Anda di halaman 1dari 10

.

Pengkajian
1.Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan pangkajian dengan
ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.
Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut :
1) Riwayat atau adanya factor resiko, Riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas, riwayat
pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria sselama
stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat
(glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
2) Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus : poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat
badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot.
Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis.
3) Pemeriksaan Diagnosis
a) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200 mg/dl). Biasanya, tes ini
dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi
stress.
b) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
c) Hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
d) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
e) Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan
kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
4) Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik dan tindakan
perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
5) Kaji perasaan pasien tentang kondisi penyakitnya.
J. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer/hipoksia perifer).
2. Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik ; adanya abses akibat injuri eksterna/luka
tusuk.
3. Defisit volume cairan b.d kegagalan mekanisme pengaturan absorbsi cairan.
4. Perfusi jaringan tidak efektif b.d hipoksemia jaringan.
5. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan
6. gangguan pola napas b.d peningkatan respirasi
7. kurang pengetahuan tentang perawatan, diit, latihan b.d kurang informasi
8. Cemas b.d perubahan status kesehatan

Discharge Planning

1. Berikan penjelasan secara lisan dan tulisan tentang perawatan dan pengobatan yang
diberikan.
2. Ajarkan dan evaluasi untuk mengenal gejala syok dan asidosis diabetik dan penanganan
kedaruratan
3. Simulasikan cara pemberian terapi insulin mulai dari persiapan alat sampai penyuntikan
dan lokai
4. Ajarkan memonitor atau memeriksa glukosa darah dan glukosa dalam urine
5. Perencanaan diit, buat jadwal
6. Perencanaan latihan, jelaskan dampak latihan dengan diabetik
7. Ajarkan gabaimana untukmencegah hiperglikemi dan hipoglikemi daninfomasikan gejala
gejala yang muncul darikeduanya.
8. Jelaskan komplikasi yang muncul
9. Ajarkan mencegah infeksi : keberihan kaki, hindari perlukaan,gunakan sikat gigi yang halus.
Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1 Nyeri akut berhubungan NOC: Manajemen nyeri
dengan agen injuri biologis - Tingkat nyeri  Kaji keluhan nyeri, lokasi,
( penurunan perfusi - Nyeri terkontrol karakteristik, onset/durasi,
