Anda di halaman 1dari 5

Nama : Berliana Agustin

NIM : 04011281520131
Kelas : Alpha 2015

Fisiologi Ibu Hamil


 Perubahan Metabolik
Sebagai akibat dari peningkatan sekresi dari berbagai macam hormon selama masa kehamilan,
termasuk tiroksin, adrenokortikal dan hormon seks, maka laju metabolisme basal pada wanita hamil
meningkat sekitar 15 % selama mendekati masa akhir dari kehamilan. Sebagai hasil dari peningkatan
laju metabolisme basal tersebut, maka wanita hamil sering mengalami sensasi rasa panas yang
berlebihan. Selain itu,karena adanya beban tambahan, maka pengeluaran energi untuk aktivitas otot
lebih besar daripada normal (Guyton, 2006).
 Volume darah
Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 – 8 minggu dan akan
mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu.. Peningkatan volume darah
meliputi volume plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Volume plasma meningkat 40 – 50 %,
sedangkan sel darah merah meningkat 15 – 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia fisiologis (
keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena adanya hemodilusi, viskositas darah
menurun kurang lebih 20%. Mekanisme yang pasti peningkatan volume darah ini belum diketahui,
tetapi beberapa hormon seperti rennin-angiotensin-aldosteron, atrial natriuretic peptide, estrogen,
progresteron mungkin berperan dalam mekanisme tersebut.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
 Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran uterus
dan unit foeto-plasenta.
 Mengisi peningkatan resevoir vena.
 Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan. Selama kehamilan ibu
menjadi hiperkoagulopati.
Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.
Cardiac output meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksimal dicapai pada
kehamilan 24 minggu. Pada awalnya peningkatan denyut jantung ketinggalan dibelakang
peningkatan cardiac output dan kemudian meningkat 10 – 15 kali permenit pada kehamilan 28 – 32
minggu. Peningkatan cardiac output mula-mula tergantung kepada penginkatan stroke volume dan
kemudian dengan peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan stroke volume dari pada
perubahan denyut jantung
 Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin,
plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam
beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram
dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram
(Prawirohardjo, 2008).
 Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu
korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah
yang relative minimal (Prawirohardjo, 2008).
 Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat
laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesterone, dan somatromatropin (Prawirohardjo, 2008).
 Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memnuhi kebutuhan O2.
Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil
32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
 Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
 Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-
kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum.

Anemia pada Kehamilan


Diagnosis Banding
 Anemia defisiensi besi
 Thalasemia
 Anemia karena penyakit infeksi kronis
 Anemia defisiensi asam folat
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
1. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5%
menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai
risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil
maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar
untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin
banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
3. Kurang Energi Kronis (KEK)
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti
kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan
keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsums pangan, umur, paritas, dan
sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK
adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan
kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita KEK
berpeluang untuk menderita anemia (Darlina, 2003).
4. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh agar tidak mudah
terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb < 10 g/dL memiliki kadar sel darah
putih yang rendah pula. Seseorang dapat terkena anemia meningkatnya kebutuhan tubuh akibat
kondisi fisiologis (hamil, kehilangan darah akibat kecelakaan, pasca bedah, menstruasi), adanya
penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria, TBC)

5. Jarak kehamilan
Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1 – 3 anak
dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi
kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai
waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada
ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena
cadangan zat besi ibu hamil belum pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang
dikandungnya.
6. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang di derita masyarakat
adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau
kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan
pendidikan dan tingkat social ekonomi rendah (Manuaba, 2010). Menurut penelitian Amirrudin dkk
(2007), faktor yang mempengaruhi status anemia adalah tingkat pendidikan rendah.

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
– Hb, Ht, eritrosit, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, retikulosit, LED, MCH, MCV,
MCHC
• Pemeriksaan Kimia Darah
– Besi serum, ferritin serum, TIBC, saturasi transferin
• Apusan Darah Tepi
• USG

Analisis Masalah
a. Apa dampak jarak anak terakhir dengan kehamilan sekarang? 8 6
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Jarak
kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan
kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Disebabkan cadangan zat besi pada
ibu hamil belum pulih, akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandungnya. Disamping
itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka
setiap kehamilan akan menguras kesediaan Fe tubuh dan akhirnya menyebabkan anemia pada
kehamilan.

b. Bagaimana hubungan dan dampak sosioekonomi terhadap kasus? 10 8


Faktor yang menggambarkan tingkat sosio ekonomi salah satunya adalah tingkat pendidikan
dan pekerjaan. Tingkat sosio ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi kejadian anemia. Angka
kejadian anemia pada ibu-ibu dengan kelompok pekerjaan suami (petani, nelayan, pekerja lepas)
lebih tinggi dari kelompok pekerjaan suami (pegawai negeri, swasta dan dagang). Hal ini
mencakup kemampuan dalam hal membeli dan memenuhi makanan bergizi dan suplemen
tambahan yang dibutuhkan pada saat hamil (Hasibuan, 1997 dalam Sidabuke, 2003). Ibu hamil
yang berpendidikan rendah menderita anemia sebanyak 60%, sedangkan ibu hamil yang
berpendidikan tinggi menderita sebanyak 17,4% (Fishkar dkk, 1993 dalam Nelwanti, 2004).
Hasil penelitian Hendro (2006), mengatakan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan
dengan status anemia, karena dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah diasumsikan
pengetahuannya tentang gizi rendah, sehingga berpeluang untuk terjadinya anemia sebaliknya
jika ibu hamil berpendidikan tinggi, maka kemungkinan besar pengetahuannya tentang gizi juga
tinggi, sehingga diasumsikan kecil peluangnya untuk terjadi anemia.
c. Bagaimana interpretasi pemeriksaan obstetric? 13 8

Data Interpretasi Nilai Normal


Cephalic presentation Normal
FHR 140x/menit Normal 110-160x/menit
No uterine contraction Normal kontraksi uterus menandakan
bayi belum sampai pangkal
vagina dan belum siap
dilakukan persalinan.
Persalinan norma sekitar 37-
42 minggu usia kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai