BAB 2
Akar Persamaan
________________________________________________________Halaman 2-1
Analisis Numerik______________________________________________________
Akar dari suatu persamaan f(x) adalah nilai x yang menjadikan f(x)=0.
Nilai x dapat digambarkan sebagai titik potong antara sumbu x dengan f(x).
Untuk mencari akar persamaan dari fungsi linier dan kuadratik dapat
diselesaikan dengan mudah secara analitik. Meskipun beberapa persamaan
dapat diselesaikan secara mudah, tetapi banyak juga persamaan yang tidak
dapat diselesaikan secara mudah. Misalnya persamaan sederhana berikut
ini:
f (x ) = e − x − x (2.1)
Grafik persamaan (2.1) dapat dilihat pada Gambar (2.1). Dari Gambar
(2.1) terlihat bahwa ada nilai akar dari Persamaan (2.1), tetapi secara
perhitungan analitik akar dari Persamaan (2.1) sulit didapatkan. Sehingga
dibutuhkan metode pendekatan untuk menentukan akar persamaan
tersebut.
Gambar 2.1.
Grafik Fungsi
f (x) = e − x − x
________________________________________________________Halaman 2-2
Analisis Numerik______________________________________________________
2.1. Kompetensi
2.2.Metode Tertutup
Dalam metode ini dibutuhkan dua titik sebagai tebakan awal akar.
Dua titik tersebut harus mengurung akar, oleh karena itu metode ini disebut
juga bracketing method. Secara berulang-ulang dua titik awal tersebut
diperbaharui sehingga lebarnya semakin kecil dan akhirnya akar akan
ditemukan. Cara menentukan dua titik awal a dan b adalah tentukan
sembarang nilai a dan b lalu hitung f(a) dan f(b). Jika f(a) dan f(b) berbeda
tanda maka f(x) mempunyai akar diantara a dan b.
________________________________________________________Halaman 2-3
Analisis Numerik______________________________________________________
Metode grafik digunakan untuk melihat pola dari suatu fungsi dan
letak akarnya. Dalam metode ini pendekatan akar dilakukan secara kasar
yaitu menaksir akar dari titik potong antara fungsi dengan sumbu x.
Taksiran akar pada metode ini dapat digunakan sebagai tebakan awal pada
metode numerik yang selanjutnya akan dibahas.
Contoh 5.1.
grafik.
Jawab:
x f(x)
0 1
0,05 0,901229
0,1 0,804837 Grafik Fungsi Eksponensial
1.2
0,15 0,710708 1
0.8
0,2 0,618731 0.6
0.4
0,25 0,528801 0.2
0
0,3 0,440818 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
-0.4
0,35 0,354688
-0.6
0,4 0,27032
0,45 0,187628 Gambar 2.2. Taksiran Akar dengan
Metode Grafik
0,5 0,106531
0,55 0,02695
0,6 -0,05119
0,65 -0,12795
Dari tabel terlihat bahwa akar ada disekitar 0,55 dan 0,6. Untuk selanjutnya
________________________________________________________Halaman 2-4
Analisis Numerik______________________________________________________
x f(x) x f(x)
0,55 0,02695 0,566 0,001792
0,552 0,023797 0,5661 0,001635
0,554 0,020647 0,5662 0,001479
0,556 0,017498 0,5663 0,001322
Nilai f(x)
0,558 0,014353 disekitar 0,566 0,5664 0,001165
0,56 0,011209 dan 0,568 0,5665 0,001008
0,562 0,008068 0,5666 0,000851
0,564 0,004929 0,5667 0,000695
0,566 0,001792 0,5668 0,000538
0,568 -0,00134 0,5669 0,000381
0,57 -0,00447 0,567 0,000225
0,5671 6,78E-05
0,5672 -8,9E-05
0,5673 -0,00025
Dari tabel terlihat bahwa nilai taksiran akarnya adalah 0,567, nilai ini benar
sampai 3 angka signifikan.
