Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Mempelajari Jaringan Pada Tumbuhan

OLEH :

M. AMIEN RAIS

(140210103040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I. Judul
MEMPELAJARI JARINGAN PADA TUMBUHAN
II. Tujuan
- Menjelaskan jaringan-jaringan penyusun pada tumbuhan.
III. Dasar Teori
Tanaman dan hewan dipisahkan oleh sekitar 1,5 miliar tahun sejarah evolusioner.
Mereka telah berevolusi organisasi multiseluler secara mandiri tetapi
menggunakan alat yang sama awal kit-set gen yang diwarisi dari bersama mereka
uniseluler nenek moyang eukariotik. Sebagian besar kontras di perkembangan mereka
strategi muncul dari dua keanehan dasar tanaman. Pertama, mereka mendapatkan mereka
energi dari sinar matahari, bukan dengan menelan organisme lain. Ini menentukan tubuh
yang berbeda dari hewan. Kedua, sel-sel mereka yang terbungkus dalam semirigid
sel dinding dan disemen bersama-sama, mencegah mereka dari bergerak sebagai sel-sel hewan
dilakukan. Ini menentukan satu set yang berbeda dari mekanisme untuk membentuk tubuh dan
proses perkembangan yang berbeda untuk mengatasi lingkungan yang berubah-ubah.
Pengembangan hewan sebagian besar buffered terhadap perubahan lingkungan, dan
embrio menghasilkan sama struktur tubuh ditentukan secara genetik tidak terpengaruh oleh
kondisi eksternal. Perkembangan kebanyakan tanaman, sebaliknya, adalah
secara dramatis dipengaruhi oleh lingkungan. Karena mereka tidak bisa menandingi diri dengan
lingkungan mereka dengan berpindah dari satu tempat ke tempat, tanaman beradaptasi bukan
dengan mengubah program pembangunan mereka. Strategi mereka adalah oportunistik
(Albert, 2007 : 1398)
meristem apikal menghasilkan semua jenis dasar dari sel-sel yang dibutuhkan
untuk membangun daun, akar, dan batang, banyak sel luar meristem apikal juga
menjaga kapasitas untuk proliferasi lebih lanjut dan mempertahankan potensi meristem. dalam
hal ini pohon cara dan tanaman tahunan lainnya, misalnya, dapat meningkatkan ketebalan
tersebut mereka batang dan akar sebagai tahun-tahun berlalu dan dapat tumbuh tunas baru dari
daerah aktif jika tanaman rusak. Dasar-dasar meristem apikal akar dan tunas sudah ditentukan
dalam embrio. Begitu pecah kulit biji selama perkecambahan, pembesaran dramatis sel
nonmeristematic terjadi, mengemudi munculnya pertama root, untuk mendirikan sebuah pijakan
langsung di tanah(Albert, 2007 : 1399)
Sel parenkim ditemukan di semua sistem jaringan. Mereka adalah sel hidup, umumnya
mampu pembagian lebih lanjut, dan memiliki dinding sel primer tipis. Sel-sel ini memiliki
berbagai fungsi. sel meristematik apikal dan lateral tunas dan akar menyediakan sel-sel baru
yang diperlukan untuk pertumbuhan. Produksi pangan dan penyimpanan terjadi pada sel-sel
fotosintesis dari daun dan batang (disebut mesofil sel); Sel-sel penyimpanan parenkim
membentuk sebagian besar sebagian besar buah dan sayuran. Karena kapasitas proliferasi
mereka, parenkim Sel-sel juga berfungsi sebagai sel induk untuk penyembuhan luka dan
regenerasi (Albert, 2007 : 1399)
Collenchyma adalah sel yang mirip dengan sel parenkim hidup kecuali bahwa mereka
memiliki lebih tebal dinding sel dan biasanya memanjang dan dikemas ke dalam panjangserat
ropelike. Mereka mampu peregangan dan memberikan dukungan mekanik di tanahSistem
jaringan memanjangkan tersebut daerah tanaman. Collenchyma Sel-sel terutama sering terjadi
pada daerah subepidermal batang(Albert, 2007 : 1399)
Sclerenchyma, seperti collenchyma, memiliki penguatan dan fungsi menyokong.
Namun, mereka adalah sel mati dengan dinding tebal, dinding sel sekunder mengalami
lignifikasi yang mencegah peregangan sebagai tanaman tumbuh. Dua jenis umum adalah serat,
yang sering membentuk bundel panjang, dan sclereids, ditemukan dalam kulit biji dan
buah(Albert, 2007 : 1399)
Xilem membawa air dan ion terlarut dari akar. Sel-sel utama adalah elemen pembuluh
yang ditampilkan di sini, yang merupakan sel-sel mati pada saat jatuh tempo yang tidak memiliki
membran plasma. Dinding sel telah sekunder menebal dan berat mengalami lignifikasi.
(Albert, 2007 : 1399)
Floem terlibat dalam transportasi zat terlarut organik dalam tanaman. Sel-se utama
