Anda di halaman 1dari 11

PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
SISTEM MANAJEMEN GROUP

SISTEM MANAJEMEN SEMEN INDONESIA


April 2017 (Revisi 0)
PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 1 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

I. TUJUAN
1. Sebagai panduan pelaksanaan kegiatan Audit Internal Sistem Manajemen Group.
2. Memastikan Sistem Manajemen di perusahaan (HoldCo dan OpCo) diterapkan secara
efektif melalui bukti pencapaian Sasaran Perusahaan dan KPI.
3. Memastikan pemenuhan klausul / kriteria / elemen ISO 9001, ISO 14001, SMK3,
OHSAS 18001, ISO 17025 serta sistem manajemen lainnya dalam proses bisnis
perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.

II. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup prosedur audit internal sistem manajemen group meliputi penyusunan
rencana kerja audit internal group, pelaksanaan audit di masing-masing perusahaan dan
joint audit, penyusunan laporan hasil pemeriksaan, monitoring rencana tindak lanjut,
penyusunan laporan monitoring tindak lanjut, serta evaluasi pelaksanaan audit internal
sistem manajemen group.

III. DEFINISI
1. Audit : Proses yang sistematis, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan
sejauh mana kriteria audit dipenuhi.
2. Bidang Audit : Meliputi kegiatan pemeriksaan dokumen dan
pemeriksaan implementasi persyaratan dengan kondisi
di lapangan.
3. Tim Audit Internal : Orang atau tim yang melaksanakan audit berdasarkan
Sistem Manajemen Surat Tugas dari Wakil Manajemen.
4. Auditor : Orang atau kelompok yang melakukan audit.
5. Auditi : Orang atau suatu kelompok orang yang diaudit.
6. Audit Internal Sistem : Audit yang dilakukan oleh organisasi sendiri, atau atas
Manajemen nama organisasi sendiri untuk kaji ulang manajemen
dan maksud internal lain (misalnya untuk konfirmasi
efektivitas sistem manajemen atau untuk memperoleh
informasi pada peningkatan sistem manajemen).
7. RKAI : Rencana Kerja Audit Internal
8. KKP : Kertas Kerja Pemeriksaan
9. LTK : Laporan Temuan Ketidaksesuaian
10 LHPP : Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan
.
11. LHPF : Laporan Hasil Pemeriksaan Final
12 Ketidaksesuaian : penyimpangan yang bersifat menyeluruh atau parsial
. terhadap persyaratan Sistem Manajemen yaitu ISO
9001, ISO 14001, SMK3, OHSAS 18001,ISO/IEC
17025 dan ISO 55001 yang akan berdampak signifikan
terhadap pencapaian kinerja perusahaan, sistem mutu
dan atau persyaratan / standar lingkungan dan atau
keselamatan kerja dan atau lingkungan.
Kategori ketidaksesuaian Audit Internal meliputi :

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 2 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