jaringan perifer) - Tingkat kenyamanan frekuensi, kualitas, dan beratnya
Setelah dilakukan asuhan nyeri.
keperawatan selama 3 x Observasi respon
24 jam, klien dapat : ketidaknyamanan secara verbal
1. Mengontrol nyeri, dengan dan non verbal.
indikator :  Pastikan pasien menerima
 Mengenal faktor-faktor perawatan analgetik dengan
penyebab tepat.
 Mengenal onset nyeri  Gunakan strategi komunikasi
 Tindakan pertolongan yang efektif untuk mengetahui
non farmakologi respon penerimaan pasien
 Menggunakan analgetik terhadap nyeri.
 Melaporkan gejala-gejala Evaluasi keefektifan penggunaan
nyeri kepada tim kontrol nyeri
kesehatan.  Monitoring perubahan nyeri baik
aktual maupun potensial.
 Nyeri terkontrol
 Sediakan lingkungan yang
2. Menunjukkan tingkat
nyaman.
nyeri, dengan indikator:
 Kurangi faktor-faktor yang dapat
 Melaporkan nyeri
menambah ungkapan nyeri.
 Frekuensi nyeri  Ajarkan penggunaan tehnik
 Lamanya episode nyeri relaksasi sebelum atau sesudah
 Ekspresi nyeri; wajah nyeri berlangsung .
 Perubahan respirasi rate  Kolaborasi dengan tim kesehatan
 Perubahan tekanan darah lain untuk memilih tindakan
 Kehilangan nafsu makan selain obat untuk meringankan
nyeri.
 Tingkatkan istirahat yang adekuat
untuk meringankan nyeri.
Manajemen pengobatan
 Tentukan obat yang dibutuhkan
pasien dan cara mengelola sesuai
dengan anjuran/ dosis.
 Monitor efek teraupetik dari
pengobatan.
 Monitor tanda dan gejala serta
efek samping dari obat.
 Monitor interaksi obat.
 Ajarkan pada pasien keluarga
cara mengatasi efek samping
pengobatan.
Pengelolaan analgetik
 Periksa perintah medis tentang
obat, dosis & frekuensi obat
analgetik.
 Periksa riwayat alergi pasien.
 Pilih obat berdasarkan tipe dan
beratnya nyeri.
 Pilih cara pemberian IV atau IM
untuk pengobatan, jika mungkin.
 Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik.
 Kelola jadwal pemberian analgetik
yang sesuai.
 Evaluasi efektifitas dosis
analgetik, observasi tanda dan
gejala efek samping, misal
depresi pernafasan, mual &
muntah, mulut kering, &
konstipasi.
 Kolaborasi dgn dokter untuk obat,
dosis & cara pemberian yg
diindikasikan.
 Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas, dan
keparahan sebelum pengobatan.
 Berikan obat dengan prinsip 5
benar
Kerusakan integritas ja-
2 ringan b.d faktor mekanik Setelah dilakukan Wound care
: perubahan sirkulasi, tindakan keperawatan Catat karateristik luka, tentukan
imobilitas dan penurunan selama 3 X 24 jam wound ukuran dan kedalaman luka dan
sensabilitas (neuropati). healing meningkat, klasifikasi pengaruh ulcers
dengan kriteria  Catat karateristik cairan secret
- Luka mengecil dalam yang keluar
ukuran dan peningkatan Bersihkan dengan cairan
granulasi jaringan. antibakteri
 Bilas dengan cairan NaCI 0,9 %
 Lakukan nekrotomi
 Lakukan tampon yang sesuai
 Dresing dengan kasa steril sesuai
dengan kebutuhan
 Lakukan pembalutan
 Pertahankan teknik dressing
steril ketika melakukan
perawatan luka
 Amati setiap perubahan pada
balutan

