Agama
Agama
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga
masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak maju
bersama dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai tuntutan zaman. Perubahan dan
pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi yang ideal
senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan dan
mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama
mereka yang menggenggam idealisme dan gagasan tentang kemajuan.
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.sikap terbuka antara lain
adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting di dalam Islam. Selain itu
dalam agama islamkita diharapkan dapat berlaku Adil. Dari ketiga hal diatas penulis
berkeinginan membuat sebuah makalah yang berjudul “Budaya akademik dan etos
kerja serta sikap terbuka dan adil”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
4. Mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan SDM mahasiswa dalam budaya
akademik
5. Mengetahui pengertian etos kerja.
6. Mengetahui fungsi dan hubungan etos kerja dalam sikap keterbukaan dan keadilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Budaya akademika adalah budaya yang dihasilkan oleh suatu komunitas yang
tindakannya didasari oleh tindakan ilmiah teknis dan mampu menjelaskan tindakannya itu
atas dasar logika dan ilmu pengetahuan.
Cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk, multikultural yang bernaung dalam
sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas.
Budaya Akademik dapat diartikan sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan
akademik yang dihayati, dimaknai, dan diamalkan oleh warga masyarakat akadenik, di
lembaga pendidikan, dan lembaga penelitian. Kehidupan dan kegiatan akademik
diharapkan selalu berkembang, bergerak maju seiring dengan dinamika perubahan dan
pembaharuan sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan dan pembaharuan dalam
kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi yang ideal senantiasa menjadi harapan
dan dambaan setiap orang yang mengabdikan dan mengakulturasikan diri melalui dunia
pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka yang memegang idealisme dan gagasan
tentang kemajuan. Perubahan dan pembaharuan ini hanya dapat terjadi apabila digerakkan
dan didorong oleh pihak-pihak yang saling terkait, memiliki komitmen dan tanggung
jawab yang tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan budaya akademik.
Budaya akademik sebenarnya adalah budaya yang universal. Artinya, dimiliki oleh
setiap orang yang melibatkan dirinya dengan aktivitas akademik. Membangun budaya
akademik bukan persoalan yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi terhadap kegiatan
akademik, sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-
norma kegiatan akademik tersebut.
Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik tersebut
adalah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu refrensi aktual dan mutakhir,
dan lain-lain. Dengan melalukan aktivitas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan
budaya mutu yang secara bertahap bisa menjadi kebiasaan dalam berprilaku baik itu
mahasiswa maupun tenaga pendidik di perguruan tinggi. Oleh karena itu, tanpa melakukan
kegiatan-kegiatan dalam bidang akademik, mustahil dan tidak mungkin seorang akademisi
akan memperoleh nilai-nilai normative akademik. Bisa saja ia mampu berbicara tentang
norma dan nilai-nilai akademik tersebut di depan forum, namun tanpa disertai proses
pemblajaran dan pelatihan. Norma-norma tersebut tidak akan pernah terwujud dalam
praktik kehidupan sehari-hari jika demikian. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-segan
3
melakukan berbagai pelanggaran dalam suatu wilayah tertentu, baik disadari ataupun tidak
disadari.
Perkembangan budaya akademik di dalam situasi yang sarat akan idealisme, rumusan
konsep dan pengertian tentang budaya akademik yang disepakati oleh sebagian besar
responden adalah budaya atau prilaku hidup yang selalu mencari kebenaran yang ilmiah
melalui kegiatan akademik dalam masyarakat, yang membangun kebebasan berpikir,
keterbukaan, rasional dan objektif. Berikut merupakan ciri-ciri perkembangan budaya
akadmik:
4
7. Managemen perguruan tinggi
8. Penulisan artikel, majalah, dan buku
9. Proses belajar dan mengajar
Tradisi Akademik
Merupakan tradisi yang menjadi cirri khas kehidupan masyarakat akademik dengan
menjalankan proses belajar dan mengajar antara dosen dan mahasiswa, mengadakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta membangun cara berpikir kritis dan
rasional serta inovatif di dalam lingkungan akademik.
Kebebasan Akademik
1. Kebebasan menulis.
2. Kebebasan meneliti.
3. Menghasilkan karya keilmuan.
4. Menyampaikan pendapat atau pikiran.
5. Penyampaian gagasan yang sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
Selain daripada itu, kebebasan akademik terkadang juga berkaitan dengan sikap-sikap
dalam kehidupan beragama yang apada era dan pandangan keagamaan tertentu
menimbulkan hambatan dlam perkembangan kebeasan akademik, khususnya kebebasan
5
berpendapat. Dapat diartikan bahwa kebebasan akademik suatu masyarakat atau bangsa
sangat tergantung dan berkaitan dengan situasi politik dan pemerintahan oleh para
penguasa.
