kedua
a. Uterus terus membesar
b. setelah 16 minggu uterus biasanya beraada pada pertengahan
antara simpisis dan pusat
c. BB meningkat 0,4 – 0,5 kg perminggu
d. Umur kehamilan 20 minggu tinggi fundus uteri berda didekat
pusat
e. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum
f. Gerakan bayi dirasakan
g. Nampak perubahan kulit : cloasma, linea nigra dan strie
gravidarum
4.1.3. Trimester Ketiga
a. Umur kehamilan 28 minggu tinggi fundus setinggi antara
pusat dan prosesus xiphoid
b. Umur kehamulan 32 munggu tinggi fundus uteri setengah
pusat PX
c. Payudara penuh dan nyeri tekan
d. Sering kencing
e. Umur kehamilan 38 minggu bagian terendah janin turun
kerongga panggul
f. Sakit pinggang dan sering kencing makin meningkat
g. Susah tidur
h. Terjadi peningkatan kontraksi broxton hicks.

4.2 Perubahan Psikologi


Selama hamil kebayakan wanita mengalami perubahan psikologi
dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan
betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu. Namun tidak
jarang ada wanita yang merasa sangat khawatir kalau ada kemungkinan
bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan harus menyadari adanya
perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi
dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan
pertanyaan-pertanyaannya
Perubahan-perubahan psikologi dalam kehamilan antara lain:

9
4.2.1 Trimester Pertama
Segara setelah terjadi perubahan hormon progesterone
dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan menyebabkan
timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah dan
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering
membenci kehamilannya banyak ibu yang merasa kecewa,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada
awal kehamilannya, ibu berjaharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan mencarai tanda-
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
diberitahukan kepada orang lain atau dirahasiakan.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual, pada wanita
hamil trimester pertama ini berbeda-beda. Beberapa wanita
mengalami kegairahan seksual yang lebih tinggi, kebanyakan dan
mereka juga mengalami penurunan libido. Keadaan ini
menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan
jujur dengan suami. Bayak wanita merasa kebutuhan untuk
dicinta dan mencintai kuat namun tanpa seksual. Libido sangat
dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian
normal dan proses kahamilan pada trimester I.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan
keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan
menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah
mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang
mulai hamil dan menghindari hubungan seksual karena takut
akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat sexnya
terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Di samping respon yang

10
diperlihatkannya, seorang suami perlu dapat memahami keadaan
ini dan menerimanya.
4.2.2 Trimester Kedua
Masa ini biasanya ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamilpun sudah berkurang. Perut ibu pun belum
terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini ibu dapat merasakan gerakan bayinya,
dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya. Banyak ibu yang
merasa cemas dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
4.2.3 Trimester Ketiga.
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sadar menunggu
kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala
akan terjadinya persalinan pada ibu meningkat.
Rasa tidak nyaman akan timbul kembali akibat kehamilan
pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh
dan jelak dengan perut yang membuncit. Disamping itu ibu mulai
sedih karena akan terpisah dan bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester ini ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dan suami, keluarga dan
bidan. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk
kelahiran bagi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya.

6. Prognosa dan komplikasi


Prognosa (Wiknjosastro. H. 2002)

11
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan harus dapat
dibuat prognosa atau ramalan apakah nanti kehamilannya akan berakhir
dengan persalinan normal atau tidak.
Prognosa atau ramalan perlu menentukan apakah ibu hamil nantinya
harus bersalin di RS atau boleh di rumah. Komplikasi (Wiknjosastro, H. 2002)
Pada kehamilan komplikasi yang sering ditemukan:
a. Perdarahan Nidasi merupakan hal yang fisiologi bila jumlahnya sedikit,
sebentar dan tidak berpengaruh buruk pada kehamilan
b. Abortus
c. Kehamilan anembrionik (blighted Ocum) dimana sejak awal mudigah
terbentuk
d. Mola hidatidosa
e. Kehamilan Ektopik
f. Hiperemisis gravidarum
g. Pre eklampsia dan Eklampsi
h. Perdarahan antepartum
i. Kehamilan kembar
j. Kelainan dalam lamanya kehamilan
k. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin

2.2. Konsep Manajemen Kebidanan


Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut dengan
manajemen klebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara
sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,


yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi tiap-tiap langkah tersebut bisa

12
dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai
dengan kondisi klien.
Proses manajemen kebidanan merupakan langkah sistematis yang
merupakan pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien yang
diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan nasional,
maka seluruh aktivitas/ tindakan yang diberikan oleh bidan kepada klien akan
efektif serta terhindar dari tindakan yang bersifat coba-coba yang akan berdampak
kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan langkah-langkah diatas maka dalam
pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan secara detail dan setiap step
yang dirumuskan oleh Varney.

Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini merupakan langkah awal
yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interperatsi yang benar atau
yang tidak pada tahap selanjutnya, dalam pendekatan ini harus komperhensif
meliputi data subjektif, ojektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya.(Suryani Soepardan, 2007)
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1. Anamnesis. Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayar
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-
psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,


meliputi:
a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
b. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan catatan terbaru serta catatan
sebelumnya) .(Suryani Soepardan, 2007)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada formulir pengumpulan data kehamilan,
persalinan, dan masa nifas.
Dalam manjemen kolaborasi, bila klien mengalami komplikasi yang
perlu dikonsultasikan kepada dokter, bidan akan melakukan upaya konsultasi.

13
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan
benar tidaknya proses interpretasi pada tahap selanjutnya. Oleh karena itu,
pendekatan ini harus komprehensif, mencakup data subjektif, data objektif, dan
hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi klien. .(Suryani
Soepardan, 2007)

Interpretasi Data Dasar (Langkah II)


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga kita dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis
maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat
diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian, Masalah juga sering
menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan merupakan diagnosis yang ditgakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standard nomenklatur diagnosis
kebidanan. .(Suryani Soepardan, 2007)
Terdapat 10 diagnosa kehamilan, yaitu :
1. Hamil/tidak
2. Primi/multi
3. Usia kehamilan
4. Tunggal/ganda
5. Hidup/mati
6. Intra/ekstra uteri
7. Letak janin/presentasi janin
8. K/U ibu dan janin
9. Kesan panggul
10. Penyerta/penyulit

Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya


(Langkah III)

14
Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan melakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah
diagnosa / masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali
dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman.
Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.Lamgkah ini
bersifat antisipasi yang rasional/ logis
contoh :
seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus
mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran perut yang berlebihan
tersebut misalnya polihidramnion, besar pada kehamilan, ibu dengan diabetes
kehamilan atau kehamilan kembar.
Kemudian bidan harus melakukan perencanaan untuk mengantisipasinya
dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum tiba-
tiba yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan.
Persiapan yang sederhana adalah dengan anamnese dan mengkaji riwayat
kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboraturium terhadap
simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika terjadi infeksi
saluran kencing. (Suryani Soepardan, 2007)

Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan Tenaga


Kesehatan Lain (Langkah IV)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter untuk melakukan konsultasi
atau penanganan segera bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan dari proses menejemen
kebidanan. Jadi menejemen kebidanan bukan hanya selama asuhan primer perodik
atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan
terus menerus misal pada masa persalinan. Pada langkah ini bidan harus mampu

15
mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan
kolaborasi yang paling tepat dalam menejemen asuhan klien.
Dalam melakukan tindakan harus segera sesuai dengan prioritas masalah /
kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi masalah atau diagnosa potensial pada langkah
sebelumnya bidan juga harus mampu merumuskan tindakan segera yang harus
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk
tindakan segera yang dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat
rujukan. (Suryani Soepardan, 2007)

Menyusun Rencana Asuhan (Langkah V)


Pada langkah kelima direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
berdasarkan langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Semua keputusan yang telah disepakati dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh. Asuhan ini harus bersifat rasional dan valid (up to date), dan sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien. (Suryani Soepardan, 2007)

Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)


Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan
tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya dengan memastikan bahwa langkah
tersebut benar- benar terlaksana).
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh tersebut. Penatalaksanaannya
yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh pada waktu serta biaya. (Suryani
Soepardan, 2007)

Evaluasi (Langkah VII)

16
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang
tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau
menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah
benar- benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi dalam diagnosis dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif dalam pelaksanaanya.
De,ikianlah langkah-langkah alur berpikir dalam penatalaksanaan klien
kebidanan. Alur ini merupakan sutu proses yang berkesinambungan dan tidak
terpisah satu sama lain, namun berfungsi memudahkan proses pembelajaran.
(Suryani Soepardan, 2007).

