BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Mandarin atau yang sering disebut juga dengan bahasa Putonghua
merupakan bahasa yang paling sering dipakai di negeri China. Istilah Putonghua
hanya dikenal di China atau hanya oleh orang-orang Tiongkok, sedangkan masyarakat
atau negara lain pada umumnya lebih mengenal dengan sebutan bahasa Mandarin.
Bahasa adalah simbol yang arbitrer yang digunakan oleh manusia untuk
tidak lepas dari penggunaan kalimat karena kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Akan tetapi, dalam bahasa Mandarin, untuk menyampaikan makna pada sebuah kata,
memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki salah satu
dari kedua unsur tersebut, maka pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya
sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Seperti halnya kalimat
pada bahasa lain, kalimat dalam bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat diklasifikasi menjadi
Untuk menggabungkan sebuah kalimat majemuk, tentunya tidak akan lepas dari
2
konjungsi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, khusus akan dibahas konjungsi dalam
Kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin terdiri dari satu induk
kalimat dan satu atau beberapa anak kalimat.(Lu Gang, 2008). Pendapat yang hampir
sama juga disampaikan oleh Chaer, (1994 : 244) yang menyebutkan bahwa kalimat
majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi atas beberapa kalimat tunggal yang
kedudukannya tidak setara alam sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain.
Saya jatuh cinta dengan kamu sehingga saya menahan sedih sendiri.
(《Gōngkāi de qíngshū》 1972: Bab 3 surat ke-1, Jìn fán) 1
membedakan penggunaan yīncǐ dengan yúshì sangat penting bagi para pemakai.
waktu dalam bahasa Mandarin tidak memiliki kategori gramartikal kala, tetapi
dileksikalkan berbagai bentuk satuan lingual yang berupa kata, frase dan klausa.
3
Konjungsi subordinatif merupakan salah satu bentuk yang dapat mencerminkan waktu
yang pendek atau panjang, tapi tidak memiliki kategori gramatikal kala.
Contoh :
(3) Anak kalimat Induk kalimat
Wǎnshàng kāichē shí , yào guānbì chē nèi de dēng.
malam mengemudi kalau(ketika) harus mati mobil dalam yang lampu
Kalau kita mengemudi mobil pada malam hari, kita harus mematikan lampu yang
ada di dalam kabin mobil.
(diteruskan dari Internet)2
(4) Anak kalimat Induk kalimat
Bōyīn 737 qǐfēi shí , shísù shì 283 gōnglǐ/xiǎoshí.
Boeing 737 tinggal landas saat cepat adalah 283 Km jam.
konjungsi subordinatif dalam bahasa Mandarin ada yang dapat didahului induk
kalimat, penutur atau pendengar harus dapat membedakan makna konjungsi shí
menarik untuk meneliti lebih jauh mengenai penggunaan konjungsi dalam bahasa
Mandarin.
1. Jenis hubungan antar klausa apa saja yang terdapat dalam bahasa Mandarin?
Mandarin
Manfaat penelitian ini terbagi ke dalam manfaat teoretis dan manfaat praktis.
ini juga diharapkan dapat memperluas penerapan teori linguistik korpus dalam bidang
linguistik, yang berarti analisis kalimat kompleks mungkin dalam titik yang dinamis
pandang, bukan titik statis pandang. Penelitian ini juga diharapkan analisis teori
linguistik korpus tidak hanya berguna bagi linguistik, tapi bermanfaat juga bagi
konmunikasi sehari-hari.
5
Indonesia / China yang sedang belajar bahasa Mandarin maupun akan belajar bahasa
Mandarin.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna dalam mengatasi atau menghindari
menyampaikan kalimat majemuk dialek dan bahasa Mandarin kuno. Peneliti juga
membatasi pada perbedaan dan penggunaan kalimat majemuk bertingkat dan peneliti
tidak membahas anak kalimat keterangan tujuan dan kalimat majemuk setara. Hal ini
jenis kalimat terpenting dalam bahasa Mandarin, yang sangat penting dalam
dari satu induk kalimat dan satu atau beberapa anak kalimat. Menurut fungsi
6
gramatikal dan fungsi anak kalimat dengan fungsi induk kalimat, kalimat majemuk
dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis dalam bahasa Mandarin resmi: kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk campuran dan kalimat majemuk bertingkat. Cao
Fengling (2013) mengemukakan hubungan kognitif antara dua atau lebih klausa
dalam kalimat majemuk. Sementara itu Liu Guangdi (2004) mengemukakan bentuk
kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin hampir sama dengan bentuk
anak kalimat adverbial dalam bahasa Inggris. Karena Bahasa Mandarin resmi tidak
memiliki kala, jadi dalam gramatika bahasa Mandarin tidak terdapat klausa appositif
(appositive clause), klausa atributif (attributive clause) dan klausa-klausa lain, yang
Tesis ini terutama membahas 4 jenis anak kalimat adverbial: anak kalimat
waktu, anak kalimat sebab-akibat, anak kalimat syarat dan anak kalimat konsesif. Jadi
bagian ini terutama memperkenalkan studi terbaru pada 4 jenis anak kalimat adverbial.
Banyak sarjana dalam China telah melakukan penelitian konjungsi, tapi jarang
Kuang Pengfei (2006) dalam penelitian Lùn‘shí’ zài xiàndài hànyǔ zhòngde shítài
'diskusi kala ‘shí’ dalam bahasa Mandarin' menganggap bahwa anak kalimat
keterangan waktu dapat dibedakan menjadi dua cabang melalui waktu kejadian, yaitu
anak kalimat keterangan waktu sebelum dan anak kalimat keterangan waktu setelah,
tetapi dua sejenis anak kalimat tersebut bisa ditandai oleh konjungsi shí.
Cao Fenglin (2013) dalam tesis Cóng túxíng-bèijǐng jiǎodù fēnxī yīngyǔ fùhé jù 'sudut
'histori kamparatif bahasa Mandarin dengan bahasa asing' anggap qíjiān bersinonim
dengan shí ketika dua konjungsi ini bermakna while, qíjiān dapat diganti oleh shí,
tetapi konjungsi waktu shí kadang tidak dapat diganti oleh qíjiān karena kadang shí
bermakna when.
'sebelum' yang digunakan untuk menanadai anak kalimat keterangan sebelum, yǐhòu
cǐhòu dan zhīhòu 'setelah' juga digunakan untuk menandai anak kalimat. Akan tetapi
Menurut Wei Zhi (2008), dalam bukunya 'Studies on Reason-Result Relation', yang
bahwa relasi sebab dengan relasi hasil bisa digambarkan dalam tiga aspek. Yang
pertama adalah dari perspektif mekanik, yang berarti menggambarkan metode dan
mekanik bekerja dari alasan yang mengarah ke hasil. Yang kedua dari sekuensial,
perspektif, yang berarti menjelaskan alasan-hasil hubungan sesuai dengan proses yang
muncul dari alasan dan hasilnya. Yang ketiga dari logika perspektif, maksudnya relasi
sebab-akibat merupakan salah satu relasi dari bidang logika. Buku Wei Zhi
menggunakan aspek tiga ini untuk menganalisis anak kalimat sebab-akibat dalam
bahasa Mandarin.
8
melalui sudut kognisi. Dan ia menemukan perubahan makna konjungsi ‘yīnwèi’ dari
Contoh ini berati bahwa adalah Vincent mencintai Alice dan halnya
untuk menerangkan satu hal yang objektif, yaitu ‘Vincent mencintai Alice’ langsung
menyebabkan di pulang.
Vincent akan pulang pada hari besok, (hal ini) dapat disimpulkan bahwa dia
mencintai Alice.
Pada contoh (6), kasus ‘dia mencintai Alice’ adalah referensi subjektif dari
penutur, kasusnya didasarkan pada fakta dalam induk kalimat, sehingga hubungan
antara dua kejadian kurang jelas dalam kalimat ini, tetapi hubungan antara fakta dan
akibat inferensial telah dijelaskan dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, anak
kalimat keterangan sebab objektif berubah menjadi anak kalimat keterangan sebab
subjektif.
9
《Yǔfǎ xiūcí jiǎnghuà》'tata bahasa, retorika dan pidato' Lǚ Shūxiāng(1980: 26) Zhāng
bīn (2001), Shào Jìngmǐn (2000) anggap bahwa konjungsi yīncǐ dan cóng'ér
Itu juga ada sarjana Fáng Yùqīng (1994) mengemukakan bahwa konjungsi yúshì
sebab-akibat.
Xíng Fúyì(1986, 122-124) dalam buku 《Yǔfǎ wèntí tàntǎo jí》'diskusi masalah
diklasifikasikan menjadi anak kalimat keterangan syarat asli dan anak kalimat
keterangan syarat non-asli oleh Lǚ Shūxiāng(1979), sementara itu, dia anggap bahwa
karena syarat itu adalah asumsi, kalau syaratnya dipenuhi, pasti bisa menghasilkan
Xíng Fúyì(1986, 62-66) dalam buku《Yǔfǎ wèntí tàntǎo jí》'diskusi masalah gramatikal'
menunjukkan bahwa arti syarat asli adalah asumsi itu dapat direalisasi atau dipenuhi.
Syarat non-asli berarti syaratnya cuma adalah hipotesis atau mustahil diwujudkan.
Anak kalimat keterangan syarat asli dapat diklasitikasi dua jenis: syarat cukup dan
syarat perlu. Sementara itu, konjungsi rúguǒ dan yàoshì dapat menandai baik anak
kalimat keterang syarat asli, maupun anak kalimat keterang syarat non-asli.
10
jìrán+P dan menemukan bahwa posisi fokus semantik rúguǒ+P di dalam anak
kalimat keterangan syarat, fokus semantik jìrán+P di dalam anak kalimat keterangan
akibat. Walaupun jìrán+P memiliki implikasi syarat non-asli, tetapi huhungan antara
anak kalimat dan induk kalimat adalah sebab-akibat, sehingga dia bukanlah konjungsi
non-asli menjadi sembilan belas jenis. Mereka termasuk retorika klausu bersyarat,
klausa bersyarat sopan, klausa bersyarat seruan, komentar klausa bersyarat dan
fungsi (kecuali mengekspresikan syatat) dalam kalimat majemuk. Lalu ada banyak
atribut rúguǒ dapat terjadi dalam wacana aktual, yang terutama adalah syatat cukup
dapat berubah menjadi syarat perlu. Ini berarti bahwa dalam ungkapan " rúguǒ 'kalau'
dipuaskan", dengan pengaruh dari konteks, berubah menjadi syarat perlu "rúguǒ dan
Kalimat ini juga bisa berarti bahwa hanya ‘dia membayar, saya baru
memberi kue kepada dia’. Kalau ia tidak membayar, saya tidak akan memberi kue.
tindakan ‘memberi’. Dia menyiratkan bahwa Kalau pendengar tidak membayar, maka
ia tidak akan memberinya kue. Kemudian syarat yang cukup berubah menjadi syarat
dan keterasingan.
anggap bahwa kalau penutur membuat asumsi yang bertentangan dengan kasus aktual
yang telah terjadi, yang ini beratri bahwa penutur hendak menitikberat pandang
sendiri.
Ruo Ronghua (2007) meneliti variasi yīdàn dan wànyī dalam laporan《yīdàn hé wànyī
12
dexūhuà》(yīdàn dan wànyī berubah menjadi kata kosong), dia membahas perubahan
wànyī dalam para dinasti dan menemukan wànyī digunakan sebagai nomina oleh
orang kuno, lalu digunakan sebagai konjungsi, sementara itu dalam Mandarin modern
wànyī bisa digunakan sebagai adverbial. yīdàn dalam para dinasti dan menemukan
wànyī digunakan sebagai nomina oleh orang kuno, lalu digunakan sebagai adverbial,
Deng Yao (2008) berdasarkan penelitian Ruo Ronghua dan menemukan bahwa wànyī
probabilitasnya sangat rendah, bisa digunakan untuk membuat asumsi yang kurang
Yu Lijuan (2010) pernah membahas proses yīzhāo ‘sehari’ berubah menjadi yīdàn dan
menemukan gara-gara yang yīdàn dan wànyī dapat digunakan sebagai nomina dan
adverbia.
tunggal merupakan salah satu tipe anak kalimat syarat yang istimewa karena penutur
membuat asumsi pada anak kalimat. Sementara itu, akibatnya akan dibuat pada induk
kalimat.
Dalam sudut ilmu terapan, Xu Dan (2008) 《Shìlùn wúlùn hé bùguǎn de yòngfǎ》
13
(meneliti penerapan wúlùn dan bùguǎn) menyimpulkan bahwa konjungsi wúlùn dan
Dan Cui Yingdan (1998) penah juga menunjukkan bahwa konjungsi wúlùn dan
sedangkan pada kajian penelitian (tesis) ini meneliti mengenai perbedaan penggunaan
konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Mandarin ditinjau dari segi
klausanya yang ada di dalam kalimat itu. Berikut ini didaftarkan sejumlah kalimat
Jagalah kebersihan!
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu
terdiri dari satu subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan
keterangan.
tidak selamanya berupa kalimat tunggal. Demi keefisienan, ada kalanya orang
tersebut terdapat struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar.
Penjelasan ini sejalan dengan penjelasan yang terdapat di dalam kamus dan para ahli :
xīnhuá zìdiǎn (Kamus Besar Bahasa Mandarin, 2012 : 409) menyatakan bahwa:
fù(majemuk) jù(kalimat):
Néng fēnchéng liǎng gè huò liǎng gè yǐshàng dānjù de jùzi.
Kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu.
Maksudnya definisi kalimat majemuk dalam bahasa Mandarin sama dengan definisi
kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia: Kalimat majemuk setara dalam bahasa
Indonesia adalah kalimat yang terdiri dari klausa bebas dan klausa terikat, kalimat
majemuk bertingkat dalam bahasa Indonesia adalah kalimat yang terdiri dari beberapa
klausa bebas (Kridalaksana : 1982). “Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat dua
kalimat dasar atau lebih disebut kalimat majemuk” (Sugono, 1999). Dalam bahasa
15
yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang koordinatif atau sederajat.
tanpa menggunakan konjungsi dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh kalimat
macam, karena tesis ini dibatasi pada masalah kalimat majemuk bertingkat, kalimat
satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat.(Lu Gang, 2008) Kalimat majemuk
bertingkat ialah kalimat yang terjadi atas beberapa kalimat tunggal yang
kedudukannya tidak setara alam sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain
16
(Chaer, 1994 : 244). Dalam kalimat majemuk bahasa Mandarin, konjungsi digunakan
untuk menandai hubungan semantik antara anak kalimat dan induk kalimat sehingga
diklasifikasi menjadi lima macam, seperti terlihat dalam bagan berikut ini:
Sebab-akibat
Konsesif
anak kalimat keterangan syarat-perlawan universal
(satu induk kalimat dan anak kalimat) dan dua klausa disambungkan oleh hubungan
adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik yang menyangkut hal kesamaan
makna, inilah sinonim (Chaer, 2013). Verhaar (1978) mendefinisikan sinonim sebagai
ungkapan (bisa berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama
dengan makna ungkapan lain. Dengan kata lain, hubungan makna antara konjungsi
Hubungan makna antara dua buah konjungsi yang bersinonim bersifat dua
arah, misalnya konjungsi akibat yóuyú bersinonim dengan konjungsi akibat yīnwèi,
maka yīnwèi juga bersinonim dengan yóuyú. Sementara itu, kesamaannya tidak
seratus persen, hanya kurang lebih saja. Kesamaanya tidak bersifat mutlak(Zgusta
apabila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda walaupun perbedaannya hanya
sedikit. Jadi konjungsi yīnwèi dan yóuyú tidak persis sama. Kita dapat mengganti kata
Akan tetapi ternyata penggantian tidak dapat dilakukan. Ini sebagai bukti
kesamaan yang bersifat mutlak. Menurut Chaer (2013), Ketidakmungkinan kita untuk
menukar sebuah kata yang dengan kata lain yang bersinonim adalah banyak sebabnya.
Antara lain, karena faktor waktu, fakto tempat atau dialek, faktor sosial, faktor bidang
Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data,
Dalam tesis ini, kategori atau aneka hubungan anak kalimat keterangan yang
dikutip oleh penulis berasal dari buku《xiàndài hànyǔ》(Mandarin modern) yang ditulis
oleh dosen linguistik Universitas Fudan China wafat prof.hú yùshù, buku《yǔyánxué
gàilùn》(Teori linguistik) yang dibuat oleh dosen linguistik Universitas Nanjing China
Dr. xú chānghuǒ. Objek penelitian dari penelitian ini adalah kalimat majemuk waktu,
konsesif dalam bahasa Mandarin. Data prime adalah data yang berupa pemakaian
bahasa oleh penutur bahasa lisan maupun tulisan. Sumber data utama dan referensi
mengenai kalimat majemuk bertingkat bahasa Mandarin berasal dari artikel dan
karangan berikut:
19
simak adalah metode pengumpulan data bahasa dengan mendengarkan atau membaca
penggunaan bahasa. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik simak bebas cakap. Menurut Kesuma (2007:44) teknik simak bebas libat cakap
berpartisipasi dalam proses penggunaan. Tahap penjaringan data ini merupakan tahap
pertama yang dilakukan oleh pembahas dalam menyedia data secukupnya untuk
sebagai berikut:
kalimat majemuk bertingkat yang dari artikel terkenal supaya semuanya dapat
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik ganti dan Teknik
permutasi.
Teknik ganti atau substitusi adalah teknik ananlisis yang dilakukan dengan
menggantikan satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain untuk
membuktikan bahwa satuan-satuan itu termasuk kedalam kelas kata yang sama.
Misalnya untuk membukitkan konjungsi ‘yīnwèi’ dan yóuyú satu sama lain tergolong
ke dalam kelas kata yang sama maka kedua satuan tersebut dapat disubstitusikan,
Yóuyú
wǒmen de zhǐshì bùzú, jiùwú fǎ quèdìng hěnduō yǔyán zhī jiān
Yīnwèi
karena kami pengetahuan kurang banyak tidak cara menemu banyak bahasa antara
Karena pengetahuan kami kurang cukup, sehingga kami tidak dapat menemukan
bahwa bahasa dan bahasa mungkin memiliki banyak hubungan kekerabatan.
( Yǔyánlùn》1983:54, Bùlóngfēi'ěrdé)
《
21
Satuan-satuan lingual ada yang memiliki urutan yang tegar dan ada pula yang
menyatakan dua buah konjungsi dalam penelitian ini diuji dengan teknik permutasi.
urutanyang berbeda dari urutan yang semula. Misalnya pada anak kalimat keterangan
syarat, frasa rúguǒ wànyī memiliki hubungan yang tidak tegar dapat dilakukan
Metode yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah metode
kalimat yang dibahas dari artikel resmi dapat langsung diperiksa dari mesin pencari
Penelitian ini tersusun menjadi empat bagian, Bab 1 pendahuluan, berisi latar
sistematika penulisan sumber pustaka dan rencara kerja. Bab 2 akan mendeskripsikan
aneka hubungan antara jenis kalimat majemuk bertingkat bahasa Mandarin. Bab 3
perbedaan dan penggunaan antara para konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat
bahasa Mandarin diuji oleh beberapa teknik seperti substitusi, simak dan sebagainya.