Anda di halaman 1dari 30

Analisis Numerik______________________________________________________

BAB 2
Akar Persamaan

Tidak semua persamaan non linier


dapat diselesaikan dengan
perhitungan analitik.

________________________________________________________Halaman 2-1
Analisis Numerik______________________________________________________

Akar dari suatu persamaan f(x) adalah nilai x yang menjadikan f(x)=0.
Nilai x dapat digambarkan sebagai titik potong antara sumbu x dengan f(x).
Untuk mencari akar persamaan dari fungsi linier dan kuadratik dapat
diselesaikan dengan mudah secara analitik. Meskipun beberapa persamaan
dapat diselesaikan secara mudah, tetapi banyak juga persamaan yang tidak
dapat diselesaikan secara mudah. Misalnya persamaan sederhana berikut
ini:

f (x ) = e − x − x (2.1)

Grafik persamaan (2.1) dapat dilihat pada Gambar (2.1). Dari Gambar
(2.1) terlihat bahwa ada nilai akar dari Persamaan (2.1), tetapi secara
perhitungan analitik akar dari Persamaan (2.1) sulit didapatkan. Sehingga
dibutuhkan metode pendekatan untuk menentukan akar persamaan
tersebut.

Gambar 2.1.

Grafik Fungsi

f (x) = e − x − x

Ada dua jenis metode numerik untuk menyelesaikan persamaan


nonlinier atau mencari akar persamaan, yaitu metode tertutup dan metode
terbuka. Yang termasuk metode tertutup adalah metode bagi dua dan
metode posisi salah. Sedangkan yang termasuk metode terbuka adalah
metode iterasi, Newton Rhapson dan secant.

________________________________________________________Halaman 2-2
Analisis Numerik______________________________________________________

Tabel 2.1. Metode numerik untuk mencari akar persamaan

Metode Tertutup Metode Terbuka

• Metode Grafik, • Metode Iterasi Satu Titik

• Metode Bagi Dua • Metode Newton Rhapson

• Metode Posisi Salah • Metode Secant

2.1. Kompetensi

Mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menentukan akar persamaan dengan mudah.

2. Membedakan penggunaan metode numerik dalam menentukan akar


persamaan.

3. Membuat program komputer sederhana untuk menentukan akar


persamaan

2.2.Metode Tertutup

Dalam metode ini dibutuhkan dua titik sebagai tebakan awal akar.
Dua titik tersebut harus mengurung akar, oleh karena itu metode ini disebut
juga bracketing method. Secara berulang-ulang dua titik awal tersebut
diperbaharui sehingga lebarnya semakin kecil dan akhirnya akar akan
ditemukan. Cara menentukan dua titik awal a dan b adalah tentukan
sembarang nilai a dan b lalu hitung f(a) dan f(b). Jika f(a) dan f(b) berbeda
tanda maka f(x) mempunyai akar diantara a dan b.

________________________________________________________Halaman 2-3
Analisis Numerik______________________________________________________

2.2.1. Metode Grafik

Metode grafik digunakan untuk melihat pola dari suatu fungsi dan
letak akarnya. Dalam metode ini pendekatan akar dilakukan secara kasar
yaitu menaksir akar dari titik potong antara fungsi dengan sumbu x.
Taksiran akar pada metode ini dapat digunakan sebagai tebakan awal pada
metode numerik yang selanjutnya akan dibahas.

Contoh 5.1.

Cari akar dari persamaan f ( x ) = e


− x − x dengan menggunakan metode

grafik.

Jawab:

x f(x)
0 1
0,05 0,901229
0,1 0,804837 Grafik Fungsi Eksponensial
1.2
0,15 0,710708 1
0.8
0,2 0,618731 0.6
0.4
0,25 0,528801 0.2
0
0,3 0,440818 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

-0.4
0,35 0,354688
-0.6

0,4 0,27032
0,45 0,187628 Gambar 2.2. Taksiran Akar dengan
Metode Grafik
0,5 0,106531
0,55 0,02695
0,6 -0,05119
0,65 -0,12795

Dari tabel terlihat bahwa akar ada disekitar 0,55 dan 0,6. Untuk selanjutnya

________________________________________________________Halaman 2-4
Analisis Numerik______________________________________________________

akan dicari nilai f(x) disekitar titik 0,55 dan 0,6.