________________________________________________________Halaman 2-5
Analisis Numerik______________________________________________________
Grafik
f(x)
x
a
b
(b)
Grafik
f(x)
x
a b
(c)
Grafik
f(x)
a b
(d)
________________________________________________________Halaman 2-6
Analisis Numerik______________________________________________________
a b x
(a)
Grafik
f(x)
x
a
b
(b)
Grafik
f(x)
x
a b
(c)
Grafik
f(x)
a b
x
(d)
________________________________________________________Halaman 2-7
Analisis Numerik______________________________________________________
(a)
Grafik
f(x)
a b x
(b)
________________________________________________________Halaman 2-8
Analisis Numerik______________________________________________________
Metode bagi dua disebut juga metode bisection atau binary search
methods. Pada metode ini diperlukan dua titik awal yang mengurung akar
yaitu a dan b. Taksiran akar (m) dihitung dengan rumus:
(a + b)
m= (2.2)
2
Jika nilai m masih jauh dari jawaban sebenarnya maka perbaiki titik a dan b,
lalu cari taksiran akar yang baru. Langkah dalam metode bagi dua dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6.
Jika diperhatikan Gambar 2.5. terlihat bahwa f(x) akan berubah tanda
pada sisi yang berlawanan di sekitar akar. Sehingga titik awal a dan b
ditentukan sedemikian hingga f(a) dan f(b) berbeda tanda. Karena jika f(a)
dan f(b) berbeda tanda, maka pasti ada akar diantara a dan b (lihat gambar
2.3. dan 2.4). Algoritma dari metode bagi dua adalah sebagai berikut:
________________________________________________________Halaman 2-9
Analisis Numerik______________________________________________________
Langkah 3. i=0
Langkah 5. ( a + b)
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: mi =
2
Langkah 6. i=i+1
Langkah 8. ( a + b)
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: mi =
2
Langkah 9. Hitung :
( mi − mi −1 )
| ε a |= 100%
mi
Langkah 10. Jika | εa| < εs maka akar= mi dan stop, jika tidak maka
kembali ke langkah 6.
Contoh 5.1.
Jawab:
Dari hasil metode grafik, taksiran akar terletak diantara a=0,55 dan b=0,6.
Nilai error εs=(0,5 x 102-3)%=0,05%. Berikut ini adalah hasil iterasi dari
metoda bagi dua:
________________________________________________________Halaman 2-10
Analisis Numerik______________________________________________________
Iterasi berhenti sampai i=7, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari
f ( x ) = e − x − x adalah m=0,567
Pada metode bagi dua, apapun kondisinya, akar (m) dicari dengan
cara membagi dua interval a dan b tanpa melihat nilai f(a) dan f(b). Hal ini
yang mengakibatkan secara umum metode bagi dua iterasinya cukup lama.
Dari gambar 2.7 bisa dilihat bahwa jika |f(a)| < |f(b)| maka letak akar lebih
dekat dengan a dibanding b, dan jika |f(a)| > |f(b)| maka letak akar lebih
dekat dengan ttik b. Tetapi jika menggunakan Bisection, posisi taksiran akar
________________________________________________________Halaman 2-11
Analisis Numerik______________________________________________________
Gambar 2.7
Oleh karena itu pada metode posisi salah, akar dicari dengan cara
mencari titik potong antara garis yang menghubungkan titik (a,f(a)) dan
(b,f(b)) dengan sumbu x. Bentuk kurva yang digantikan dengan garis lurus
yang akhirnya memberikan akar dengan ”Posisi Salah”, maka metode ini
disebut metode posisi salah. Nama lain dari metode ini adalah False Position
Method atau Regula Falsi Method. Penentuan akar (m) pada metode posisi
salah dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8.
________________________________________________________Halaman 2-12
Analisis Numerik______________________________________________________
y − f ( a) x−a (2.3)
=
f (b ) − f ( a ) b − a
Jika titik potong antara garis yang menghubungkan titik (a,f(a)) dan
(b,f(b)) dengan sumbu x adalah (m,0), maka nilai m atau taksiran akar dapat
dihitung dengan mengganti nilai x dengan m pada persamaan 2.3.
Perhitungan taksiran akar dapat dilihat pada persamaan 2.4. Jika nilai
taksiran akar (m) yang pertama masih jauh dari jawaban sebenarnya, maka
iterasi dilanjutkan dengan mengganti titik a atau b. Demikian terus menerus
sampai | εa| < εs.
