Anda di halaman 1dari 14

1

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Definisi Operasional

a. Pengaruh

Pengaruh model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ukuran keberhasilan pembelajaran yang dikelola semaksimal mungkin

menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik ditunjukkan dengan ada

atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata hasil belajar matematika

siswa sebelum diajar menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik dan

setelah siswa diajar menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik yang

dimana mencapai semua kriteria yang telah ditetapkan.

b. Model PBL (Problem Based Learning)

Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berpusat

pada siswa (student centered). Prinsip dari model PBL adalah pengetahuan tidak

diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh siswa. Hal ini dapat

melatih kemampuan dan pengetahuan siswa serta meningkatkan daya serap siswa

terhadap materi yang diajarkan.

c. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah suatu prestasi yang diperoleh siswa selama

mengikuti proses belajar mengajar dikelas dalam kurun waktu tertentu. Data hasil

belajar matematika diperoleh melalui tes hasil belajar matematika. Instrumen tes

mengukur kemampuan siswa, yang nantinya akan dilihat atau dinilai dari hasil tes

evaluasi belajar semester 2 dengan soal dalam bentuk essay tes, pada siswa kelas

XI IPA Tahun Ajaran 2016/ 2017 di SMA Negeri 1 Raha


2

B. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri atas dua, yakni

instrumen berupa lembar pengamatan/observasi yang digunakan untuk mengukur

keberlangsungan pembelajaran menggunakan model PBL melalui pendekatan

saintifik dan model konvensional dan instrumen berupa tes/essay untuk mengukur

hasil belajar matematika siswa.

1. Lembar Pengamatan/Observasi

Untuk mengukur keberlangsungan (terlaksana/tidaknya) model PBL

melalui pendekatan saintifik dan model Konvensional, di dalam penelitian ini

menggunakan lembar pengamatan/observasi pada setiap kegiatan tatap muka

(proses pembelajaran). Lembar pengamatan/observasi ini diisi oleh para observer.

Lembar pengamatan ini terdiri atas 2 jenis, yaitu lembar pengamatan

pembelajaran matematika menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik

dan model konensional dan lembar observasi siswa dalam kegiatan belajar

menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik dan model Konvensional

yang diisi oleh para observer. Lembar pengamatan yang dibuat terdiri atas

beberapa aspek observasi yang bertujuan untuk mengontrol setiap

tindakan/aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas, selama proses

pembelajaran berlangsung, persiapan materi pelajaran, serta teknik yang

digunakan guru dalam menerapkan pembelajaran model PBL melalui pendekatan

saintifik ataupun model Konvensional. Kegiatan pengamatan/observasi ini


3

diadakan pada setiap pertemuan/tatap muka yaitu sebanyak tujuh kali pertemuan

dalam proses pembelajaran.

2. Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah

perlakuan, baik pada kelas yang diajar mengunakan model PBL melalui

pendekatan saintfik maupun model Konvensional adalah tes tertulis dalam bentuk

uraian/essay sebanyak 8 nomor. Tes ini disusun oleh peneliti bekerjasama dengan

guru pamong kelas XI IPA SMA Negeri 1 Raha dan telah dikonsultasikan dan

disetujui oleh dosen pembimbing. Sebelum tes digunakan terlebih dahulu tes

tersebut diuji cobakan agar diketahui validitas dan reliabilitasnya. Untuk

mengetahui validitas item tes uji coba digunakan korelasi Product-Moment

sebagai berikut.

