Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

DIAGNOSTIK KLINIK
PEMERIKASAAN FUNGSI HATI
DOSEN : Dra. Refdanita Msi., Apt

DISUSUN OLEH :
YASMIN AL AMARI 13330126

FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat
nikmat-Nya, baik berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga laporan ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini kami buat berdasarkan hasil pengembangan tugas resume yang telah
ditugaskan pada praktikum Geologi Struktur. Dalam kesempatan ini juga kami ucapkan terima
kasih kepada kedua orang tua yang telah memberi dukungan penuh, serta ucapan terima kasih
juga kami haturkan kepada asisten Lab. Geologi yang telah bersedia membimbing kami.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan ini yang masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan laporan seperti ini di lain kesempatan.
Akhir kata, semoga laporan ini bisa menjadi referensi dan bermanfaat bagi kita semua.

Desember 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Setiap hari, dalam tubuh kita terjadi proses metabolisme. Saat buang air kecil
kita pasti mengeluarkan air seni (urin). Saat kita bernafas, kita akan
menghembuskan karbon dioksida, sebsgai sisa pernapasan. Jiak pada siang hari kita
berada dibawah terik matahari atau disaat malam hari udara sangat panas, kita
sering berkeringat. Jika kita berada didalam kendaraan umum yang penuh sesak,
baju kita pun akan basah dengan keringat.
Hal tersebut merupakan proses metabolisme. Sedangkan, air seni,karbon
dioksida dan keringat merupakan zat – zat sisa metabolisme yang sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan dari tubuh karena
dapat bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran zat siasa metabolisme yang
tidak berguna bagi tubuh dari sel-sel tubuh disebut ekskresi. Selain menghasilkan
zat-zat yang yang tidak berguna, proses metabolisme juga mengeluarkan zat-zat
yang masih berguna bagi tubuh.Zat sisa metabolisme dihasilkan dari hasil
pembongkaran zat makanan. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat
ekskresi.
Alat ekskresi pada manusia adalah ginjal,kulit,paru-paru, dan hati-hati. Ginjal
merupakan alat ekskresi karena mengeluarkan urin. Kulit mengeluarkan keringat,
paru-paru mengeluarkan karbon dioksida sedangkan, hati mengeluarkan empedu.
Sehubungan dengan banyaknya jenis penyakit hati dan jenis pemeriksaan
laboratorium untuk diagnosa penyakit hati, maka tulisan ini dibuat. Karena cara
yang praktis dan mudah sangat membantu dalam memilah dan memilih
pemeriksaan laboratorium, sehingga dapat ditegakkan diagnosis pasti dari penyakit
hati tersebut, sehingga pengobatan yang tepat pun dapat diberikan. Kemampuan
keuangan pasien dalam berobat juga harus kita perhatikan, walaupun dengan
meniadakan perkecualian pemeriksaan untuk menunjang diagnosa. Tujuan
penulisan ini adalah untuk memberi deskripsi pada pembaca sedikit tentang
beragam pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan penyakit hati.
Diharapkan dengan sedikit tulisan ini, mudah bagi para sejawat dalam menentukan
pemeriksaan yang akan di pilih untuk membantu diagnosa pasien dan untuk diluar
profesi dokter, semoga bisa mendapat sedikit gambaran tentang penyakit liver dan
macam-macam pemeriksaannya.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cirri-ciri hati?
2. Bagaimana struktur dalam hati?
3. Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi, alat sekresi dan kelenjar pencernaan?
4. Apa saja fungsi hati?
5. Apasaja penyakit yang menyerang hati?
6. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi karusakan hati?
7. Apa saja klasifikasi dari penyakit hati ?
8. Bagaimana cara pemeriksaan dari penyakit hati ?
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cirri-ciri hati
2. Untuk mengetahui struktur dalam hati
3. Untuk mengetahui hati disebut sebagai alat ekskresi, alat sekresi dan kelenjar
pencernaan
4. Untuk mengetahui fungsi hati
5. Untuk mengetahui penyakit yang menyerang hati
6. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi karusakan hati
7. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit hati
8. Untuk mengetahui cara pemeriksaan penyakit hati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN HATI
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna
merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam
membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5%
dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, disebelah
kanan, dibawah diagfragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium
kanan dan sebagian epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan
berada dibawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan
fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati.
Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:
Hati atau hepar merupakan kelenjar yang terbesar dan salah satu kelenjar
terpenting dalam tubuh manusia. Hati ada yang berwarna merah tua dan ada
juga yang berwarna merah kecoklatan. Pada orang dewasa beratnya sekitar 2
kg. Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan tepat dibawah diafragma
atau sekat rongga dada.
Hati merupakan pabrik bahan kimia yang melakukan lebih dari 500 ragam
proses. Hati memperoleh darah dari usus melalaui vena porta. Pada waktu
keluar dari hati, darah telah dibersihkan dari racun dan kotoran. Hati pun
menyimpan beberapa vitamin dan mineral untuk digunakan oleh kita bila
diperlukan. Seseorang tidak dapat hidup lebih dari 24 jam jika hatinya berhenti
bekarja.
B. STRUKTUR HATI
Pada hati terdapat bagian-bagian, diantaranya.
1. Vena hepatica
2. Lobus kiri
3. Jaringan ikat
4. Saluran hepatica
5. Kantung empedu
6. saluran sairan empedu
C. HATI SEBAGAI ALAT EKSKRESI, ALAT SEKRESI DAN KELENJAR
PENCERNAAN
Hati termasuk kedalam alat ekskresi dan sekresi. Hati disebut alat sekresi karena
hari mengeluarkan empedu. Empedu mengandung air, asam, empedu, garam empedu,
kolesterol, zat warna empedu dan zat lainnya. Kemudian zat-zat tersebut dipisahkan
antara zat-zat yang berguna dengan zat-zat yang tidak berguna. Sedangkan hati disebut
sebagai alat ekskresi karena empedu yang yang dikeluarkan mengandung zat-zat sisa
yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan didalam limpa.
Empedu yang dikeluarkan oleh hati ditampung didalam kantung empedu yang
kemudian disalurkan ke usus dua belas jari melalui saluran empedu. Karena hati ikut
berperan dalam proses pencernaan di usus dua belas jari maka hati disebut kelenjar
pencernaan.
D. FUNGSI HATI
a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam
darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah
glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati
(Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di
hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah
(glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap
normal. Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa
dan serta glukosa menjadi lemak
b. Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak
dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton
(Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan
kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga
menghancurkan kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.
c. Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah
gugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah
menjadi karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi
beracun menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat
deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh protein
plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin (bersama-
sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan transaminasi transfer
kelompok amino dari asam amino ke substansi (alfa-keto acid) dan senyawa lain.
d. Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti
penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat
kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
e. Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah,
diserap oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin
di cairan empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel
hati tersebut, mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara
enzimatik) kepada salah satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil
konjugasi (yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada
dalam bentuk diglukuronida (80%), dan sebagian kecil dalam bentuk
monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu
ikatan ester, sehingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi
tersebut dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil
transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja), yang berlokasi di
retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang
paling mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat
kelarutannya dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut
dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah, bilirubin
tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya terdapat pada
bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat
larut di dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak
terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa
kerusakan jaringan otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak
mengandung lemak.
f. Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan
menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
g. Sebagai tempat penyimpanan
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A,
B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang
disebut apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat
disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
h. Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan sel darah putih
yang rusak serta bakteri.
i. Mengaktifkan vitamin D
Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.
j. Menghasilkan kolesterol tubuh
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari
makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat
empedu. Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan
untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon estrogen, testosteron dan
hormonadrenal).
D. PENYAKIT YANG MENYERANG HATI
 Penyakit yang menyerang hati pada anak-anak
a. Kanker hati, yaitu penyakit yang dapat berasal dari kanker pada bagian
tubuh lainnya yang telah menyebar kehati
b. Alagille’s syndrome, yaitu suatu kondisi dimana saluran empedu
menyempit dan memburuk, terutama pada tahun pertama kehidupan
c. Hepatitis aktif kronis, yaitu suatu peradangan hati yang menyebabkan
luka yang meninggalkan parut dan gangguan fungsi hati
d. Galactosemia, yaitu suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat
mentoleransi gula-gula tertentu didalan susu
e. Tyrosinemia, yaitu suatu kelainan yang menyebabkan persoalan serius
pada metabolisme tubuh
 Penyakit yang menyerang hati pada orang dewasa
a. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis. Virus hepatitis ada 7 jenis, yaitu A,B,C,D,E,F,G
 Hepatitis A disebabkan oleh infeksi hepatitis A Virus (HAV). Dapat
menular melalui makanan, air, dan peralatan yang terkontaminasi
HAV. Pencegahan hepatitis a yaitu dengan pemberian vaksin ISG
(Immune Serum Globin)
 Hepatitis B disebabkan oleh infeksi Hepatitis B Virus (HBV).