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA “NY. M “

17
DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER III
DI POSYANDU SANDIK
TANGGAL 5 JANUARI 2011

Hari/ Tanggal pengkajian : Rabu, 5 Januari 2011


Pukul : 10.00 Wita
Tempat pengkajian : Posyandu Sandik
No. Rekam Medik :-

LANGKAH I : PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
Nama pasien : Ny. “M” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia Suku/Bangsa : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dawan Sandik Alamat : Dawan Sandik

B. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan

C. Riwayat Keluhan utama


Tidak ada

D. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari (teratur)
Lama : 5 hari

18
Jumlah darah : 2 – 3x ganti pembalut/ hari
Dismenorea : tidak ada
Fluor Albus : tidak ada

E. Riwayat perkawinan
Berapa kali menikah : 1x
Umur pertama kali menikah
Suami : 23 tahun istri : 27 tahun
Lama : 10 bulan

F. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak yang Lalu


Keha UK JP Tempat Peno Penyulit BB JK Usia KB Ket
milan long H B N (gr) anak
no
Ini 8 bln - - - - - - - - - - -

G. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPHT : 20 – 5 – 2010
HTP : 27 – 2 – 2011
b. Hamil : ke-1
c. Usia kehamilan : 8 bulan
d. Gerakan janin : Pertama kali dirasakan ibu UK 5 bulan, jumlah
gerakan dirasakan sering > 10 x dalam 12 jam
e. Tanda bahaya/ penyulit : tidak ada
f. Riwayat ANC : 4x di posyandu dan puskesmas
g. Imunisasi TT : 2 kali (lengkap)
Tanggal TT 1 : 12 Agustus 2010
Tanggal TT 2 : 5 Sepetember 2010
h. Kekhawatiran khusus : tidak ada
i. Kepercayaan selama hamil : tidak ada
j. Rencana KB : Pil KB

19
H. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat keturunan kembar : tidak ada
Penyakit menular/ keturunan : tidak ada

I. Riwayat Kesehatan / Penyulit Yang Diderita Sekarang Dan Dulu


a. Masalah Kardiovaskular : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes : Tidak ada
d. Penyakit Kelamin/ HIV / AIDS : Belum pernah melakukan pemeriksaan
e. Hepatitis : Belum pernah melakukan pemeriksaan
f. Malaria : Tidak ada
g. Campak : Tidak ada
h. Tuberkolosis : Tidak ada
i. Anemia Berat : Tidak ada
j. Penyakit Ginjal : Tidak ada
k. Gangguan Asma : Tidak ada
l. Lainnya : Tidak ada

J. Riwayat Biopsikososial dan Spiritual


a. Pola Nutrisi
Makanan
Sebelum hamil Selama hamil
Komposisi Nasi, ikan, lauk Nasi, lauk, ikan
Porsi 1 piring 1 piring
Frekuensi 3x sehari 5x sehari
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada

Minuman
Sebelum hamil Selama hamil
Komposisi Air putih Air putih, susu
Porsi 1 gelas 1 gelas
Frekuensi 4-5 gelas sehari 6-7 gelas sehari
Minuman pantangan Tidak ada Tidaka ada

20
b. Pola eliminasi
BAB
Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning Kuning
Penyulit Tidak ada Tidak ada

BAK terakhir
Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 3-4x sehari 5-6x sehari
Konsistensi cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Penyulit Tidak ada Tidaka ada

c. Istirahat dan tidur


Sebelum hamil Selama hamil
Siang 2 jam 1 jam
Malam 7 jam 6 jam
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

d. Personal hygiene
Sebelum hamil Selama hamil
Mandi 2x sehari 2x sehari
Keramas 2x seminggu 2x seminggu
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian 1x sehari 2x sehari

e. Komunikasi
Nonverbal : Lancar
Verbal : Bahasa Indonesia

21
f. Keadaan emosional : kooperatif
g. Hubungan dengan keluarga : Akrab
h. Hubungan dengan orang lain : Akrab
i. Proses berfikir : terarah
j. Ibadah/ spiritual : patuh
k. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : ibu dan keluarga sangat senang
dan bahagia dengan kehamilan ini
l. Dukungan keluarga : suami dan keluarga sangat mendukung dengan
selalu membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah dan menemani ibu
memeriksakan kehamilannya
m. Setiap hari ibu melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci
n. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami dan orang tua
o. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : di puskesmas ditolong
oleh bidan

DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos metis
3. Emosi : stabil
4. BB sebelum hamil : 45 Kg
5. BB selama hamil : 47 Kg
6. Tinggi badan : 156 cm
7. LILA : 24 cm
8. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan darah : 100/ 70 mmHg
- Nadi : 88 x/menit, teratur
- Respirasi : 24 x/menit, teratur
- Suhu : 36,5 °C

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : kulit kepala bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan.
Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak rontok

22
Wajah : tidak pucat, tidak oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtifa tidak pucat, sklera tidak ikterus
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran secret/ cairan, tidak ada
serumen
Hidung : tidak ada tarikan cuping hidung, tidak ada pengeluaran secret/
cairan, tidak ada polip.
Mulut : bibir tidak pucat, tidak pecah- pecah, tidak ada gigi berlubang,
tidak ada karies. Tidak ada stomatitis, lidah bersih.
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3. Payudara
Inspeksi : simetris, puting susu menonjoltidak dapat hiperpigmentasi
areola, tidak terdapat hipervaskularisasi, tidak ada
retraksi/dimpling
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada benjolan/nyeri
tekan, pengeluaran colostrum -/-.
4. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra, tidak
terdapat striae.
Palpasi
Leopold I : TFU= 3 jari di atas pusat (23 cm), teraba bokong di fundus
Leopold II : PUKA
Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : tidak dilakukan
TBJ : 1705 gram
Auskultasi : DJJ (+), irama teratur 11,12,11, frekuensi 136 x/ menit,
5. Genetalia : tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
6. Ekstermitas atas : Kuku tidak pucat, tidak ada oedema
Ekstermitas bawah: kuku tidak pucat. tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek
patella +/+
7. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

23
LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR DAN IDENTIFIKASI
DIAGNOSIS/ MASALAH
1. Diagnosa : G1P0A0H0, UK 33 minggu, tunggal, hidup, intera uterin, persentasi
kepala, keadaan umum ibu dan janin baik
2. Dasar
Subyektif :
- Ibu mengatakan hamil yang pertama
- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
- HPHT : 20- 5 - 2010
Obyektif :
- Keadaan umum ibu dan janin baik, kesadaran composmentis, TD : 100/70
mmHg, N: 88 x/ menit, S : 36,5 °C, RR : 24 x/ menit.
- Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra, tidak
terdapat striae.
Palpasi :
Leopold I : TFU= 3 jari di atas pusat (23 cm), teraba bokong di fundus.
Leopold II : PUKA
Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBJ : 1705 gram
Auskultasi : DJJ (+), irama teratur 11,12,11, frekuensi 136 x/ menit.
3. Masalah : tidak ada
Dasar : tidak ada
4. Kebutuhan : tidak ada

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

LANGKAH IV : IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- mandiri : Tidak ada
- kolaborasi : Tidak ada

24
- rujukan : Tidak ada

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN MENYELURUH


a. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan tentang kehamilannya.
b. Informasi pada ibu untuk makan yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang
bervariasi pada pagi, siang, dan sore serta banyak mengkonsumsi susu buah-
buahan yang banyak mengandung vitamin C.
c. Jelaskan Tanda-tanda bahaya ibu hamil
d. Jelaskan persiapan untuk menghadapi persalinan dan tanda-tanda persalinan.
e. Informasikan mengenai olahraga ringan
f. Berikan Tablet FE
g. Anjurkan untuk kunjungan ulang.

