Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Semester : IV
Dosen Pengajar : Ns. Jetty Mongdong, S.Kep., M.MKes

MAKALAH
PENYAKIT HIPERTIROIDISME

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Giselle Kojongian
Ferdinan Mandagi
Marlis Yesnath
Tri Fosya Dias
Veronica Tololiu

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA
TOMOHON
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik, Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah KMB II

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis demi
kesempurnaan penyusunan makalah nanti.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Tomohon, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 2

C. TUJUAN PENULISAN ......................................................................................... 2

D. MANFAAT PENULISAN .....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

A. DEFINISI ...............................................................................................................3

B. PENYEBAB ...........................................................................................................5

C. PROGNOSIS ..........................................................................................................5

D. TANDA-TANDA DAN GEJALA .........................................................................5

E. INTERPRETASI HASIL TES ...............................................................................5

F. TINDAKAN ...........................................................................................................6

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................................6

H. INTERVENSI KEPERAWATAN .........................................................................6

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................7

A. KESIMPULAN ......................................................................................................7

B. SARAN...................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................8

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Hipertiroid merupakan penyakit hormone yang menempati urutan kedua
terbesar di Indonesia setelah diabetes. Penyakit tiroid merupakan penyakit yang
banyak ditemui di masyarakat , 5% pada pria dan 15% pada wanita. Penyakit
graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000 wanita dan 1,5-2,5/1000
pria, sering ditemui di usia kurang dari 40 tahun (Djokomoeljanto, 2010).
Istilah hipertiroidisme sering disamakan dengan tirotoksikosis , meskipun
secara prinsip berbeda. Dengan hipertiroidisme dimaksutkan hiperfungsi kelenjar
tiroid dan sekresi berlebihan dari hormone tiroid dalam sirkulasi. Pada
tirotoksikosis dapat disebabkan oleh etiologi yang amat berbeda ,bukan hanya
yang berasal dari kelenjar tiroid . adapun hipertiroidisme subklinis, secara definisi
diartikan kasus dengan kadar hormone normal tetapi TSH rendah. Di kawasan
Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi dibanding yang non Asia (12% versus
2,5%). (Djokomoeljanto, 2010).
Penyakit graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (80-
90%), sedangkan yang disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% Karen
toxic nodular goiter. Prevalensi penyakit Graves bervariasi dalam populasi
terutama tergantung pada intake yodium (tingginya intake yodium berhubungan
dengan peningkatan prevalensi penyakit Graves). Penyakit Graves terjadi pada
2% wanita,namun hanya sepersepuluhnya pada pria. Kelainan ini banyak terjadi
antara usia 20-50 tahun, namun dapat juga pada usia yang lebih tua (Fauci, et al.,
2008).
Hipertiroidisme sering ditandai dengan produksi hormone T3 dan T4 yang
meningkat , tetapi dalam persentase kecil (kira-kira 5%) hanya T3 yang
meningkat, disebut sebagai tirotoksikosis T3 (banyak ditemukan di daerah dengan
defisiensi yodium). Status tiroid sebenarnya ditentukan oleh kecukupan sel atas
hormone tiroid dan bukan kadar ‘normal’ hormone tiroid dalam darah. Ada
beberapa prinsip paling dasar yang perlu diingat kembali. Pertama bahwa
hormone yang aktif adalah free hormone , kedua bahwa metabolism sel
didasarkan atas tersedianya free T3 bukan T4, ketiga bahwa distribusi deiodinase

1
I, II, dan III di berbagai organ tubuh berbeda (DI banyak di hepar, ginjal dan tiroid,
DII di otak, hipofisis, dan DIII di jaringan fetal, otak, plasenta),namun hanya DI
yang dapat dihambat oleh PTU (Djokomoeljanto, 2010).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hipertiroidisme?
2. Mengapa hipertiroidisme terjadi?
3. Bagaimanakah prognosis dari penyakit hipertiroidisme?
4. Apa saja tanda dan gejalanya?
5. Pemeriksaan apa yang dapat menunjang adanya penyakit hipertiroidisme?
6. Apa saja tindakan medis yang dapat dilakukan?
7. Apa saja diagnose keperawatan yang dapat ditemukan?
8. Bagaimana intervensi keperawatan dilakukan?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
dan untuk mengetahui lebih banyak tentang penyakit hipertiroidisme

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai sumber referensi bagi seluruh pembaca
untuk dapat menambah wawasan tentang penyakit hipertiroidisme.