membentuk tabung disebut tabung saringan. Unsur-unsur saringan-tabung pada saat jatuh tempo
hidup sel, interkoneksi oleh lubang pada dinding akhir mereka terbentuk dari diperbesar dan
dimodifikasi plasmodesmata (saringan lempeng). Rute sel mempertahankan membran plasma
mereka, tetapi mereka telah kehilangan inti mereka dan banyak sitoplasma mereka; Oleh karena
itu mereka bergantung pada berhubungan sel pendamping untuk pemeliharaan mereka. Sel-sel
pendamping ini memiliki fungsi tambahan secara aktif mengangkut makanan larut molekul
masuk dan keluar dari elemen saringan-tabung melalui saringan berpori area di dinding.
(Albert, 2007 : 1399)
Jaringan pelindung. Jaringan ini menyelubungi permukaan tubuh tumbuhan, pada bagian tubuh
primer berupa epidermis dan bagian yang telah mengalami pertumbuhan sekunder digantikan
oleh periderm yang tersusun oleh sel gabus. Macam-macam jaringan pelindung :
- Epidermis
- Devirat epidermis
- Jaringan gabus
- Exodermis
- Endodermis
(Soesilo dkk. 1986 : 26)
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dgolong-golongkan berdasarkan umur,
komposisi, dan fungsi jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi
jaringan muda yang masih bisa bersifat membelah diri dan berkembang menjadi bermacam
macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda ini disebut jaringan meristem. Selain
jaringan meristem , pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai
bentuk yang bermacam-macam sesuai letak fungsinya.
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan
sederhana yang tersusun atas satu macam sel (misalnya jaringan parenkim dan kolenkim) dan
jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelindung dan
jaringan pengangkut)
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar,
jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sektori. Jaringan-
jaringan tersebut bersama jaringan lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetatif
pada tumbuhanterdiri atas akar, batang, dan daun. (Tim Biologi FKIP,2014: 11)
Tumbuhan tersusun atas berbagai jaringan. Banyaknya pengetahuan tentang struktur
janngan menyebabkan kesulitan dalam memberi definisi yang tepat suatu jaringan. Definisi
jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur, dan fungsi yang sama. Definisi ini
tidak tepat untuk semua kasus. Diperlukan definisi yang lebih lentur untuk
jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Bentuk-bentuk peralihan menimbulkan kesulitan dalam
pengelompokan jaringan. Percobaan dengan suatu perlakuan dapat menyebabkan suatu tipe sel
berubah menjadi tipe sel yang lain. Sebagal contoh, sel parenkim dapat dirangsang untuk
berdlferensiasi menjadi unsur pembuluh. Jaringan mungkln juga terdiri atas sel yang berbeda
bentuk bahkan fungsinya, tetapi susunannya selalu sama.
Jaringan pada tubuh tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel,
fungsi, asal-usul,, dan tahap perkembangannya. Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya,
jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit Jaringan sederhana bersifat
homogen, hanya terdiri atas satu tipe sel, sedangkan jaringan rumlt berslfat heterogen, terdirl atas
dua atau leblh tipe sel. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim adalah jaringan sederhana,
sedangkan xllem, floem, dan epidermis adalah jaringan rumit.(Mulyani, 2006 : 84)
Tumbuhan, seperti sebagian besar hewan memiliki organ-organ yang tersusun atas
jaringan-jaringan yang berbeda. Yang pada akhirnya terdiri dari berbagai tipe sel yang berbeda.
Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi atau struktur yang sama, atau dua duanya. Organ
terdiri dari sejumlah tipe jaringan yang bersama sama melaksanakan fungsi tertentu.
Morfologi dasar dari sebagian besar tumbuhan vaskular merefleksikan sejarah evolusinya
sebagai organisme darat yang menghuni dan memanfaatkan sumberdaya dari dua lingkungan
yang sangat berbeda di bawah dan diaatas permukaan tanah. Tumbuhan vaskular harus
mengarbsorpsi air dan mineral di bawah permukaan tanah serta CO2 diatas permukaan tanah.
Kemampuan memperoleh sumber daya alam ini berasall dari evolusi tiga organ dasar, akar,
batang, dan daun (Campbell, 2008 :316)
IV Metode