LANGKAH VI : PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH


Tanggal : 5 Januari 2011
Jam : 10.15 wita
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang didapatkan: umur kehamilan 33
minggu atau 8 bulan 1 minggu, DJJ (+), TBBJ 1705 gr.
Keadaan ibu : kondisi ibu normal, tidak ada kelainan.
Kadaan janin : dalam kandungan, tunggal, hidup.
b. Menginformasikan pada ibu untuk makan yang teratur dan menambah frekuensinya
sesering mungkin, porsi sedikit tapi sering serta mengkonsumsi makanan yang
bervariasi makanan yang bergizi seperti susu dan buah- buahan
c. Tanda-tanda bahaya pada ibu misalnya pusing yang berkepanjangan disertai mata
berkunang-kunang, anemia berat sampai pingsan, muntah yang berlebihan,
perdarahan, pecah air ketuban sebelum waktunya, bengkak (oedema) pada wajah-
kaki-tangan.
d. Menjelaskan persiapan persalinan yaitu Pendonor, Persiapan Biaya, Persiapan
Penolong, Persiapan Ibu Dan Bayi , Dan Kendaraan, dan tanda- tanda persalinan
yaitu keluarnya darah campur lendir, sakit perut yang menjalar ke punggung jika
jalan sakitnya bertambah.
e. Menginformasikan mengenai mengenai olahraga ringan taitu jalan-jalan setiap pagi
dan sore minimal 15 menit agar membantu mempercepat penurunan kepala janin
dan mempermudah melahirkan.

25
f. Memberikan ibu obat (Fe) 1 bungkus, fungsinya untuk penambah darah diminum
1x sehari adapun efek sampingnya bisa menyebabkan mual muntah, konstipasi
(susah BAB) kemudian feses berwarna kehitaman adapun penagulanganya jika
ibu mual muntah minumnya menjelang tidur, namun jika ibu konstipasi makan
makanan yang banyak mengandung serat seperti sayur-sayuran atau buah-buahan
dan minum air putih ± 8 gelas sehari.
g. Menganjurkan pada ibu melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya yaitu
pada tanggal 12 Januari 2011.

LANGKAH VII : EVALUASI


Tanggal : 5 Januari 2011
Jam : 10.30 wita

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu tampak tenang karena sudah
mengetahui keadaannya dan bayinya
b. Ibu bersedia untuk makan yang teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi
c. Ibu sudah mengetahui tentang tanda- tanda bahaya pada ibu hamil dan tanda-
tanda persalinan
d. Ibu sudah mendapat tablet Fe dan ibu mengetahui fungsi dari obat yang diberikan
serta ibu bersedia meminumnya sesuai dengan anjuran
e. Ibu bersedia melakukan kunjuangan ulang 1 minggu lagi yaitu pada tanggal 23
Juni 2010 dan segera ke petugas jika terjadi indikasi atau keluhan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pengkajian yang telah dilakukan semuanya sudah sesuai dengan teori,
dan dapat disimpulkan bahwa kehamilan Ny “M” dalam keadaan normal, akan tetapi
semua kehamilan dikatakan beresiko karena belum tentu dalam proses persalinan
nanti akan berlangsung dengan normal, sehingga perlu dijelskan pada ibu supaya ibu
dan keluarga siap menghadapi kemungkinan- kemungkinan yang terjadi,

26
Asuhan kebidanan pada Ny “M” telah dilakukan sesuai dengan diagnosa,
masalah dan kebutuhan pasien dan hasil evaluasinyapun sesuai dengan rencana
asuhan yang diberikan.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa :

a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (data obyektif dan subyektif)


b. Untuk menginterpretasi data dasar dan identifikasi diagnosis masalah

27
c. Untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh

f. Untuk melakukan pelaksanaan asuhan menyeluruh atau implementasi

g. Untuk melakukan evaluasi.

5.2. Saran

a. Bagi ibu hamil, dengan adanya asuhan kebidanan dihrapkan dapat


mengetahui perkembangan dari kehamilan dan janinnya
b. Bagi bidan atau petugas kesehatan diharapkan dapat memantau dan
mengantisipasi adanya penyulit – penyulit yang terjadi pada kehamilan,
proses persalinan dan masa nifas.

c. Bagi Mahasiswa dapat melakukan pengkajian kesehatan ibu hamil dengan 7


langkah Varney dan apa saja yang terjadi pada ibu hamil trimester ke III dan
dapat memberikan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Catatan Penting Masa Kehamilan. www.anakku.com. online 2 feb 2009

Mansjoer ,Arif.2002.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : EGC.

------------. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBPSP

28
Tim FK Unpadj.2000.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Bandung : FK Unpadj

Ngastiyah .1998.Perawatan Anak Sakit .Jakarta : EGC.

Tim Dokter Anak .2004.PONED.Jakarta : EGC

Hellen Varney .2002.Perawatan Maternitas.Jakarta : EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai