Abcd
Abcd
Disusun Oleh :
Saat tiba waktu untuk istirahat siang pada hari itu dan suasana jalan sepi, Allah
Azza wa Jalla meninggikan sebuah dataran sehingga memiliki bayangan.
Mereka singgah di balik dataran tinggi ini. Abu Bakar Radhiyallahu
anhumeratakan tanah dengan tangannya dan menggelar alas sebagai tempat
istirahat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia pun mempersilahkan
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam beristirahat di tempat yang telah
dipersiapkan itu. Kemudian Abu Bakar Radhiyallahu anhukeluar melihat-lihat
keadaan.
Pada saat hampir bersamaan, ada seorang penggembala menuju tempat mereka
tersebut dengan tujuan yang sama untuk berteduh. Abu Bakar Radhiyallahu
anhumenanyai orang ini, sehingga ia tahu bahwa penggembala ini penduduk
Makkah. Sang penggembala mengidzinkan mereka mengambil susu salah
seekor dari kambing gembalaannya, kemudian mereka melanjutkan
perjalanan.[3]
“Orang ini menunjukkan jalan untukku”. Anas bin Malik (sahabat yang
meriwayatkan hadits ini) berkata: “Sehingga si penanya mengira yang
dimaksudkan adalah pemandu perjalanan, padahal yang diinginkan oleh Abu
Bakar adalah jalan kebaikan”.[4]
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri dari Surâqah bin Mâlik, saat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta rombongan melintasi pemukiman Bani
Mudlaj, salah seorang penduduk pemukiman ini melihat Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan rombongannya. Kemudian orang ini bergegas mendatangi
kaumnya yang sedang berkumpul, di antara mereka adalah Surâqah.
Ternyata, hasil undian tidak sesuai yang diinginkan oleh nafsunya. Maka, ia pun
mengingkari undian yang dilakukannya sendiri. Diraihlah kudanya dan
memacunya lagi memburu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
rombongannya yang sudah berada di depan mata.
Dengan peristiwa ini, Surâqah merasa yakin jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam terlindungi dan akan mendapatkan kemenangan. Dia pun akhirnya
memanggil mereka dan berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan rombongan berhenti. Surâqah menghampiri
dan menceritakan kejadian yang dialaminya kepada mereka. Surâqah bercerita:
ع ْن ُه ْم ْال َحب ِْس ِم ْن لَ ِقيتُ َما َل ِقيتُ ِحينَ نَ ْفسِي فِي َو َوقَ َع ْ س َي
َ ظ َه ُر أ َ ْن َ سو ِل أ َ ْم ُر َّ صلَّى
ُ ّللاِ َر َ ُّللا َ سلَّ َم
َّ علَ ْي ِه َ َو
ُالديَةَ فِيكَ َجعَلُوا قَ ْد قَ ْو َمكَ إِ َّن لَهُ فَقُ ْلت ِ ار َوأ َ ْخبَ ْرت ُ ُه ْم
َ َاس ي ُِريدُ َما أ َ ْخب
ُ َّضتُ بِ ِه ْم الن َ علَ ْي ِه ْم َو
ْ ع َر َّ ع
َ َالزاد َ َو ْال َمت َا
ف قَا َل أ َ ْن إِ ََّل يَسْأ َ ََلنِي َولَ ْم يَ ْرزَ آنِي فَلَ ْم
ِ عنَّا أ َ ْخ َ
Setelah kejadian apa yang aku alami, yaitu tidak berhasil menyentuh mereka,
terbetik dalam hatiku bahwa perkara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ini akan menang. Aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya kaummu telah menjanjikan tebusan untuk dirimu”. Aku juga
memberitahukan tentang keinginan banyak orang berkaitan dengan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan rombongannya. Aku menawarkan bekal dan
barang-barang, namun keduanya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
Abu Bakar Radhiyallahu anhu) tidak menanggapi tawaranku, dan juga tidak
menanyaiku. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya berseru: “Rahasiakan
tentang kami”. [HR Imam Bukhâri]
Imam Bukhâri rahimahullah juga meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin
Mâlik Radhiyallahu anhu yang menjelaskan sebagian peristiwa ini. Setelah
Surâqah gagal dengan apa yang menjadi keinginannya, ia berkata :
ي َيا َّ ف قَا َل ِشئْتَ ِب َما ُم ْرنِي
َّ ّللاِ نَ ِب ْ ار أ َ َّو َل فَ َكانَ قَا َل ِبنَا َي ْل َح ُق أ َ َحدًا تَتْ ُر َك َّن ََل َم َكانَكَ فَ ِق
ِ علَى َجا ِهدًا النَّ َه
َ ِ نَ ِبي
َّ صلَّى
ِّللا َ ُّللا َ سلَّ َم
َّ علَ ْي ِه َ آخ َر َو َكانَ َو
ِ ار ِ لَهُ َم ْسلَ َحةً النَّ َه
“Wahai Nabiyullah, perintahkan aku semaumu!” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Tetaplah kamu di tempatmu. Jangan engkau biarkan satu
orangpun menyusul kami”.
Anas berkata: “Sehingga Surâqah menjadi orang yang memerangi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat pagi hari dan (pada) sore harinya menjadi
senjata yang melindunginya”.
Adapun surat jaminan keamanan yang diminta Surâqah tetap dipeliharanya
sampai ia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sembari
membawa surat itu. Setelah perang Hunain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam memenuhi janjinya kepada Surâqah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Hari ini, adalah hari menepati janji dan hari berbuat baik,”
dan pada hari itu juga, Surâqah menyatakan keislamannya.