Alat :

1. Mikroskop

Bahan :

1. Preparat awetan irisan melintang akar. Batang, dan daun

Cara Kerja :
Mengamati dengan
Mengambil
perbesaran lemah
Preparat Awetan
ke kuat

Menggambar hasil

IV Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan preparat awetan daun citrus


sp dengan menggunakan perbesaran 40 kali

Gambar 4.1 Jaringan daun citrus sp

Hasil pengamatan preparat awetan jaringan


daun Zea Mays menggunakan perbesaran 40
kali

Gambar 4.2 Jaringan Daun Zea Mays


Hasil pengamatan preparat awetan jaringan
batang Zea Mays dengan menggunakan
perbesaran 40 kali

Gambar 4.3 Jaringan batang Zea Mays

Hasil pengamatan preparat awetan jaringan


batang Curcubita Sp dengan menggunakan
perbesaran 40 kali

Gambar 4.4 Jaringan Batang Curcubita Sp

Hasil pengamatan preparat awetan jaringan


akar Arachis Hypogea dengan menggunakan
perbesaran 40 kali

Gambar 4.5 Jaringan akar Arachis Hypogea


Hasil pengamatan preparat awetan jaringan
akar Allium Cepa dengan menggunakan
perbesaran 40 kali

Gambar 4.6 Jaringan Akar Allium Cepa

VII. PEMBAHASAN

Dalam pengamatn yang pertama, kami mengamati jaringan Daun Citrus Sp. Seperti
pada umumnya fungsi daun adalah sebagai fotosintesis. Fotosintesis terjadi di daun dengan
bantuan cahaya matahari dan jaringan jaringan yang ada pada daun tersebut. Jaringan yang ada
pada daun antara laian, jaringan epidermis, jaringan pengangkut, dan jaringan klorenkim yang di
bagi menjadi dua yaitu bagian yang sel nya rapat susunannya rapi yang disebut sel palisade dan
yang kedua sel selnya tersusun tidak rapi dan susunannya renggang yang disebut dengan sel
bunga karang. Susunan epidemis daun bagian atas berbeda pada susunan epidermis daun bagian
bawah. Pada bagian bawah daun lebih banyak terdapat stomata. Namun daun pada tumbuhan air,
bagian stomata lebih banyak atau bahkan semuanya berada di bagian atas. Hal ini disebabkan
jika stomata pada tanaman air seperti teratai berada pada bagian bawahnya yang menyentuh air,
maka daun tersebut akan banyak menyerap air sehingga daun tersebut menjadi busuk.

Dalam percobaan yang kedua kami mengamati jaringan pada daun Zea Mays. Secara
struktur jaringan yang terdapat pada daun jagung ini tidak jauh berbeda dengan daun jeruk atau
Citrus Sp namun secara morologi daun dilkotil berbeda dengan daun monokotil menurut tulang
daunnya. Daun dilkotil biasanya daunnya menyirip sedangkan susunan tulang daun monokotil
biasanya sejajar

Pada percobaan yang ketiga, kami mengamati jaringan batang Zea Mays . fungsi utama
batang adalah menegakkan tubuh tumbuhan. Selain itu, batang juga berfungsi mengantarkan
mineral maupun hasil foto sintesis yang dihasilkan tumbuhan. Untuk mengantarkan air dan
nutrisi yang diperoleh dari hasil fotosintesis,. Pada beberapa tumbuhan, batang dapat berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu.
Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan. Batang dapat juga membantu proses
pernapasan dari tumbuhan, karena oksigen dapat masuk melalui lentisel. Lentisel adalah pori-
pori yang tampak kecil pada tumbuhan biasanya berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. lapisan
epidermis batang terbentuk oleh satu lapisan sel yang susunannya rapat dan tidak memiliki ruang
antarsel. Pada dinding sel sebelah luar terdapat lapisan kutikula yang berguna untuk melindungi
batang dari kekeringan. Pada jaringan tumbuhan yang telah tua, terdapat kambium gabus yang
menggantikan fungsi jaringan primer. Pada kambium gabus terdapat celah yang disebut lentisel,
sebagai tempat terjadinya aktivitas pertukaran gas. Lapisan korteks pada batang tersusun oleh
sel-sel parenkim yang keadaan dindingnya tipis. Sel-sel parenkim pada korteks batang tidak
beraturan sehingga mengakibatkan banyak ruang di antara sel-selnya. Selain sel parenkim,
korteks juga mengandung kolenkim dan sklerenkim. Kedua sel ini berfungsi untuk menyokong
dan memperkuat batang. Berkas pembuluh kolateral tertutup, yaitu floem terletak di sebelah luar
xilem, tetapi di antara xilem dan floem tidak terdapat lapisan kambium. Xilem dan floem
diselubungi oleh lapisan sklerenkim.

Gambar 7.1 Penampang melintang batang monokotil

Pada percobaan ke empat, kami mengamati batang Curcubita Sp, seperti halnya fungsi batang
yang dijelaskan pada batang Zea Mays di atas, maka sama juga pada batang Curcubita Sp ini,
namun yang membedakannya adalah letak jaringannya.

Gambar 7.2 Jaringan pada batang Labu

Pada percobaan yang kelima dan ke enam kami mengamati jaringan akar dari Arachis
Hypogea dan Allium Cepa. Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan
yang berbeda. Fungsi utama organ akar pada tumbuhan, yaitu sebagai alat absorbsi air, nutrisi
berbagai garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan pada tempat
tumbuhnya. Pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu dikotil dan monokotil akarnya sudah merupakan
akar sejati. Akar memiliki struktur yang amat kuat, hal ini terbukti dengan kemampuannya untuk
menerobos beberapa lapisan tanah yang keras. Akar pada tumbuhan dikotil dapat menjalar
sangat jauh dari tempat tumbuhnya. Pada Kemampuan penjalaran akar ini memungkinkan
tumbuhan mengambil berbagai jenis unsur hara dari sekitar tempat tumbuhnya. Kemampuan
akar untuk menerobos lapisan tanah ini disebabkan karena akar memiliki lapisan pelindung yang
disebut kaliptra (tudung akar). Kaliptra dapat kita temukan pada akar-akar tumbuhan monokotil
maupun dikotil.

Bagian akar terbagi menjadi struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar akar terdiri
atas tudung akar, batang akar, percabangan akar (hanya pada dikotil), dan bulu-bulu akar.
Sementara itu, struktur bagian dalam akar (anatomi akar) terbentuk oleh jaringan epidermis,
korteks, endodermis, dan stele (silinder pusat). Bagian-bagian akar tersebut tersusun berurutan
dari luar ke dalam.