a) Kritikal : Temuan yang mengakibatkan


fatality/kematian
b) Major : Ketidaksesuaian bersifat menyeluruh dan
konsisten terhadap persyaratan sistem mutu dan
atau lingkungan dan atau keselamatan kerja dan
atau
lingkungan dan atau kebijakan yang telah
digariskan serta dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap keseluruhan sistem yang
diterapkan mempunyai “immediate hazard/risk”
(Untuk temuan audit SMKP ; terdapat temuan
minor untuk satu sub-elemen audit lebih dari 30%
lokasi atau temuan yang berulang, pada hasil
pemeriksaan elemen ditemukan sub-elemen yang
nilainya kurang dari 50% nilai maksimal sub-
elemen tersebut)
c) Minor : Ketidaksesuaian bersifat parsial / insidentil
dari persyaratan sistem mutu dan atau lingkungan
dan atau keselamatan kerja dan atau laboratorium
dan atau kebijakan yang telah digariskan.
d) Observasi : ketidaksesuaian yang di luar Sistem
Manajemen yang telah diterapkan oleh
perusahaan tetapi tetap diangkat untuk
peningkatan berkelanjutan atas penerapan sistem
manajemen perusahaan.
13 Ketua Tim Audit : Personil yang ditunjuk untuk mengatur kegiatan audit
. Internal internal.
14 Monitoring audit : Aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi
. tentang sebab dan akibat dari suatu audit yang sedang
dilaksanakan.
15 Audit Bersama (Joint : Ketika dua atau lebih organisasi audit bekerjasama
. Audit) untuk mengaudit suatu audit tunggal.
16 Tim Audit Bersama : Tim yang terdiri dari HoldCo dan OpCo yang
. melakukan audit bersama.
17 HoldCo : Holding Company, adalah PT Semen Indonesia
. (Persero) Tbk.
18 OpCo : Operating Company, adalah anak usaha PT Semen
. Indonesia (Persero) Tbk. yang termasuk penghasil
semen, meliputi PT Semen Padang (PTSP), PT Semen
Tonasa (PTST), Thang Long Cement JSC (TLCC) dan
PT Semen Gresik (PTSG).
19 Perusahaan : Terdiri dari HoldCo dan OpCo.
.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 3 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

IV. RISIKO DAN PENGENDALIAN


RISIKO :
Terdapat potensi audit yang dilakukan tidak efektif karena :
1. Audit tidak dilaksanakan sesuai Rencana Kerja yang disusun.
2. Hasil audit / rekomendasi tidak ditindak lanjuti auditi.

PENGENDALIAN :
1. Memastikan kecukupan pelaksanaan audit terhadap Rencana Kerja..
2. Melakukan monitoring tindak lanjut.

V. PROSEDUR
V.1 PERSYARATAN UMUM
1. Wakil Manajemen di masing-masing perusahaan bertanggung jawab membentuk Tim
Audit Internal Sistem Manajemen berdasarkan kualifikasi auditor :
a. Auditor harus independen terhadap area yang diaudit.
b. Pengalaman kerja yang memadai.
c. Pernah mengikuti pelatihan ISO 9001
d. Pernah mengikuti pelatihan auditor berdasarkan ISO 19011
2. Tim Audit Internal Sistem Manajemen di masing-masing perusahaan bertanggung
jawab :
a. Melakukan audit internal Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, SMK3,
OHSAS 18001, ISO 17025 dan sistem manajemen lainnya yang diterapkan oleh
masing-masing perusahaan minimal 1 (satu) kali setahun, sesuai dengan
Rencana Kerja Audit Internal.
b. Melakukan audit (SMT) berdasarkan pada risiko yang ada pada unit kerja auditi
yang memiliki nilai Tingkat Risiko (TR) lebih besar dari angka 8 (delapan), akan
tetapi bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan terhadap nilai Tingkat Risiko
yang kurang dari 8 (delapan) dengan mempertimbangkan adanya isu penting
yang berkembang di dalam maupun di luar perusahaan.

V.2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN AUDIT INTERNAL


1. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo bertanggung jawab :
a. Menyusun Kebijakan Audit Internal Sistem Manajemen Group yang akan menjadi
pedoman di HoldCo dan OpCo dengan memperhatikan masukan dari masing-
masing Audit Internal Sistem Manajemen OpCo, peraturan yang berlaku, dan
standar sistem manajemen yang diadopsi oleh Audit Internal Sistem Manajemen
HoldCo maupun OpCo.
Kebijakan Audit Internal antara lain meliputi penyusunan Rencana Kerja,
Sistematika Pelaporan Audit sampai dengan Kegiatan Monitoring, serta tata cara
Evaluasi Kinerja Auditor.
b. Kebijakan Audit Internal Sistem Manajemen Group kemudian diajukan kepada
Wakil Manajemen HoldCo untuk dikaji dan diberikan persetujuan apabila telah
sesuai.
c. Mendistribusikan Kebijakan Audit Internal Sistem Manajemen Group yang telah
disetujui Wakil Manajemen HoldCo kepada Audit internal Sistem Manajemen
OpCo.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 4 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