x f(x) x f(x)
0,55 0,02695 0,566 0,001792
0,552 0,023797 0,5661 0,001635
0,554 0,020647 0,5662 0,001479
0,556 0,017498 0,5663 0,001322
Nilai f(x)
0,558 0,014353 disekitar 0,566 0,5664 0,001165
0,56 0,011209 dan 0,568 0,5665 0,001008
0,562 0,008068 0,5666 0,000851
0,564 0,004929 0,5667 0,000695
0,566 0,001792 0,5668 0,000538
0,568 -0,00134 0,5669 0,000381
0,57 -0,00447 0,567 0,000225
0,5671 6,78E-05
0,5672 -8,9E-05
0,5673 -0,00025

Dari tabel terlihat bahwa nilai taksiran akarnya adalah 0,567, nilai ini benar
sampai 3 angka signifikan.

Selain memberikan taksiran akar secara kasar, metode grafik akan


memberikan gambaran fungsi sehingga kita dapat menentukan metode
numerik yang akan dipakai. Dari gambar (2.3) terlihat bahwa jika nilai f(a)
dan f(b) sama tanda maka banyaknya akar yang ada adalah genap atau tidak
ada akar. Sedangkan jika f(a) dan f(b) beda tanda seperti yang ada pada
gambar (2.4), maka banyaknya akar yang ada adalah ganjil. Dengan
mengetahui bentuk fungsi, penetapan titik awal pada suatu metode numerik
akan menjadi lebih mudah.

________________________________________________________Halaman 2-5
Analisis Numerik______________________________________________________

Gambar 2.3. Grafik


f(x)

Nilai f(a) dan f(b) positif


semua. (a) tidak ada akar

(b)(c)(d) banyaknya akar x


a b
genap
(a)

Grafik
f(x)

x
a
b

(b)
Grafik
f(x)

x
a b

(c)

Grafik
f(x)

a b

(d)

________________________________________________________Halaman 2-6
Analisis Numerik______________________________________________________

Gambar 2.4. Grafik


f(x)

Nilai f(a) dan f(b) beda tanda.

a b x

(a)

Grafik
f(x)

x
a
b

(b)

Grafik
f(x)

x
a b

(c)

Grafik
f(x)

a b
x

(d)

________________________________________________________Halaman 2-7
Analisis Numerik______________________________________________________

Meskipun secara umum adalah benar, tetapi ada kasus khusus


dimana hal tersebut diatas tidak berlaku. Sebagai contoh fungsi f(x)=(x-9)(x-
5)2 . Dari Gambar 2.5.a. terlihat bahwa jumlah akar adalah genap, padahal
f(a) dan f(b) berbeda tanda. Hal itu dikarenakan dalam fungsi polynomial
tersebut nilai x=5 ada sebanyak dua kali membuat fungsi tersebut sama
dengan nol. Secara matematik x=5 disebut akar ganda. Untuk kasus fungsi
discontinuous seperti pada Gambar 2.5.b. perlu strategi khusus untuk
mendapatkan akar. Pada gambar tersebut nilai f(a) dan f(b) tidak berbeda
tanda tapi didalamnya terdapat akar tunggal dan yang perlu diperhatikan
adalah pada titik tertentu terjadi diskontinu sehingga ada kemungkinan titik
b pada suatu waktu akan berada pada posisi tersebut.

Gambar 2.5 Grafik


f(x)

(a) Akar Ganda (b) Fungsi discontinuous


a b x

(a)

Grafik
f(x)

a b x

(b)

________________________________________________________Halaman 2-8
Analisis Numerik______________________________________________________

2.2.2. Metode Bagi Dua

Metode bagi dua disebut juga metode bisection atau binary search
methods. Pada metode ini diperlukan dua titik awal yang mengurung akar
yaitu a dan b. Taksiran akar (m) dihitung dengan rumus:

(a + b)
m= (2.2)
2

Jika nilai m masih jauh dari jawaban sebenarnya maka perbaiki titik a dan b,
lalu cari taksiran akar yang baru. Langkah dalam metode bagi dua dapat
dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6.

Penaksiran Akar pada


Metode Bagi Dua

Jika diperhatikan Gambar 2.5. terlihat bahwa f(x) akan berubah tanda
pada sisi yang berlawanan di sekitar akar. Sehingga titik awal a dan b
ditentukan sedemikian hingga f(a) dan f(b) berbeda tanda. Karena jika f(a)
dan f(b) berbeda tanda, maka pasti ada akar diantara a dan b (lihat gambar
2.3. dan 2.4). Algoritma dari metode bagi dua adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Definisikan f(x)

Langkah 2. Tentukan jumlah angka signifikan yang diinginkan (n) dan


hitung εs

________________________________________________________Halaman 2-9
Analisis Numerik______________________________________________________

Langkah 3. i=0

Langkah 4. Tentukan titik awal a dan b, sedemikian hingga: f(a)f(b) < 0

Langkah 5. ( a + b)
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: mi =
2

Langkah 6. i=i+1

Langkah 7. Jika f(mi-1)f(a)<0, maka b= mi-1

Jika f(mi-1)f(a)>0, maka a= mi-1

Jika f(mi-1)f(a)=0, maka akar= mi-1 dan stop

Langkah 8. ( a + b)
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: mi =
2

Langkah 9. Hitung :

( mi − mi −1 )
| ε a |= 100%
mi

Langkah 10. Jika | εa| < εs maka akar= mi dan stop, jika tidak maka
kembali ke langkah 6.

Contoh 5.1.

Cari akar dari persamaan f ( x ) = e − x − x dengan menggunakan metode bagi

dua. Hitung sampai tiga angka signifikant.

Jawab:

Dari hasil metode grafik, taksiran akar terletak diantara a=0,55 dan b=0,6.
Nilai error εs=(0,5 x 102-3)%=0,05%. Berikut ini adalah hasil iterasi dari
metoda bagi dua:

________________________________________________________Halaman 2-10
Analisis Numerik______________________________________________________

i a b m f(a) f(b) f(m) |εa|%

0 0,55 0,6 0,575 0,0269 -0,051 -0,0123 -

1 0,55 0,575 0,5625 0,0269 -0,012 0,0073 2,222

2 0,5625 0,575 0,56875 0,0073 -0,012 -0,0025 1,099

3 0,5625 0,56875 0,56563 0,0073 -0,003 0,0024 0,552

4 0,565625 0,56875 0,56719 0,0024 -0,003 -7E-05 0,275

5 0,565625 0,56719 0,56641 0,0024 -7E-05 0,0012 0,138

6 0,566406 0,56719 0,5668 0,0012 -7E-05 0,0005 0,069

7 0,566797 0,56719 0,56699 0,0005 -7E-05 0,0002 0,034

Pada iterasi (i)=0, nilai mo=(0,55+0,6)/2=0,0269

Pada i=1, karena f(m)f(a)=(-0,0123)(0,0269) < 0, maka b=mo. Taksiran akar


untuk iterasi ke-1 adalah m1=(0,55+0,575)/2=0,5625

Iterasi berhenti sampai i=7, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari

f ( x ) = e − x − x adalah m=0,567

2.2.3. Metode Posisi Salah

Pada metode bagi dua, apapun kondisinya, akar (m) dicari dengan
cara membagi dua interval a dan b tanpa melihat nilai f(a) dan f(b). Hal ini
yang mengakibatkan secara umum metode bagi dua iterasinya cukup lama.
Dari gambar 2.7 bisa dilihat bahwa jika |f(a)| < |f(b)| maka letak akar lebih
dekat dengan a dibanding b, dan jika |f(a)| > |f(b)| maka letak akar lebih
dekat dengan ttik b. Tetapi jika menggunakan Bisection, posisi taksiran akar

________________________________________________________Halaman 2-11
Analisis Numerik______________________________________________________

terhadap akar sesungguhnya lebih jauh dibanding titik a terhadap akar


sesungguhnya. Akibatnya yang semula taksiran akar sudah dekat, jadi
menjauh lagi.

Gambar 2.7

Penentuan akar (m) pada


Bisection dimana |f(a)| < |f(b)|

Oleh karena itu pada metode posisi salah, akar dicari dengan cara
mencari titik potong antara garis yang menghubungkan titik (a,f(a)) dan
(b,f(b)) dengan sumbu x. Bentuk kurva yang digantikan dengan garis lurus
yang akhirnya memberikan akar dengan ”Posisi Salah”, maka metode ini
disebut metode posisi salah. Nama lain dari metode ini adalah False Position
Method atau Regula Falsi Method. Penentuan akar (m) pada metode posisi
salah dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8.

