Anda di halaman 1dari 37

Bab I

Pedahuluan

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI di
Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, angka yang masih jauh dari target. Angka
tersebut.1 Angka tersebut masih jauh dari angka pencapaian target menurut Millenium
Development Goals ( MDGs) dalam mengurangi ¾ angka kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2015 yaitu mencapai target sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. 2 Menurut laporan
WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Angka Kematian
Ibu (AKI) 81% akibat komplikasi selama hamil dan bersalin dan 25% selama masa nifas.3
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 memperlihatkan balita dengan serum
retinol kurang dari 20µg/dl adalah kurang dari 14,6%. Hasil studi tersebut menggambarkan
terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A Tahun 1992 yang
menunjukkan 50% balita yang mempunyai serum retinol kurang dari 20µg/dl. Cakupan
pemberian vitamin A meningkat dari 71,5 persen pada tahun 2007 menjadi 75,5 persen di tahun
2013.4
Paska persalinan (masa nifas) merupakan masa yang rentan bagi kelangsungan hidup
ibu baru bersalin. Kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan oleh infeksi nifas (10%),
perdarahan (42%), dan komplikasi masa nifas (11%). Sebagian besar kematian ibu terjadi pada
masa nifas sehingga pelayanan kesehatan masa nifas berperan penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu.4 Salah satu pelayanan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu ialah dengan memberikan kapsul vitamin A dosis tinggi. Bagi ibu
nifas, vitamin A berguna untuk mempercepat proses pemulihan akibat persalinan dan
mencegah ibu terjangkit penyakit, sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu
nifas. Vitamin A yang dikonsumsi ibu nifas juga bermanfaat bagi bayinya. Bayi biasanya lahir
dengan jumlah cadangan vitamin A dalam tubuh yang cukup rendah. Menyusu dari ibu yang
tercukupi kandungan vitamin A-nya merupakan sumber vitamin A bagi bayi.5,6
Vitamin A merupakan zat gizi mikro yang penting bagi ibu nifas. Vitamin A membantu
hipofise anterior untuk merangsang sekresi hormone prolactin di dalam epitel otak dan
mengaktifkan sel-sel epitel pada alveoli untuk menampung air susu di dalam payudara. Vitamin
A merupakan salah satu vitamin larut lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem

1
penglihatan yang baik. Selain itu Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian
dan angka kesakitan. Vitamin A juga diperlukan untuk membantu proses pertumbuhan.6
Namun defisiensi vitamin A ini masih menjadi masalah kesehatan pada ibu hamil.
World Health Organization (WHO) tahun 2011 mengestimasi 19 juta jiwa ibu hamil
mengalami defisiensi vitamin A, jumlah ini paling tinggi ditemukan di Afrika dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin A bagi ibu nifas, sejak
tahun 1996, di Indonesia telah dilakukan program pemberian dua kapsul vitamin A dosis tinggi
dengan dosis 200.000 IU untuk ibu nifas. Dalam laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010, cakupan suplementasi vitamin A pada ibu nifas hanya 52,2% (bervariasi 33-66% antar
provinsi). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 mencatat bahwa persentase
cakupan suplementasi vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang adalah 80,29% dari
tolok ukurnya sebesar 100%, sehingga masih banyak ibu nifas yang belum mendapatkan
suplementasi vitamin A ini. 4,7,8
Berdasarkan Laporan tahunan tahun 2017 Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati
menunjukkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas yang masih di bawah tolok ukur
yakni sebesar 97.31% dari tolok ukur 100%. Oleh karena itu, evaluasi program ini perlu
dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Masih jauhnya angka pencapaian target menurut Millenium Development Goals
(MDGs) dalam mengurangi ¾ angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015
yaitu mencapai target sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
1.2.2 Masih tingginya angka kematian ibu di dunia menurut laporan WHO tahun 2014,
yaitu 289.000 jiwa.
1.2.3 Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 memperlihatkan balita
dengan serum retinol kurang dari 20µg/dl adalah kurang dari 14,6%.
1.2.4 Menurut Riskesdas 2013, cakupan pemberian vitamin A pada anak meningkat dari
71,5 persen pada tahun 2007 menjadi 75,5 persen di tahun 2013
1.2.5 Menurut WHO pada tahun 2011, jumlah ibu hamil yang mengalami defisiensi
vitamin A berjumlah 19 juta jiwa, yang ditemukan tertinggi di Afrika dan Asia
Tenggara termasuk Indonesia.
1.2.6 Menurut RISKESDAS tahun 2010 memperlihatkan bahwa cakupan suplementasi
vitamin A pada ibu nifas di Indonesia masih rendah, yaitu 52,2 %.

2
1.2.7 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 memperlihatkan persentase
pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang sebesar 80,29% dari
tolok ukurnya sebesar 100%.
1.2.8 Berdasarkan laporan tahunan tahun 2017 Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati
menunjukkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas yang masih di bawah
tolok ukur yakni sebesar 97.31% dari tolok ukur 100%.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah, penyebab masalah, dan penyelesaian masalah program
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Diketahuinya perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A pada ibu nifas di UPTD
Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017.
1.3.2.2 Diketahuinya mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A di UPTD Puskesmas
Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017.
1.3.2.3 Diketahuinya distribusi kapsul vitamin A di UPTD Puskesmas Puskesmas
Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan
Desember 2017.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di UPTD
Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017.
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A pada ibu nifas di
UPTD Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017
sampai dengan Desember 2017.
1.3.2.6 Diketahui cakupan kunjungan nifas di UPTD Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
1.3.2.7 Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan program pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas di UPTD Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

3
1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi Evaluator


1.4.1.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh saat
duduk di bangku kuliah.
1.4.1.2. Melatih serta msempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya program
kesehatan.
1.4.1.3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan suatu program
Puskesmas, khususnya pada program pemberian vitamin A pada ibu nifas dan
merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.
1.4.1.4. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program pemberian
vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.

1.4.3. Bagi Puskesmas yang Dievaluasi


1.4.3.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pemberian vitamin A pada
ibu nifas di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang
disertai dengan usulan dan saran sebagai pemecahan masalah.
1.4.3.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya memenuhi target cakupan program
pemberian vitamin A pada ibu nifas.
1.4.4. Bagi Masyarakat
1.4.4.1. Meningkatkan derajat kesehatan ibu nifas seiring dengan meningkatnya cakupan
pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Tunggak
Jati, Kabupaten Karawang.
1.4.4.2. Mengurangi defisiensi vitamin A pada neonatus sampai bayi berusia 6 bulan seiring
dengan meningkatnya cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja
Puskemas Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang.

4
1.4.4.3. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu nifas tentang pentingnya suplementasi
kapsul vitamin A dengan meningkatnya sosialisasi pemberian suplementasi vitamin
A.

1.5 Sasaran
Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai Desember 2017.

5
BAB II
Materi dan Metode

2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah
kerja Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai Desember
2017, yang terdiri dari:
1. Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas (segera setelah melahirkan atau saat
kunjungan nifas)
6. Pencatatan dan pelaporan

2.2. Metode
Evaluasi program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja
Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai Desember 2017
ini adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat pada masukan, proses, keluaran,
umpan balik dan lingkungan, yang dilakukan dengan cara pengumpulan data, pengolahan,
analisis dan mengintepretasikan masalah tersebut melalui pendekatan sistem, kemudian dibuat
usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.

6
BAB III
Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teori

6
Lingkungan

1 2 3 5
Masukan Proses Keluaran Dampak

4
Umpan balik

Gambar 1. Skema Unsur- Unsur Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Elemen tersebut adalah sesuatu yang mutlak harus ditemukan.
Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat
dikelompokkan menjadi 6 unsur saja yakni:6
1. Masukan (input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process)
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output)
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback)
Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact)
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

7
6. Lingkungan (environment)
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem tapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

3.2. Variabel dan Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, dampak, dan
lingkungan yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
Pemberian Kapsul Vitamin A kepada Ibu Nifas. Tolok ukur diambil dari Buku Panduan
Manajemen Suplementasi Vitamin A. (Lampiran I).

..