Jaringan epidermis akar merupakan lapisan yang hanya terdiri dari satu lapisan sel.
Keadaan sel-sel yang menyusun epidermis akar sangat rapat, tetapi karena dinding sel
epidermisnya tipis, akar mudah ditembus oleh air. Air dan garam-garam mineral yang terlarut di
dalamnya masuk pertama kali melalui rambut-rambut akar, bagian di antara epidermis akar, atau
melalui dinding sel epidermis akar itu sendiri. Rambut akar merupakan hasil dari penonjolan
epidermis yang arahnya ke luar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini maka permukaan
dinding sel akan semakin bertambah luas, sehingga proses penyerapan air akan lebih efisien.
Jaringan epidermis pada akar tumbuhan tidak mengandung kutikula.

Pada korteks ini terdapat jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Korteks
tersusun oleh sel-sel yang susunannya longgar, yang menghasilkan ruang di antara sel-selnya
disebut rongga antarsel. Rongga antarsel bermanfaat untuk proses pertukaran gas. Dinding-
dinding sel pembentuk korteks keadaannya tipis, hal ini memberikan kelancaran pada proses
pertukaran gas.

Pada arah radial dan transversal lapisan dinding sel endodermis terdapat penebalan yang
dihasilkan dari endapan zat yang disebut suberin. Zat suberin (gabus) memiliki sifat kedap air
(tidak dapat ditembus). Penebalan pada dinding sel jaringan endodermis tampak berupa titik-titik
yang disebut titik caspary. Deretan titik caspary selanjutnya membentuk pita caspary. Penebalan
oleh lapisan gabus menyebabkan dinding selnya sukar untuk dilalui air, sedangkan air harus
melalui lapisan endodermis agar mencapai silinder pusat. Oleh karena itu, air mengambil jalan
lain, yaitu melalui lapisan endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan. Sel-sel
endodermis yang dinding selnya tidak mengalami penebalan ini disebut sel penerus. Dengan
adanya sel penerus, air dapat mencapai silinder pusat tanpa harus mengalami hambatan lain.
Dilihat dari letaknya, endodermis memiliki peranan untuk lewatnya air yang mengandung unsur
hara dari korteks menuju silinder pusat. Oleh karena itu, endodermis memiliki bentuk dan
susunan sel yang khas.

Silinder pusat terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut dan beberapa jaringan lain.
Berkas pengangkut yang membentuk silinder pusat, yaitu xilem, floem, dan perisikel. Letak
xilem dan floem pada silinder pusat tumbuhan monokotil berselingan tersusun secara teratur
sehingga membentuk jari-jari atau radial (berbentuk lingkaran). Pada tumbuhan dikotil, xilemnya
terletak di pusat akar dan floemnya mengelilingi xilem. Oleh karena itulah, lapisan ini disebut
silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floemnya terdapat lapisan kambium.
Fungsi lapisan kambium ke arah luar yaitu untuk membentuk bagian kulit, sedangkan ke arah
dalam untuk membentuk bagian kayu. Selain ke empat lapisan akar di atas, pada lapisan terluar
dari akar, yaitu di lapisan terluar silinder pusat, juga terdapat perisikel atau perikambium.
Perisikel ini merupakan jaringan khusus yang berfungsi untuk membentuk percabangan pada
akar.

KESIMPULAN

1. Organ vegetatif tanaman adalah akar, batang dan daun


2. Pada akar terdapat jaringan epidermis, korteks, endodermis, stele, xilem, floem, dan
parenkim
3. Pada batang terdapat jaringan epidermis, korteks, xilem, floem dan kambium
4. Pada daun terdapat jaringan epidermis atas dan epidermis, parenkim, kolenkim , palisade,
bunga karang, jaringan pengangkut
5. Struktur susunan jaringan antara monokotil dengan dikotil adalah berbeda. Tapi memiliki
fungsi yang sama

SARAN

1. Sebaiknya jika memfoto dari mikroskop menggunakan hae yang ber kamera dengan
resolusi tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Bray, D., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., and Watson, J.D. 1989. Molecular

Biology of the Cell 2nd Garland Pubi., Inc: New York.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga

Mulyani, Sri. 2006.Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Soesilo, dkk. 1986. Buku Materi Pokok BIOLOGI. Jakarta. Karunika Jakarta

Tim Biologi. 2014. Petunujuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai