Tangan bulan
memukul-mukul keningnya.
“Bulan! Kamu lagi ngapain sih? Jangan gitu lo, nanti sakit kepalanya. Ujar dika sahabat
Bulan.
“Ah, bodo amat ah. Saut Bulan sembari pergi meninggalkan Dika.
Tuhan, rasa apa ini? Kenapa rasa ini hadir tanpa permisi? Salahkah aku tuhan?
Ketika dia datang, mata ini tak sanggup lepas dari wajahnya.
Ketika dia berada didepanku, aku tak sanggup menatap kedua matanya.
‘Ah, lama-lama bisa gila gue”. Bulan menuju tempat tidur dh memiliki kekasihia sudengan
lunglai.
“Bintang, apa ini yang dinamakan jatuh cinta tidak pada tempatnya?”
Tidak boleh!!
Dia sudah memiliki kekasih. Dan aku? Nantinya aku akan menjadi pihak ketiganya. Aku tak
mau.