Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ardiansyah

NPM : 11051212

Tugas : Ujian Geologi Sejarah

Jawaban

1. Sejarah pembentukkan bumi dibagi menjadi beberapa zaman, yakni:

A. PRA-KAMBRIUM

 Masa Arkeozoikum (4-2,5 miliyar tahun lalu)

Merupakan masa awal pembentukan batuan di kerak bumi, yang kemudian


berkembang menjadi protokontinen. Dibeberapa bagian dunia, batuan yang
terbentuk pada masa ini telah ditemukan dan disebut sebagai kraton/perisai benua.
Pada masa itu, kehidupan mirip dengan lingkungan disekitar mata air panas. Pada
masa ini pula diperkirakan sebagai masa terbentuknya hidrosfer dan atmosfer,
serta awal kemunculan kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-
organisme berupa bakteri dan ganggang. Fosil Stromatolit dan Cyanobacteria
merupakan fosil tertua yang telah ditemukan, dan diperkirakan berumumur
4.500.000.000 tahun yang lalu.

 Masa Proterozoikum (2,5 miliyar – 541 juta tahun lalu)

Pada masa itu, kehidupan mulai berkembang dari organism bersel tunggal
menjadi bersel banyak. Seperti Enkaryotes yang merupakan cikal bakal tumbuhan
dan Prokaryotes sebagai cikal bakal binatang. Pada akhir masa ini, organism lebih
komplek; jenis invertebrate bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral
mulai muncul di laut-laut dangkal.

B. PALEOZOIKUM

 Zaman Kambrium (541-485 juta tahun lalu)

Pada zaman itu,, hewan invertebrata mulai banyak muncul, dan hampir semua
kehidupan berada di laut. Kerangka luar dan cangkang berfungsi sebagai
pelindung hewan yang hidup pada zaman itu. Beberapa fosil uang ditemui dengan
penyebaran yang cukup luas diantaranya: Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda, dan Artopoda (Trilobit). Pada zaman itu, terdapat
sebuah benua yang disebut Gondwana (sebelumnya Pannotia) yang merupakan
cikal bakal dari benua Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan
Amerika Selatan. Sementara benua Eropa, Amerika Utara dan Greendland, masih
berupa benua-benua kecil yang saling terpisah.

 Zaman Ordovisium (485 - 444 juta tahun lalu)

Zaman ini dicirikan dengan munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua), dan Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid, Bintang laut, Krinoid, dan
Bryzona. Sementara Koral dan Alga yang berkembang mulai membentuk karang,
sekaligus menjadi tempat dimana Tribolit dan Brakiopoda mencari mangsa. Pada
zaman itu, terjadi peristiwa meluapnya samudera yang terbentuk pada zaman es.
Disamping itu pula, Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah
samudera yang berada diantaranya.

 Zaman Silur (444 - 419 juta tahun lalu)

Zaman ini, merupakan waktu peralihan kehidupan, yang sebelumnya berada


di air menuju kehidupan di darat. Pada zaman itu, tumbuhan darat mulai muncul
pertama kali, termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Eurypterid
(Kalajengking raksasa) hidup berburu di dalam laut, begitupun dengan ikan
berahang serta banyak pula jenis ikan yang mempunyai perisai tulang sebagai
pelindung. Selama Zaman Silur berlangsung, mulai terbentuk deretan pegunungan
yang melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara.

 Zaman Devon (419 - 359 juta tahun lalu)

Zaman ini, ditandai dengan terjadinganya perkembangan secara besar-besaran


pada jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan hiu dan ikan berahang semakin aktif
bertindak sebagai pemangsa di lautan. Disamping itu pula, hewan amfibi
berkembang dan beranjak ke daratan. Sementara tumbuhan darat semakin banyak,
dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Aktifitas tektonik yang terjadi pada
zaman ini, ditandai dengan penyempitan samudera, sedangkan Gondwana
menutupi Eropa, Amerika Utara dan Green Land.
 Zaman Karbon (359 - 299 juta tahun lalu)

Pada zaman ini, mulai muncul jenis reptil dan mulai meletakkan telurnya di
luar air. Serangga raksasa juga mulai bermunculan dan terjadi peningkatan jumlah
amfibi. Pohon mulai muncul untuk pertama kali, jamur Klab, tumbuhan Ferm dan
Paku ekor kuda mulai tumbuh di rawa-rawa. Pada zaman itu, benua-benua di muka
bumi mulai menyatu membentuk suatu masa daratan yang kemudian disebut
Pangea. Terjadi pula perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan.
Dibelahan bumi utara terdapat iklim tropis, yang secara besar-besaran
menghasilkan rawa-rawa yang berisi dan sekarang menghasilkan cadangan
batubara.

