MODUL : Absorpsi
PEMBIMBING : Ir. Muchtar Ghozali, M.Sc
(Laporan)
oleh :
Kelompok 2
20 7,02 5,20
40 6,16 4,52
60 5,45 3,96
Sampel Masuk
Laju Alir Volume C NaOH
Laju Alir CO2 Laju Alir Air Waktu Volume
Udara Sampel (M)
(L/menit) (L/menit) (menit) HCl (mL)
(L/menit) (mL)
20 2 3 0 10 42,8 0,107
20 2 3 10 10 0,107
42,8
20 2 3 20 10 0,107
42,8
40 2 3 0 10 0,101
40,5
40 2 3 10 10 40,5 0,101
40 2 3 20 10 40,5 0,101
60 2 3 0 10 0,099
39,6
60 2 3 10 10 39,6 0,099
60 2 3 20 10 39,6 0,099
Produk
Laju Alir Laju Alir Laju Alir Volume Volume C CO2 C (NaOH awal
Waktu
Udara CO2 Air Sampel HCl Bebas - NaOH akhir)
(menit)
(L/menit) (L/menit) (L/menit) (mL) (mL) (M)
20 2 3 10 10 31,7 0,079 0,028
20 2 3 20 10 0.069 0,038
27,6
40 2 3 10 10 0.085 0,016
33,8
40 2 3 20 10 0,073 0,028
29,3
60 2 3 10 10 0,096 0,003
38,4
60 2 3 20 10 0,091 0,008
36,3
RUN KE-1
Menghitung fraksi gas CO2 keluar dari kolom (Y1) dengan neraca massa
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju mol udara = 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1,22 𝑚3 x 28,84 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
Laju mol udara = 0.050 (Laju udara inert V’)
𝒋𝒂𝒎
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju mol CO2 = 2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1,8 𝑚3 x 44 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
Laju mol CO2 = 0,005 𝒋𝒂𝒎
𝒌𝒎𝒐𝒍
V = 0,055 𝒋𝒂𝒎
𝐾𝑚𝑜𝑙
Lo = 10 XAo =0
𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚𝑜𝑙
V2 = 0,055 YA2 = 0.09
𝑗𝑎𝑚
Laju mol CO2 terabsorp = (Pengurangan konsentrasi NaOH) x Laju Alir NaOH
= (0,028)mol/Lt x 2 Lt/min x 10-3 kmol/mol x 60 min/jam
Laju mol CO2 terabsorp = 3.36 x 10-3 kmol/jam
Neraca Massa :
yA1 = Fraksi gas keluar
L0 . x0 + VN+1 . yAN+1 = LN . xAN + V1 . yA1
yA1 = 0.031
𝐾𝑚𝑜𝑙
Lo = 10 XAo =0
𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚𝑜𝑙
V2 = 0,055 YA2 = 0.09
𝑗𝑎𝑚
Laju mol CO2 terabsorp = (Pengurangan konsentrasi NaOH) x Laju Alir NaOH
= (0,038)mol/Lt x 2 Lt/min x 10-3 kmol/mol x 60 min/jam
Laju mol CO2 terabsorp = 4.56 x 10-3 kmol/jam
Neraca Massa :
yA1 = Fraksi gas keluar
L0 . x0 + VN+1 . yAN+1 = LN . xAN + V1 . yA1
yA1 = 0.0076
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju mol udara = 40 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1,22 𝑚3 x 28,84 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
Laju mol udara = 0.102 (Laju udara inert V’)
𝒋𝒂𝒎
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju mol CO2 = 2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1,8 𝑚3 x 44 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
Laju mol CO2 = 0,005 𝒋𝒂𝒎
𝒌𝒎𝒐𝒍
V = 0,107
𝒋𝒂𝒎
xA0 =0
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
yA2 = 𝑉
0,005 𝑘𝑚𝑜𝑙/𝑗𝑎𝑚
= 𝒌𝒎𝒐𝒍
𝟎,𝟏𝟎𝟕
𝒋𝒂𝒎
𝐾𝑚𝑜𝑙
Lo = 10 XAo =0
𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚𝑜𝑙
V2 = 0,107 YA2 = 0.047
𝑗𝑎𝑚
Laju mol CO2 terabsorp = (Pengurangan konsentrasi NaOH) x Laju Alir NaOH
= (0,016)mol/Lt x 2 Lt/min x 10-3 kmol/mol x 60 min/jam
Laju mol CO2 terabsorp = 1.92 x 10-3 kmol/jam
Neraca Massa :
yA1 = Fraksi gas keluar
L0 . x0 + VN+1 . yAN+1 = LN . xAN + V1 . yA1
yA1 = 0.0295
𝐾𝑚𝑜𝑙
Lo = 10 XAo =0
𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚𝑜𝑙
V2 = 0,107 YA2 = 0.047
𝑗𝑎𝑚
Laju mol CO2 terabsorp = (Pengurangan konsentrasi NaOH) x Laju Alir NaOH
= (0,028)mol/Lt x 2 Lt/min x 10-3 kmol/mol x 60 min/jam
Laju mol CO2 terabsorp = 3.36 x 10-3 kmol/jam
Neraca Massa :
yA1 = Fraksi gas keluar
L0 . x0 + VN+1 . yAN+1 = LN . xAN + V1 . yA1
yA1 = 0.00167
c. Laju Mol NaOH (L0)
Untuk laju alir air 3 L/menit
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
L0 = 3𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1000 𝑚3 x 18 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
L0 = 10 𝒋𝒂𝒎
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju mol udara = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1,22 𝑚3 x 28,84 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
Laju mol udara = 0.152 (Laju udara inert V’)
𝒋𝒂𝒎
𝐿 𝑚3 𝑘𝑔 𝐾𝑚𝑜𝑙 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju mol CO2 = 2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡x 1000 𝐿 x 1,8 𝑚3 x 44 𝐾𝑔 x 1 𝑗𝑎𝑚
𝑲𝒎𝒐𝒍
Laju mol CO2 = 0,005 𝒋𝒂𝒎
𝒌𝒎𝒐𝒍
V = 0,157 𝒋𝒂𝒎
xA0 =0
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
yA2 = 𝑉
0,005 𝑘𝑚𝑜𝑙/𝑗𝑎𝑚
= 𝒌𝒎𝒐𝒍
𝟎,𝟏𝟓𝟕
𝒋𝒂𝒎
𝐾𝑚𝑜𝑙
Lo = 10 XAo =0
𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚𝑜𝑙
V2 = 0,157 YA2 = 0.032
𝑗𝑎𝑚
Laju mol CO2 terabsorp = (Pengurangan konsentrasi NaOH) x Laju Alir NaOH
= (0,003)mol/Lt x 2 Lt/min x 10-3 kmol/mol x 60 min/jam
Laju mol CO2 terabsorp = 3.6 x 10-4 kmol/jam
Neraca Massa :
yA1 = Fraksi gas keluar
L0 . x0 + VN+1 . yAN+1 = LN . xAN + V1 . yA1
(𝑉2 𝑌𝐴2 +𝐿0 𝑋𝐴0 )−𝐿1 𝑋𝐴1
yA1 = 𝑉1
yA1 = 0.0047
𝐾𝑚𝑜𝑙
Lo = 10 XAo =0
𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚𝑜𝑙
V2 = 0,157 YA2 = 0.032
𝑗𝑎𝑚
Laju mol CO2 terabsorp = (Pengurangan konsentrasi NaOH) x Laju Alir NaOH
= (0,008)mol/Lt x 2 Lt/min x 10-3 kmol/mol x 60 min/jam
Laju mol CO2 terabsorp = 9.6 x 10-4 kmol/jam
yA1 = 0.026
III. Pembahasan
3.1 Arijan Vevayose Tarigan ( 161411068 )
3.2 Brigita Graceria Medi Kusuma (161411070)
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum absorpsi. Melalui
praktikum ini kami mencoba untuk mengetahui kecepatan penyerapan absorben
terhadap komponen yang akan diserap, disini absorben yang digunakan adalah NaOH
dan zat yang akan diserap adalah CO2.
Banyak hal yang mempengaruhi absorpsi gas kedalam cairan antara lain :
1. Temperatur
2. Tekanan operasi
3. Konsentrasi komponen dalam cairan
4. Konsentrasi komponen didalam aliran gas
5. Luas bidang kontak
6. Luas waktu kontak
7. Karena itu dalam operasi harus dipilih kondisi yang tepat sehingga diperoleh hasil
yang maksimal.
Sedangkan absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia,
absorben sring juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben:
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akancairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil.
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis
7. Murah
Jenis Kolom yang dipilih pada praktikum absorben kali ini adalah kolom isian
(packing coloumn). Packing coloumn dilengkapi dengan isian pada bagian dalam
sebagai tempat berkontaknya absorben dan zat yang akan diserap. Pada bagian atas
packing coloumn dilengkapi dengan distribusi atas sebagai tempat masuknya
absorben yang berfasa cair dan pada bagian bawah adalah distribusi bawah sebagai
tempat masuknya gas CO2. Kemudian CO2 akan keluar lewat bagian atas sebagai gas
kurus karena telah diserap oleh NaOH yang akan keluar melewati bawah kolom.
Sebelum melakukan proses absorpsi, kami melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Kalibrasi dilakukan dengan mengalirkan cairan NaOH kedalam kolom isian sehingga
zat-zat yang mungkin masih tertinggal didalam isian dapat terbawa oleh aliran. NaOH
dibiarkan mengalir selama 5 menit.
Setelah kalibrasi selesai, maka praktikum absorpsi dapat dimulai dengan
mengatur laju alir udara, laju alir NaOH dan laju alir CO2. Pertama laju alir udara
dinaikkan dengan memutar valve flow control hingga pada indicator menunjukkan
angka 40L/menit, kemudian memutar valve pada flow control NaOH hingga indicator
menunjukkan angka 2L/menit dan yang terakhir adalah NaOH dengan debit 4L/menit
NaOH sebagai absorben akan meresap masuk kedalam isian dan CO2 akan datang
dari arah yang berlawanan sehingga akan berkontak dengan NaOH didalam isian
terjadi reaksi ;
CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O
Sejumlah molekul gas (CO2) akan meresap kedalam NaOH karena perbedaan
kelarutan. Proses ini terjadi dalam isian dimana isian tersebut berupa packing yang
berfungsi untuk memperbesar permukaan kontak antara NaOH dan gas.
Kemudian setiap 20 menit sekali ambil sampel yang keluar dari selang. Untuk
mengetahui kadar CO2 dapat ditentukan melalui titrasi. Pengujian kandungan CO2
dilakukan melalui titrasi menggunakan HCl 0,1 N, indikator yang digunakan dalam
titrasi adalah phenolftalein. Mula-mula, larutan sampel akan bewarna merah muda
(memberi warna pada NaOH) dan perlahan berubah menjadi tidak bewarna setelah
mencapai titik ekuivalen.
Pada sampel pertama kami mendapatkan konsentrasi CO2 sebesar 0.079 N .
Rekasi yang terjadi ;
2HCl + Na2CO3 2NaCl + H2O + CO2