2. Audit Internal Sistem Manajemen OpCo berhak memberikan masukan kepada Audit
Internal Sistem Manajemen HoldCo dalam penyusunan Kebijakan Audit Internal
Sistem Manajemen HoldCo.
3. Bilamana terdapat perubahan kebijakan, maka Audit Internal Sistem Manajemen
HoldCo akan menginformasikan ke masing-masing Audit Internal Sistem Manajemen
OpCo dan selanjutnya akan dilakukan koordinasi antara HoldCo dan OpCo atas
perubahan yang ada.

V.3 PENYUSUNAN RKAI


1. RKAI secara garis besar meliputi tujuan audit, ruang lingkup audit, daftar tim auditor,
kompetensi auditor, jadwal audit dan checklist audit.
2. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo dan OpCo bertanggung jawab menyusun
draft RKAI Sistem Manajemen dimasing-masing perusahaan berdasarkan ketentuan
V.3.1.
3. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo bertanggung jawab memantau
penyelesaian RKAI di masing-masing OpCo sampai dengan triwulan 3 (tiga) tahun
berjalan. Apabila hingga akhir triwulan 3 (tiga) OpCo belum menyelesaikan draft
RKAI sistem manajemen OpCo, maka HoldCo memberikan himbauan kepada OpCo
untuk segera menyelesaikan draft RKAI Sistem Manajemen OpCo.
4. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo dan OpCo bertanggung jawab :
a. Mengidentifikasi proses audit yang dilakukan bersama (Joint Audit), kemudian
memasukkannya kedalam RKAI HoldCo dan OpCo.
b. Menyelaraskan RKAI Sistem Manajemen HoldCo dan OpCo yang nantinya
menjadi acuan pelaksanaan audit dalam 1 (satu) tahun kedepan. Penyelarasan
draft RKAI Sistem Manajemen HoldCo dan OpCo dilakukan selambat-lambatnya
pada Bulan Desember tahun berjalan.
c. Mengajukan RKAI kepada Wakil Manajemen masing-masing perusahaan untuk
dikaji dan diberikan persetujuan apabila telah sesuai.

V.4 PELAKSANAAN AUDIT


V.4.1 PELAKSANAAN AUDIT DI HOLDCO
1. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo bertanggung jawab melakukan audit
internal berdasarkan RKAI HoldCo yang telah disahkan.
2. HoldCo akan melakukan audit internal sesuai ruang lingkupnya dengan mengacu
pada prosedur P/INA/002.
3. Apabila terdapat jadwal audit internal yang dilakukan secara bersama, maka
pelaksanaan audit akan mengacu pada prosedur P/INA/007.

V.4.2 PELAKSANAAN AUDIT DI OPCO


1. Audit Internal Sistem Manajemen OpCo bertanggung jawab melakukan audit
internal berdasarkan RKAI OpCo yang telah disahkan.
2. OpCo akan melakukan audit internal sesuai ruang lingkupnya dengan mengacu
pada prosedur masing-masing OpCo.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 5 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

3. Apabila terdapat jadwal audit internal yang dilakukan secara bersama, maka
pelaksanaan audit akan mengacu pada prosedur P/INA/007.

V.4.3 PELAKSANAAN AUDIT BERSAMA (JOINT AUDIT)


1. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo bertanggung jawab menentukan
kebijakan terkait frekuensi audit bersama (Joint Audit) yang dilakukan minimal 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan atas persetujuan masing-masing OpCo.
2. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo dan OpCo melakukan audit bersama
berdasarkan RKAI Sistem Manajemen HoldCo dan/atau OpCo.
3. Wakil Manajemen perusahaan yang menjadi objek audit bersama bertanggung
jawab membentuk Tim Auditor yang terdiri dari anggota Tim Auditor Sistem
Manajemen HoldCo dan OpCo berdasarkan daftar auditor masing-masing
perusahaan yang memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan umum point
V.1.1.
4. Tim Auditor audit bersama bertanggung jawab menentukan tema, objek dan jadwal
audit secara bersama-sama dengan mempertimbangkan persyaratan umum pada
point V.1.2.
5. Ketua Tim Auditor audit bersama bertanggung jawab menetapkan tujuan, ruang
lingkup, checklist sampai dengan penyusunan laporan hasil audit.