3 Defisit volume cairan b.d Setelah dilakukan Fluid management :


kegagalan mekanisme tindakan keperawatan  1 . Pertahankan cairan
pengaturan absorbsi cairan pada pasien selama 3x24 intake dan output yang adekuat
jam, pasien terbebas dari  Monitor status
deficit volume cairan hidrasi (kelembaban membran
dengan kriteria hasil : mukosa, nadi adekuat,)
1. Tanda vital dalam batas  Monitor vital sign
normal  Monitor masukan cairan/
2. Hidrasi baik ; tidak ada  makanan
tanda-tanda dehidrasi,  Dorong masukan oral
turgor kulit baik,  Dorong keluarga
membran mukosa mulut untuk membantu pasien
lembab dan tidak ada rasa makan
haus yang berlebihan
 Kolaborasi dengan dokter jika
ada tanda cairan berlebih muncul
memburuk
4 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan Manajemen sensasi perifer :
efektif b.d hipoksemi tindakan keperawatan1. Monitor adanya daerah tertentu
jaringan pada pasien selama 3x24 yang hanya peka terhadap
jam, perfusi jaringan panas/dingin/tajam/ tumpul
efketif dengan kriteria2. Monitor adanya paralese
hasil : 3. Batasi gerakan pada kepala, leher
Sirkulasiyang baik, dan punggung
dengan kriteria hasil : 4. Kolaborasi pemberian analgetik
- Tekanan darah5. Monitor adanya tromboplebitis
dalam batas normal 6. Diskusikan mengenai penyebab
- Ekstremitas hangat perubahan sensasi
- Nadi perifer kuat
- Tidak ada perubahan
warna kulit ekstremitas
5 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan Monitoring gizi
: kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan Amati kecenderungan
tubuh b.d factor biologis. selama 3X24 jam status pengurangan dan penambahan
nutrisi meningkat, berat badan
dengan kriteria:  Monitor jenis dan jumlah latihan
- Intake makan dan mi- yang dilaksanakan
numan adekuat  Monitor respon emosional klien
- Energ meningkat ketika ditempatkan pada suatu
ke-adaan yang ada makanan
 Monitor lingkungan tempat
makanan
 Amati rambut yang kering dan
mudah rontok
 Monitor mual dan muntah
 Amati tingkat albumin, protein
total, hemoglobin dan kelemahan
 Monitor tingkat energi, rasa
tidak enak badan, keletihan dan
kelemahan
 Amati jaringan penghubung yang
pucat, kemerahan dan kering
 Monitor masukan kalori dan
bahan makanan
Manajemen nutrisi
 Kaji apakah klien ada alergi
makanan
 Kerjasama dengan ahli gizi
dalam me-nentukan jumlah
kalori, protein dan le-mak secara
tepat sesuai dengan kebu-tuhan
klien
 Anjurkan masukan kalori sesuai
kebutuhan
 Ajari klien tentang diet yang
benar sesuai kebutuhan tubuh
 Monitor catatan makanan yang
masuk atas kandungan gizi dan
jumlah kalori
 Timbang berat badan secara
teratur
 Anjurkan penambahan intake
protein, zat besi dan vit C yang
sesuai
 Pastikan bahwa diet
mengandung ma-kanan yang
berserat tinggi untuk mencegah
sembelit
 Beri makanan protein tinggi,
kalori tinggi dan makanan bergizi
yang sesuai
 Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
Manajemen hiperglikemia
 Monitor gula darah sesuai
indikasi
 Monitor tanda dan gejala poliuri,
poli-dipsi, poliphagia, keletihan,
pandangan kabur atau sakit
kepala
 Monitor tanda vital sesuai
indikasi
 Kolaborasi dokter untuk
pemberian insulin
 Pertahankan terapi IV line
 Berikan IV fluid sesuai
kebutuhan
 Konsultasi dokter jika ada tanda
hiperglikemi menetap atau
memburuk
 Bantu ambulasi jika terjadi
hipotensi
 Batasi latihan ketika gula darah
> 250 mg/dl khususnya adanya
keton pada urine
 Anjurkan banyak minum
 Monitor status cairan intake
output sesuai kebutuhan
6 Risiko infeksi b.d. prosedur Setelah dilakukan Kontrol Infeksi
invansif, tidak adekuatnya tindakan keperawatan  Bersihkan lingkungan setelah
pertahanan tubuh sekunder selama 3X 24 jam klien dipakai klien lain
tidak mengalami infeksi,  Batasi pengunjung bila perlu
dengan kriteria :  Instruksikan pada pengunjung
untuk mencuci tangan saat
Immune Status (0702) berkunjung dan setelah
- Tak ada tanda infeksi berkunjung meninggalkan klien
berulang (rubor, kalor,  Gunakan sabun antimikrobia
tumor, dolor, fungsiolesa) untuk cuci tangan
- Status respirasi dalam  Cuci tangan setiap sebelum dan
batas normal sesudah melakukan tindakan ke-
- Suhu tubuh dalam batas perawatan
normal  Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
Knowledge : Infection  Pertahankan lingkungan aseptic
Control selama pemasangan alat
- Menerangkan cara-cara  Ganti letak IV perifer dan line
penyebaran infeksi dan central dan dressing sesuai
factor yang berkontribusi petunjuk umum
- Menjelaskan tanda dan  Gunakan kateter intermiten
gejala infeksi untuk menurunkan infeksi
- Menjelaskan aktifitas kandung kencing
yang dapat meningkatkan  Tingkatkan intake nutrisi
resistensi terhadap infeksi Kelola terapi antibiotic bila perlu