2
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu
aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang
beredar dalam darah. Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang
disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja.
Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari
hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan
oleh kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan
hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan
aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara
khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan
fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk
fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.
Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau
pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah
kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon
yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk
menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium
dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus
segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan
tindakan pembedahan).
Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka
panjang.Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering
digunakan untuk mengo bati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid
3
dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat
tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala
hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan,
yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan
pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium
radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau
terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka
diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah
leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara
(trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang
dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah
(isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari
makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk
memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling
penting adalah thyroxine (T4) triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1%
dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara
biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3.
Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4
dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-
sel.
Dan Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar
pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu
bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan
thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah
signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang
berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah

4
hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian
berakibat pada hipertiroid.

Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar


pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh
untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari
dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak
hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid
yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk
mengurangi produksi hormon tiroid.

B. PENYEBAB
Kelenjar tiroid memproduksi T3 dan T4 dalam jumlah yang berlebihan yang
dapat disebabkan oleh suatu penyakit autoimun dimana system kekebalan tubuh
menyerang kelenjar tiroid. Penyebab lain dapat berupa tumor jinak (adenoma)
yang mengakibatkan membesarnya kelenjar tiroid (goiter) atau produksi TSH
yang berlebihan oleh kelenjar pituitary, yang disebabkan oleh tumor pituitary.

C. PROGNOSIS
Prognosis baik jika penyebab hipertiroidisme diberi medikasi; akan tetapi,
hipertiroidisme merupakan suatu penyakit kronis. Tanda-tanda seperti mata
menonjol (exopthalmos) tidak dapat dihindarkan. Lebih lanjut, operasi tiroid
dapat menyebabkan komplikasi.

D. TANDA-TANDA DAN GEJALA


 Kelenjar tiroid (goiter) membesar akibat tumor
 Penonjolan bola mata (exopthalmos) akibat pembesaran lymphocytic yang
menekan bola mata
 Berkeringat, kelebihan hormone tiroid meningkatkan metabolism
 Nafsu makan naik karena metabolism meningkat
 Kecemasan akibat tingginya kadar hormone tiroid
 Berat badan turun karena metabolism meningkat
 Perubahan siklus haid karena naiknya kadar hormone tiroid

E. INTERPRETASI HASIL TES


 Serum T3 naik
5
 Serum T4 naik
 TRH dan TSH naik jika kelenjar pituitary adalah penyebab hipertiroidisme
 Adanya antibody jika penyebabnya adalah penyakit Graves
 Scan tiroid memperlihatkan bahwa tiroid membesar

F. TINDAKAN
 Untuk kasus ringan dan untuk kasus pasien usia muda, memberikan medikasi
antithyroid seperti propylthiouracil dan methimazole untuk memblokir
sintesis T3 dan T4
 Untuk penyakit Graves dan untuk pasien umur 50 tahun atau lebih, terapi
radioactive iodine dilakukan untuk mnegurangi produksi hormone tiroid,
memberikan larutan Lugol, SSKI, atau potassium iodide
 Untuk beberapa kasus dimana ukuran kelenjar tiroid turut campur dengan
proses menelan atau pernapasan, dilakukan operasi untuk mengurangi ukuran
atau mengangkat kelenjar tiroid
 Memberikan beta blocker seperti propanolol sampai hipertiroidisme
berkurang untuk aktivitas simpatetik dan mengontrol takikardia, kejang otot,
dan kecemasan

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh
 Kelelahan akibat kurang tidur
 Hipertermia karena naiknya kadar metabolic

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
 Monitor tanda-tanda vital
 Memberikan lingkungan yang sejuk
 Melindungi mata pasien dengan kacamata gelap dan air mata tiruan jika
pasien menderita exophthalmos
 Memberikan makanan tinggi karbohidrat, protein, klaori, vitamin, dan
mineral
 Monitor edema laring setelah operasi dilakukan (suara serak atau
ketidakmampuan untuk bicara dengan jelas)
 Menjaga peralatan oksigen, penyedot, dan tracheotomy yang berada di
tempat tidur untuk berjaga-jaga jika leher menyempit dan napas terganggu
 Menyiapkan kalsium glukonat di dekat tempat tidur pasien setelah operasi.
Ini tindakan untuk kejang otot dan dipakai untuk menjaga kadar serum
kalsium dalam tingkat normal.

6
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan
akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn ,
2000 hal 708)

Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular
toksik. Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu
defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis
antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).
Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan ukuran kelenjar tiroid
akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan
hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang
tinggi misalnya pubertas atau kehamilan.(Elizabeth J. Corwin, 2009 )
B. SARAN
Saran dari penulis hendaknya setelah membaca makalah ini untuk dapat
membaca referensi lainnya sehingga pengetahuan tentang penyakit
hipertiroidisme ini dapat bertambah dan bermanfaat bagi seluruh pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA
Askep Hipertiroid. Oktober 2017. Diakses pada 26 Februari 2018, 15.07 WITA.
<http://bangsalsehat.blogspot.co.id/2017/10/askep-hipertiroid.html>

Anda mungkin juga menyukai