Penentuan Akar (m) dalam Metode


Posisi Salah

________________________________________________________Halaman 2-12
Analisis Numerik______________________________________________________

Penentuan taksiran akar pada metode posisi salah tergantung pada


persamaan garis yang menghubungkan titik (a,f(a)) dan (b,f(b)). Persamaan
garis tersebut ditunjukkan oleh persamaan 2.3.

y − f ( a) x−a (2.3)
=
f (b ) − f ( a ) b − a

Jika titik potong antara garis yang menghubungkan titik (a,f(a)) dan
(b,f(b)) dengan sumbu x adalah (m,0), maka nilai m atau taksiran akar dapat
dihitung dengan mengganti nilai x dengan m pada persamaan 2.3.
Perhitungan taksiran akar dapat dilihat pada persamaan 2.4. Jika nilai
taksiran akar (m) yang pertama masih jauh dari jawaban sebenarnya, maka
iterasi dilanjutkan dengan mengganti titik a atau b. Demikian terus menerus
sampai | εa| < εs.

− f ( a) m−a
=
f ( b ) − f ( a) b − a

f ( a)( a − b ) = [ f (b ) − f ( a )](m − a)

af ( a ) − bf ( a ) = mf (b ) − af (b ) − mf ( a) + af ( a )

mf ( a) − mf (b ) = bf ( a ) − af (b )

m[ f ( a ) − f (b )] = bf ( a ) − af (b )
bf ( a ) − af (b )
m=
f ( a ) − f (b )

bf ( a) af (b )
m= −
f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b )

bf ( a) af (b )
m =b+ −b−
f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b )

bf ( a) bf ( a) − bf (b ) af (b )
m =b+ − −
f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b ) f ( a) − f ( b )
f (b )( a − b )
m =b− (2.4)
f ( a) − f ( b )

________________________________________________________Halaman 2-13
Analisis Numerik______________________________________________________

Algoritma dari metode posisi salah adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Definisikan f(x)

Langkah 2. Tentukan jumlah angka signifikan yang diinginkan (n) dan


hitung εs

Langkah 3. i=0

Langkah 4. Tentukan titik awal a dan b, sedemikian hingga: f(a)f(b) < 0

Langkah 5. f (b )( a − b )
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: m i = b −
f ( a) − f ( b )

Langkah 6. i=i+1

Langkah 7. Jika f(mi-1)f(a)<0, maka b= mi-1

Jika f(mi-1)f(a)>0, maka a= mi-1

Jika f(mi-1)f(a)=0, maka akar= mi-1 dan stop

Langkah 8. f (b)( a − b)
Hitung taksiran akar (mi) dengan rumus: mi = b −
f ( a) − f (b)

Langkah 9. Hitung :

( m i − m i −1 )
|ε a |= 100%
mi

Langkah 10. Jika | εa| < εs maka akar= mi dan stop, jika tidak maka
kembali ke langkah 6.

Contoh 5.2.

Cari akar dari persamaan f ( x ) = e − x − x dengan menggunakan metode

________________________________________________________Halaman 2-14
Analisis Numerik______________________________________________________

posisi salah. Hitung sampai tiga angka signifikant.

Jawab:

Dari hasil metode grafik, taksiran akar terletak diantara a=0,55 dan b=0,6.
Nilai error εs=(0,5 x 102-3)%=0,05%. Berikut ini adalah hasil iterasi dari
metoda posisi salah:

i A b m f(a) f(b) f(m) |εa|%

0 0,55 0,6 0,56724 0,0269 -0,051 -0,0002

1 0,55 0,56724 0,56714 0,0269 -2E-04 -5E-07 0,018

( −0 ,051)(0 ,55 − 0 ,6 )
Pada iterasi=0, nilai m = 0 ,6 − = 0 ,56724
0 ,0269 − (−0 ,051)

Iterasi=1, karena f(m)f(a)=( -0,0002)( 0,0269) < 0, maka b=m0


( −2.10 −4 )(0 ,55 − 0 ,56724)
m = 0 ,56724 − = 0 ,56714
0 ,0269 − (−2.10 − 4 )

Iterasi berhenti sampai i=1, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari

f ( x ) = e − x − x adalah m=0,567

Dibanding dengan metode bagi dua, metode ini relatif lebih cepat
mencapai konvergensi. Tetapi untuk beberapa kasus, metode ini lambat
dalam mencapai konvergen, misal mencari akar pada fungsi f(x)=x10-1. Lihat
Gambar 2.9.