Risk Control Proteksi Infeksi


- Mengakui adanya resiko  Monitor tanda dan gejala infeksi
- Monitor factor resiko sistemik dan local
lingkungan
 Monitor hasil laboratorium
- Mengembangkan strategi
seperti : hitung granulosit, WBC
control risiko yang efektif
 Monitor kerentanan terhadap
- Menghindari eksposur
infeksi
yang mengancam
kesehatan  Batasi pengunjug
- Mengenali perubahan  Saring pengunjung terhadap
status kesehatan penyakit menular
 Pertahankan teknik asepsis pada
klien yang beresiko
 Berikan perawatan kulit pada
area epidema
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Dorong masukan nutrisi, cairan,
dan istirahat yang cukup
 Monitor perubahan tingkat
energi
 Dorong peningkatan mobilitas
dan latihan
 Instruksikan klien untuk minum
anti-biotic sesuai resep
 Ajarkan klien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi

Monitor vital Sign


 Pantau suhu tubuh setiap 8 jam

Enviroment management
 Batasi pengunjung yang sedang
demam / influenza / sakit infeksi

Health education
 Jelaskan mengapa sakit dan
peng-obatan meningkatkan
resiko infeksi
 Anjurkan klien untuk menjaga
ke-sehatan personal untuk
melindungi dari infeksi
 Ajarkan metode aman untuk pe-
ngamanan / penyiapan makanan
 Pengendalian infeksi : Ajarkan
teknik mencuci tangan
 Ajarkan tanda-tanda infeksi
 Anjurkan untuk lapor perawat /
dokter bila dirasakan muncul
tanda-tanda infeksi

