PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
SISTEM MANAJEMEN GROUP
I. TUJUAN
1. Sebagai panduan pelaksanaan kegiatan Audit Internal Sistem Manajemen Group.
2. Memastikan Sistem Manajemen di perusahaan (HoldCo dan OpCo) diterapkan secara
efektif melalui bukti pencapaian Sasaran Perusahaan dan KPI.
3. Memastikan pemenuhan klausul / kriteria / elemen ISO 9001, ISO 14001, SMK3,
OHSAS 18001, ISO 17025 serta sistem manajemen lainnya dalam proses bisnis
perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.
III. DEFINISI
1. Audit : Proses yang sistematis, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan
sejauh mana kriteria audit dipenuhi.
2. Bidang Audit : Meliputi kegiatan pemeriksaan dokumen dan
pemeriksaan implementasi persyaratan dengan kondisi
di lapangan.
3. Tim Audit Internal : Orang atau tim yang melaksanakan audit berdasarkan
Sistem Manajemen Surat Tugas dari Wakil Manajemen.
4. Auditor : Orang atau kelompok yang melakukan audit.
5. Auditi : Orang atau suatu kelompok orang yang diaudit.
6. Audit Internal Sistem : Audit yang dilakukan oleh organisasi sendiri, atau atas
Manajemen nama organisasi sendiri untuk kaji ulang manajemen
dan maksud internal lain (misalnya untuk konfirmasi
efektivitas sistem manajemen atau untuk memperoleh
informasi pada peningkatan sistem manajemen).
7. RKAI : Rencana Kerja Audit Internal
8. KKP : Kertas Kerja Pemeriksaan
9. LTK : Laporan Temuan Ketidaksesuaian
10 LHPP : Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan
.
11. LHPF : Laporan Hasil Pemeriksaan Final
12 Ketidaksesuaian : penyimpangan yang bersifat menyeluruh atau parsial
. terhadap persyaratan Sistem Manajemen yaitu ISO
9001, ISO 14001, SMK3, OHSAS 18001,ISO/IEC
17025 dan ISO 55001 yang akan berdampak signifikan
terhadap pencapaian kinerja perusahaan, sistem mutu
dan atau persyaratan / standar lingkungan dan atau
keselamatan kerja dan atau lingkungan.
Kategori ketidaksesuaian Audit Internal meliputi :
PENGENDALIAN :
1. Memastikan kecukupan pelaksanaan audit terhadap Rencana Kerja..
2. Melakukan monitoring tindak lanjut.
V. PROSEDUR
V.1 PERSYARATAN UMUM
1. Wakil Manajemen di masing-masing perusahaan bertanggung jawab membentuk Tim
Audit Internal Sistem Manajemen berdasarkan kualifikasi auditor :
a. Auditor harus independen terhadap area yang diaudit.
b. Pengalaman kerja yang memadai.
c. Pernah mengikuti pelatihan ISO 9001
d. Pernah mengikuti pelatihan auditor berdasarkan ISO 19011
2. Tim Audit Internal Sistem Manajemen di masing-masing perusahaan bertanggung
jawab :
a. Melakukan audit internal Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001, SMK3,
OHSAS 18001, ISO 17025 dan sistem manajemen lainnya yang diterapkan oleh
masing-masing perusahaan minimal 1 (satu) kali setahun, sesuai dengan
Rencana Kerja Audit Internal.
b. Melakukan audit (SMT) berdasarkan pada risiko yang ada pada unit kerja auditi
yang memiliki nilai Tingkat Risiko (TR) lebih besar dari angka 8 (delapan), akan
tetapi bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan terhadap nilai Tingkat Risiko
yang kurang dari 8 (delapan) dengan mempertimbangkan adanya isu penting
yang berkembang di dalam maupun di luar perusahaan.
2. Audit Internal Sistem Manajemen OpCo berhak memberikan masukan kepada Audit
Internal Sistem Manajemen HoldCo dalam penyusunan Kebijakan Audit Internal
Sistem Manajemen HoldCo.
3. Bilamana terdapat perubahan kebijakan, maka Audit Internal Sistem Manajemen
HoldCo akan menginformasikan ke masing-masing Audit Internal Sistem Manajemen
OpCo dan selanjutnya akan dilakukan koordinasi antara HoldCo dan OpCo atas
perubahan yang ada.
3. Apabila terdapat jadwal audit internal yang dilakukan secara bersama, maka
pelaksanaan audit akan mengacu pada prosedur P/INA/007.
II. Non-Elektronik
Dilakukan secara manual apabila Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut
(MTL) elektronik mengalami gangguan.
Auditor internal akan mengingatkan auditi dalam hal batas waktu
penyelesaian tindakan perbaikan yang akan habis dan meminta auditi
untuk segera melakukan tindakan perbaikan secara verbal (Telepon)
dan email. Bilamana auditi belum melakukan perbaikan sampai batas
waktu yang telah disepakati, auditor internal juga akan menanyakan
kendala yang dihadapi oleh auditi.
Melakukan verifikasi (pada format LTK) bilamana auditi telah
melakukan tindakan perbaikan atas temuan ketidaksesuaian dan
mencatatnya dalam format monitoring seta menentukan status temuan
ketidaksesuaian (Open/Close).
Bilamana batas waktu penyelesaian yang disepakati auditor dan auditi
terlampaui hingga 1 (satu) bulan maka proses monitoring akan
dihentikan.
Monitoring Tindak Lanjut perbaikan tetap dilakukan secara manual
bilamana auditi mengajukan perpanjangan waktu dari batas waktu
yang ditentukan.
Bilamana auditi sampai dengan batas waktu yang disepakati dan atau
batas waktu perpanjangan tidak melakukan perbaikan, maka pada
audit berikutnya akan dibuat LTK baru.
Membuat laporan hasil monitoring sesuai dengan form Kegiatan
Monitoring Tindak Lanjut.
II. Non-Elektronik
Dilakukan secara manual apabila Aplikasi Monitoring Tindak Lanjut
(MTL) elektronik mengalami gangguan.
Auditor internal akan mengingatkan auditi dalam hal batas waktu
penyelesaian tindakan perbaikan yang akan habis dan meminta auditi
untuk segera melakukan tindakan perbaikan secara verbal (Telepon)
dan/ atau email. Bilamana auditi belum melakukan perbaikan sampai
VIII. LAMPIRAN
1. Flow Prosedur Audit Internal Sistem Manajemen
2. Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
3. Laporan Temuan Ketidaksesuaian (LTK)
4. Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (LHPP)
5. Laporan Hasil Pemeriksaan Final (LHPF)
6. Kegiatan Monitoring Tindak Lanjut
7. Laporan Audit Penerapan SMKP Minerba
8. Temuan Kekurangan
9. Lembar Ketidak Sesuaian
10. Rencana Kerja Audit Internal Sistem Manajemen
11. Lembar Periksa Audit Internal
12. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan Audit Group
13. Rekapitulasi Pemenuhan Klausul Group