Hepatitis B dapat menular melalui darah, misalnya melalui transfuse
darah, penggunaan jarum suntikyang terkontaminasi virus hepatitis
B atau saling berganti sikat gigi dengan penderita hepatitis B.
Pencegahan hepatitis B dapat di cegah dengan pemberian vaksin
HBIG (Hepatitis B Immune Globin)
 Hepatitis C disebabkan oleh virus yang belumdiketahui secara
pasti,namun bukan virus hepatitis A maupun hepatitis B.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memeriksakan darah yang di
donorkan pada seseorang yang mendapat transfuse darah
Gejala-gejala umum hepatitis A,B dan C sama, yaitu:
1. Seperti gejala terserang flu. Misalnya, demam, mual, muntah, rasa
sakit dibagian perut, dan urin berwarna gelap
2. Kulit tampak pucat kekuningan, bagian putih mata berwarna
kekuningan, dan kuku-kuku jari tangan \nya juga berwarna kuning.
b. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit karena adanya peningkatan
glukosa didalam darah, adanya glukosa dalam urin, dan meningkatnya produksi
urin. Penyakit ini mentebabkan sipenderita sering merasa haus, sering merasa
ingin buang air kecil, dan makan yang berlebihan.
Diabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I umumnya menyerang orang berusia 20 tahun. Penyakit ini akan
diderita sepanjang hidupnya dan diatasi dengan menyuntikan insulin secara
teratur.
2. Diabetes Tipe II
Diabetes tipe II didetita oleh orang yang berusia 40 tahun, khususnya yang
memiliki kelebihan berat badan. Penyakit ini disebabkan kurangnya insulin
yang diekskresikan atau sel tubuh tidak dapat bereaksi pada kadar insulin yang
normal.
c. Batu empedu, yaitu penyakit yang menyumbat saluran empedu.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERUSAKAN HATI
Penyebab kita terkena kelainan pada hati adalah:
a. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang
b. Tidak buang air di pagi hari
c. Pola makan yang terlalu berlebihan
d. Tidak makan pagi
e. Terlalu banyak mengkonsumsi obat
f. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, dan
pemanis buatan
g. Mengkonsumsi minyak goring yang tidak sehat
h. Mengkonsumsi masakan mentah juga menambah beban hati
i. Infeksi-infeksi virus dan bakteri
j. Kekurangan gizi
k. Keracunan oleh racun
l. Kelainan- kelainan metabolisme atau kerusakan dalam proses dalam tubuh
BAB III
PEMBAHASAN
A. KLASIFIKASI PENYAKIT HEPAR
Penyakit Hepar yang sering dijumpai di masyarakat , dibedakan yaitu :
1. Penyakit Hati akut
2. Penyakit Hati kronik
Penyakit hati akut adalah :
Kemungkinan penyebabnya adalah virus, obat2an, alkohol dan keadaan ischaemia.
Penyakit hati kronis adalah :
1. Hepatitis Kronis
2. Sirosis Hati
3. Hepatoma
Kepentingan klasifikasi tersebut antara lain adalah untuk menentukan prognosa dan
penatalaksanaan masing2 penyakit tersebut.
B. SYMPTOMS AND SIGNS OF LIVER DISEASES (2,3,5)
Symptoms, riwayat klinis :
1. Right upper quadrant discomfort :
Riwayat nyeri perut kanan atas yang nyata, atau nyeri setelah makan
 Mengarahkan diagnosa ke cholelithiasis, cholecystitis.
Sedangkan nyeri perut kanan atas yang tidak nyata, rasa tidak nyaman
 Mengarahkan ke kecurigaan penyakit hepatocelular atau infiltrative diseases.
Disebabkan karenan peregangan kapsula Glisson.
2. Pruritus
3. Anorexia
4. Weight loss
5. Jaundice
6. Occupation / environtmental factors hepatitis drug induced karena
Carbontetrachloride, beryllium, vinylchloride, alcohol intake.
