Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH RENCANA KENAIKAN TARIF ROYALTI BATUBARA TERHADAP

PENDAPATAN NEGARA

Abstrak

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan


Negara dari sektor batubara yaitu dengan adanya rencana kenaikan
tarif royalti batubara bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan
(IUP) dengan tarif IUP sampai dengan 13.5%. Dengan adanya
rencana tersebut pendapatan dapat bertambah hingga Rp.3 Triliun.
Namun jika dilihat dilain sisi rencana tersebut juga memungkinkan
timbulnya dampak negatif.

A. Pendahuluan

Energi merupakan ujung tombak menggerakkan roda pembangunan dan


perekonomian. Semakin lama, kebutuhan energi semakin tinggi. Disamping
faktor lain, sumberdaya manusia misalnya, energi menjadi faktor yang
menentukan perkembangan ekonomi suatu negara.
Komoditas energi terutama batubara merupakan salah satu komponen
penambah devisa negara. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya
meningkatkan pendapatan Negara dengan membuat usulan mengenai kenaikan
tarif royalti batubara bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan
tarif IUP sampai dengan 13.5% tergantung kualitas batubara yang di produksi
merujuk pada revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 9 Tahun 2012 tentang Jenis
dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dengan adanya rencana kenaikan tarif royalti batu bara tersebut, secara
langsung akan mempengaruhi postur APBN khususnya dari sisi Pendapatan
Negara. Pengaruh tersebut akan dibahas dalam bagian analisa ini.

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 43


B. Sumber Daya Alam Batubara di Indonesia

Tabel 1. Posisi SDA Batubara Indonesia


Negara Pengguna
Negara Produsen Negara Pengekspor Negara Pengimpor
Batubara Terbesar
Batubara Terbesar Batubara Terbesar Batubara Terbesar
Sebagai Sumber
Dunia Dunia Dunia
Listrik Terbesar

% Energi
Impor
Produksi Ekspor Listrik
Tahun
Tahun Tahun yang
Negara Negara Negara 2012 Negara
2012 (Juta/ 2012 (Juta/ Bersumbe
(Juta/
Ton ) Ton ) r dari
Ton )
batubara

PR China 3549 Indonesia 383 PR China 289 Mongolia 98


USA 935 Australia 301 Japan 184 South Africa 94
India 595 Russia 134 India 160 Poland 86
Indonesia 443 USA 114 South Korea 125 PR China 81
Chinese
Australia Colombia Australia
421 82 Tapei 64 69
Russia 359 South Africa 74 Germany 45 India 68
South Africa 259 Canada 35 UK 45 Israel 59
Germany 197 Indonesia 44
Poland 144 USA 43
Kazakhstan 126 Germany 43
UK 29
Japan 27
Sumber: www.worldcoal.org,2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil produksi batu
bara dalam negeri yaitu lebih dari 80% untuk tujuan ekspor. Indonesia
melakukan ekspor batu bara dikarenakan Indonesia sebagai salah satu
produsen batu bara terbesar didunia dengan produksi yang mencapai 400 juta
ton per tahun namun belum memaksimalkan kebutuhan dalam negeri
Akibatnya, batu bara yang digunakan oleh pembangkit listrik dan industri
dalam negeri sedikit.

Gambar 1. Perkembangan Produksi, Ekspor dan Konsumsi Batubara Dalam


Negeri (dalam ton)
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 44
400,000,000

300,000,000

200,000,000

100,000,000

Produksi Batubara Ekspor Dalam Negeri

*Data Sementara
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS),2014

Tahun 2014, pemerintah menetapkan target produksi batubara nasional


420 juta ton, sedangkan kewajiban pasok domestik untuk batubara 95 juta ton
dan sisanya untuk ekspor.1 Ini memberikan gambaran peningkatan
pertumbuhan yang terus dinamis terutama pada angka produksi dan ekspor.

Gambar 2. Harga Batubara HBA (US$/ton)

90.00
85.3384.87
80.00 81.69
76.7076.8976.6178.13 80.31 81.90 80.44
70.00
77.07
60.00 74.81
Harga BB
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13

Sep-13

Oct-13

Nov-13

Dec-13

Jan-14

Feb-14

Mar-14

Apr-14

Sumber: www.minerba.esdm.go.id, 2014

Tabel 2. Prediksi situasi Pasar terbuka

No Faktor Situasi Dampak

1Amindoni, Ayomi(2014) ”KPK Bikin Nyali Petambang Ciut”


http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/892/KPK-Bikin-Nyali-Petambang-
Ciut/2014/06/03 diakses tanggal 27 Juni 2014
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 45
Terhadap
Harga
1 Permintaan Mineral Keleseuan Ekonomi di Eropa Turun
dan Batubara
2 Kebijakan Menerapkan pembatasan emisi pada Turun
Pemerintah Cina dan
beberapa industry dan memanfaatkan
AS batubara dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan nasionalnya.
Sumber: Kesimpulan Rapat Pembahasan APBNP TA 2014 yang disampaikan oleh Dirjen Mineral
dan Batubara KESDM Pada 12 Juni 2014

C. Kontribusi dan Potensi PNBP Batu Bara

Dengan Dalam Periode 2009-2013 Kontribusi Penerimaan Bukan Pajak


dari Sektor Pertambangan umum khususnya batu bara masih lebih kecil dari
potensi yang sebenarnya. Untuk penerimaan PNBP batubara tahun 2013
sebesar 24.44 Triliun, sementara penerimaan sektor pajak sebesar 112 Triliun.

Gambar 3. Pajak dan PNBP Komoditas


Triliun Rp.

2009 2010 2011 2012 2013 2014


Realisasi Rencana
Pajak 36.1 48.8 83 97.1 112 156.68
Batubara 10.18 15.35 20.83 20.5 24.44 37.61
Mineral 5.14 3.42 3.42 3.5 3.91 2.05

Sumber : Kesimpulan Rapat Pembahasan APBNP TA 2014 yang disampaikan oleh Dirjen Mineral
dan Batubara KESDM Pada 12 Juni 2014

Rendahnya pertumbuhan penerimaan PNBP khususnya dari sektor


pertambangan batubara perlu penanganan yang serius untuk mengoptimalkan
potensi penerimaan batubara.
Target penerimaan PNBP direncanakan akan diperoleh dari pembayaran
PNBP dari para wajib bayar bayar yang terdiri dari PKP2B (Perjanjian
Penambangan Batubara), Kontrak karya (Perjanjian penambangan minera)
maupun izin usaha pertambangan.
Sehubungan dengan target tersebut di tahun 2014, penerimaan batubara
khususnya dalam penerimaan royalti pada kuartal I 2014 mengalami kenaikan

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 46


dua kali lipat dari penerimaan batubara periode sama tahun lalu yaitu sebesar
Rp11 triliun, hal ini sebagai dampak dari kehadiran komissi KPK yang, menekan
pengusaha IUP untuk taat asas dan membayar royalti.2

Berikut potensi kerugian keuangan Negara dari Royalti berdasarkan


kajian KPK pada sistem PNBP Batubara

Gambar 4. Potensi Kerugian Keuangan Negara berdasarkan verifikasi Data Ekspor


Batubara (Laporan Surveyor) Tahun 2010 s.d. 2012

Sumber: Kajian KPK pada sistem PNBP Batubara 3

Berdasarkan table diatas, potensi kerugian Negara sebesar


1,224,212,608.84 ekuivalen Rp.14,200,866,262,544 dengan (kurs RAPBNP
2014 1US=Rp11.600).