V.5 MONITORING TINDAK LANJUT AUDIT


V.5.1 MONITORING TINDAK LANJUT AUDIT MASING-MASING PERUSAHAAN
1. Auditi di masing-masing perusahaan bertanggung jawab menyusun dan
melaksanakan tindakan perbaikan atas temuan ketidaksesuaian sesuai jadual
yang telah disepakati (adapun batas waktu penyelesaian juga mempertimbangkan
tingkat temuan/resiko) dan menyampaikan bukti atau progres tindak lanjut kepada
Tim Audit Internal Sistem Manajemen di masing-masing perusahaan.
2. Tim Audit Internal Sistem Manajemen masing-masing perusahaan bertanggung
jawab:
a. Melakukan rekapitulasi LTK , termasuk dari data primer (KKP), pada format
LHPP dengan melakukan penyempurnaan susunan kalimat temuan
ketidaksesuaian (bilamana diperlukan) yang dimaksudkan dengan tanpa
merubah esensi temuan yang ada. LHPP selanjutnya dimintakan persetujuan
dan pengesahan kepada Wakil Manajemen.
b. Melakukan monitoring tindak lanjut sebagai bukti adanya tindakan perbaikan
yang akan dilakukan oleh auditi terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan.
Kegiatan monitoring dilakukan dengan cara, yaitu :
I. Elektronik
 Dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut
(MTL). Notifikasi berupa email untuk mengingatkan auditi dalam hal
batas waktu penyelesaian tindakan perbaikan yang akan habis dan
meminta auditi untuk segera melakukan tindakan perbaikan, yang akan
dikirimkan secara otomatis dan berkala dengan frekuensi 30, 14, 7, 2,
1 hari sebelum dan sesudah batas waktu yang telah disepakati.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 6 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

 Melakukan verifikasi bilamana auditi telah melakukan tindakan


perbaikan atas temuan ketidaksesuaian dan memasukkan kedalam
Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut (MTL) Elektronik terkait dengan
penentuan status temuan ketidaksesuaian (Open/Close).
 Bilamana batas waktu penyelesaian yang disepakati auditor dan auditi
terlampaui hingga 1 (satu) bulan maka proses monitoring akan
dihentikan.
 Monitoring Tindak Lanjut perbaikan tetap dilakukan secara elektronik
bilamana auditi mengajukan perpanjangan waktu dari batas waktu
yang ditentukan.
 Bilamana auditi sampai dengan batas waktu yang disepakati dan atau
batas waktu perpanjangan tidak melakukan perbaikan, maka pada
audit berikutnya akan dibuat LTK baru.
 Laporan hasil monitoring secara otomatis akan tercatat dalam Aplikasi
Monitoring Tindak Lanjut (MTL), atau

II. Non-Elektronik
 Dilakukan secara manual apabila Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut
(MTL) elektronik mengalami gangguan.
 Auditor internal akan mengingatkan auditi dalam hal batas waktu
penyelesaian tindakan perbaikan yang akan habis dan meminta auditi
untuk segera melakukan tindakan perbaikan secara verbal (Telepon)
dan email. Bilamana auditi belum melakukan perbaikan sampai batas
waktu yang telah disepakati, auditor internal juga akan menanyakan
kendala yang dihadapi oleh auditi.
 Melakukan verifikasi (pada format LTK) bilamana auditi telah
melakukan tindakan perbaikan atas temuan ketidaksesuaian dan
mencatatnya dalam format monitoring seta menentukan status temuan
ketidaksesuaian (Open/Close).
 Bilamana batas waktu penyelesaian yang disepakati auditor dan auditi
terlampaui hingga 1 (satu) bulan maka proses monitoring akan
dihentikan.
 Monitoring Tindak Lanjut perbaikan tetap dilakukan secara manual
bilamana auditi mengajukan perpanjangan waktu dari batas waktu
yang ditentukan.
 Bilamana auditi sampai dengan batas waktu yang disepakati dan atau
batas waktu perpanjangan tidak melakukan perbaikan, maka pada
audit berikutnya akan dibuat LTK baru.
 Membuat laporan hasil monitoring sesuai dengan form Kegiatan
Monitoring Tindak Lanjut.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 7 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

V.5.2 MONITORING TINDAK LANJUT AUDIT BERSAMA


1. Auditi bertanggung jawab menyusun dan melaksanakan tindakan perbaikan atas
temuan ketidaksesuaian sesuai jadwal yang telah disepakati (adapun batas waktu
penyelesaian juga mempertimbangkan tingkat temuan/resiko) dan menyampaikan
bukti atau progres tindak lanjut kepada tim auditor.
2. Tim Auditor bertanggung jawab :
a. Melakukan rekapitulasi LTK , termasuk dari data primer (KKP), pada format
LHPP dengan melakukan penyempurnaan susunan kalimat temuan
ketidaksesuaian (bilamana diperlukan) yang dimaksudkan dengan tanpa
merubah esensi temuan yang ada. LHPP selanjutnya dimintakan persetujuan
dan pengesahan kepada Wakil Manajemen perusahaan yang menjadi objek
audit.
b. Melakukan monitoring tindak lanjut sebagai bukti adanya tindakan perbaikan
yang akan dilakukan oleh auditi terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan.
Kegiatan monitoring dilakukan dengan cara, yaitu :
I. Elektronik
 Dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut
(MTL). Notifikasi berupa email untuk mengingatkan auditi dalam hal
batas waktu penyelesaian tindakan perbaikan yang akan habis dan
meminta auditi untuk segera melakukan tindakan perbaikan, yang akan
dikirimkan secara otomatis dan berkala dengan frekuensi 30, 14, 7, 2,
1 hari sebelum dan sesudah batas waktu yang telah disepakati.
 Melakukan verifikasi bilamana auditi telah melakukan tindakan
perbaikan atas temuan ketidaksesuaian dan memasukkan kedalam
Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut (MTL) Elektronik terkait dengan
penentuan status temuan ketidaksesuaian (Open/Close).
 Bilamana batas waktu penyelesaian yang disepakati auditor dan auditi
terlampaui hingga 1 (satu) bulan maka proses monitoring akan
dihentikan.
 Monitoring Tindak Lanjut perbaikan tetap dilakukan secara elektronik
bilamana auditi mengajukan perpanjangan waktu dari batas waktu
yang ditentukan.
 Bilamana auditi sampai dengan batas waktu yang disepakati dan atau
batas waktu perpanjangan tidak melakukan perbaikan, maka pada
audit berikutnya akan dibuat LTK baru.
 Laporan hasil monitoring secara otomatis akan tercatat dalam Aplikasi
Monitoring Tindak Lanjut (MTL), atau

II. Non-Elektronik
 Dilakukan secara manual apabila Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut
(MTL) elektronik mengalami gangguan.
 Auditor internal akan mengingatkan auditi dalam hal batas waktu
penyelesaian tindakan perbaikan yang akan habis dan meminta auditi
untuk segera melakukan tindakan perbaikan secara verbal (Telepon)
dan/ atau email. Bilamana auditi belum melakukan perbaikan sampai