7. Abdominal distention / ascites
8. Hematemesis (muntah darah)
9. Hematoschezia
10. Oedema
Signs, pemeriksaan fisik :
1. Jaundice , pada sclera dan kulit.
2. Anemia , pallor.
3. Spleenomegali
4. Hepatomegali
5. Ascites
6. Edema
7. Testicular atrophy,
8. Gynecomastia,
9. Loss of pubic and axillary hair.
 ACUTE VIRAL HEPATITIS. (2,3)
Adalah penyakit sistemik yang menyerang hati. Jenis penyakit hepatitis virus ini
adalah :
1. Hepatitis Virus A (HAV)
2. Hepatitis Virus B (HBV)
3. Hepatitis Virus C (HCV)
4. Hepatitis Virus D (HDV)
5. Hepatitis Virus E (HEV)
1. HEPATITIS A VIRUS (2,3)
Hepatitis A virus tergolong dalam RNA virus (heparna). Penularan
melalui fecal-oral. Hepatitis A ini memiliki masa inkubasi sekitar 4 minggu.
Perkembangbiakan virus terbatas di hati, virus ditemukan di hati, empedu,
feses, dan darah di akhir masa inkubasi dan saat fase preicteric. Virus
disebarkan melalui feses, dan darah infektifitas virus segera hilang saat
jaundice muncul. Antibodi terhadap HAV (anti-HAV) dapat terdeteksi selama
masa akut, saat SGPT tinggi dan penularan HAV melalui feses masih terjadi.
Respons antibody yang muncul adalah IgM HAV, dan menetap selama
beberapa bulan. Selama masa penyembuhan IgG HAV yang nyata. Jadi untuk
diagnosa Hepatitis A adalah saat fase akut, titer IgM HAV yang tinggi.
2. HEPATITIS B VIRUS. (2,3)
Hepatitis B virus adalah DNA virus (hepadna virus). Antigen yang
diperiksa :
1. HBsAg
2. HBcAg
3. HBeAg
HBsAg terdeteksi pada lebih dari 95% pasien dengan Hepatitis B akut,
ditemukan di Serum, cairan tubuh, sitoplasma hepatosit. Sebagai petanda blood
borne virus dan menandakan status karier. AntiHBs muncul sebagai respon dari
infeksi, antibodi protektif. HbcAg nukleocapsid yang mengandung DNA,
sebagai petanda diagnosa akut, bersama dengan HBsAg dan IgM anti HBc.
HbeAg polymerase, ada di nucleus hepatosit. Sebagai petanda dari replikasi
virus.Sebagai panduan diagnosis kronis hepatitis : IgG antiHBc , HBsAg. Pada
saat ini pemeriksaan HBV DNA telah menjadi pemeriksaan baku pada saat
seorang pasien diketahui mengidap HBsAg positif. Pemeriksaan HBeAg dan
Anti HBe pada saat ini dilakukan untuk menentukan strategi pengobatan.
Pemahaman terakhir menyatakan bahwa keberadaan HBeAg tidak hanya
menunjukkan ada atau tiadanya replikasi virus , oleh karena penderita dengan
HbeAg negative ternyata sering dijumpai kondisi reaktivasi ( flare up) virus.(2)
Pemeriksaan antiHBe dapat dipakai sebagai salah satu indikator keberhasilan
pengobatan pada penderita Hepatitis B kronis dengan HBeAg +. Pemeriksaan
kuantitatif HBV DNA dengan batas atas yang dapat mendeteksi muatan virus
tinggi sangat berguna untuk pemilihan obat lini pertama.
 TOXIC AND DRUG
INDUCED HEPATITIS (2,3)
Kerusakan hati dapat dikarenakan masuk nya bahan lewat inhalasi, ingesi atau
parenteral dari sejumlah obat2an atau bahan kimia. Misalkan : carbon
tetrachloride, acetaminophen, Halothane, soniazide, chlorpromazine, Oral
contraceptive, analgetik, allopurinol dll.
Pengobatan dari hepatitis karena obat ini adalah : Sebagian besar adalah
suportif, seperti pada hepatitis virus akut. Obat atau bahan penyebab harus
segera dihentikan.
 FATTY LIVER = NASH (NON ALCOHOLIC STEATO HEPATITIS ) (2,3)
Non-alcoholic steatosis adalah infiltasi lemak pada hati yang berhubungan
dengan obesitas. Kecurigaan diagnosis dikarenakan peningkatan
aminotransferase, terutama AST:ALT ratio < 1 Seringkali ada hubungan antara
non alcoholic fatty liver dan diabetes, biasanya pasien tersebut BMI nya tinggi
dan ada truncal obesity. NASH bisa berkembang ke cirrhosis tetapi arang
sampai mengakibatkan gagal hati. Sebagian besar penderita NASH akan
menjadi diabetes atau gangguan toleransi glukosa setelah jangka panjang.