Prinsip kebebasan mimbar akademik yang dinamis, terbuka, dan ilmiah, sesui dengan yang
diamanatkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sitem Pedidikan Nasional. Dalam
implementasinya:
6
dalah seorang pembelajar yang tidak hanya ikut duduk dalam bangku kuliah kemudian
mendengarkan penjelasan dosen, kemudian pulang dan menghafal apa yang telah
diberikan dosen saat mengajar untuk menghadapi ujian tengah semester ataupun ujian
akhir semester. Dalam hai ini seorang mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang
simbol pencetus pembaharuan dan inisiator perjuangan yang respect dan tanggap
dengan hal-hal sosial serta permasalahan umat manusia. Maka dari itu berikut beberapa
upaya untuk meningkatkan budaya akademik atau SDM mahasiswa dengan cara :
1. Menitik beratkan pada rencana Plan, do, check, action (PDCA). Plan, yaitu rencana
yang tepat, dan matang dalam setiap aktivitas dan proses belajar mengajar. Do
yaitu dilaksanakan dengan optimal, maksimal dan berkesinambungan. Check yaitu
adanya upaya komperatif, sinergi dan singkronisasi yang diinginkan dan yang
menjadi tujuannya. Action adalah adanya evaluasi dan gambaran yang logis,
sehingga dijadikan dasar dalam tolak ukur keberhasilan dan kegagalan.
2. adanya interaksi anatra kegiatan kurikuler yang terstruktur dengan baik pada beban
kurikulum dan jumlah serta bobot SKS dalam mata kuliah.
3. tersedianya sarana dan prasarana serta sumber daya atau dosen yang memadai.
Etos berasal dari bahasa Yunani yaitu etos yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapi
juga dimiliki oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi cirri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok. Secara terminologis kata etos adalah yang mengalami perubahan makna
yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda, yaitu:
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau
karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan
yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan suatu keinginan ataupun
cita-cita. Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup aynga mendasar, maka etos kerja pada
dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-
nilai yang berdimensi transenden.
7
Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta
caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu
yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high
Performance). Dengan semikian adanya etos kerja pada diri seorang pedagang akan lahir
semangat untuk menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh, karena memiliki
keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan di dapat tentunya
maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha berdagang
seseorang akan terus berkembang dan berjalan seiring waktu.
F. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja Dalam Sikap Keterbukaan dan Keadilan
Secara umum etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak terhadap perbuatan dan
kegiatan individu. Menurut A. Tambani Rusyam, fungsi etos kerja adalah pendorong
timbulnya perbuatan, penggairah dalam beraktivitas, penggerak, seperti mesin pada
mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan. Menurut kamus W.J.S.
Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu atau sesuatu yang dilakukan. Kerja
memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas kerja mencangkup semua bentuk usaha
yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun materi, baik itu yang bersifat
intelektual maupun fisik. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi
yang persetujuannya mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter
seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja
yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita.
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata terbuka dan transparan, yang secara
harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru,tidak
ada keraguan. Dengan demikian transparansi atau keterbukaan adalah tindakan yang
memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas, mudah dipahami dan tidak
dipertanyakan lagi kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintah,
keterbukaan atau transparansi berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa
memberikan informasi factual mengenai berbagai hal yang bekenaan dengan proses
penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil
berarti kejujuran, kelurusan, dan keikhlasan dan tidak berat setengah, tidak memihak,
tidak sewenang-wenang. Menurut Ensiklopedi Indonesia kata adil berarti tidak berat
sebelah atau memihak kesalahan suatu pihak, memberikan sesuatu kepada orang sesuai
8
dengan hak yang harus diperolehnya, mengetahui hak dan kewajiban mana yang benar
dan yang salah, jujur, tepat pada aturan yang berlaku. Tida pilih kasih dan pandang
siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Budaya akademik dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan
kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat
akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. Dalam beragama kita
dianjurkan untuk menempuh pendidikan yang paling tinggi, oleh karenanya setiap insane
manusia yang dapat menempuh kegiatan akademisi dengan baik yang sesua dengan norma
dalam Hindu akan memperoleh tempat yang tinggi pula nantinya.
Etos kerja bukan semata-mata berakhir pada mencari rezeki untuk menghidupi diri
dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun malam terus menerus tidak
mengenal lelah tetapi kerja yang dimaksud adalah kerja yang mencangkup segala bentuk
9
amalan atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,
keluarga, dan masyarakat sekelilingnya serta Negara.
Inti dai sikap terbuka ialah jujur, dan inin merupakan ajaran ahlak dalam bersikap.
Tanpa danya kejujuran segala sesuatu perbuatan yang kita kerjakan tidakklah berarti dan
berakhir sia-sia
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://alifviarahma.blogspot.co.id/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-sikap.html
https://www.slideshare.net/FaiqoDiyana/budaya-akademik-etos-kerja-dan-sikap-adil-
terbuka-67533690
http://fisikaituunique.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-budaya-akademik-etos.html
http://namaraaulia.blogspot.co.id/2016/08/makalah-etos-kerja-.html
http://uinpalembang.blogspot.co.id/2016/05/makalah-etos-kerja-dalam-perspektif.html
http://www.academia.edu/11430884/Paper_agama
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-3-sikap-terbuka-dan-adil
10
11