Gambar 2.9 6

Pencarian akar fungsi f(x)=x10-1 dengan 4

metode posisi salah 2

0
0 0.5 1 1.5

-1

-2

________________________________________________________Halaman 2-15
Analisis Numerik______________________________________________________

2.3. Metode Terbuka

Jika pada metode tertutup, dibutuhkan dua titik awal untuk mencari
akar, maka pada metode terbuka hanya dibutuhkan satu atau dua titik awal
tanpa syarat harus mengurung akar. Karena tidak ada syarat harus
mengurung akar, maka pada waktu melakukan komputasi kadang-kadang
bisa terjadi kasus divergen.

2.3.1. Metode Iterasi Satu Titik

Metode iterasi satu titik atau one-point iteration disebut juga fixed point
iteration method. Pada metode ini persamaan f(x)=0 diubah menjadi
persamaan baru dengan satu variabel x berada disebelah kiri persamaan.
Persamaan baru tersebut adalah x=g(x). Perubahan persamaan tersebut
tentunya juga akan merubah bentuk kurva, hal itu bisa dilihat pada Gambar
2.10.

Gambar 2.10.
2.5

Perubahan posisi akar jika 2


1.5

persamaan f(x)=0 diubah 1


f(x)=e-x-x
0.5
menjadi x=g(x) 0
x

-1 -0.5 - 0.5 0 0.5 1 1.5

-1
-1.5

1.5
f1(x)=x

0.5 f2(x)=g(x)=e-x

0
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5
-0.5

-1

________________________________________________________Halaman 2-16
Analisis Numerik______________________________________________________

Dalam metode iterasi, mula-mula ditentukan satu titik awal (x0) yang
langsung dianggap sebagai taksiran awal dari akar. Jika taksiran tersebut
masih jauh dari harga sebenarnya, untuk selanjutnya dicari taksiran akar
yang baru. Taksiran akar baru dicari berdasarkan taksiran akar sebelumnya.
Dari titik x0 ditarik garis vertikal menuju kurva g(x). Setelah didapat titik
potong dengan kurva g(x) yaitu [x0,g(x0)], lalu ditarik garis horisontal
menuju kurva y=x. Titik potong garis horisontal dengan kurva y=x adalah
[x1,g(x0)]. Karena titik [x1,g(x0)] berada pada kurva y=x, maka x1=g(x0).
Demikian seterusnya hingga akar mendekati harga sebenarnya. Gambar
2.11. menunjukkan langkah mencari taksiran akar pada metode iterasi dan
rumus untuk taksiran akar adalah

xi=g(xi-1) (2.5)

Gambar 2.11.

Pencarian Akar
dengan Metode
Iterasi Satu Titik

Untuk beberapa kasus, metode iterasi ini dapat menjadi divergen. Pada
gambar 2.12.a. nilai taksiran akar bergerak menuju titik akar sesungguhnya
atau konvergen. Sedangkan pada Gambar 2.12.b. nilai taksiran akar semakin
lama semakin menjauh dari harga sebenarnya atau disebut divergen.
Konvergensi terjadi ketika harga mutlak dari slope fungsi g(x) kurang dari

________________________________________________________Halaman 2-17
Analisis Numerik______________________________________________________

nilai slope kurva y=x. Atau dengan kata lain konvergensi terjadi jika
|g’(x)|<1.

Gambar 2.12

Pergerakan nilai taksiran


akar pada metode iterasi

(a) Proses konvergen

(b) Proses divergen

(a)

X0

(b)

Algoritma metode iterasi satu titik adalah sebagai berikut:

________________________________________________________Halaman 2-18
Analisis Numerik______________________________________________________

Langkah 1 Ubah persamaan f(x)=0 menjadi x=g(x)

Langkah 2 i=0 dan tentukan sembarang satu titik awal sebagai taksiran
akar awal x0.

Langkah 3 i=i+1

Langkah 4 Hitung taksiran akar baru xi=g(xi-1)

Langkah 5 Hitung :

(x i − x i−1 )
|ε a |= 100%
xi

Jika | εa| < εs maka akar= xi dan stop, jika tidak maka kembali
ke langkah 3.

Contoh 5.2.

Cari akar dari persamaan f ( x ) = e − x − x dengan menggunakan metode

iterasi satu titik. Hitung sampai tiga angka signifikant.

Jawab:

Dari hasil metode grafik, taksiran akarnya adalah x0=0,55.

Nilai error εs=(0,5 x 102-3)%=0,05%.

Persamaan f ( x ) = e − x − x diubah menjadi x = e − x , sehingga g ( x ) = e − x .