Untuk mengetahui validitas setiap butir soal/item maka digunakan rumus:

N  XY   X  Y 
rXY 
N  X    X  N Y   Y  
(Arikunto, 2005:72)
2 2 2 2

Keterangan:

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor item

Y = Skor Total

N = Jumlah Responden

Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika rXY ≥ rtabel dengan α = 0,05 maka item tersebut valid

b. Jika rXY < rtabel dengan α = 0,05 maka item tersebut tidak valid
4

Uji coba instrumen tes hasil belajar matematika siswa tersebut terdiri dari

16 butir soal mewakili 8 indikator yang diberikan kepada 32 orang siswa kelas XI

IPA4 SMA Negeri 2 Raha. Berikut ini adalah hasil analisis validitas tes hasil

belajar matematika di tampilkan pada tabel 3.5 berikut

Tabel 3.5

Hasil Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa (Posttest)

No. Koefisien Kolerasi (rxy) 𝐫𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Keterangan


Soal
1 0,435 0,349 Valid
2 0,536 Valid
3 0,388 Valid
4 0,265 Invalid
5 0,398 Valid
6 0,436 Valid
7 0,337 Invalid
8 0,284 Invalid
9 0,420 Valid
10 0,328 Invalid
11 0,659 Valid
12 0,515 Valid
13 0,629 Valid
14 0,492 Valid
15 0,271 Invalid
16 0,479 Valid
Berdasarkan tabel 3.5, yaitu untuk instrument post-test diperoleh 5 butir

soal yang tidak valid (Invalid) dan 11 butir soal yang valid. Kesebelas butir soal

yang valid yaitu soal nomor 1,2,3,5,6,9,11,12,13,14 dan 16. Namun karena ada 5

nomor soal yang mewakili 2 (dua) indikator yang sama maka peneliti memilih

salah satu dari soal tersebut untuk mewakili indikator yang dimaksud. Sehingga

untuk soal postest, peneliti memilih 8 nomor soal saja yang akan dijadikan

instrumen untuk mengukur hasil belajar matematik siswa.


5

Sedangkan uji reliabilitas tes uraian digunakan rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut:

   
2
 n  i
r  1
11  n  1   (Arikunto, 2005:109)
 2 
 t 

Keterangan:

r11 = reliabilitas, n = Jumlah Item

∑σi2 = jumlah varians skor tiap item, σt2 = varians total.

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes ( r11 ) pada

umumnya digunakan patokan :

r11 ≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas : rendah

0,40 < r11 ≤ 0,70 reliabilitas : sedang

0,70 < r11 ≤ 0,90 reliabilitas : tinggi

0,90 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas : sangat tinggi (Jihad, 2008: 181)

Hasil analisis reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa terlihat pada tabel
3.6 berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Analisis Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa
Instrumen Koefisien Interpretasi Kolerasi
Reliabelitas
Posttest 0,606695043 Sedang
Sumber: Data Primer Diolah Dengan MS. Excel 2007

Berdasarkan tabel 3.6 di atas diperoleh nilai koefisien reliabilitas tes dari

instrument posttest = 0,606695043 ≈ 0,61 yang dapat diinterpretasikan dalam

kategori reliabilitas sedang. Hal ini berarti bahwa tes ini cukup diandalkan untuk

mengukur hasil belajar matematika siswa.


6

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian berupa

lembar observasi dan tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk essay

kepada siswa . Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung di

kelas, baik dikelas yang menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik

maupun kelas yang menggunakan model Konvensional setiap pertemuan yaitu

tujuh kali pertemuan. Hasilnya dipergunakan untuk memperoleh data tentang

aktivitas/partisipasi guru dan siswa. Setelah kegiatan pembelajaran menggunakan

model PBL melalui pendekatan saintifik dan model Konvensional, maka diadakan

post-test pada dua kelas eksperimen yakni kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kedua kelas

tersebut.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilaksanakan tes hasil belajar

matematika siswa. Tes diberikan setelah dua kelas eksperimen diberikan

pembelajaran dengan model yang berbeda, kelas eksperimen I diajar

menggunakan model PBL melalui pendekatan saitifik, sedangkan kelas

eksperimen II diajar menggunakan model Konvensional. Soal-soal yang diberikan

pada kedua kelas adalah sama. Kemudian tes tersebut dikerjakan oleh siswa,

selanjutnya hasil pekerjaan siswa dikumpulkan oleh peneliti untuk diperiksa dan

diberi nilai. Nilai dari hasil pekerjaan siswa setelah (post-test) pembelajaran, nilai

ini yang dijadikan data dalam penelitian ini.