 Zaman Perm (299 - 252 juta tahun lalu)

Zaman ini ditandai dengan terjadi peningkatan reptile, dan serangga modern
muncul, begitu juga dengan tumbuhan Konifer dan Grikgo primitif.Hewan amfibi
kurang begitu berperan. Aktifitas tektonik yang terjadi pada zaman itu
mengangakibatkan Benua Pangea bergabung dan bergerak sebagai suatu masa
daratan. Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika mulai tertutupi oleh
lapisan es, membendung air dan menurunkan permukaan air laut. Iklim kering dan
kondisi gurun pasir mulai terbentuk dibagian bumi utara. Zaman itu, diakhiri
dengan kepunahan misca dalam skala besar, mengakibatkan Tribolit, banyak koral
dan ikan menjadi punah.

C. MESOZOIKUM

 Zaman Trias (252 - 201 juta tahun lalu)

Zaman ini, terjadi peningkatan Gastropoda dan Bivalvia, sementara amonit


semakin umum terdapat. Dinosaurus dan reptil laut berukuran besar muncul
pertama kalinya. Reptil yang menyerupai mamalia pemakan daging (Cynodont)
mulai berkembang. Mamalia pertama mulai muncul pada zaman ini. Penyu dan
Kura-kura merupakan beberapa jenis reptil yang hidup di air, muncul pada zaman
ini. Konifer mulai menyebar, dan tumbuhan sikada (mirip palem) mulai
berkembang. Benua Pangea, mulai bergerak ke arah utara, menghasilkan padang
gurun. Bagian selatan muka bumi, yang dilapisi oleh lembaran es, mulai mencair,
kemudian terbentuk celah-celah di Benua Pangea.
 Zaman Jura (201 - 145 juta tahun lalu)

Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum berkembang, begitupula
dengan reptil ynag terus mengalami peningkatan jumlah. Dinosaurus mulai
menguasai daratan; Pterosaurus menguasai angkasa, dan Ichtiyosaurus yang
berburu dilautan. Jenis burung pertama (Archeopterya) mulai berevolusi, dan
banyak jenis buaya yang berkembang. Tumbuhan Konifer, Bennefit dan Sequola
melimpah pada zaman tersebut. Gejala tektonik yang terjadi pada zaman itu,
ditandai dengan pecahnya Benua Pangea; dimana Amerika Utara terpisah dari
Afrika; sedangkan Amerika Selatan juga terpisah dari Australia dan Antartika.

 Zaman Kapur (145 - 66 juta tahun lalu)

Zaman ini, mulai muncul jenis mamalia berari-ari. Terjadi kepunahan masal
pada kelompok makhluk hidup seperti: Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,
Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit. Mamalia dan tumbuhan berbunga, mulai
berkembang dan memiliki banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang muncul.
Aktivitas tektonik yang terjadi pada zaman itu, ditandai dengan daratan India yang
terpisah dari Afrika dan bergerak menuju Asia. Zaman ini merupakan zaman yang
menandai berakhirnya kehidupan binatang-binatang raksasa.

D. KENOZOIKUM

 Zaman Tersier (66 – 2,6 juta tahun lalu)

Pada zaman ini, jenis primata dan burung tak bergigi berukuran besar
(menyerupai burung unta), muncul untuk pertama kalinya. Sementara fauna laut
seperti Ikan, Moluska, dan Echinodermata, sangat mirip dengan fauna laut yang
hidup zaman sekarang. Pada zaman ini juga, tumbuhan berbunga terus berevolusi
hingga menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan
merambat dan rumput. Pada priode pergantian zaman Tersier menuju Zaman
Kuarter, kemunculan dan kepunahan baik hewan maupun tumbuhan silih berganti
terjadi, seiring dengan perubahan cuaca secara global.