D. Pengaruh Rencana Kenaikan Royalti Batubara Terhadap PNBP SDA


Batubara

Sejak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah


menyelesaikan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.9 tahun 2012 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dalam revisi itu
memuat usulan kenaikan royalti batubara. 4
Menurut Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, dengan
adanya rencana kenaikan royalti batubara tersebut pemerintah berharap
bahwa Pendapatan Negara akan bertambah sebesar Rp.3 Triliun. Rencana
kenaikan tarif royalti berlaku untuk pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan).
Target penerimaan PNBP tahun 2013 sebesar Rp 31.6 triliun belum seimbang

2 Amindoni, Ayomi(2014) ”KPK Bikin Nyali Petambang Ciut”


http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/892/KPK-Bikin-Nyali-Petambang-
Ciut/2014/06/03 diakses tanggal 27 Juni 2014
3KPK,2014,”Kajian KPK Sistem PNBP Mineral dan Batubara”

acch.kpk.go.id/.../Kajian+KPK+Sistem+PNPB+Mineral+dan+Batubara.pdf diakses tanggal 27 Juni


2014
4 Bil,oki (2014) “Royalti Batu Bara Progresif” http//www.m.jpnn.com (diakses 8 Juli 2014)

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 47


dan tidak sesuai dengan ekploitasi sumber daya alam yang telah dilakukan
selama ini. 5
Sebagai tindak lanjut dari keinginan peningkatan penerimaan negara
dari sektor industri batubara, pemerintah akan melakukan revisi Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral. Salah satu pertimbangan pemerintah untuk melakukan revisi adalah
menyamakan tarif royalti yang berlaku bagi pemegang pemegang IUP dan IUPK
dengan pemegang PKP2B batubara. Besaran tarif royalti baru bagi pemegang
IUP batubara yang sedang dikaji adalah 10-13.5%. dengan alasan bahwa dengan
tarif royalti sebesar 13.5%, perusahaan pemegang PKP2B mampu membukukan
laba yang signifikan. Oleh karena itu, pemerintah menganggap bahwa
penerimaan negara akan meningkat signifikan apabila tarif royalti bagi
pemegang IUP dan IUPK batubara disamakan dengan tarif royalti yang berlaku
bagi pemegang PKP2B.6
Penerimaan royalti mineral dan batubara sangat dipengaruhi oleh 3
(tiga) komponen yaitu tarif royalti, volume produksi pertambangan serta harga
dari hasil pertambangan tersebut. Jika tarif royalti dinaikan menjadi tinggi,
otomatis penerimaan PNBP akan naik dalam jangka pendek. Kenaikan tarif
royalti dapat menaikkan biaya produksi perusahaan. Dengan biaya produksi
yang naik, maka striping ratio akan turun, batu bara yang diambil akan sedikit
sehingga kegiatan penambangan dapat dikendalikan.
Peningkatan penerimaan royalti batubara dapat dilakukan dengan
menaikan tarif IUP sampai dengan 13.5% berdasarkan kualitas batubara. Tarif
sebesar ini selama ini hanya berlaku untuk pelaku usaha batubara jenis PKP2B.
Pemerintah menyepakati bahwa besaran tarif royalti progresif baru akan efektif
jika Harga Batu Bara Acuan (HBA) sudah menembus angka US$ 80 per ton. 7
Tabel 3. Persentase Rencana Kenaikan Tarif Royalti

Menjadi (%)
Semula (%) (Rencana
Kalori PP No.9/2012 Kenaikan)
Batubara Calorific Value (CV) <5100 3 7
Batubara CV 5100-6100 5 9
Batubara CV >6100 7 13.5
*Kenaikan tarif tersebut dengan asumsi harga diatas USD 80/ton serta tanpa
mempertimbangkan kapasitas produksi.

5 Badan Kebijakan Fiskal (2014) “Kajian Evaluasi Tarif PNBP Mineral dan Batubara”
http://www.fiskal.depkeu.go.id diakses tanggal 4 Juli 2014
6 ibid
7 Widyasari,esti (2014) “Kenaikan Royalti Progresif Berlaku Bila Harga Tembus 80

Dolar” http:// www.tambang.co.id diakses tanggal 8 Juli 2014


Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 48
Berikut Simulasi Perhitungan PNBP SDA Batubara dengan adanya
rencana kenaikan tarif royalti batubara.

