Anda di halaman 1dari 14

65

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

5.1 Hasil penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang diuraikan tentang

gambaran umum, lokasi penelitian, karakteristik responden, dan pengelolahan

low back pain pada lansia, yaitu sebagai berikut :

5.1.1 Data Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Glenmore

Banyuwangi dengan jumlah lansia sebanyak 70 orang dan yang

mengalami low back pain sebanyak 30 orang pada saat pengambilan

data tanggal 25 Juli – 26 Juli 2017.

Berikut batas – batas wilayah kecamatan glenmore :

1) Utara : Kecamatan Krikilan

2) Timur : Kecamatan Genteng

3) Selatan : Sawah

4) Barat : Kecamatan Kalibaru

2. Sarana dan tenaga pendukung yang bertugas

1) Kantor yang terdiri dari : Ruang Kepala UPT, Ruang tata usaha,

Ruang pelayanan, Ruang bimbingan lanjut dan Ruang aula.

2) Asrama minak jinggo yang terdiri dari tempat tidur : 25 buah

dengan penghuni : laki – laki : 13 orang, perempuan : 12 orang,

serta kamar mandi 4 buah.


66

3) Asrama sayu wiwit terdiri dari : kamar : 7 buah, tempat tidur : 14

buah, penghuni : laki – laki : 13 orang, perempuan : 2 orang, serta

kamar mandi : 2 buah.

4) Asrama sri tanjung terdiri dari : kamar 5 buah, tempat tidur 15

buah, penghuni : perempuan 13 orang, serta kamar mandi : 6

buah.

5) Ruang perawatan khusus terdiri dari tempat tidur : 13 buah,

penghuni : laki – laki : 1 orang, perempuan : 10 orang, serta

kamar mandi : 1 buah.

6) Ruang pendukung

1) Dapur

2) Ruang makan

3) Kamar karyawan

4) Rumah dinas

5) Masjid

6) Pos penjaga

7) Tenaga pendukung yang bertugas

Karyawan berjumlah 25 orang yang terdiri dari : pegawai PNS 16

orang, dan non PNS 9 orang.

3. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik sebelum dan sesudah intervensi akan

diuraikan dalam bentuk umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan

tingkat pendidikan.
67

1) Karakteristik responden berdasarkan umur

Umur
45-59 60-74 75-90 >90

0% 0%

33% (10
responden)

67% (20
responden)

Diagram 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur di UPT


Pelayanan Sosial Lanjut Usia Glenmore
Banyuwangi Tahun 2017

Dari diagram 5.1 di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar 67% (20 responden) berumur 60-74

tahun.
68

2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

40% (12
responden)
60% (18
responden)

Diagram 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di


UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Glenmore
Banyuwangi Tahun 2017

Dari diagram 5.2 di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar 60% (18 responden) berjenis kelamin

perempuan.
69

3) Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Pekerjaan
Buruh Tani Wiraswasta PNS

0%

23% (7
responden)

10% (3
responden) 67% (20
responden)

Diagram 5.3 Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan di


UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Glenmore
Banyuwangi Tahun 2017

Dari diagram 5.3 diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar 67% (20 responden) bekerja sebagai

buruh.
70

4) Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan
Tidak Sekolah SD Perguruan Tinggi

0%

43% (13
responden) 57% (17
responden)

Diagram 5.4 Distribusi responden berdasarkan tingkat


pendidikan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Glenmore Banyuwangi Tahun 2017

Dari diagram 5.4 diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar 57% (17 responden) tidak sekolah.


71

5.1.2 Data Khusus

1. Tingkat Nyeri sebelum dilakukan pemberian kompres hangat pada

lansia yang mengalami low back pain.

Sebelum diberikan Kompres Hangat


Nyeri Ringan Nyei Sedang Nyeri Berat

10% (3
responden)
30% (9
responden)

60% (18
responden)

Diagram 5.5 Karakteristik tingkat nyeri sebelum dilakukan pemberian


kompres hangat pada lansia yang mengalami low back
pain.

Dari diagram 5.5 di atas dijelaskan bahwa sebelum diberikan

kompres hangat adalah sebagian besar 60% (22 responden)

dengan kategori nyeri sedang .


72

2. Tingkat nyeri sesudah di lakukan pemberian kompres hangat pada

lansia yang mengalami low back pain.

Sesudah diberikan Kompres Hangat


Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat

7% (2
responden)

40% (12 53% (16


responden) responden)

Diagram 5.6 Karakteristik tingkat nyeri sesudah dilakukan


pemberian kompres hangat pada lansia yang
mengalami low back pain.

Dari diagram 5.6 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat

nyeri sesudah diberikan kompres hangat sebagian besar

53% (16 responden) mengalami penurunan menjadi nyeri

ringan.
73

3. Pengaruh dilakukan pemberian kompres hangat terhadap low back

pain pada lansia

Kompres Hangat
Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri
Ringan Sedang Berat Sangat
Tingkat Nyeri Berat
Sebelum Kompres 9 (30%) 18 (60%) 3 (10%) 0
Hangat

Sesudah Kompres 16 (53%) 12 (40%) 2 (7%) 0


Hangat

Jumlah 25 (83%) 30 5 (17%) 0


(100%)

Tabel 5.1 Pengaruh dilakukan pemberian kompres hangat terhadap


low back pain pada lansia.

Dari tabel 5.1 diatas dijelaskan bahwa tingkat nyeri pada

lansia sebelum diberikan kompres hangat dengan kategori

ringan 30% menjadi 53%, kategori sedang 60% menjadi

40% dan kategori berat 10% menjadi 7%.

4. Hasil perhitungan dengan SPSS 22 Uji Wilxocon

Tabel 5.2 Distribusi hasi perhitungan dengan uji wilcoxon


menggunakan SPSS 22 Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Tingkat Nyeri Dengan Low Back Pain Pada
Lansia Di UPT Glenmore Banyuwangi.

Test Statisticsa
post - pre
Z -4,235b
Asymp. Sig. (2-
,000
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
74

Setelah dilakukan analisa data, data kemudian diuji dengan Uji

Wilxocon menggunakan spss 22 didapatkan hasil dengan taraf

signifikan 0,05. Angka 0,000 > 0,05. Maka Ho ditolak Ha diterima.

Dengan demikian ada Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Tingkat

Nyeri pada Lansia dengan Low Back Pain Di UPT Tresna Werdha

Glenmore Banyuwangi Tahun 2017.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Nyeri Pada Lansia dengan Low Back Pain Sebelum

diberikan Kompres Hangat

Dari hasil pada diagaram 5.5 dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar 60% sejumlah populasi responden mengalami nyeri low back pain

sedang yaitu 18 responden.

Low back pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada

punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal

(punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya di sekitar daerah

tersebut. Low back pain (LBP) dapat disebabkan oleh penyakit atau

kelainan yang berasal dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau

kelainan pada testis atau ovarium (Suma’mur, 2009).

Menurut Bobak (2009), kompres hangat berfungsi untuk

mengatasi atau mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan

iskemia dengan menurunkan kontraksi otot dan melancarkan pembuluh

darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan


75

dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran darah di

daerah persendian.

Dalam penatalaksanaan nyeri biasanya digunakan manajemen

secara farmakologis dan non farmakologis, penatalaksanaan

farmakologis pada nyeri yaitu dengan menggunakan obat – obatan

seperti penggunaan opiate, nonopiat/obat AINS (anti inflamasi non

steroid) dan obat – obat koanalgesik. Sedangkan penatalaksanaan non

farmakologis diantaranya adalah kompres hangat, kompres hangat

dapat menghilangkan nyeri, kompres hangat juga dapat memulihkan

otot dan sendi yang kaku. Menurut Dokter Peni Kusuma astuti, air bisa

digunakan sebagai pengobatan karena mempunyai dua dasar utama

yaitu efek hidrostatik dan hidrodinamik. Menurut dokter Peni, secara

aliran darah menjadi lancar dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh

darah, kedua faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot –

otot dan ligamen yang mempengaruhi sendi – sendi tubuh. Selain hal

positif diatas, air bersuhu 500C – 600C mempengaruhi oksigenasi

jaringan sehingga dapat mencegah kekakuan otot, mampu

menghilangkan nyeri, menenangkan jiwa dan merilekskan tubuh

(Sutawijaya, 2010).

Jika dilihat dari data khusus dapat diketahui bahwa tingkat nyeri

low back pain mengalami nyeri ringan, hal ini disebabkan karena

adanya masalah dari struktur neuromuskulokeletal di daerah pinggang

bawah, termasuk otot dan saraf serta tulang-tulang belakang. Gejala

penyakit punggung yang sering dirasakan adalah nyeri, kaku,


76

deformitas, dan nyeri serta paraestesia atau rasa lemah pada tungkai.

Dengan dilakukan tindakan kompres hangat diharapkan nyeri low back

pain pada lansia berkurang atau menurun.

5.2.1 Tingkat Nyeri Pada Lansia dengan Low Back Pain Setelah

diberikan Kompres Hangat

Dari hasil pada diagaram 5.6 dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar 53% sejumlah populasi responden mengalami nyeri low back pain

ringan yaitu 16 responden.

Tingkat nyeri pada responden sebagian besar mengalami

penurunan ditandai denagn data tingkat nyeri pada responden dengan

kategori sedang sebelum dilakukan tindakan kompres hangat sebanyak

18 orang atau 60% berkurang menjadi 12 orang atau 40%, hal ini

dikarenakan kompres hangat dapat menghilangkan nyeri, kompres

hangat juga dapat memulihkan otot dan sendi yang kaku. Menurut

Dokter Peni Kusuma astuti, air bisa digunakan sebagai pengobatan

karena mempunyai dua dasar utama yaitu efek hidrostatik dan

hidrodinamik.

Low back pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri

pada seseorang yang mengalaminya. Rasa nyeri dapat digambarkan

sebagai sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera

atau kerusakan pada tubuh. Nyeri dapat terasa panas, gemetar,

kesemutan/tertusuk, atau ditikam.Nyeri akan menjadi suatu masalah

gangguan kesehatan dikarenakan dapat menganggu aktivitas yang akan

dilakukan (Eleanor Bull dkk,2007dalam Heru Septiawan, 2012).


77

Efek dari kompres hangat untuk meningkatkan aliran darah ke

bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan

berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan

local, dan bisa terjadi kelepuhan bila kompres hangat diberikan satu jam

atau lebih (Tamsuri, 2007). Hal ini juga dilakukan peneliti yang

menggunakan terapi kompres hangat.

5.2.3 Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Tingkat Nyeri Pada

Lansia Dengan Low Back Pain Di UPT Glenmore Banyuwangi

Tahun 2017.

Setelah dilakukan uji analisa data dengan menggunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test menggunakan SPSS 22 yaitu p : 0,000

dengan α : 0,05 maka signifikan Ho ditolak Ha diterima yang berarti

ada pengaruh kompres hangat terhadap tingkat nyeri pada lansia dengan

low back pain di UPT Glenmore Banyuwangi tahun 2017.

Sesuai penelitian diatas bahwasanya ada pengaruh kompres hangat

terhadap tingkat nyeri pada lansia dengan low back pain di UPT

Glenmore Banyuwangi tahun 2017, hal ini dibuktikan dengan lansia

yang sebelum dilakukan tindakan dengan kategori nyeri ringan 30%

menjadi 53%, sedangkan nyeri sedang sebanyak 60% menjadi 40%,

begitu juga dengan nyeri berat 10% menjadi 7%. Namun untuk nyeri

sedang dan berat sebagian belum mengalami penurunan ketingkat

ringan atau pun normal, karena perlu dilakukan lagi terapi kompres

hangat secara berkala untuk memperoleh hasil yang maksimal.


78

Tulang belakang merupakan struktur yang kompleks, dibagi ke

dalam bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari

serangkaian badan silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus

intervertebral dan diikat bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior

dan posterior. Berbagai struktur yang peka terhadap nyeri terdapat

di punggung bawah. Struktur tersebut adalah periosteum, 1/3

bangunan luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia

dan otot.

Menurut Bobak (2009), kompres hangat berfungsi untuk

mengatasi atau mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan

iskemia dengan menurunkan kontraksi otot dan melancarkan pembuluh

darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan

dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran darah di

daerah persendian.

Jadi tindakan pemberian kompres hangat pada lansia memberikan

efek yang sangat efektif khususnya pada seseorang yang mengalami

nyeri low back pain. Untuk itu terapi kompres hangat merupakan salah

satu usaha yang baik untuk menangulangi seseorang mengalami nyeri

low back pain, dan terapi kompres hangat merupakan salah satu bentuk

pengobatan non farmakologi yang harapannya bisa dikembangkan dan

ditindak lanjuti bagi tenaga kesehatan khususnya bagi tenaga perawat.

Anda mungkin juga menyukai