Cek syarat konvergensi:|g’(0,55)|=|-e-0,55|=0,577 < 1 sehingga hasilnya


akan konvergen .

Berikut ini adalah hasil iterasi dari metoda iterasi satu titik:

i Xi |εa|%
0 0,55

________________________________________________________Halaman 2-19
Analisis Numerik______________________________________________________

1 0,57694981 4,671084017
2 0,56160877 2,731624086
3 0,570290859 1,522396611
4 0,565360975 0,871988735
5 0,56815502 0,491775208
6 0,566569785 0,279795251
7 0,567468644 0,158397953
8 0,566958799 0,089926281
9 0,567247933 0,050971501
10 0,567083946 0,028917659

Pada iterasi=1, nilai x1 = e −0, 55 = 0,57694981

iterasi=2, nilai x 2 = e −0,57694981 = 0,56160877

Iterasi berhenti sampai i=10, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari

f ( x ) = e − x − x adalah x=0,567

2.3.2. Metode Newton Rhapson

Metode newton raphson adalah metode pendekatan yang


menggunakan satu titik awal. Taksiran akar dihitung dengan
memperhatikan slope atau gradien pada titik tersebut. Taksiran akar
selanjutnya dapat dihitung dengan rumus.

f (x i−1 ) (2.6)
x i = x i −1 −
f ' ( x i −1 )

________________________________________________________Halaman 2-20
Analisis Numerik______________________________________________________

Gambar 2.13. Pencarian Akar


f(x)
dengan Metode Newton
Rhapson

f(x i )

X
x i+1 xi

x i - x i+1

Cara menaksir akar pada metode Newton Rhapson ini dapat dilihat pada
Gambar 2.13. Langkah awal dalam metode ini adalah menentukan titik awal
(x0). Selanjutnya ditarik garis singgung pada titik [x0,f(x0)] sampai memotong
sumbu x. Nilai titik potong antara garis singgung dan sumbu x itulah
taksiran akarnya.

Algoritma metode Newton Rhapson adalah sebagai berikut:

Langkah 1 Tentukan i=0 dan tentukan sembarang satu titik awal sebagai
taksiran akar awal x0.

Langkah 2 i=i+1

Langkah 3 f (x i−1 )
Hitung taksiran akar baru x i = x i −1 −
f ' ( x i −1 )

Langkah 4 Hitung :

( x i − x i −1 )
| ε a |= 100%
xi

Jika | εa| < εs maka akar= xi dan stop, jika tidak maka kembali ke
langkah 2.

________________________________________________________Halaman 2-21
Analisis Numerik______________________________________________________

Ada kelemahan pada metode Newton Rhapson, yaitu jika f’(x)=0


maka akan terjadi pembagian dengan nol. Selain itu untuk beberapa kasus
misalnya menyelesaikan x10-1=0, metode ini akan berjalan lambat. Pada
fungsi yang mempunyai titik pelana [f’’(x)=0], metode ini akan mengalami
divergen lihat Gambar 2.14.

Gambar 2.14.

Kasus Divergen pada


Newton Rhapson

________________________________________________________Halaman 2-22
Analisis Numerik______________________________________________________

Contoh 5.2.

Cari akar dari persamaan f ( x ) = e − x − x dengan menggunakan metode

Newton Rhapson. Hitung sampai tiga angka signifikant.

Jawab:

Turunan pertama dari f(x) adalah f ′( x ) = − e − x − 1 . Dari hasil metode grafik,

taksiran akarnya adalah x0=0,55. Nilai error εs=(0,5 x 102-3)%=0,05%. Berikut


ini adalah hasil iterasi dari metoda Newton Rhapson:

i Xi |εa|%
0 0,55
1 0,567089834 3,013602592
2 0,56714329 0,009425477

e −0 , 55 − 0 ,55
Pada iterasi=1, nilai x 1 = 0 ,55 − = 0 ,567089834
− e − 0 , 55 − 1

e −0 , 567089834 − 0 ,567089834
iterasi=2, nilai x 2 = 0 ,567089834 −
− e − 0 , 567089834 − 1

= 0 ,56714329

Iterasi berhenti sampai i=2, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari

f ( x ) = e − x − x adalah x=0,567

2.3.3. Metode Secant

Dalam metode Newton Rhapson, jika persamaan f’(x) sulit dicari


maka metode tersebut tidak dapat dijalankan. Oleh karena itu perlu ada
pendekatan untuk mencari nilai f’(x). Metode secant adalah modifikasi dari
metode Newton Rhapson. Metode ini menggabungkan konsep pada Newton

________________________________________________________Halaman 2-23
Analisis Numerik______________________________________________________

Rhapson dan regula falsi. Nilai f’(x) didekati dengan gradien yang
menghubungkan dua titik sebelumnya dan taksiran akarnya adalah
perpotongan antara garis tersebut dengan sumbu x. Sehingga sebelum
melakukan iterasi pada metode secant terlebih dahulu ditentukan dua titik
awal (xi-1 dan xi). Dua titik awal tersebut tidak harus mengurung akar.