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 8 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

batas waktu yang telah disepakati, auditor internal juga akan


menanyakan kendala yang dihadapi oleh auditi.
 Melakukan verifikasi (pada format LTK) bilamana auditi telah
melakukan tindakan perbaikan atas temuan ketidaksesuaian dan
mencatatnya dalam format monitoring seta menentukan status temuan
ketidaksesuaian (Open/Close).
 Bilamana batas waktu penyelesaian yang disepakati auditor dan auditi
terlampaui hingga 1 (satu) bulan maka proses monitoring akan
dihentikan.
 Monitoring Tindak Lanjut perbaikan tetap dilakukan secara manual
bilamana auditi mengajukan perpanjangan waktu dari batas waktu
yang ditentukan.
 Bilamana auditi sampai dengan batas waktu yang disepakati dan atau
batas waktu perpanjangan tidak melakukan perbaikan, maka pada
audit berikutnya akan dibuat LTK baru.
3. Ketua Tim Audit bersama bertanggung jawab memantau hasil monitoring tindak
lanjut atas ketidaksesuaian yang ditemukan saat audit bersama.

V.6 PELAPORAN HASIL AUDIT


V.6.1 PELAPORAN HASIL AUDIT MASING-MASING PERUSAHAAN
1. Tim Audit Internal Sistem Manajemen masing-masing perusahaan bertanggung
jawab :
a. Menyusun LHPF dengan berdasarkan LHPP dan data yang diperoleh dari
kegiatan monitoring tindak lanjut perbaikan.
b. Menyampaikan LHPF yang telah disetujui oleh Wakil Manajemen masing-
masing perusahaan kepada masing-masing Kepala Departemen untuk
mendapatkan persetujuan atas laporan audit yang telah dibuat sesuai
dengan hasil monitoring tindak lanjut perbaikan.
c. Menyampaikan copy LHPF yang telah disetujui Kepala Departemen
masing-masing auditi kepada Kepala Departemen auditi dan pengelola
Sistem Manajemen sebagai bahan evaluasi sistem manajemen.
d. Menyimpan dan memelihara formulir Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dan
Laporan Temuan Ketidaksesuaian yang asli, sebagai bahan untuk
melakukan evaluasi pelaksanaan audit secara keseluruhan.
e. Terhadap temuan yang belum dilakukan tindak lanjut perbaikan sesuai
yang dimaksud pada item atas, tim audit internal masing-masing
perusahaan akan menyampaikan temuan ke Wakil Manajemen masing-
masing perusahaan dan unit pengelola sistem, khususnya yang berkaitan
dengan masalah yang signifikan atau yang berisiko tinggi sebagai bahan
pembahasan Rapat Tinjauan Manejemen.
2. Audit Internal Sistem Manajemen di masing-masing OpCo melaporkan hasil
Audit Internal Sistem Manajemen (LHPF, termasuk lembar monitoring) kepada
Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 9 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

3. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo menyampaikan hasil laporan final


kepada pengelola sistem manajemen HoldCo sebagai bahan penyempurnaan
sistem manajemen.
V.6.2 PELAPORAN HASIL AUDIT BERSAMA
Tim Auditor audit bersama bertanggung jawab:
a. Menyusun LHPF dengan berdasarkan LHPP dan data yang diperoleh dari
kegiatan monitoring tindak lanjut perbaikan.
b. Menyampaikan LHPF yang telah disetujui oleh Wakil Manajemen perusahaan
yang menjadi objek audit bersama kepada masing-masing Kepala Departemen
yang menjadi objek audit bersama untuk mendapatkan persetujuan atas laporan
audit yang telah dibuat sesuai dengan hasil monitoring tindak lanjut perbaikan.
c. Menyampaikan copy LHPF yang telah disetujui Kepala Departemen objek audit
bersama kepada Kepala Departemen auditi dan pengelola Sistem Manajemen
sebagai bahan evaluasi sistem manajemen.
d. Menyimpan dan memelihara formulir Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dan
Laporan Temuan Ketidaksesuaian yang asli, sebagai bahan untuk melakukan
evaluasi pelaksanaan audit secara keseluruhan.
e. Terhadap temuan yang belum dilakukan tindak lanjut perbaikan sesuai yang
dimaksud pada item diatas, tim auditor audit bersama akan menyampaikan
temuan ke Wakil Manajemen dan unit pengelola sistem perusahaan yang
menjadi objek audit bersama, serta unit pengelola sistem HoldCo. Khususnya
yang berkaitan dengan masalah yang signifikan atau yang berisiko tinggi sebagai
bahan pembahasan Rapat Tinjauan Manajemen.

