NPM : 11051212
Jawaban
A. PRA-KAMBRIUM
Pada masa itu, kehidupan mulai berkembang dari organism bersel tunggal
menjadi bersel banyak. Seperti Enkaryotes yang merupakan cikal bakal tumbuhan
dan Prokaryotes sebagai cikal bakal binatang. Pada akhir masa ini, organism lebih
komplek; jenis invertebrate bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral
mulai muncul di laut-laut dangkal.
B. PALEOZOIKUM
Pada zaman itu,, hewan invertebrata mulai banyak muncul, dan hampir semua
kehidupan berada di laut. Kerangka luar dan cangkang berfungsi sebagai
pelindung hewan yang hidup pada zaman itu. Beberapa fosil uang ditemui dengan
penyebaran yang cukup luas diantaranya: Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda, dan Artopoda (Trilobit). Pada zaman itu, terdapat
sebuah benua yang disebut Gondwana (sebelumnya Pannotia) yang merupakan
cikal bakal dari benua Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan
Amerika Selatan. Sementara benua Eropa, Amerika Utara dan Greendland, masih
berupa benua-benua kecil yang saling terpisah.
Zaman ini dicirikan dengan munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua), dan Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid, Bintang laut, Krinoid, dan
Bryzona. Sementara Koral dan Alga yang berkembang mulai membentuk karang,
sekaligus menjadi tempat dimana Tribolit dan Brakiopoda mencari mangsa. Pada
zaman itu, terjadi peristiwa meluapnya samudera yang terbentuk pada zaman es.
Disamping itu pula, Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah
samudera yang berada diantaranya.
Pada zaman ini, mulai muncul jenis reptil dan mulai meletakkan telurnya di
luar air. Serangga raksasa juga mulai bermunculan dan terjadi peningkatan jumlah
amfibi. Pohon mulai muncul untuk pertama kali, jamur Klab, tumbuhan Ferm dan
Paku ekor kuda mulai tumbuh di rawa-rawa. Pada zaman itu, benua-benua di muka
bumi mulai menyatu membentuk suatu masa daratan yang kemudian disebut
Pangea. Terjadi pula perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan.
Dibelahan bumi utara terdapat iklim tropis, yang secara besar-besaran
menghasilkan rawa-rawa yang berisi dan sekarang menghasilkan cadangan
batubara.
Zaman ini ditandai dengan terjadi peningkatan reptile, dan serangga modern
muncul, begitu juga dengan tumbuhan Konifer dan Grikgo primitif.Hewan amfibi
kurang begitu berperan. Aktifitas tektonik yang terjadi pada zaman itu
mengangakibatkan Benua Pangea bergabung dan bergerak sebagai suatu masa
daratan. Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika mulai tertutupi oleh
lapisan es, membendung air dan menurunkan permukaan air laut. Iklim kering dan
kondisi gurun pasir mulai terbentuk dibagian bumi utara. Zaman itu, diakhiri
dengan kepunahan misca dalam skala besar, mengakibatkan Tribolit, banyak koral
dan ikan menjadi punah.
C. MESOZOIKUM
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum berkembang, begitupula
dengan reptil ynag terus mengalami peningkatan jumlah. Dinosaurus mulai
menguasai daratan; Pterosaurus menguasai angkasa, dan Ichtiyosaurus yang
berburu dilautan. Jenis burung pertama (Archeopterya) mulai berevolusi, dan
banyak jenis buaya yang berkembang. Tumbuhan Konifer, Bennefit dan Sequola
melimpah pada zaman tersebut. Gejala tektonik yang terjadi pada zaman itu,
ditandai dengan pecahnya Benua Pangea; dimana Amerika Utara terpisah dari
Afrika; sedangkan Amerika Selatan juga terpisah dari Australia dan Antartika.
Zaman ini, mulai muncul jenis mamalia berari-ari. Terjadi kepunahan masal
pada kelompok makhluk hidup seperti: Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,
Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit. Mamalia dan tumbuhan berbunga, mulai
berkembang dan memiliki banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang muncul.
Aktivitas tektonik yang terjadi pada zaman itu, ditandai dengan daratan India yang
terpisah dari Afrika dan bergerak menuju Asia. Zaman ini merupakan zaman yang
menandai berakhirnya kehidupan binatang-binatang raksasa.