Gradien (m) dari persamaan garis yang menghubungkan antara (xi-


1,yi-1) dan (xi,yi) adalah

f ( x i ) − f ( xi −1 ) (2.7)
m=
x i − xi −1

Substitusikan nilai m pada persamaan (2.7) kedalam f’(xi) pada


persamaan(2.6), sehingga didapat rumus taksiran akar sebagai berikut.

f ( x i )( xi − xi −1 ) (2.8)
xi +1 = x i −
f ( xi ) − f ( x i −1 )

Langkah pencarian akar pada metode secant dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15.
f(x)
Pencarian akar
dengan metode
Secant f(x i)-f(x i-1)

xi+1 x i-1 xi

x i - xi-1

Perbandingan antara metode secant dengan metode posisi salah dapat


dilihat pada gambar 2.16. Pada iterasi pertama hasil taksiran akar dari
metode secant dan metode posisi salah adalah sama, hal itu ditunjukkan oleh

________________________________________________________Halaman 2-24
Analisis Numerik______________________________________________________

Gambar 2.15.a dan 2.15.b. Sedangkan pada iterasi kedua, terlihat nilai
taksiran akar metode posisi salah lebih mendekati nilai sebenarnya
dibanding nilai taksiran akar yang didapat melalui metode secant. Pada
metode Secant ada kemungkinan terjadi divergen, sedangkan pada metode
posisi salah tidak. Hal itu disebabkan karena dalam metode posisi salah ada
dua titik yang selalu mengurung akar.

Gambar 2.16 Metode Secant Metode Posisi Salah

Perbanding
an metode
Secant dan
metode
Posisi Salah
(a)(b)iterasi (a) (b)
pertama
Metode Secant Metode Posisi Salah
(c)(d) iterasi
kedua

(d)

(c)

Algoritma metode Secant adalah sebagai berikut:

Langkah 1 i=1 dan tentukan sembarang dua titik awal x0 dan x1.

Langkah 2 i=i+1

________________________________________________________Halaman 2-25
Analisis Numerik______________________________________________________

Langkah 3 Hitung taksiran akar baru xi +1 = xi −


f ( x i )( x i − x i −1 )
f ( x i ) − f ( x i −1 )

Langkah 4 Hitung :

( x i +1 − x i )
| ε a |= 100%
xi +1

Jika | εa| < εs maka akar= xi+1 dan stop, jika tidak maka kembali
ke langkah 2.

Contoh 5.2.

Cari akar dari persamaan f ( x ) = e − x − x dengan menggunakan metode

Secant. Hitung sampai tiga angka signifikant.

Jawab:

Ditentukan dua titik awal x0=0 dan x1=0,55. Nilai error εs=(0,5 x 102-
3)%=0,05%. Berikut ini adalah hasil iterasi dari metoda Secant:

i Xi |εa|%
0 0
1 0,55 100
2 0,56523292 2,694981038
3 0,567137347 0,335796462
4 0,567143288 0,001047565

f (0 ,55)(0 ,55 − 0)
Pada iterasi=1, nilai x 1 = 0 ,55 − = 0 ,56523292
f (0 ,55) − f (0)

iterasi=2, nilai

________________________________________________________Halaman 2-26
Analisis Numerik______________________________________________________

f (0 ,56523292)(0 ,56523292 − 0 ,55)


x 1 = 0 ,56523292 − = 0 ,567137347
f (0 ,56523292) − f (0 ,55)