D. Teknik Analisis Data


7

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data yaitu analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk

memperoleh data tentang aktivitas/partisipasi guru dan siswa. Analisis deskriptif

juga dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa melalui

nilai rata-rata dari masing-masing kelas yang dibentuk oleh kelas yang diajar

menggunakan model PBL melalui pendekatan saintifik dan kelas yang diajar

menggunakan model Konvensional. Analisis inferensial dimaksudkan :

 untuk menguji hipotesis perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa

antara siswa yang diajar menggunakan model PBL melalui pendekatan

saintifik pada materi turunan dan siswa yang diajar menggunakan model

Konvensinal

1. Analisis Deskriptif

Menentukan ukuran data statistika, yaitu: banyak data (𝑛), rata-rata (𝑥̅ ),

median (𝑀𝑒), modus (𝑀𝑜), varians (𝑠 2 ), standar deviasi (𝑠𝑑), nilai minimum

(𝑥𝑚𝑖𝑛 ) dan nilai maksimum (𝑥𝑚𝑎𝑥 ).

Penentuan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan

diperoleh dengan mengkonversikan nilai hasil belajar matematika siswa sesuai

dengan Permendikbud No. 81A Tahun 2013 seperti ditunjukkan pada tabel 3.7

dan tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.7
Nilai Pengetahuan Matematika Siswa dengan Skala 0-4
NO Nilai Tingkat Penguasaan Siswa
1 0,00 ≤ Y ≤ 1,33 Kurang
2 1,33 < Y ≤ 2,33 Cukup
3 2,33 < Y ≤ 3,33 Baik
4 3,33 < Y ≤ 4,00 Sangat Baik
8

Tabel 3.8
Nilai Pengetahuan Matematika Siswa dengan Skala 0-100
NO Nilai Tingkat Penguasaan
Siswa
1 0,00 ≤ Y ≤ 33,25 Kurang
2 33,25 < Y ≤ 58,25 Cukup
3 58,25 < Y ≤ 83,25 Baik
4 83,25 < Y ≤ 100,00 Sangat Baik

2. Analisisis Inferensial

Analisis inferensial yang digunakan untuk pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji−𝑡 pada tingkat kesalahan 𝛼 = 0,025. Sebelum diadakan

uji−𝑡 diperiksa terlebih dahulu kenormalan data dan homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang akan diuji

adalah :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Untuk keperluan ini digunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut:

1) Data hasil pengamatan variabel Y diurutkan mulai dari data yang terkecil

sampai data yang terbesar,


9

2) Menentukan proporsi distribusi frekuensi kumulatif relatif setiap data variabel

yang sudah diurutkan dan diberi simbol Fa (Y),

3) Menghitung nilai Z dengan rumus :

Y 
Z 

Keterangan :

 = skor rata-rata (digunakan Y )

 = standar deviasi (digunakan Sx)

4) Menentukan proporsi distribusi frekuensi kumulatif teoritis (luas daerah di

bawah kurva normal) dari variabel Y dinotasikan Fe (Y),

5) Menentukan nilai mutlak dari selisih Fa (Y) dan Fe (Y), yaitu :


Fa Y   Fe Y 

6) Membandingkan nilai Dmaks = maks Fa Y   Fe Y  dengan nilai Dtabel pada

taraf kesalahan  = 0,05.

7) Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah :

a) Jika Dmaks  Dtabel maka data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

b) Jika Dmaks > Dtabel maka data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal (Djarwanto, 1995).

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data

kedua kelompok yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak.

Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji-F dengan rumus berikut.