V.7 EVALUASI AUDIT


1. Audit Internal Sistem Manajemen HoldCo bertanggung jawab :
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan audit internal sistem manajemen di masing-
masing OpCo selama 1 (Satu) tahun berdasarkan RKAI OpCo dan evaluasi
penerapan kebijakan audit internal sistem manajemen group.
b. Menyusun rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan
menyampaikan kepada Wakil Manajemen dan/ atau Direktur Bidang untuk
dimintakan tanda tangan.
c. Mendistribusikan rekomendasi perbaikan kepada unit pengelola sistem
manajemen dan Wakil Manajemen di masing-masing OpCo.
2. Wakil Manajemen di masing-masing OpCo bertanggung jawab melaksanakan
perbaikan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh HoldCo.
3. Audit Internal Sistem Manajemen masing-masing perusahaan bertanggung jawab
melakukan evaluasi secara mandiri terhadap kinerja audit selama 1 (satu) tahun yang
meliputi :
a. Kecukupan Tindak Lanjut oleh Auditi.
b. Kapabilitas self assessment oleh auditi.
c. Review Pelaksanaan Audit.
d. Evaluasi Kinerja Tim Audit Internal.
4. Wakil Manajemen masing-masing perusahaan bertanggung jawab melakukan
evaluasi kinerja auditor.

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia


PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Kode Dokumen : P/INA/007
Revisi ke : 0
PROSEDUR Tanggal : 17 April 2017
AUDIT INTERNAL Halaman : 10 dari 10
SISTEM MANAJEMEN GROUP

VI. KRITERIA KEBERHASILAN


1. Pelaksanaan Audit Internal Sistem Manajemen terlaksana sesuai dengan rencana
kerja.
2. Ketidaksesuaian yang sama tidak terjadi pada audit selanjutnya.

VII. DOKUMEN TERKAIT


1. Pedoman Sistem Manajemen Group
2. Quality Management Systems - Requirements ISO 9001
3. Environmental Management Systems-Requirements with guidance for use ISO 14001
4. PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
5. Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi
ISO/IEC 17025
6. OHSAS 18001 Occupational health and safety management systems - Requirements
7. SK Direksi no. 022/Kpts/Dir/2006 tentang Sistem Manajemen Semen Gresik (SMSG)
8. ISO 55001 Asset management - Management systems Requirements.
9. ISO 19011 sebagai panduan Audit Internal Sistem Manajemen
10. PerMen ESDM No. 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara
11. PerMen Perhubungan Republik Indonesia No. PM 134 tahun 2016 tentang
Manajemen Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan

VIII. LAMPIRAN
1. Flow Prosedur Audit Internal Sistem Manajemen
2. Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
3. Laporan Temuan Ketidaksesuaian (LTK)
4. Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (LHPP)
5. Laporan Hasil Pemeriksaan Final (LHPF)
6. Kegiatan Monitoring Tindak Lanjut
7. Laporan Audit Penerapan SMKP Minerba
8. Temuan Kekurangan
9. Lembar Ketidak Sesuaian
10. Rencana Kerja Audit Internal Sistem Manajemen
11. Lembar Periksa Audit Internal
12. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan Audit Group
13. Rekapitulasi Pemenuhan Klausul Group

Prosedur Sistem Manajemen Semen Indonesia

Anda mungkin juga menyukai