Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Struktur dan Bahan Kelompok III

KESIMPULAN PERCOBAAN :

1. AGREGAT HALUS
A. Kadar Air Agregat Halus
Kadar air pada agregat halus dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung dalam

agregat. Semakin besar selisih antara berat agregat semula dengan berat agregat

setelah kering maka semakin besar pula kadar air yang terkandung dalam agregat.

Dari pengujian ini didapatkan kadar air rata-rata yaitu sebesar 3,737% dan memenuhi

syarat yang ditentukan berdasarkan ASTM spesifik kadar air agregat halus yaitu

berada pada interval 3,00% - 5,00%. Nilai kadar air ini nantinya akan digunakan

untuk mengoreksi takaran air dalam penentuan proporsi takaran air yang akan

digunakan dalam proes pencampuran beton.

B. Berat Volume Agregat Halus

C. Kadar Lumpur Agregat Halus

 Dari data diperoleh nilai rata-rata kadar lumpur agregat halus yaitu 3%. Maka

berdasarkan interval ASTM untuk karakteristik agregat halus yaitu 0.2% - 6.00%,

maka agregat tersebut dapat digunakan untuk mix design.

 Dari data yang diperoleh, nilai kadar lumpur dalam agregat tergolong rendah yaitu

3 %, nilai kadar lumpur yang rendah menandakan kandungan lempung atau

kotoran pada agregat sedikit, dengan demikian agregat halus ini dapat digunakan

sebagai material pembentuk beton.

D. Berat Jenis Agregat Halus

Kesimpulan Percobaan
Laporan Praktikum Struktur dan Bahan Kelompok III

E. Analisis Saringan Agregat Halus

 Agregat halus menembus ayakan berukuran lubang 4,75 mm dengan demikian

agregat halus memenuhi syarat SNI-2002 Pasal 3.3 dan Pasal 5.3 ayat 1.1 yang

mengacu pada ASTM C.33.

 Modulus kehalusan butir yang diperoleh sebesar 2.563 (Spesifikasi 2,20 -3,10)

dengan demikian modulus kehalusan memenuhi syarat ASTM C.33

 Berdasarkan analisa saringan agregat halus (pasir) pada percobaan dan grafik

gradasi agregat halus, setelah diamati ternyata tidak memenuhi syarat mutu ini

disebabkan oleh banyaknya ukuran agregat yang berdiameter kecil sehingga

peresentase lolos komulatif pada beberapa nomor saringan melebihi batas atas dan

batas bawah yang telah di tentukan oleh SNI.

 Jika dilihat dari tabel batasan gradasi agregat halus menurut SKSNI T-15-1990-03

maka data hasil pengamatan tergolong kedalam daerah gradasi III.

F. Zat Organik Agregat Halus

Kesimpulan Percobaan
Laporan Praktikum Struktur dan Bahan Kelompok III

2. AGREGAT KASAR

A. Kadar Air Agregat Kasar

Dari hasil perhitungan diperoleh kadar air rata-rata yang terkandung dalam

agregat kasar sama dengan 0,516 % ( Memenuhi Interval ASTM 0,50%-2,00% ).

Nilai kadar air ini akan digunakan untuk mengoreksi takaran air untuk penentuan

proporsi takaran air yang akan dipakai dalam proses pencampuran beton.

B. Berat Volume Agregat Kasar

C. Kadar Lumpur Agregat Kasar

 Dari data diperoleh nilai rata-rata kadar lumpur agregat kasar yaitu 0.46% Maka

berdasarkan interval ASTM untuk karakteristik kadar lumpur agregat kasar

yaitu 0.2% - 1.00%, maka agregat tersebut memenuhi standar ASTM.

 Dari pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar dapat disimpulkan bahwa

kandungan kadar lumpur untuk agregat kasar tidak boleh melebihi dari 1%

(maksimal sebesar 1%), karena kadar lumpur yang tinggi dapat mengurangi

daya ikat semen terhadap agregat kasar sehingga menurunkan kuat tekan beton.

 Kadar lumpur yang melebihi batas yang diizinkan sebaiknya tidak digunakan,

atau jika tidak ada alternative pengganti, agregat dicuci terlebih dahulu.

D. Berat Jenis Agregat Kasar

E. Analisis Saringan Agregat Kasar

 Dari hasil percobaan, presentase agregat kasar yang tertinggal di ayakan no. 4
(4.76 mm) adalah sebesar 99.559%, jadi agregat kasar (chipping) memenuhi
syarat SNI-2002 Pasal 5.3 Ayat 1.1 yang mengacu pada ASTM C.33 yaitu
agregat kasar ialah agregat yang semua butirnya tertahan pada saringan no.4
(4,76 mm).

Kesimpulan Percobaan
Laporan Praktikum Struktur dan Bahan Kelompok III

 Modulus kehalusan diperoleh 4.65 ( Spesifikasi 5,50 – 8,50) sehingga tidak


memenuhi syarat ASTM C.33.
 Dari Grafik diperoleh bahwa hasil percobaan analisa saringan tidak sesuai
dengan ASTM C 38 – 90 karena nilai persentase lolos kumulatif hasil
percobaan tidak berada diantara rentang batas atas dan batas bawah.

Kesimpulan Percobaan

Anda mungkin juga menyukai