Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS

DERMATITIS NUMULARIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian


Stase Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Di RSUD Tidar Magelang

Diajukan Kepada :
dr. Susilowati, Sp.KK

Disusun Oleh :
Nida Puspita Ayu
NIM : 20090310015

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA
2014
LAPORAN PRESENTASI KASUS

A. Identitas
Nama : Bp. W
Usia : 64 th
Jenis Kelamin : Laki laki
Pekerjaan : Montir
Alamat : Tidar, Krajan, Magelang Selatan.
Agama : Islam

B. Anamnesis
 Keluhan utama: Gatal pada kaki kanan dan kiri

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh gatal-gatal di kaki kanan dan kiri sejak 2 tahun yang lalu,
gatal dirasakan kambuh-kambuhan. Awalnya gatal dan lesi hanya muncul
dipunggung kaki lalu kemudian sekarang di paha kanan dan kiri pun
muncul lesi dan terasa gatal. Sudah pernah diobati dengan krim dari dokter
namun belum membaik.

 Riwayat Penyakit Dahulu


 Riw.Diabetes Mellitus: disangkal
 Riwayat alergi, asma : disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami keluhan serupa.
Riw. Alergi dan Asma: disangkal
Riw.Diabetes Mellitus: disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Keadaan Umum : Baik
 Status Dermatologis
 Regio :
Ekstremitas bawah dekstra dan sinistra
 UKK :
Pada regio ekstremitas bawah dekstra dan sinistra pasien di jumpai plak
hiperpigmentasi dengan batas tegas disertai papul eritem pada tepi plak,
bentuk bulat, ukuran numular, multiple, dengan ekskoriasi di beberapa
tempat.
 Pemeriksaan sensitifitas :
Respon terhadap nyeri (+), anastesi pada regio (-), pembesaran kelenjar
getah bening (-)

D. Diagnosis Banding
Dermatitis Numularis
Dermatitis Atopik
Dermatofitosis
Pitiarisis Rosea
Psoriasis
E. Diagnosis kerja
Dermatitis Numularis

F. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
- Melindungi kulit dari trauma
- Menggunakan pelembab atau lotion agar kulit tidak kering.
Medikamentosa
Dexoksimetashone ointment
Methilprednisolon 2 x 8 mg
Cetrizine 10 mg 1x1
PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak
selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk).
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.
Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang
menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang
logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada
daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). Nama lain dari dermatitis
nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous
dermatitis.

B. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian dermatitis numular pada usia dewasa lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetn puncaknya yaitu pada
usia antara 55 dan 65 tahun. Pada wanita onset puncaknya pada usia 15 – 25
tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak dibawah usia 1 tahun,
hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numular dan
frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.

C. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis numularis sampai saat ini belum diketahui.
Namun demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer
maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi.
Staphylokokkus dan mikrokokus diketahui sebagai penyebab langsung
melalui mekanisme hipersensitivitas. namun demikian, perannya secara
patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan
emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan
kimia mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi
bukan merupakan penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung
meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan dengan kondisi kulit yang
kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan memperburuk
kondisi penyakit ini.

D. PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada
epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari
penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering.
Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat
menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan
pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat
pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan
bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini
menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh
bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular
terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell
pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast
cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien
yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi
adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis
numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell
dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada
epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti
mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi
lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers
dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak
dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non
lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat
rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada
penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi
pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.
Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada
dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase,
mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan
protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim
untuk menekan proses inflamasi.

E. GEJALA KLINIS
Gejala – gejala yang umum pada dermatitis numularis, antara lain:
 Timbul rasa gatal
 Luka kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :
 Bentuk numular (seperti koin).
 Terutama pada tangan dan kaki.
 Umumnya menyebar.
 Lembab dengan permukaan yang keras.
 Kulit bersisik atau ekskoriasi.
 Kulit yang kemerahan atau inflamasi.

Secara umum, ada 3 bentuk klinis dermatitis nummular yang dapat


dibedakan, yaitu;
1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.
Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau
punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang
terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang
meluas.
2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian
kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan
serangga. Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif.
Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous dan
berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar.
Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada
bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea.
Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang
tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian
menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.
3. Dermatitis numular bentuk kering.
Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular
umumnya karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan
multipel pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel
kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada telapak tangan dan
telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk
dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi
atau remisi yang sulit diobati.

Gambar 1. Lesi yang khas berbentuk koin pada dermatitis numularis.

F. DIAGNOSIS
Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan
gejala klinis. Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi akan membedakannya
dari neurodermatitis. Distribusi lesi biasanya pada kedua lutut, kedua siku
dan kulit kepala. Pada psoriasis, lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan
iritasinya lebih ringan, patch test dan prick test akan membantu
mengidentifikasikan penderita dengan dermatitis kontak.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik.
Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena
kontak diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan
kontak. Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis
numular yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Jika ada
kondisi lain yang sangat mirip dengan penyakit ini sehingga sulit untuk
menentukan diagnosisnya (contohnya pada tinea, psoriasis) dapat dilakukan
biopsi.

Gambaran histopatologi yang ditemukan pada lesi akut adalah


spongiosis, vesikel intradermal, serbukan sel radang, limfosit dan makrofag
di sekitar pembuluh darah. Pada lesi kronis ditemukan akantosis teratur,
hipergranulosis, dan hyperkeratosis dan spongiosis ringan.

H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari dermatitis numularis antara lain :
1. Dermatitis atopik
Merupakan peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal,
umumnya terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada
keluarga atau penderita. Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan.
Patch test dan prick test dapat membantu jika terdapat riwayat dermatitis
atopik.
Gambar 2. Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada daerah telapak
tangan dan daerah dada.

2. Dermatofitosis
Merupakan penyakit jamur yang menyerang kulit, yakni
pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku ya ng disebabkan
oleh dermatofita. Pada dermatosis dapat
terlihat sebagai tinea dengan pinggir aktif, bagian tengah agak menye
mbuh, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada dermatitis
numularis bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas
dibandingkan tinea. Pada tinea, dapat dicari hifa dari sediaan langsung
untuk menegakkan diagnosis.

Gambar 3. Bentuk lesi tinea korporis

3. Pitiriasis rosea
Merupakan peradangan yang ringan dengan penyebab yang belum
diketahui. Banyak diderita oleh wanita yang berusia antara 15 dan 40
tahun terutama pada musim semi dan musim gugur. Gambaran klinisnya
bisa menyerupai dermatitis numular. Tetapi umumnya terdapat sebuah
lesi yang besar yang mendahului terjadinya lesi yang lain. Lesi tambahan
cenderung mengikuti garis kulit dengan distribusi pohon cemara dan
biasanya disertai dengan rasa gatal yang ringan. Lesi-lesi tunggal
berwarna merah muda terang dengan skuama halus. Bisa juga lebih
eritematus. Pitiriasis rosea berakhir antara 3-8 minggu dengan
penyembuhan spontan.

Gambar 4. Bentuk lesi pada pitiriasis rosea dengan lesi awalnya lebih
besar dan mengikuti garis kulit yang berbentuk seperti
pohon cemara.

4. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat
kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema
berbatas tegas, dengan skuama yang kasar, berlapis, dan transparan.
Disertai fenomena tetesan lilin, auspitz, dan koebner.

Gambar 5. Psoriasis
I. TATALAKSANA
Penatalaksanaa pada dermatitis disusahakan menemukan penyebab
atau faktor yang memprovokasi terjadinya dermatitis. Diantaranya:
1. Non Medikamentosa
a. Melindungi kulit dari trauma.
Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor.
Jika ada trauma pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak
teriritasi.
b. Emollients
Emollients merupakan pelembab. Digunakan untuk mengurangi
kekeringan pada kulit. Contoh emollients yang sering digunakan antara
lain ; aqueous cream, gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat
lotions.

2. Medikamentosa
- Topikal
a. Obat Antiinflamasi.
Diberikan untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan
mengurangi iritasi kulit. Misalnya dengan pemberian preparat ter,
glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus. Kortikosteroid topikal
yang diberikan contohnya triamcinolone 0,025-0,1%.
- Pengobatan Sistemik
a. Antibiotik
Untuk mengobati jika terjadi infeksi sekunder.
b. Antihistamin oral
Digunakan untuk mengurangi gatal. Biasa digunakan antihistamin
golongan H1, misalnya hidroksisin HCl.
c. Steroid sistemik
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat,
hanya dierikan dalam jangka waktu pendek, diberikan prednilson dengan
dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara
perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang
belum sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim steroid
dan emolilients.

J. PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau
perjalanan penyakit dari dermatitis numular yang cenderung sering
berulang. Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor yang memperburuk
atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang dengan
menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah
penyakit ini. Dari data pengamatan, didapatkan 22% sembuh, 25% pernah
sembuh beberapa minggu hingga tahun, dan 53% tidak bebas lesi tanpa
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Budimulja U. Mikosis. 2009. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Kelima. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; Jakarta.
2. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. 2009. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta.
3. Djuanda S, Sularsito SA. 2009. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; Jakarta
4. James WD, Berger TG, Elston DM. 2011. Andrews’ Diseases of the Skin
Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Saunders Elsevier; Philadeplhia.
5. Jiamton,Sukhan, et al. 2012. Clinical features and aggravating factors in
nummular eczema in Thai. Original Article. Asian Pac J Allergy Immunol
2012;31;36-42.
6. Wolff, Klaus, et al. 2008.Fitzpatrick,s Dermatology in General Medicine
Seventh Edition. Mc Graw Hill Medical.
7. Wolff, Klaus, et al. 2008.Fitzpatrick,s Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology Seventh Edition. Mc Graw Hill Medical

Anda mungkin juga menyukai