Anda di halaman 1dari 3

Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) umumnya merupakan pangan jajanan yang

ditemukan di lingkungan sekolah dan menjadi konsumsi harian anak sekolah, seperti es
sirup aneka warna, cilok dan sosis goreng yang biasa kita lihat menjadi santapan anak-
anak ketika jam istirahat dan pulang sekolah. Namun, keamanan PJAS ini masih rendah
dan masih menjadi permasalahan penting.

Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan BPOM RI di seluruh Indonesia pada tahun
2008-2010 melakukan pengawasan terhadap PJAS dan mendapatkan hasil bahwa 40-
44% PJAS tidak memenuhi syarat karena makanan yang dijual mengandung bahan kimia
berbahaya dan bahan tambahan pangan (BTP) seperti siklamat dan benzoat yang
melebihi batas aman serta mengandung cemaran biologis (mikroba). Produk minuman
es, minuman berwarna dan sirup, bakso, jelly/agar-agar adalah empat PJAS yang paling
tidak memenuhi syarat keamanan.

Anak sekolah mempunyai kebiasaan jajan yang tinggi. Mereka terbiasa menggunakan
uang sakunya untuk membeli pangan jajanan di lingkungan sekolah. Kebiasaan jajan ini
mempunyai sisi positif karena PJAS mampu membantu memenuhi kebutuhan energi
anak sekolah, namun disisi lain banyak PJAS yang tidak memenuhi syarat keamanan.
Anak sekolah membutuhkan pangan yang bergizi dan aman untuk mendukung kegiatan
belajarnya di sekolah.

Persyaratan keamanan pangan harus diutamakan sebelum persyaratan yang lain karena
jika pangan tidak aman untuk dikonsumsi, kandungan gizi dan mutu tinggi tidak lagi
bernilai. Untuk mewujudkan dan menjamin keamanan pangan jajanan di sekolah perlu
dukungan dan tindakan dari banyak pihak meliputi kepala sekolah, guru, peserta didik,
pemilik dan pengelola kantin, penjaja/penjual makanan, komite sekolah, orang tua,
petugas puskesmas, pengawas/UPT pendidikan, dan pemerintah daerah. Seluruh pihak
ini harus menjalankan perannya masing-masing dan saling mendukung peran satu
dengan yang lain dalam menjamin keamanan pangan di sekolah.

Peran dari pihak-pihak yang terkait dengan keamanan pangan jajanan anak sekolah:

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah berperan membantu pembiayaan pengadaan fasilitas kantin sekolah


dan membuat peraturan-peraturan untuk menunjang keamanan pangan di sekolah.

2. Pengawas/UPT Pendidikan

Pengawas/UPT Pendidikan berperan membantu mengawasi para penjaja dalam


mempersiapkan dan memasak makanan, mengangkut dan menyajikan makanan matang
di sekolah sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku.
3. Petugas Puskesmas

Petugas Puskesmas berperan untuk turut membantu memberikan pengarahan dalam hal
menentukan makanan jajanan sekolah yang bernilai gizi dan aman dikonsumsi selama
berada di sekolah dan mengawasi para penjaja/penjual agar menjual makanan yang
memenuhi syarat kesehatan.

4. Komite Sekolah

Membantu kepala sekolah dalam mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan


dengan keamanan pangan di sekolah termasuk menentukan penjaja/penjual makanan
yang boleh berjualan di lingkungan sekolah serta membantu menyediakan lokasi dan
fasilitas lingkungan yang bersih untuk dipergunakan oleh penjaja makanan sekolah.

5. Kepala Sekolah

Menetapkan kebijakan dan peraturan mengenai keamanan PJAS di lingkungan sekolah


yang dipimpinnya serta menyediakan sarana dan prasarana pendukung keamanan
pangan di sekolah.

6. Guru

Memberikan pendidikan, bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik agar dapat
memilih dan membeli serta mengonsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi dan aman
dikonsumsi serta ikut memantau para penjaja agar menjual makanan dan minuman yang
telah memenuhi syarat kesehatan.

7. Penyedia PJAS (Pemilik dan Pengelola Kantin , Penjaja/Penjual PJAS)

 Menjual makanan yang mempunyai nilai gizi dan aman untuk dikonsumsi anak didik, guru
dan masyarakat di lingkungan sekolah.
 Memperhatikan kebersihan fasilitas dan tempat penjualan dan mempraktekkan cara
pengolahan pangan yang baik terutama memperhatikan sanitasi dan higienitas.
 Menggunakan BTP yang diijinkan dan tidak melebihi batas maksimum yang
dipersyaratkan, serta tidak boleh menggunakan pewarna ataupun bahan berbahaya yang
dilarang penggunaannya pada pangan.

8. Orang Tua Peserta Didik

 Meningkatkan pengetahuan tentang jenis dan pengaruh bahan kimia berbahaya pada
pangan serta sanitasi dan higienitas.
 Mengawasi kebiasaan jajan anak, mengarahkan dan memberikan pemahaman terhadap
anak dalam memilih pangan jajanan yang aman dan bergizi.
 Membiasakan anak sarapan di rumah sebelum sekolah serta memberikan bekal sekolah
anak dengan makanan rumah yang aman dan bergizi agar anak tidak jajan sembarangan

9. Peserta didik

Peserta didik berperan dalam melakukan pemilihan, pembelian dan konsumsi makanan
yang mempunyai nilai gizi dan aman sesuai dengan bimbingan dan arahan yang
diberikan oleh guru dan orang tua.

Berbagai pihak tersebut perlu saling berkomunikasi, berkoordinasi, bekerja sama, dan
berkomitmen dalam merencanakan serta mengimplementasikan pengawasan dan
penjaminan keamanan pangan di sekolah karena keamanan pangan jajanan anak
sekolah adalah tanggung jawab kita bersama.

Anda mungkin juga menyukai