 Zaman Kuarter (2,6 juta tahun lalu — sekarang)

Zaman ini terdiri dari Kala Plistosen dan Kala Holosen; dimana Kala Plistosen
dimulai sekitar 1,8 juta tahun lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu; dan
Kala Holosen yang dimulai 10.000 tahun lalu – sekarang. Pada Kala Plistosen,
paling sedikit terjadi 5 kali zaman es (glasial). Pada zaman es tersebut, sebagian
besar Benua Eropa, Amerika Utara dan Asia bagian utara, ditutupi oleh es,
demikian pula pada Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia serta Pegunungan
Himalaya. Diantara 5 zaman es ini, terdapat zaman dengan iklim yang lebih
hangat, disebut Zaman Intra Glasial. Pada zaman ini pula, manusia Purba Jawa
(Homo Erectus/Pithecanthropus Erectus), muncul pada Kala Plistosen. Semantara
manusia modern yang memiliki peradaban yang lebih maju, muncul pada Kala
Holosen.

2. Sejarah geologi di daerah tugas akhir.

Sejarah geologi daerah pemetaan, diuraikan dalam beberapa orde berdasarkan


beberapa kejadian penting di daerah pemetaan. Pembahasan ini diurutkan dari sejarah
geologi tertua yang berhasil direkam. Beberapa orde dalam sejarah tersebut, adalah
sebagai berikut :

a. Kala Oligosen-Miosen

Sejarah geologi dilokasi pemetaan, dimulai ketika terjadinya penurunan


Cekungan Bogor pada kala Oligosen-Miosen, Akibatnya, pada tepi cekungan bagian
selatan yang berubah menjadi laut dangkal, dan memungkinkan untuk terjadinya
pertumbuhan terumbu mulai dari Sukabumi hingga Rajamandala (Martodjojo, 1984).

Pada akhir Oligosen Akhir, mulai terjadi sekuen pengendapan batugamping


Formasi Rajamandala di lokasi pemetaan yang berakhir hingga Awal Miosen.
Berdasarkan fasies yang ada berupa Bindstone dan Rudestone, maka batugamping
tersebut terbentuk pada Reef Front dan Fore Reef.

b. Kala Miosen Awal-Miosen Tengah-Miosen Akhir

Berakhirnya kala Oligosen, di ikuti pula dengan terjadinya aktivitas tektonik


yang mengakibatkan genang laut (transgresi). Hal tersebut diikuti dengan kenaikan
muka air laut, menyebabkan sikuen pengendapan di tepi Cekungan Bogor beralih
pada mekanisme pengendapan yang diakibatkan oleh arus gravitasi. Disamping itu
pula, aktivitas tektonik tersebut mengakibatkan pengangkatan membentuk Sesar Naik
Ciwalet. Selanjutnya mulai terendapkan satuan batupasir karbonatan anggota dari
Formasi Citarum. Adanya struktur sedimen berupa paralel laminasi, merupakan bukti
bahwa satuan itu terendapkan dengan mekanisme aliran gravitasi (endapan turbidit).

Pada Kala Miosen Tengah, selaras diatas satuan batupasir karbonatan tersebut,
mulai terendapkan breksi sedimen yang ada di lokasi pemetaan. Masih dengan
mekanisme turbidit yang sama seperti pada batupasir karbonatan hingga membentuk
kipas laut dalam (Mortodjodjo, 1984).

Pada Miosen Akhir, seperti yang dijabarkan oleh Sudjatmiko pada Peta
Geologi Lembar Cianjur dalam Korelasi satuan peta, bahwa pada kala itu ada gap
waktu pengendapan yang hilang, yang menurut penulis diinterpretasikan sebagai fase
pengangkatan di Cekungan Bogor. Hal tersebut menyebabkan lingkungan
pengendapan di Cekungan Bogor berubah menjadi lingkungan darat.

Sementara menurut Martodjodjo (1984), pada Akhir Miosen, juga terjadi


aktivitas tektonik berupa tektonik kompresi dengan arah barat laut-tenggara. Akibat
kompresi yang hebat, sikuen pengendapan dilokasi pemetaan pun terhenti. Kompresi
ini pula yang mengakibatkan Satuan batupasir karbonatan dan breksi sedimen terlipat
hingga membentuk Antiklin Ciwalet dengan sumbu yang relatif berarah barat daya-
timur laut pada orde pertamanya. Sementara orde berikutnya, mulai terbentuk sesar-
sesar mendatar yang ada dilokasi pemetaan.

c. Kala Pliosen

Pada kala Pliosen Akhir, cekungan bogor mengalami perpindahan busur


magmatik yang semula berada di bagian selatan (pada miosen) bergeser bagian
tengah (Mortodjojo, 1984). Perpindahan ini serta merta mengakibatkan terjadi erupsi
gunung api tua (Qob), dengan hasil berupa breksi vulkanik dan batupasir tufaan yang
ada dilokasi pemetaan.
d. Kala Holosen-Sekarang

Pada Kala Holosen, lokasi pemetaan memasuki tahap penghancuran relief,


dimana gaya-gaya eksogen seperti pelapukan, transportasi, sedimentasi lebih
dominan bekerja, mengakibatkan mulai terendapkannya akumulasi endapan-endapan
sedimen lepas (alluvium) disekitar lintasan Sungai Citarum dan Sungai Cihea.
Proses-proses tersebut masih berlangusung hingga saat ini.

3. Perbedaan teori pembentukan muka bumi berdasarkan teori Catatropisme


menurut George Cuvier dan Uniformitarisme menurut James Hutton adalah
bahwa teori Catatropisme menyatakan bahwa proses pembentukan muka bumi
terjadi akibat suatu bencana yang dahsyat, dengan kata lain pembentukkannya
terjadi secara tiba-tiba. Sementara James Hutton dengan teori
Uniformitarismenya menganggap bahwa, pembentukkan muka bumi terjadi
dalam proses yang sangat lambat dan dalam waktu yang sangat panjang.

4. Perbedeaan umur relatif dan umur mutlak, terletak pada metode yang digunakan
serta penyajian datanya; dimana penentuan umur relatif menempatkan urutan
stratigrafi relatif terhadap zaman-zaman geologi yang didasarkan pada fosil-fosil
tertentu, tanpa ditentukan batas-batasnya secara geokronologi yang dinyatakan
dalam skala waktu/satuan waktu dalam tahun.
Disamping itu pula, dalam penentuan umur relatif, khususnya mengenai urutan
stratigrafi, diterapkan beberapa konsep dasar ilmu stratigrafi, yakni:
- Hukum Superposisi, dimana dinyatakan bahwa dalam keadaan normal/tidak
terganggu, lapisan batuan yang berada paling bawah, umurnya relatif lebih
tua dibanding lapisan yang berada diatasnya.
- Hukum Cross Cutting Relation (potong-memotong) menyatakan bahwa,
batuan yang menerobos/memotong umurnya relatif lebih muda dibanding
batuan yang diterbos/dipotong.

Sementara penentuan umur secara absolut, di dasarkan pada metode


radiometri; dimana diketahui bahwa suatu isotop mempunyai sifat yang khas,
yaitu waktu paruh, yang dapat memberikan gambaran statistik dari waktu yang
diperlukan selama peluruhan suatu isotop. Waktu paruh didefinisikan sebagai
waktu yang diperlukan untuk terurainya setengah dari atom yang semula ada.
Perbandingan inilah yang digunakan untuk menentukan umur absolute pada
batuan, yang dinyatakan dalam satuan waktu (tahun).

5. Gempa bumi tektonik, terjadi karena adanya pergerakan lempeng di kerak bumi.
Seperti diketahui bahwa, lapisan kerak bumi yang bersifat rigit, menopang diatas
lapisan astenosfer yang bersifat plastis. Akibat adanya pemanasan karena
gradient geothermal, lapisan asteonosfer yang bersifat plastis tadi, mulai bergerak
membentuk arus konveksi. Arus inilah yang mendorong kerak benua bergerak
secara konvergen (tumbukan) maupun divergen (pemisahan). Akibat pergerakan
tersebut, kontraksi antar kerak benua atau kerak benua dengan kerak samudera,
akan menghasilkan suatu getaran yang disebut sebgai gempa bumi tektonik.

Anda mungkin juga menyukai