Iuran Eksploitasi(Royalti) : Volume x Harga Jual x Tarif

Peraturan Pemerintah (PP) No.9 tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Tabel 4. Simulasi Perhitungan PNBP SDA Batubara dengan kenaikan tarif royalti
batubara adanya rencana

Kurs Harga
Kalori Tarif Volume (Ton) PNBP
(Rp) (US$/Ton)

Setelah KenaikanTarif
5100 11,600 7.0% 5,809,730 82 386,835,062,320
5100-6100 11,600 9.0% 38,026,260 82 3,255,352,066,080
>6100 11,600 13.5% 22,057,428 82 2,832,438,444,336
6,474,625,572,736
Sebelum KenaikanTarif
5100 11,600 3.0% 5,809,730 82 165,786,455,280
5100-6100 11,600 5.0% 38,026,260 82 1,808,528,925,600
>6100 11,600 7.0% 22,057,428 82 1,468,671,785,952
3,442,987,166,832

Peningkatan Penerimaan Royalti 3,031,638,405,904


Sumber : data diolah
-Kurs berdasarkan APBNP 2014 dan Volume berdasarkan APBN 2014
-Harga diatas berdasarkan asumsi

Berdasarkan asumsi perhitungan diatas, dengan adanya rencana


kenaikan tarif royalti batubara maka peningkatan penerimaan
royalti dapat mencapai Rp3 triliun sehingga Pendapatan Negara dari
sektor batubara pun dapat bertambah
E. Dampak Negatif yang Akan ditimbulkan Terhadap Rencana Kenaikan
Royalti Batubara
Berikut kemungkinan dampak yang akan timbul atas rencana kenaikan
royalti batu bara:
1. Bagi Pengusaha tambang dengan kenaikan royalti, maka biaya produksi
juga akan naik. Dengan biaya produksi yang naik, maka striping ratio akan
turun, sehingga batu bara yang diambil/ produksi akan sedikit
2. Bagi masyarakat pekerja tambang yaitu akan kehilangan pekerjaan dari
sektor pertambangan batubara karena perusahaan tidak bisa beroperasi
lagi. Selain itu dengan adanya masyarakat yang kehilangan pekerjaan

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 49


(pengangguran), kerusuhan akan terjadi, dan tambang illegal juga akan
semakin marak
3. Bagi usaha pendukung kegiatan pertambangan baik kontraktor maupun
penyedia jasa lainnya akan terkena dampaknya, seperti jasa usaha
pengangkutan, penghasilannya akan menurun karena tidak dapat menjalin
kerjasama dengan pengusaha tambang tersebut
4. Bagi Pemerintah dengan dampak yang ditimbulkan justru pemerintah akan
disibukan dengan persoalan baru yakni meningkatnya jumlah
pengangguran.

F. Kesimpulan
Upaya meningkatkan pendapatan Negara. Disamping
ketidakseimbangan antara penerimaan dengan eksploitasi terhadap SDA yang
telah dilakukan. Pemerintah membuat usulan rencana kenaikan tarif royalti
batubara bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan tarif IUP
sampai dengan 13.5%. Dengan adanya rencana kenaikan tarif royalti
diharapkan pendapatan Negara akan bertambah hingga mencapai Rp.3 Triliun.
Dilihat dari manfaat ekonomi dan efek dari kegiatan usaha
pertambangan batu bara sehubungan dengan dampak yang akan ditimbulkan
nantinya. Oleh karena itu pemerintah perlu mematangkan serta mengkaji ulang
atas rencana kenaikan tarif tersebut
Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Negara batubara
tidak hanya serta merta menaikkan tarif royalti namun bisa digali dari potensi
kerugian Negara dengan meningkatkan kepatuhan dan pengawasan terhdap
para pengusaha Royalti batubara sehubungan besarnya kerugian yang timbul
atas aktivitas pertambangan batubara, selain itu dapat digali juga dari sisi
perpajakan, karena potensi hilangnya penerimaan pajak pada batubara cukup
besar yaitu sebesar 28,5 triliun.8(ANA)

8
Kontributor kendari (2014) “KPK: Indonesisa Kehilangan Rp.28,5 Triliun dari Pajak Tambang”
http:// www.regional.kompas.com diakses tanggal 4 Juli 2014
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN | 50

Anda mungkin juga menyukai