Medication Administration
 Kelola terapi sesuai advis
 Pantau efektivitas, keluhan yang
muncul pasca pemberian
antibiotic
Resiko Injury b/d NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management
7 immobilisasi, penekanan Kriteria Hasil : (Manajemen lingkungan)
sensorik patologi intrakranial  Klien terbebas dari cedera Sediakan lingkungan yang aman
dan ketidaksadaran  Klien mampu menjelaskan untuk pasien
cara/metode  Identifikasi kebutuhan keamanan
Definsi : untukmencegah pasien, sesuai dengan kondisi
Dalam risiko cedera sebagai injury/cedera fisik dan fungsi kognitif pasien
hasil dari interaksi kondisi  Klien mampu menjelaskan dan riwayat penyakit terdahulu
lingkungan dengan respon factor resiko dari pasien
adaptif indifidu dan sumber lingkungan/perilaku  Menghindarkan lingkungan yang
pertahanan. personal berbahaya (misalnya
 Mampumemodifikasi gaya memindahkan perabotan)
Faktor resiko : hidup untukmencegah  Memasang side rail tempat tidur
Eksternal injury  Menyediakan tempat tidur yang
- Mode transpor atau cara  Menggunakan fasilitas nyaman dan bersih
perpindahan kesehatan yang ada  Menempatkan saklar lampu
- Manusia atau penyedia  Mampu mengenali ditempat yang mudah dijangkau
pelayanan kesehatan perubahan status pasien.
(contoh : agen nosokomial) kesehatan  Membatasi pengunjung
- Pola kepegawaian :  Memberikan penerangan yang
kognitif, afektif, dan faktor cukup
psikomotor  Menganjurkan keluarga untuk
- Fisik (contoh : rancangan menemani pasien.
struktur dan arahan  Mengontrol lingkungan dari
masyarakat, bangunan dan kebisingan
atau perlengkapan)  Memindahkan barang-barang yang
- Nutrisi (contoh : vitamin dapat membahayakan
dan tipe makanan)  Berikan penjelasan pada pasien dan
- Biologikal ( contoh : keluarga atau pengunjung adanya
tingkat imunisasi dalam perubahan status kesehatan dan
masyarakat, penyebab penyakit.
mikroorganisme)
- Kimia (polutan, racun,
obat, agen farmasi, alkohol,
kafein nikotin, bahan
pengawet, kosmetik,
celupan (zat warna kain))
Internal
- Psikolgik (orientasi afektif)
- Mal nutrisi
- Bentuk darah abnormal,
contoh :
leukositosis/leukopenia,
perubahan faktor
pembekuan,
trombositopeni, sickle cell,
thalassemia, penurunan
Hb, Imun-autoimum tidak
berfungsi.
- Biokimia, fungsi regulasi
(contoh : tidak
berfungsinya sensoris)
- Disfugsi gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia
(fisiologik, psikososial)
- Fisik (contoh : kerusakan
kulit/tidak utuh,
berhubungan dengan
mobilitas)
Kecemasan berhubungan NOC : NIC :
8 dengan kurang  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
pengetahuan dan  Coping kecemasan)
hospitalisasi Kriteria Hasil :  Gunakan pendekatan yang
Definisi :  Klien mampu menenangkan
Perasaan gelisah yang tak mengidentifikasi dan  Nyatakan dengan jelas harapan
jelas dari ketidaknyamanan mengungkapkan gejala terhadap pelaku pasien
atau ketakutan yang cemas  Jelaskan semua prosedur dan apa
disertai respon autonom  Mengidentifikasi, yang dirasakan selama prosedur
(sumner tidak spesifik atau mengungkapkan dan  Temani pasien untuk
tidak diketahui oleh menunjukkan tehnik memberikan keamanan dan
individu); perasaan untuk mengontol cemas mengurangi takut
keprihatinan disebabkan  Vital sign dalam batas  Berikan informasi faktual
dari antisipasi terhadap normal mengenai diagnosis, tindakan
bahaya. Sinyal ini
 Postur tubuh, ekspresi prognosis
merupakan peringatan wajah, bahasa tubuh dan
 Dorong keluarga untuk
adanya ancaman yang akan tingkat aktivitas
menemani anak
datang dan memungkinkan menunjukkan
 Lakukan back / neck rub
individu untuk mengambil berkurangnya kecemasan
langkah untuk menyetujui  Dengarkan dengan penuh
terhadap tindakan perhatian
Ditandai dengan  Identifikasi tingkat kecemasan
 Gelisah  Bantu pasien mengenal situasi
 Insomnia yang menimbulkan kecemasan
 Resah  Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
 Ketakutan
ketakutan, persepsi
 Sedih
 Instruksikan pasien
 Fokus pada diri
menggunakan teknik relaksasi
 Kekhawatiran
 Barikan obat untuk mengurangi
 Cemas kecemasan

9 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :


 Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran udara Ventilation  Buka jalan nafas, guanakan
inspirasi dan/atau  Respiratory status : Airway teknik chin lift atau jaw thrust
ekspirasi tidak adekuat patency bila perlu
 Vital sign Status  Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
- Penurunan tekanan  Mendemonstrasikan batuk  Identifikasi pasien perlunya
inspirasi/ekspirasi efektif dan suara nafas pemasangan alat jalan nafas
- Penurunan pertukaran yang bersih, tidak ada buatan
udara per menit sianosis dan dyspneu  Pasang mayo bila perlu
- Menggunakan otot (mampu mengeluarkan  Lakukan fisioterapi dada jika
pernafasan tambahan sputum, mampu bernafas perlu
- Nasal flaring dengan mudah, tidak ada
 Keluarkan sekret dengan batuk
- Dyspnea pursed lips)
atau suction
- Orthopnea  Menunjukkan jalan nafas
 Auskultasi suara nafas, catat
- Perubahan penyimpangan yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama adanya suara tambahan
dada
nafas, frekuensi  Lakukan suction pada mayo
- Nafas pendek pernafasan dalam rentang  Berikan bronkodilator bila perlu
- Assumption of 3-point normal, tidak ada suara  Berikan pelembab udara Kassa
position nafas abnormal) basah NaCl Lembab
- Pernafasan pursed-lip  Tanda Tanda vital dalam  Atur intake untuk cairan
- Tahap ekspirasi rentang normal (tekanan mengoptimalkan keseimbangan.
berlangsung sangat lama darah, nadi, pernafasan)  Monitor respirasi dan status O2
- Peningkatan diameter
anterior-posterior
Terapi Oksigen
- Pernafasan rata-
 Bersihkan mulut, hidung dan
rata/minimal
secret trakea
 Bayi : < 25 atau > 60
 Pertahankan jalan nafas yang
 Usia 1-4 : < 20 atau > 30
paten
 Usia 5-14 : < 14 atau > 25
 Atur peralatan oksigenasi
 Usia > 14 : < 11 atau > 24
 Monitor aliran oksigen
- Kedalaman pernafasan
 Pertahankan posisi pasien
 Dewasa volume tidalnya
 Onservasi adanya tanda tanda
500 ml saat istirahat
hipoventilasi
 Bayi volume tidalnya 6-8
 Monitor adanya kecemasan
ml/Kg
pasien terhadap oksigenasi
- Timing rasio
Vital sign Monitoring
- Penurunan kapasitas vital
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan
Faktor yang berhubungan : darah
- Hiperventilasi  Monitor VS saat pasien berbaring,
- Deformitas tulang duduk, atau berdiri
- Kelainan bentuk dinding  Auskultasi TD pada kedua lengan
dada dan bandingkan
- Penurunan  Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
energi/kelelahan selama, dan setelah aktivitas
- Perusakan/pelemahan  Monitor kualitas dari nadi
muskulo-skeletal  Monitor frekuensi dan irama
- Obesitas pernapasan
- Posisi tubuh  Monitor suara paru
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor pola pernapasan
- Hipoventilasi sindrom abnormal
- Nyeri  Monitor suhu, warna, dan
- Kecemasan kelembaban kulit
- Disfungsi Neuromuskuler  Monitor sianosis perifer
- Kerusakan  Monitor adanya cushing triad
persepsi/kognitif (tekanan nadi yang melebar,
- Perlukaan pada jaringan bradikardi, peningkatan sistolik)
syaraf tulang belakang  Identifikasi penyebab dari
- Imaturitas Neurologis perubahan vital sign
Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
10  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
Definisi :  Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian tentang tingkat
Tidak adanya atau Kriteria Hasil : pengetahuan pasien tentang
kurangnya informasi  Pasien dan keluarga proses penyakit yang spesifik
kognitif sehubungan menyatakan pemahaman
 Jelaskan patofisiologi dari
dengan topic spesifik. tentang penyakit, kondisi,
penyakit dan bagaimana hal ini
prognosis dan program
berhubungan dengan anatomi
Batasan karakteristik : pengobatan
dan fisiologi, dengan cara yang
memverbalisasikan adanya  Pasien dan keluarga
tepat.
masalah, ketidakakuratan mampu melaksanakan
 Gambarkan tanda dan gejala
mengikuti instruksi, prosedur yang dijelaskan
yang biasa muncul pada penyakit,
perilaku tidak sesuai. secara benar
dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan  Gambarkan proses penyakit,
kembali apa yang dengan cara yang tepat
Faktor yang berhubungan : dijelaskan perawat/tim  Identifikasi kemungkinan
keterbatasan kognitif, penyebab, dengna cara yang tepat
interpretasi terhadap kesehatan lainnya  Sediakan informasi pada pasien
informasi yang salah, tentang kondisi, dengan cara
kurangnya keinginan untuk yang tepat
mencari informasi, tidak  Hindari harapan yang kosong
mengetahui sumber-  Sediakan bagi keluarga informasi
sumber informasi. tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
 Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat
 Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

Anda mungkin juga menyukai