− f ( a) m−a
=
f ( b ) − f ( a) b − a
f ( a)( a − b ) = [ f (b ) − f ( a )](m − a)
af ( a ) − bf ( a ) = mf (b ) − af (b ) − mf ( a) + af ( a )
mf ( a) − mf (b ) = bf ( a ) − af (b )
m[ f ( a ) − f (b )] = bf ( a ) − af (b )
bf ( a ) − af (b )
m=
f ( a ) − f (b )
bf ( a) af (b )
m= −
f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b )
bf ( a) af (b )
m =b+ −b−
f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b )
bf ( a) bf ( a) − bf (b ) af (b )
m =b+ − −
f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b )
f (b )( a − b )
m =b− (2.4)
f ( a) − f ( b )
________________________________________________________Halaman 2-13
Analisis Numerik______________________________________________________
Langkah 3. i=0
Langkah 5. f (b )( a − b )
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: m i = b −
f ( a) − f ( b )
Langkah 6. i=i+1
Langkah 8. f (b)( a − b)
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: mi = b −
f ( a) − f (b)
Langkah 9. Hitung :
( m i − m i −1 )
|ε a |= 100%
mi
Langkah 10. Jika | εa| < εs maka akar= mi dan stop, jika tidak maka
kembali ke langkah 6.
Contoh 5.2.
________________________________________________________Halaman 2-14
Analisis Numerik______________________________________________________
Jawab:
Dari hasil metode grafik, taksiran akar terletak diantara a=0,55 dan b=0,6.
Nilai error εs=(0,5 x 102-3)%=0,05%. Berikut ini adalah hasil iterasi dari
metoda posisi salah:
( −0 ,051)(0 ,55 − 0 ,6 )
Pada iterasi=0, nilai m = 0 ,6 − = 0 ,56724
0 ,0269 − (−0 ,051)
Iterasi berhenti sampai i=1, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari
f ( x ) = e − x − x adalah m=0,567
Dibanding dengan metode bagi dua, metode ini relatif lebih cepat
mencapai konvergensi. Tetapi untuk beberapa kasus, metode ini lambat
dalam mencapai konvergen, misal mencari akar pada fungsi f(x)=x10-1. Lihat
Gambar 2.9.
Gambar 2.9 6
0
0 0.5 1 1.5
-1
-2
________________________________________________________Halaman 2-15
Analisis Numerik______________________________________________________
Jika pada metode tertutup, dibutuhkan dua titik awal untuk mencari
akar, maka pada metode terbuka hanya dibutuhkan satu atau dua titik awal
tanpa syarat harus mengurung akar. Karena tidak ada syarat harus
mengurung akar, maka pada waktu melakukan komputasi kadang-kadang
bisa terjadi kasus divergen.
Metode iterasi satu titik atau one-point iteration disebut juga fixed point
iteration method. Pada metode ini persamaan f(x)=0 diubah menjadi
persamaan baru dengan satu variabel x berada disebelah kiri persamaan.
Persamaan baru tersebut adalah x=g(x). Perubahan persamaan tersebut
tentunya juga akan merubah bentuk kurva, hal itu bisa dilihat pada Gambar
2.10.
Gambar 2.10.
2.5
-1
-1.5
1.5
f1(x)=x
0.5 f2(x)=g(x)=e-x
0
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5
-0.5
-1
________________________________________________________Halaman 2-16
Analisis Numerik______________________________________________________
Dalam metode iterasi, mula-mula ditentukan satu titik awal (x0) yang
langsung dianggap sebagai taksiran awal dari akar. Jika taksiran tersebut
masih jauh dari harga sebenarnya, untuk selanjutnya dicari taksiran akar
yang baru. Taksiran akar baru dicari berdasarkan taksiran akar sebelumnya.
Dari titik x0 ditarik garis vertikal menuju kurva g(x). Setelah didapat titik
potong dengan kurva g(x) yaitu [x0,g(x0)], lalu ditarik garis horisontal
menuju kurva y=x. Titik potong garis horisontal dengan kurva y=x adalah
[x1,g(x0)]. Karena titik [x1,g(x0)] berada pada kurva y=x, maka x1=g(x0).
Demikian seterusnya hingga akar mendekati harga sebenarnya. Gambar
2.11. menunjukkan langkah mencari taksiran akar pada metode iterasi dan
rumus untuk taksiran akar adalah
xi=g(xi-1) (2.5)
Gambar 2.11.
Pencarian Akar
dengan Metode
Iterasi Satu Titik
Untuk beberapa kasus, metode iterasi ini dapat menjadi divergen. Pada
gambar 2.12.a. nilai taksiran akar bergerak menuju titik akar sesungguhnya
atau konvergen. Sedangkan pada Gambar 2.12.b. nilai taksiran akar semakin
lama semakin menjauh dari harga sebenarnya atau disebut divergen.
Konvergensi terjadi ketika harga mutlak dari slope fungsi g(x) kurang dari
________________________________________________________Halaman 2-17
Analisis Numerik______________________________________________________
nilai slope kurva y=x. Atau dengan kata lain konvergensi terjadi jika
|g’(x)|<1.