D. KENOZOIKUM
Pada zaman ini, jenis primata dan burung tak bergigi berukuran besar
(menyerupai burung unta), muncul untuk pertama kalinya. Sementara fauna laut
seperti Ikan, Moluska, dan Echinodermata, sangat mirip dengan fauna laut yang
hidup zaman sekarang. Pada zaman ini juga, tumbuhan berbunga terus berevolusi
hingga menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan
merambat dan rumput. Pada priode pergantian zaman Tersier menuju Zaman
Kuarter, kemunculan dan kepunahan baik hewan maupun tumbuhan silih berganti
terjadi, seiring dengan perubahan cuaca secara global.
Zaman ini terdiri dari Kala Plistosen dan Kala Holosen; dimana Kala Plistosen
dimulai sekitar 1,8 juta tahun lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu; dan
Kala Holosen yang dimulai 10.000 tahun lalu – sekarang. Pada Kala Plistosen,
paling sedikit terjadi 5 kali zaman es (glasial). Pada zaman es tersebut, sebagian
besar Benua Eropa, Amerika Utara dan Asia bagian utara, ditutupi oleh es,
demikian pula pada Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia serta Pegunungan
Himalaya. Diantara 5 zaman es ini, terdapat zaman dengan iklim yang lebih
hangat, disebut Zaman Intra Glasial. Pada zaman ini pula, manusia Purba Jawa
(Homo Erectus/Pithecanthropus Erectus), muncul pada Kala Plistosen. Semantara
manusia modern yang memiliki peradaban yang lebih maju, muncul pada Kala
Holosen.
a. Kala Oligosen-Miosen
Pada Kala Miosen Tengah, selaras diatas satuan batupasir karbonatan tersebut,
mulai terendapkan breksi sedimen yang ada di lokasi pemetaan. Masih dengan
mekanisme turbidit yang sama seperti pada batupasir karbonatan hingga membentuk
kipas laut dalam (Mortodjodjo, 1984).
Pada Miosen Akhir, seperti yang dijabarkan oleh Sudjatmiko pada Peta
Geologi Lembar Cianjur dalam Korelasi satuan peta, bahwa pada kala itu ada gap
waktu pengendapan yang hilang, yang menurut penulis diinterpretasikan sebagai fase
pengangkatan di Cekungan Bogor. Hal tersebut menyebabkan lingkungan
pengendapan di Cekungan Bogor berubah menjadi lingkungan darat.
c. Kala Pliosen
4. Perbedeaan umur relatif dan umur mutlak, terletak pada metode yang digunakan
serta penyajian datanya; dimana penentuan umur relatif menempatkan urutan
stratigrafi relatif terhadap zaman-zaman geologi yang didasarkan pada fosil-fosil
tertentu, tanpa ditentukan batas-batasnya secara geokronologi yang dinyatakan
dalam skala waktu/satuan waktu dalam tahun.
Disamping itu pula, dalam penentuan umur relatif, khususnya mengenai urutan
stratigrafi, diterapkan beberapa konsep dasar ilmu stratigrafi, yakni:
- Hukum Superposisi, dimana dinyatakan bahwa dalam keadaan normal/tidak
terganggu, lapisan batuan yang berada paling bawah, umurnya relatif lebih
tua dibanding lapisan yang berada diatasnya.
- Hukum Cross Cutting Relation (potong-memotong) menyatakan bahwa,
batuan yang menerobos/memotong umurnya relatif lebih muda dibanding
batuan yang diterbos/dipotong.
5. Gempa bumi tektonik, terjadi karena adanya pergerakan lempeng di kerak bumi.
Seperti diketahui bahwa, lapisan kerak bumi yang bersifat rigit, menopang diatas
lapisan astenosfer yang bersifat plastis. Akibat adanya pemanasan karena
gradient geothermal, lapisan asteonosfer yang bersifat plastis tadi, mulai bergerak
membentuk arus konveksi. Arus inilah yang mendorong kerak benua bergerak
secara konvergen (tumbukan) maupun divergen (pemisahan). Akibat pergerakan
tersebut, kontraksi antar kerak benua atau kerak benua dengan kerak samudera,
akan menghasilkan suatu getaran yang disebut sebgai gempa bumi tektonik.