Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PANCASILA

INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA


Diajukan untuk memenuhi tugas UAS

Oleh
AZIN DANY SYAGITA
ILMU KOMUNIKASI
2021717

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PAHLAWAN 12
SUNGAILIAT – BANGKA
TAHUN AJARAN 2017 / 2018
PENGURAIAN
EMPAT PILAR

Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat
sentral dan menentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya
bangunan yang disangganya. Dalam bahasa Jawa tiang penyangga bangunan atau rumah ini
disebut ”soko”, bahkan bagi rumah jenis joglo, yakni rumah yang atapnya menjulang tinggi
terdapat empat sokodi tengah bangunan yang disebut soko guru. Soko guru ini sangat
menentukan kokoh dan kuatnya bangunan, terdiri atas batang kayu yang besar dan dari jenis
kayu yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian orang yang bertempat di rumah
tersebut akan merasa nyaman, aman dan selamat dari berbagai bencana dan gangguan.
Pilar bagi suatu negara-bangsa berupa sistem keyakinan atau belief system,
atau philosophische grondslag, yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang dianut oleh rakyat
negara-bangsa yang bersangkutan yang diyakini memiliki kekuatan untuk dipergunakan
sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pilar yang
berupa belief system suatu negara-bangsa harus menjamin kokoh berdirinya negara-bangsa,
menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan, dan kenyamanan, serta mampu mengantar
terwujudnya kesejahteraan dan keadilan yang menjadi dambaan warga bangsa.Macam-
macam empat pilar,sebagai berikut:
1. Pancasila,adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
bahasa sanskerta yaitu panca yang berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic
law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. Pada kurun waktu
tahun1999 - 2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah
susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
3. Bhinneka Tunggal Ika, adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa
Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”
yang merupakan sebuah karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-
14. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan.
4. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), adalah bentuk dari negara Indonesia, dimana
negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, selain itu juga bentuk negaranya adalah
republik, kenapa NKRI, karena walaupun negara Indonesia terdiri dari banyak pulau, tetapi
tetap merupakan suatu kesatuan dalam sebuah negara dan bangsa yang bernama Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan semangat
kebangsaan (nasionalisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap bangsa
dan seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosil.
Setelah membahas apa saja 4 pilar berbangsa dan bernegara, lalu akan mencoba
membahas kenapa 4 pilar tersebut penting untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau
kita hanya berpikir bahwa Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa
Indonesia, juga sebagai alat pemersatu bangsa, UUD 1945 adalah merupakan konstitusi
dalam bernegara. Dua hal ini saja sudah menjadi sesuatu yang sangat fundamental bagi
bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan negara, tetapi bagi Almarhum Taufik Kiemas,
dua pilar ini belumlah cukup, beliau mengeluarkan gagasan Empat Pilar Berbangsa yakni,
Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Dalam pemikiran almarhum Empat Pilar ini adalah mutlak dan tidak bisa
dipisahkan.
Lalu apakah implementasi empat pilar ini sudah terlaksana dengan baik, rasanya seperti
jauh panggangan dari api. Dua pilar Pancasila dan UUD 1945 saja masih belum terasa
penerapannya. Pancasila baru saja masuk kedalam kurikulum pendidikan, sementara amanat
UUD 1945 masih banyak yang diabaikan. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa saat ini
sudah mulai tercabik-cabik, dan itu pada akhirnya akan mengancam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Itu merupakan realita yang sedang terjadi saai ini,dimana sudah
banyak kasus-kasus yang mencorengkan nama Indonesia.Mengapa hal tersebut bisa
terjadi?mungkin karena mereka kurang mengerti tentang empat pilar,nilai-norma yang dianut.
Keprihatinan terhadap hancurnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah agaknya yang
menginspirasi Taufik Kiemas mengeluarkan gagasan Empat Pilar Kebangsaan. Memang
kalau dicermati empat pilar ini memanglah penyanggah persatuan dan kesatuan bangsa, dan
empat pilar inilah yang menjadi inspirasi kekuatan para pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia, yang terus digelorakan sebagai penyemangat perjuangan mereka, lantas
bagaimanakah dengan saat ini? Kita sudah kehilangan Roh ke empat pilar tersebut, melihat
segala realita yang sedang terjadi di negara Indonesia ini.
Bangsa ini terutama para pemimpinnya sudah mengalami degradasi moral secara
signifikan, melakukan tindak kejahatan korupsi bukan lagi dianggap sesuatu yang
memalukan, kejahatan korupsi sudah dianggap prestasi dalam mengumpulkan pundi-pundi
kekayaan, mengumpulkan kekayaan menjadi tugas utama mereka saat menjadi pejabat
negara, sehingga tugas negara terabaikan begitu saja. Sungguh suatu hal yang sangat
memilukan, melihat kondisi saat ini yang sudah tidak sesuai lagi dengan 4 pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Mungkin sudah saatnya gagasan empat pilar oleh Taufik Kiemas tersebut sudah
selayaknya dilanjutkan dan diimplementasikan secara benar, agar negara ini tidak melupakan
bahwa negara ini mempunyai 4 pilar penting yang harus selalu dijaga dan juga harus
dijalankan dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Fungsi 4 Pilar Kebangsaan

1. Sebagai tombak untuk tetap kokohnya berdirinya bangsa


2. Menginspirasi rakyat Indonesia untuk kembali ke revolusi atau tujuan yang benar
3. Menjaga kemurnian UUD 1945
4. Membangun kepahaman tentang jiwa bangsa secara utuh
5. Membangun karakter bangsa
6. Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa
7. Sarana pembangunan hukum bangsa
8. Sarana pembaharuan masyarakat
9. Sebagai landasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
10. Alat ketertiban dan pengaturan masyarakat
INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

Indonesia telah dikenal sebagai negara dengan kebijakan politik luar negeri yang
bebas dan aktif serta konsisten terhadap amanat konstitusi, yaitu membebaskan dunia dari
penjajahan dan cinta damai. Kebijakan tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai aktor
kunci perdamaian karena terlepas dari keberpihakannya kepada pihak manapun. Konflik
berkepanjangan yang terjadi di Timur Tengah, seperti pendudukan, penjajahan, perang
saudara, dan demontrasi besar-besaran yang menyebabkan korban berjatuhan adalah sebuah
kesedihan bagi kemanusiaan.
Hal tersebut dapat dicegah atau diselesaikan dengan potensi yang dimiliki Indonesia
yang terbukti telah banyak berperan aktif dalam upaya penyelesaian perdamaian. Dalam
penelitian ini telah diungkapkan sumber konflik Timur Tengah dan reaksi yang muncul
terhadap konflik tersebut secara sistematis. Sumber konflik yang dimaksud adalah
permasalahan perbatasan antar negara-negara di kawasan Timur Tengah, permasalahan air,
permasalahan sumber daya alam yang berupa minyak dan gas serta perbedaan aliran
(madzhab).
Untuk menyelesaikan sumber konflik tersebut, Indonesia menjalankan kebijakannya
dengan memanfaatkan teori politik luar negeri yang bebas aktif sesuai dengan konstitusi
Indonesia berlandaskan UUD 1945. Prinsip dasar teori tersebut menentang segala bentuk
penjajahan dan bercita-cita dalam mewujudkan dunia yang damai dari segala bentuk
penjajahan. Selain itu, juga dimanfaatkan teori diplomasi untuk penyelesaian masalah konflik
Timur Tengah. Diplomasi yang dimaksud adalah usaha meyakinkan pihak lain atau negara
lain untuk dapat memahami dan membenarkan pandangan Indonesia dan jika mungkin
mendukung pandangan tersebut, tanpa perlu menggunakan kekerasan.
Sementara itu, metode analisis yang dilakukan adalah metode analisis deskriptif,
normatif, dan preskriptif. Metode analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan untuk
mendeskripsikan apa yang ada atau apa yang sudah ada. Metode analisis normatif adalah cara
analisis yang bertujuan untuk membuat penilaian (eksplisit atau implisit) terhadap apa yang
dianggap eksis atau yang eksis berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki. Adapun metode analisis
preskriptif adalah analisis yang bertujuan untuk memunculkan saran atau anjuran tentang
langkah atau tindakan apa yang harus diambil.
Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian ini antara lain adalah (1) dengan
kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia mendukung proses perdamaian di
Timur Tengah dan mendorong berdirinya sebuah negara Palestina yang bebas merdeka dan
hidup secara damai berdampingan dengan negara tetangga lainnya sesuai dengan prinsip two-
state solution dan Indonesia dapat menyerukan kepada masyarakat Internasional untuk
membangun perdamaian bersama-sama, (2) Indonesia dinilai oleh Jepang sebagai negara
yang dapat menggerakkan negara-negara di Asian untuk berkontribusi dalam penyelesaian
konflik yang sedang melanda kawasan Timur Tengah, (3) Indonesia menyerukan kepada
masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret guna menekan Israel
agar menghentikan kebijakan illegalnya dalam membangun pemukiman di tanah warga
Palestina, (4) Indonesia telah mengirimkan pasukan perdamaian di Libanon dalam rangka
penyelesaian konflik yang terjadi disana (5) Indonesia membantu dalam proses perdamaian
Arab Saudi dan Iran dalam konflik madzhab Sunni-Syiah.
KESIMPULAN

Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat
sentral dan menentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya
bangunan yang disangganya. Pilar yang berupa belief system suatu negara-bangsa harus
menjamin kokoh berdirinya negara-bangsa, menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan,
dan kenyamanan, serta mampu mengantar terwujudnya kesejahteraan dan keadilan yang
menjadi dambaan warga bangsa.Macam-macam empat pilar,sebagai berikut:
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. NKRI
Indonesia dalam perdamaian dunia telah dikenal sebagai negara dengan kebijakan
politik luar negeri yang bebas dan aktif serta konsisten terhadap amanat konstitusi, yaitu
membebaskan dunia dari penjajahan dan cinta damai. Kebijakan tersebut dapat menjadikan
Indonesia sebagai aktor kunci perdamaian karena terlepas dari keberpihakannya kepada pihak
manapun. Konflik berkepanjangan yang terjadi di Timur Tengah, seperti pendudukan,
penjajahan, perang saudara, dan demontrasi besar-besaran yang menyebabkan korban
berjatuhan adalah sebuah kesedihan bagi kemanusiaan.

Saran
1. Bersikap toleran, memahami pihak lain serta menghormati dan menghargai
pandangan pihak lain.
2. Dalam mengambil keputusan bersama diutamakan musyawarah untuk mencapai
mufakat. Win win solution dijadikan acuan dalam mencari kesepakatan bersama.
Dengan cara ini tidak ada yang merasa dimenangkan dan dikalahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara


https://www.kompasiana.com/dillah48cules/empat-pilar-berbangsa-dan-
bernegara_55294d116ea83417498b45a7 diakses pada Kamis, 04 Januari 2018/11:13 WIB

Peran Indonesia Dalam Penyelesaian Konflik Timur Tengah (Kasus Konflik Israel-Palestina)
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=97605&mod=penelitian_detail
&sub=PenelitianDetail&typ=html penulis Muhammad Muzammil Basyuni diakses pada
Kamis, 04 Januari 2018/13:09 WIB

Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


https://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/
diakses pada Kamis, 04 Januari 2018/21:56 WIB

Anda mungkin juga menyukai