Gambar 2.12
(a)
X0
(b)
________________________________________________________Halaman 2-18
Analisis Numerik______________________________________________________
Langkah 2 i=0 dan tentukan sembarang satu titik awal sebagai taksiran
akar awal x0.
Langkah 3 i=i+1
Langkah 5 Hitung :
(x i − x i−1 )
|ε a |= 100%
xi
Jika | εa| < εs maka akar= xi dan stop, jika tidak maka kembali
ke langkah 3.
Contoh 5.2.
Jawab:
Berikut ini adalah hasil iterasi dari metoda iterasi satu titik:
i Xi |εa|%
0 0,55
________________________________________________________Halaman 2-19
Analisis Numerik______________________________________________________
1 0,57694981 4,671084017
2 0,56160877 2,731624086
3 0,570290859 1,522396611
4 0,565360975 0,871988735
5 0,56815502 0,491775208
6 0,566569785 0,279795251
7 0,567468644 0,158397953
8 0,566958799 0,089926281
9 0,567247933 0,050971501
10 0,567083946 0,028917659
Iterasi berhenti sampai i=10, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari
f ( x ) = e − x − x adalah x=0,567
f (x i−1 ) (2.6)
x i = x i −1 −
f ' ( x i −1 )
________________________________________________________Halaman 2-20
Analisis Numerik______________________________________________________
f(x i )
X
x i+1 xi
x i - x i+1
Cara menaksir akar pada metode Newton Rhapson ini dapat dilihat pada
Gambar 2.13. Langkah awal dalam metode ini adalah menentukan titik awal
(x0). Selanjutnya ditarik garis singgung pada titik [x0,f(x0)] sampai memotong
sumbu x. Nilai titik potong antara garis singgung dan sumbu x itulah
taksiran akarnya.
Langkah 1 Tentukan i=0 dan tentukan sembarang satu titik awal sebagai
taksiran akar awal x0.
Langkah 2 i=i+1
Langkah 3 f (x i−1 )
Hitung taksiran akar baru x i = x i −1 −
f ' ( x i −1 )
Langkah 4 Hitung :
( x i − x i −1 )
| ε a |= 100%
xi
Jika | εa| < εs maka akar= xi dan stop, jika tidak maka kembali ke
langkah 2.
________________________________________________________Halaman 2-21
Analisis Numerik______________________________________________________
Gambar 2.14.
________________________________________________________Halaman 2-22
Analisis Numerik______________________________________________________
Contoh 5.2.
Jawab:
i Xi |εa|%
0 0,55
1 0,567089834 3,013602592
2 0,56714329 0,009425477
e −0 , 55 − 0 ,55
Pada iterasi=1, nilai x 1 = 0 ,55 − = 0 ,567089834
− e − 0 , 55 − 1
e −0 , 567089834 − 0 ,567089834
iterasi=2, nilai x 2 = 0 ,567089834 −
− e − 0 , 567089834 − 1
= 0 ,56714329
Iterasi berhenti sampai i=2, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari
f ( x ) = e − x − x adalah x=0,567
________________________________________________________Halaman 2-23
Analisis Numerik______________________________________________________
Rhapson dan regula falsi. Nilai f’(x) didekati dengan gradien yang
menghubungkan dua titik sebelumnya dan taksiran akarnya adalah
perpotongan antara garis tersebut dengan sumbu x. Sehingga sebelum
melakukan iterasi pada metode secant terlebih dahulu ditentukan dua titik
awal (xi-1 dan xi). Dua titik awal tersebut tidak harus mengurung akar.
f ( x i ) − f ( xi −1 ) (2.7)
m=
x i − xi −1
f ( x i )( xi − xi −1 ) (2.8)
xi +1 = x i −
f ( xi ) − f ( x i −1 )
Langkah pencarian akar pada metode secant dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15.
f(x)
Pencarian akar
dengan metode
Secant f(x i)-f(x i-1)
xi+1 x i-1 xi
x i - xi-1
________________________________________________________Halaman 2-24
Analisis Numerik______________________________________________________
Gambar 2.15.a dan 2.15.b. Sedangkan pada iterasi kedua, terlihat nilai
taksiran akar metode posisi salah lebih mendekati nilai sebenarnya
dibanding nilai taksiran akar yang didapat melalui metode secant. Pada
metode Secant ada kemungkinan terjadi divergen, sedangkan pada metode
posisi salah tidak. Hal itu disebabkan karena dalam metode posisi salah ada
dua titik yang selalu mengurung akar.