Biasanya pada penderita Fatty Liver rasio AST : ALT > 1 dan MCV > dari
normal.
Pada penderita NASH (1,2,3) AST : ALT > 1 maka besar kemungkinan terjadi
penyakit yg progresif dan terjadi fibrosis. Gamma Glutamil Transferase
biasanya abnormal ( > 35 U/L ). Alkali fosfatase mungkin naik melebihi 2x
normal ( > 125 U/L ). Serum feritin meningkat pada fase akut Pada sekitar 1/3
kasus ditemukan autoantibody non organ specific, berhubungan dengan
resistensi insulin berat dan penyakit hati yg lebih lanjut.
C. LIVER FUNCTION TEST (2,3,4)
Beberapa pemeriksaan faal hati dan petanda virus yang sering dipergunakan untuk
mendiagnosa penyakit adalah :
1. SGOT / AST
2. SGPT / ALT
3. Urobilinogen
4. Bilirubin Urine
5. Bilirubin direk/indirek
6. Alkali fosfatase
7. Gamma GT
8. HBsAg & AntiHCV / IgM anti HAV
9. Serum Albumin
10. Prothrombine time
1. Alanine aminotransferase ( ALT ) , Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
- Enzym yg berfungsi sbg katalis berbagai fungsi tubuh. - Enzym ini ditemukan
paling dominan di sel hepar, selain konsentrasi kecil ditemukan di jantung, ginjal dan
otot.
- Variasi level serum ini digunakan untuk mendiagnosa penyakit hati dan monitoring
terapi penyakit hati.
- Harga normal : adult : 5 – 35 U/L elderly : maybe higher than adult Infant/newborn
: maybe twice as high as adult
2. Aspartate Aminotransferase ( AST ) , Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase.
adalah enzym yg ditemukan di jaringan atau sel yg mempunyai aktivitas metabolik
tinggi. Misal : di jantung, hepar dan otot bergaris.
-Enzym ini dikeluarkan ke aliran darah karena adanya jejas atau kematian sel
- Harga normal : 12 – 35 U/ml
-AST yang meningkat : acute myocard infarct, pancreatitis akut dan brain
necrosis.metastatic liver cancer, Reye’s syndrome, alkoholic hepatitis. AST yng
kurang dari normal , mungkin : kehamilan, beri-beri, diabetic ketoacidosis.
3. Alkaline fosfatase. Adalah enzym yang ditemukan di hepar, tulang dan epithel dari
seluruh saluran empedu. Jumlah/level enzym ini digunakan untuk identififikasi
kelainan hepar, atau kelainan tulang,dll. Harga normal terpengaruh oleh usia dan
gender.
Harga normal : Dewasa : 17 – 142 U/L Anak 0 – 12 th : 145 – 530 U/L Peningkatan
alkaline fosfatase yang berhubungan dengan penyakit hati , termasuk :
1. Obstruksi duktus bilier.
2. Obstruktif Jaundice
3. Hepatitis - Cirrhosis
4. Liver Cancer
5. Mononukleosis infectiosa
Tetapi untuk keperluan konfirmasi dari suatu diagnosa penyakit, pemeriksaan
ini harus di korelasikan dengan pemeriksaan faal hati lain. Obat2an yang
menyebabkan kenaikan alkaline fosfatase antara lain : Allopurinol, antibiotik,
tetracycline, oral contraceptive, methyldopa.
4. Gamma Glutamyl transferase
Gamma-glytamyl transpeptidase adl enzyme yang terdapat di hepatocytes dan
biliary epithelial cells. GGT mungkin tinggi pd liver disease. Biasanya lebih
menyerupai biliary obstruction daripada hepatocellular damage. GGT (in men) = 11
- 50 i.u./l GGT (in women) = 7 - 32 i.u./l Note reference ranges mungkin berbeda
di tiap lab. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada pasien dengan abnormal alkali
fosfatase, sebagai konfirmasi bahwa berasal dari kelainan hepar. GGT serum adl
indikator sensitif dari hepatobiliary diseases. Peningkatan hasil GGT mungkin
menandakan :
1. Pancreatic disease
2. Myocardial infarction
3. Chronic obstructive pulmonary disease
4. Renal failure
5. Diabetes
6. Obesity
7. Alcoholism, phenythoin & barbiturat.
5. Hyperbilirubinemia.
Peningkatan bilirubin dpt disebabkan karena :
1. Peningkatan produksi.
2. Berkurangnya excresi bilirubin karena
obstruksi sal empd
3. Berkurangnya metabolisme
Peningkatan produksi sebagai akibat obstructive liver disease diikuti oleh
peningkatan Liver enzym lainnya (alkaline phosphatase dan GGT ) . Pada mechanical
obstructive liver disease 50% darinya adl conjugated bilirubin . Normal serum bilirubin
adl 3 to 17 micromol/l. Jaundice dapat terdeteksi jika hasil diatas 40 micromol/l.
Dibutuhkan cahaya matahari utk mendeteksi jaundice minimal. Hyperbilirubinemia
bisa menandakan penyakit hepatobilier atau hemolysis Dapat dipakai sebagai petunjuk
hepatobiliary diseases atau hemolysis.
1. Peningkatan ringan indirect hyperbilirubin ditemukan pada 10 % pdrt
Gilbert’syndrome.
2. Pada sekitar usia 30 th, 75 % penyebab hyperbilirubinemia adl Hepatitis
3. Pada pdrt diatas 60 th, 50% penyebabnya adalah extrahepatic obstruction (
gallstone, pancreatic ca )
6. Serum Albumin
Hasil serum albumin yang rendah ,mencerminkan :
1. sintesis yg berkurang (poor nutrition atau hepatic dysfunction )
2. kehilangan protein / increased loss ( from kidney/ intestine )
Kadar serum albumin berhubungan dengan prognosa buruk pada penyakit liver
akut. Pada decompensated liver disease kadar albumin ini rendah.
7. Prothrombine Time
Pemeriksaan ini harus dikerjakan pada pasien dengan acute or chronic liver
disease or coagulopathy. Menunjukkan fungsi sintesa vit K- dependent clotting factors.
(II, VII, IX dan X )
8. Alpha feto protein ( AFP )(2,3)
Pemeriksaan yang dipakai untuk kecurigaan terhadap adanya keganasan pada
hati, misal : Hepatoma Serangkaian pemeriksaan yang dipakai untuk Hepatoma adl :
Alkali fosfatase dan Alpha feto protein.
D. CONTOH INTEPRETASI POLA
ABNORMAL LFT (3)
1. Viral Hepatitis
Sering menyebabkan peningkatan significant dari transaminase , melebihi 1000
IU.n ALT lebih tinggi daripada AST ; AST - ALT rasio < 1.
2. Medication ( obat2an )
Menyebabkan kolestasis. Menyebabkan transaminase dan ALP diatas 10x normal.
3. Intrahepatic atau extrahepatic obstruction Peningkatan ALP lebih atau sama dengan
5 kali lebih tinggi dari harga normal. Terutama pada Primary biliary cirrhosis
4. Infiltratif diseases
Contohnya : neoplasma, granuloma, amyloidosis sebabkan peningkatan sedang
sampai bermakna dari ALP.
5. Alkoholic Liver disease Peningkatan ringan dari transaminase. Perbandingan AST
& ALT dpt berguna untuk diagnostik. Perbandingan > 2 : 1 sangat mungkin
merupakan alkoholic liver disease. Ditambah dgn MCV > dan peningkatan GGT.
6. Hemolysis
Jika ada kecurigaan ini, biasanya diikuti dgn bilirubin <5 mg/dl. Terjadi
peningkatan hitung reticulosit dan Hapusan darah tepi yang abnormal.
F. CONTOH KASUS :
I. Penderita Tn S, 38 th,tanpa keluhan dan melakukan General Medical Check Up. Pada
pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan. Hasil pemeriksaan : SGPT 28 IU, SGOT 22 IU,
Fosfatase alkali 180 IU HBsAg + , Anti HCV - , Urobilinogen + , bilirubin –, bilirubin total 1
mg/dl , bil direk 0,4 mg/dl.
Pembahasan : kasus diatas diagnosanya adalah : Pengidap Sehat Virus Hepatitis B Jika hal
ini terjadi, maka untuk selanjutnya diperlukan pemeriksaan lanjutan yaitu : HBeAg , Anti HBe
dan HBV DNA.(1,2)
II. Pasien Tn H 42 tahun, keluhan rasa tidakbenak di perut bagian atas. Pada
pemeriksaan fisik penderita tampak sehat, TB 160 cm, BB 90 kg. Tidak terdapat penyakit hati
akut ataupun kronik. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut : Bilirubin
total 0,8 mg/dl dan direk 0,3 mg/dl, SGOT 80 IU, SGPT : 120 IU, Elektroforesis protein dalam
batas normal, HBsAg negative, anti HCV negativ; kolesterol total 360 mg/dl Trigliserida 600
mg/dl; LDL 210 mg/dl ; HDL 45 mg/dl.
Pembahasan : diagnosis penderita tersebut adalah : Fatty Liver akibat hiperlipidemia dan
Obesitas.(1,2) Ciri Khas dari Fatty liver adalah : Terdapat penyakit dasar sebagai penyebab
(obesitas, hiperlipidemia, diabetes), SGOT dan SGPT meningkat. Faal hati lain dalam batas
normal , kecuali mungkin Gamma GT dan alkali fosfatase sedikit meningkat.(1,4,5)
III. Pasien Tn An, 44 th , datang dengan keluhan gatal, mata kuning, nyeri perut kanan
atas demam . Tinja berwarna putih seperti dempul. Fisik penderita tampak icterus kehijauan
tidak terdapat tanda penyakit hati akut maupun kronik, kandung empedu teraba, pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut : Urobilinogen - , bilirubin positif kuat, Bilirubin total 20 mg/dl,
Bilirubin direk 18 mg/dl, alkali fosfatase 960 IU, SGOT 35 IU, SGPT 32 IU, serum protein
elektroforesis dalam batas normal, kolesterol 460 mg/dl, Gamma GT 448 mg/dl diagnosis dari
pasien tersebut adalah : Kolestasis yang kemungkinan penyebabnya adalah Carcinoma Caput
Pancreas. Contoh diatas menunjukkan bahwa kelainan faal hati, bukan berarti penderita
mengidap penyakit hati akan tetapi dapat juga sebagai parameter kelainan diluar hati, misalkan
icterus obstruktif seperti kasus Tn An di atas, atau beberapa jenis penyakit darah (anemia
hemolytic).
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sehubungan dengan perkembangan jaman yang berdampak pada berkembangnya
ilmu kedokteran khususnya dalam bidang laboratorium, maka penulis merasa perlu
membahas jenis pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit
hati. Tulisan ini juga dibuat melihat kemampuan masyarakat terhadap pemeriksaan
laboratorium sering kali terbatas,sehingga seorang dokter harus dengan segenap
pertimbangan memilihkan pemeriksaan yang tepat untuk membantu diagnosa
kerjanya. Di sini penyakit hati dibedakan menjadi penyakit hati akut dan penyakit hati
kronis. Penyakit hati akut sebagian besar disebabkan oleh virus, diistilahkan Hepatitis
Virus akut. Penyakit Hepatitis Virus Akut dapat dideteksi dari keluhan pasien dan
ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium petanda Virus, seperti IgM Anti HAV,
HBsAg, IgM Anti HBc. Obat-obatan juga bisa menyebabkan kemungkina
peningkatan tes fungsi hati. Perpaduan yang baik antara ketrampilan dokter
mengumpulan data dari anamnesa dan pemeriksaan fisik dan dengan pemeriksaan
laboratorium penunjang yang tepat akan menjurus ke diagnosa yang tepat, dan sebisa
mungkin menghemat biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiwarsono : PIT Pro Prodia Panel Penyakit Hati , Surabaya.p 14.2009 2. Braunwald,
Isselbacher : Harrison’s Principles of Internal Medicine vol 2, 13 edition. Mc Graw Hill New
York- San Francisco-Tokyo-Toronto.p.1458- 1488, 1994. 3. Mengel.MB : Family Medicine
Ambulatory Care & Prevention, 4 th edition. Mc Graw Hill Boston- London-Singapore-
Toronto. p. 268-272, 1996 4. Wallach J : Hepatobiliary Disease and Disease for Pancreas. In
Intepretation of Diagnosis Tests A Synopsis of Laboratory Medicine. 5 edition. p. 170-
217,1992. 5. White HM : Evaluation of Liver Function Test. In Manual of Medical
Therapeutics, 27 edition. Little
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol1.no2.Juli2008/MACAM%20%20PEN
YAKIT%20HEPAR%20DAN%20PEMERIKSAANNYA.pdf

Anda mungkin juga menyukai