10

Varians terbesar
Fhit 
Varians Terkecil

Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga F hitung lebih kecil atau sama

dengan F tabel (Fhit ≤ Ftabel), maka H0 diterima dan H0 ditolak (Fhit>Ftabel). Ho

diterima berarti varians homogen (Sugiyono, 2010).

Pasangan hipotesis:

H0 : 𝜎21 = 𝜎22

H1 : 𝜎21 ≠ 𝜎22 .

Keterangan:

H0= Kedua variansi kelompok data homogen

H1= Kedua variansi kelompok data tidak homogen.

c. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas data hasil

belajar matematika kelompok yaitu kelas eksperimen I yang diajar menggunakan

model PBL melalui pendekatan saintifik dan kelas eksperimen II yang diajar

dengan menggunakan model Konvensional diperoleh data berdistribusi normal

dan varians homogen. Oleh karena itu, pengujian perbedaan rata-rata hasil belajar

matematika siswa antara siswa yang diajar menggunakan model PBL dengan

pendekatan saintifik dan siswa yang diajar menggunakan model konvensional,

digunakan uji perbedaan dua rata-rata atau statistik (uji– t) dengan Rumus t hitung

yang digunakan yaitu :

X1  X 2
t hit  (Sudjana, 2005: 239)
1 1
S 
n1 n2
11

Keterangan:

thit = Nilai hitung untuk uji-t

x1 = Rata-rata skor responden kelas eksperimen I

x2 = Rata-rata skor responden kelas eksperimen II

n1 = Jumlah responden kelas eksperimen I

n2 = Jumlah responden kelas eksperimen II

S = simpangan baku gabungan

Untuk mendapatkan nilai simpangan baku gabungan digunakan rumus:

n1  1S12  n2  1S 22


S gab  (Sudjana, 2005: 239)
n1  n2  2

Keterangan:

S12 = Varians data sampel kelas eksperimen I

S 22 = Varians data sampel kelas eksperimen II

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Terima H0 jika t hitung < t ((1−α;n1+n2 −2)) ,


2

Tolak H0 jika t hitung ≥ t ((1−α;n1 +n2−2)) ,


2

DAFTAR PUSTAKA

Barrows, Howard. 1994. Practice Based Learning: Problem Based Learning


Applied to Medical Education. Springfield II: Soulthern Illionis University
School of Medicine.
Barrows. 1996. Problem Based Learning Medicine Beyond. New Direction for
Teaching and Learning . Jossey -Bass Publis!
Basri, A. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Pedoman Ilmu Jaya.

Gallagher, Shelagh A & Stepien. William J. 1995. Implementing Problem Based


Learning in Science Classroom. School Science and Mathemathic.
12

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, M. dan Mohamad Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Pusat


Sains dan Matematika Sekolah. Program Pascasarjana UNESA: University
Press.
Ibrahim, Muslimin dan Mohammad Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan
Masalah. Surabaya: Unesa University Press.
Joyce, B. And Weil. 2000. Model of Teaching. Needham Heights: Allyn & Bacon

Kemendikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran .


Jakarta: Pusbangprodik.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2013. Pendekatan-Pendekatan Ilmiah
Dalam Pembelajaran dalam Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi
Kurikulum 2013; konsep pendekatan scientific, Bandung.
Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Matematika. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah
Matematika di SD. diakses tanggal 20 September 2014 dari
http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana. 1986. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Batu Algosindo.
Sumardyono. 2007. Pengertian Dasar Problem Solving. diakses tanggal 20
Oktober2015dari:http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/Pengertia
nDasarProblemSolving_smd.pdf.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Udin, S.W. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud:
Jakarta
Usman, Moh. Uzer. 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media: Jakarta.

Wena, M . 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta:


BumiAksara.
13

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada


Press.

Tugas Seminar Proposal Penelitian

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

(PBL) MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TURUNAN DI

KELAS XI SMA NEGER1 1 RAHA”


14

OLEH:

MUSTIKA
A1C1 13 041

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Anda mungkin juga menyukai