Perbanding
an metode
Secant dan
metode
Posisi Salah
(a)(b)iterasi (a) (b)
pertama
Metode Secant Metode Posisi Salah
(c)(d) iterasi
kedua
(d)
(c)
Langkah 1 i=1 dan tentukan sembarang dua titik awal x0 dan x1.
Langkah 2 i=i+1
________________________________________________________Halaman 2-25
Analisis Numerik______________________________________________________
Langkah 4 Hitung :
( x i +1 − x i )
| ε a |= 100%
xi +1
Jika | εa| < εs maka akar= xi+1 dan stop, jika tidak maka kembali
ke langkah 2.
Contoh 5.2.
Jawab:
Ditentukan dua titik awal x0=0 dan x1=0,55. Nilai error εs=(0,5 x 102-
3)%=0,05%. Berikut ini adalah hasil iterasi dari metoda Secant:
i Xi |εa|%
0 0
1 0,55 100
2 0,56523292 2,694981038
3 0,567137347 0,335796462
4 0,567143288 0,001047565
f (0 ,55)(0 ,55 − 0)
Pada iterasi=1, nilai x 1 = 0 ,55 − = 0 ,56523292
f (0 ,55) − f (0)
iterasi=2, nilai
________________________________________________________Halaman 2-26
Analisis Numerik______________________________________________________
Iterasi berhenti sampai i=4, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari
f ( x ) = e − x − x adalah x=0,567
2.4. Soal
a. e −2 x − sin( x ) = 0 g. x 4 + 2 x 2 − x − 3 = 0
b. e x − x 2 + 3x − 2 = 0 h. 2 x cos( 2 x ) − ( x + 1) 2 = 0
c. x − 2 −x = 0 i. x cos( x ) − 2 x 2 + 3x − 1 = 0
d. x 3 − 7 x 2 + 14x − 6 = 0 j. x − cos( x ) = 0
e. x 3 − x − 1 = 0 k. x = tan(x )
(1 + i )10 − 1
f. = 12
i
a. 2 x 3 − 2 ,5x − 5 = 0
b. 5 sin 2 x − 8 cos 5 x = 0
c. ( x − 2 ) 2 − ln( x ) = 0
________________________________________________________Halaman 2-27
Analisis Numerik______________________________________________________
2 − ex + x 2 d. x = 5 − x
a. x =
3 e. x = 6 − x
5
b. x = +2 f. x = 0 ,5[sin( x ) + cos(x )]
x2
1 /2
ex
c. x =
3
1 /2
3 + x − x4
b. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) =
2
1 /2
3+x
c. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) = 2
x +2
3x 4 + 2 x 2 + 3
d. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) =
4x 3 + 4x − 1
a. e x + 2 − x + 2 cos( x ) − 6 = 0
b. ln( x − 1) + cos(x − 1) = 0
c. 2 x cos( 2 x ) − (x − 2 ) 2 = 0
d. ( x − 2 ) 2 − ln( x ) = 0
e. e x − 3x 2 = 0
f. sin( x ) − e x = 0
________________________________________________________Halaman 2-28
Analisis Numerik______________________________________________________
a. x − x cos(x ) = 0
b. x − 0 ,8 − 0 ,2 sin(x ) = 0
c. − x 3 − cos( x ) = 0
i(1 + i ) n
A=P
(1 + i ) n − 1
i =kurs bunga
n=jumlah tahun
1 n
B = G − n , Dimana G=Kenaikan pemeliharaan
i (1 + i) − 1
Hitunglah titik impas(n) untuk setiap mobil. Mana yang akan anda
beli?. Diketahui kurs bunga (i) 12,5%.
8. Sebuah kompleks hiburan baru ditaksir menelan biaya $10 juta dan akan
menghasilkan pendapatan bersih sebesar $2 juta per tahun. Kalau hutang
dibayar lunas dalam 10 tahun, pada kurs bunga berapa dana tersebut
harus dipinjam (bunga dibawah 25%)? Ongkos sekarang (P),
________________________________________________________Halaman 2-29
Analisis Numerik______________________________________________________
pembayaran tahunan (A) dan kurs bunga (i), satu sama lain dihubungkan
sebagai berikut:
P (1 + i) n − 1
=
A i (1 + i ) n
________________________________________________________Halaman 2-30