Iterasi berhenti sampai i=4, karena nilai |εa| < εs. Jadi akar dari

f ( x ) = e − x − x adalah x=0,567

2.4. Soal

1. Gunakan metode bagi dua untuk menyelesaikan persamaan nonlinier


berikut ini:

a. e −2 x − sin( x ) = 0 g. x 4 + 2 x 2 − x − 3 = 0

b. e x − x 2 + 3x − 2 = 0 h. 2 x cos( 2 x ) − ( x + 1) 2 = 0

c. x − 2 −x = 0 i. x cos( x ) − 2 x 2 + 3x − 1 = 0

d. x 3 − 7 x 2 + 14x − 6 = 0 j. x − cos( x ) = 0

e. x 3 − x − 1 = 0 k. x = tan(x )
(1 + i )10 − 1
f. = 12
i

2. Gunakan metode posisi salah untuk menyelesaikan persamaan nonlinier


berikut ini:

a. 2 x 3 − 2 ,5x − 5 = 0

b. 5 sin 2 x − 8 cos 5 x = 0

c. ( x − 2 ) 2 − ln( x ) = 0

3. Cari nilai x pada persamaan berikut ini dengan menggunakan metode


iterasi satu titik.

________________________________________________________Halaman 2-27
Analisis Numerik______________________________________________________

2 − ex + x 2 d. x = 5 − x
a. x =
3 e. x = 6 − x
5
b. x = +2 f. x = 0 ,5[sin( x ) + cos(x )]
x2
1 /2
 ex 
c. x =  
 3 

4. Hitung akar dari persamaan f ( x ) = x 4 + 2 x 2 − x − 3 dengan menggunakan

metode iterasi satu titik.

a. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) = ( 3 + x − 2 x 2 ) 1 / 4

1 /2
 3 + x − x4 
b. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) =  
 2 
1 /2
 3+x 
c. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) =  2 
x +2

3x 4 + 2 x 2 + 3
d. Hitung akar dari f(x), jika g( x ) =
4x 3 + 4x − 1

5. Selesaikan persamaan berikut ini dengan menggunakan metode Newton


Rhapson

a. e x + 2 − x + 2 cos( x ) − 6 = 0

b. ln( x − 1) + cos(x − 1) = 0

c. 2 x cos( 2 x ) − (x − 2 ) 2 = 0

d. ( x − 2 ) 2 − ln( x ) = 0

e. e x − 3x 2 = 0

f. sin( x ) − e x = 0

6. Gunakan metode secant untuk menyelesaikan persamaan nonlinier


berikut ini:

________________________________________________________Halaman 2-28
Analisis Numerik______________________________________________________

a. x − x cos(x ) = 0

b. x − 0 ,8 − 0 ,2 sin(x ) = 0

c. − x 3 − cos( x ) = 0

7. Anda tertarik untuk membeli mobil dan dibingungkan dengan dua


pilihan jenis mobil. Jika diketahui penghasilan tahunan bersih dari
pemilihan mobil adalah gabungan dari angsuran pembelian, ongkos
pemeliharaan dan keuntungan:

Model Mewah Model Ekonomis


Ongkos pembelian ($) 15,000 5,000
Kenaikan pemeliharaan, $/th 400 200
Keuntungan tahunan & 7,500 3,000
kesenangan, $
Rumus untuk jumlah pembayaran pertahun:

i(1 + i ) n
A=P
(1 + i ) n − 1

Dimana: P=biaya pembelian

i =kurs bunga

n=jumlah tahun

Rumus untuk Biaya pemeliharaan pertahun:

1 n 
B = G − n  , Dimana G=Kenaikan pemeliharaan
 i (1 + i) − 1

Hitunglah titik impas(n) untuk setiap mobil. Mana yang akan anda
beli?. Diketahui kurs bunga (i) 12,5%.

8. Sebuah kompleks hiburan baru ditaksir menelan biaya $10 juta dan akan
menghasilkan pendapatan bersih sebesar $2 juta per tahun. Kalau hutang
dibayar lunas dalam 10 tahun, pada kurs bunga berapa dana tersebut
harus dipinjam (bunga dibawah 25%)? Ongkos sekarang (P),

________________________________________________________Halaman 2-29
Analisis Numerik______________________________________________________

pembayaran tahunan (A) dan kurs bunga (i), satu sama lain dihubungkan
sebagai berikut:

P (1 + i) n − 1
=
A i (1 + i ) n

9. Gunakan metode tertutup untuk menghitung pendekatan dari 3 dan


3
25 hingga 5 angka signifikan

10. Dapatkan rumus Newton Rhapson untuk n½

11. Hitung 3 dengan Newton Rhapson hingga 5 angka signifikan

________________________________________________________Halaman 2-30

Anda mungkin juga menyukai