8
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data


Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data yang diperoleh dari:
1. Laporan profil UPTD Puskesmas Tunggak Jati tahun 2017.
2. Data demografi UPTD Puskesmas Tunggak Jati tahun 2017.
3. Laporan bulanan ibu nifas yang mendapatkan vitamin A di Puskesmas Kecamatan
Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 – Desember 2017
4. Catatan bulanan dan catatan tahunan program kegiatan gizi dan kesehatan ibu dan anak
(KIA) Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati tahun Januari 2017 – Desember 2017.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografi
a. Luas Wilayah dan Batas-Batas
UPTD Puskesmas Tunggak Jati terletak di Kelurahan Tunggak Jati Kecamatan
Karawang Barat, yang merupakan Puskesmas induk dengan luas wilayah 1207,8 Ha yang
terdiri dari tanah darat 865,9 Ha dan 3.804,8 Ha adalah persawahan. Secara Administrasif
UPTD Puskesmas Tunggak Jati, Kecamatan Tunggak Jati berbatasan dengan :6

 Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalangsari


 Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjungpura
 Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Balongsari
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kab Bekasi
UPTD Puskesmas Tunggak Jati berjarak + 2 km dari kantor kecamatan Karawang
Barat dan + 11 km dengan Kantor Pemda Kabupaten Karawang dengan waktu tempuh +
20 menit menggu nakan roda empat. UPTD Puskesmas Tunggak Jati mempunyai wilayah
kerja terdiri dari 2 Desa, 49 Dusun, 28 RW dan 112 RT dengan jarak desa terjauh 2 km
dari Puskesmas Tunggak Jati dengan waktu tempuh 10 menit dengan roda dua dan 15
menit dengan roda empat.6

b. Wilayah Administrasi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tunggak Jati terdiri dari 2 desa, 49 dusun, 28 RW dan
112 RT. Desa-desa tersebut adalah :
1) Desa Tunggak Jati
2) Desa Mekar Jati

9
4.2.2 Data Demografi
Jumlah Penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Tunggak Jati pada tahun 2016
berdasarkan sumber data kependudukan kecamatan Karawang Barat sebanyak 29.612
jiwa yang terdiri dari laki-laki 15.187 jiwa dan perempuan 14.425 jiwa, dengan jumlah
rumah sebanyak 7405 rumah dari 12672 KK.6

Tabel 1. Jumlah penduduk Kecamatan Tunggakjati, Kabupaten Karawang6

Jml. Penduduk KK
No Desa RW RT
L P JML JML

1 15 66 8356 7996 16355 8237


1.1 Tunggakjati
2 13 46 6828 6429 13257 4435
1.2 Mekarjati
28 112 15187 14425 29612 12672
1.3 Total

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Tunggakjati mempunyai jumlah penduduk
terbanyak yaitu 16355 jiwa dengan 8237 KK.

Tabel 1. Data Sasaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tunggak Jati Tahun
2017

NO DESA
PROYEKSI
1 TUNGGAK JATI 271

2 MEKAR JATI 195

JUMLAH 585

4.2.2.1 Sarana Pendidikan


Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tunggak Jati adalah
sebagai berikut6:
 Taman Kanak-Kanak : 3 buah
 SD Negeri : 11 buah

10
 SD Swasta : - buah
 Madrasah Ibtidaiyah ` : 1 buah
 SMP : 2 buah

4.2.2.2 Mata Pencaharian


Dari segi mata pencaharian, pedagang/buruh tercatat dalam jumlah yang cukup
signifikan dibanding dengan beberapa jenis mata pencaharian lainnya. Selengkapnya
distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut :6

a. Petani : 1.039 orang


b. Pedagang/Buruh Industri : 8.910 orang
c. Perajin : 25 orang
d. PNS : 69 orang
e. Pegawai Swasta : 153 orang
f. Lain-lain : 1107 orang

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Tunggak
Jati, antara lain6:

- Puskesmas Induk : 1 buah


- Dokter Umum : 3 orang
- Dokter Gigi : 1 orang
- Puskesmas Pembantu : 1 buah
- Poskesdes : 1 buah
- Pusling/Ambulan : 2 buah
- Posyandu : 28 buah
- Posbindu : 2 buah
- Balai Pengobatan 24 jam : 1 buah
- Klinik Bersalin : 3 buah

11
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
4.3.1.1 Tenaga
 Dokter : 3 orang (sebagai penanggung jawab)
 Petugas KIA – KB : 1 orang ( sebagai koordinator gizi )
 Bidan desa : 4 orang
 Bidan Puskesmas : 5 orang
 Kader : 5 orang / posyandu

4.3.1.2 Dana
 BOK (Biaya Operasional Kesehatan) : Ada
 APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) : Ada

4.3.1.3 Sarana
Sarana Medis :
a) Kapsul Vitamin A : Tersedia
Sarana Non-medis :
a) Leaflet: tidak ada
b) Poster: tidak ada
c) Spanduk: tidak ada
d) Formulir pencatatan dan pelaporan: ada
e) Buku KIA : ada
f) Register kohort ibu : ada
g) Kartu ibu : ada

4.3.1.4 Metode
a. Menghitung kebutuhan dan ketersediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A perlu dihitung secara seksama karena akan
mempengaruhi dalam proses pengadaan. Untuk menghitung kebutuhan
suplementasi vitamin A untuk bayi, anak balita, dan ibu nifas sebaiknya
berdasarkan sasaran riil dari data tahun lalu.
Untuk menghitung kebutuhan suplementasi vitamin A untuk bayi, anak balita,
dan ibu nifas sebaiknya berdasarkan sasaran riil dari data tahun lalu, tetapi jika

12
tidak ada data dapat menggunakan Crude Birth Rate (CBR).

Menghitung jumlah sasaran ibu nifas (0-42 hari setelah melahirkan):

1.05x Crude Birth Rate X jumlah penduduk

Catatan :
1. CBR diambil dari data BPS masing-masing provinsi
2. Untuk kab/kota yang sudah mempunyai CBR dapat digunakan untuk perhitungan
sasaran diatas.

b) Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A


Kapsul vitamin A termasuk dalam kategori obat yang lebih stabil dari
vaksin. Penyimpanan kapsul vitamin A sebaiknya menghindari tempat yang
terkena sinar matahari langsung karena dapat merusak kandungan vitamin A yang
terdapat di dalam kapsul.
Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi dengan prosedur yang
telah ditetapkan, yaitu:
 Dijauhkan dari sinar matahari langsung
 Disimpan ditempat sejuk, kering dan tidak lembab
 Vitamin A tidak perlu disimpan dalam lemari es/ freezer
 Botol kemasan ditutup rapat. Vitamin A dalam botol kemasan yang belum
dibuka dapat bertahan selama 2 tahun. Bila kemasan sudah dibuka, kapsul
didalamnya harus digunakan paling tidak dalam jangka waktu 1 tahun.
Penanggung jawab penyimpanan kapsul vitamin A yaitu pengelola gudang
farmasi.1

c) Pendistribusian kapsul vitamin A


Distribusi kapsul vitamin A adalah suatu rangkaian kegiatan pembagian
kapsul vitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat jumlah dan
dosisnya.1

d) Sosialisasi suplementasi vitamin A


Sosialisasi merupakan bagian yang terpenting dalam menghasilkan
partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi memberikan kontribusi yang penting

13
untuk terciptanya mobilisasi dan partisipasi yang efektif dalam masyarakat.
Penyebarluasan informasi khususnya mengenai vitamin A perlu
dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A yang
melibatkan ibu nifas.
Sosialisasi perlu dilakukan karena untuk meningkatkan pengetahuan
dan kepedulian masyarakat, menggalang kemitraan yang intensif dengan media
massa dan kelompok potensial, menggalang kepedulian petugas, dan memperoleh
dukungan dari berbagai sektor, organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi.
Sosialisasi yang dilakukan berupa:
 Sosialisasi yang bersifat rutin atau berkala
Penyebaran informasi secara formal dan informal, seperti seminar,
pelatihan, penyuluhan secara rutin atau berkala (tergantung sumber daya
yang ada seperti dana, sumber daya manusia, dan lain-lain); penyebaran
stiker, poster, leaflet dan media lain; penyebaran informasi dengan cara
menyisipkan pada kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan organisasi
masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
 Sosialisasi yang bersifat periodik:
Sosialisasi 1 bulan menjelang bulan vitamin A (bulan Januari dan
Juli).Contoh kegiatan: Pemasangan spanduk/umbul- umbul di beberapa
tempat strategis, penyebaran informasi melalui media televisi (tingkat
pusat dan propinsi), serta penyebaran informasi melalui media radio
lokal (propinsidan kabupaten/kota).1

e) Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas


Kapsul merah (200.000 IU) vitamin A diberikan kepada ibu nifas segera
setelah melahirkan, dan 1 kapsul merah vitamin A selanjutnya diberikan 24 jam
sesudah pemberian kapsul pertama. Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu
tidak mendapat vitamin A, maka dapat diberikan saat:
 Kunjungan ibu nifas atau
 Kunjungan neonatal 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi hepatitis B
 Pada kunjungan neonatal 2 (bayi berumur 3-7 hari)
 Pada kunjungan neonatal 3 (bayi berumur 8-28 hari)1

14
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian penting dari kegiatan
pemantauan dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan cakupan suplementasi
vitamin A ini dilakukan secara berjenjang mulai dari posyandu/ bidan desa sampai
dengan tingkat kabupaten dan tingkat provinsi.
Data utama yang harus dicantumkan adalah data jumlah sasaran
program, data jumlah yang menerima kapsul vitamin A, dan cakupan kapsul
vitamin A.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan di semua tingkatan, data yang
dilaporkan adalah sebagai berikut:
 Posyandu
Setiap pemberian kapsul vitamin A di catat pada KMS, buku KIA dan termasuk
hasil sweeping di bidan desa/ bidan praktik swasta/ di dokter swasta di setiap desa
akan direkapitulasi dalam buku bantu dan dilaporkan ke Puskesmas.
 Puskesmas
Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dicatat di kohort ibu. Hasil rekapitulasi
tingkat puskesmas dilaporkan ke kabupaten/kota oleh pengelola program gizi
setelah berkoordinasi dengan pengelola program KIA.

4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
a. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A untuk ibu nifas dihitung secara seksama
setiap 1 tahun sekali dengan menggunakan data jumlah sasaran ibu nifas pada
tahun 2017. Perhitungan dilakukan oleh pengelola program Gizi setelah
meminta data jumlah ibu nifas dan ibu hamil tahun tersebut dari pengelola
program KIA. Jumlah kebutuhan vitamin A akan diajukan dan diambil oleh
petugas gizi puskesmas ke kabupaten pada awal bulan Januari dan pada awal
Juli.
b. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A disimpan didalam gudang farmasi/ obat puskesmas,
dijauhkan dari sinar matahari langsung, tempat kering, tidak lembab, tidak

15
disimpan di lemari es, dan tutup botol tertutup rapat. Di bidan desa pun vitamin
A disimpan di kamar praktek dengan cara yang sama seperti di gudang farmasi.
c. Pendistribusian kapsul vitamin A
Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu hamil di
Puskesmas dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A
untuk bulan vitamin A, didistribusikan pada pertengahan bulan Januari dan Juli.
Pengambilan vitamin A di Puskesmas dilakukan oleh bidan desa. Bidan desa
kemudian akan membagikan kapsul vitamin A tersebut ke bidan/ dokter praktek
swasta yang ada di wilayah kerjanya.
d. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi dilakukan secara berkala hanya dalam kelas ibu hamil yang
dilakukan oleh bidan desa dari masing-masing desa. Pengumuman mengenai
akan diadakannya kelas ibu hamil dibantu oleh kader agar dapat mengajak
semua ibu hamil di desa tersebut untuk mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.
e. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas
Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kapsul merah (200.000 IU)
saat: 1 kapsul vitamin A segera setelah melahirkan dan 1 kapsul merah vitamin
A diberikan 24 jam sesudah pemberian kapsul pertama. Pemberian kapsul
vitamin A dapat dilakukan di Puskesmas (PONED), di tempat bidan desa/ bidan
praktek swasta, di tempat pelayanan kesehatan lain (misalnya di tempat dokter
praktek swasta/klinik 24 jam), atau di rumah pasien (saat bidan membantu
persalinan di rumah pasien). Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak
mendapat vitamin A, maka dapat diberikan saat kunjungan ibu nifas atau
kunjungan neonatus.
f. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat
desa (pada posyandu) hingga provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul
vitamin A dilakukan di buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu,
dapat dilakukan oleh bidan PONED, bidan desa, bidan praktek swasta, atau
dokter praktek swasta setiap kali memberikan kapsul vitamin A kepada ibu
nifas. Data di desa kemudian akan direkapitulasi oleh bidan desa setiap bulan
dan diberikan kepada koordinator program KIA di puskesmas, yang kemudian
data yang diberikan akan diteruskan kepada koordinator program gizi
puskesmas. Oleh koordinator program gizi puskesmas, data dari setiap desa

16
akan direkapitulasi dan dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan
puskesmas setiap akhir bulan dan kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan
sekali. Data yang harus dicantumkan ialah data jumlah sasaran program, data
jumlah yang menerima kapsul vitamin A, dan data sisa pemakaian kapsul
vitamin A.

4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya (Gambar 2).

Kepala Puskesmas Tunggak Jati


Hj. Nining Mulyaningsih, Amd,
Kep

Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Program KIA


Hj. Uun Unasih SST

Am,Am.Ken
Bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan Praktik
Mandiri, Kader Posyandu

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
di Puskesmas Tunggak Jati, Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang

4.3.2.3 Pelaksanaan
a. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A untuk ibu nifas dihitung 1 tahun sekali pada akhir
bulan Desember dengan menggunakan data jumlah sasaran proyeksi penduduk
pada tahun 2017. Perhitungan dilakukan oleh pengelola program Gizi setelah
meminta data jumlah ibu nifas dan ibu hamil tahun tersebut dari pengelola
program KIA. Jumlah kebutuhan vitamin A akan diajukan ke kabupaten dan
diambil oleh petugas gizi puskesmas ke kabupaten pada awal bulan Januari dan
pada awal Juli.

17
b. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A disimpan didalam gudang farmasi/obat Puskesmas
Kecamatan Tunggak Jati, dijauhkan dari sinar matahari langsung, di tempat
yang kering, tidak lembab, tidak masuk freezer/ lemari es, dan ditutup rapat
setelah dibuka. Bila telah sampai di bidan desa atau bidan swasta, disimpan di
kamar praktek mereka dengan ketentuan dijauhkan dari sinar matahari
langsung, tempat kering, tidak boleh lembab, tidak perlu masuk freezer/ lemari
es, tutup rapat botol setelah dibuka.

c. Pendistribusian kapsul vitamin A


Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu hamil di Puskesmas
dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk bulan
vitamin A, didistribusikan 1 bulan sebelum bulan Februari dan Agustus, yakni
pada pertengahan bulan Januari dan Juli. Pengambilan vitamin A di Puskesmas
dilakukan oleh bidan desa. Bidan desa seharusnya membagikan kapsul vitamin
A ini kepada bidan praktek swasta ataupun dokter praktek swasta yang berada
di kawasan wilayah kerjanya. namun pembagian kapsul vitamin A ke pelayanan
kesehatan lain tidak disertai dengan pencatatan oleh bidan desa, sehinga tidak
diketahui apakah semua bidan atau dokter praktek swasta mendapatkan vitamin
A.

d. Sosialisasi suplementasi vitamin A


Sosialisasi dalam kelas ibu hamil tidak dilakukan secara rutin di setiap desa oleh
bidan desa masing-masing. Selain itu kelas ibu hamil yang dilakukan masih
belum dapat menjangkau seluruh ibu hamil yang berada dalam wilayahnya.

e. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas.


Kapsul vitamin A diberikan di Puskesmas, Pelayanan Obstetri Neonatus
Esensial Dasar (PONED) oleh bidan saat ada ibu yang melahirkan di
Puskesmas. Ibu nifas langsung diberikan 2 kapsul vitamin A berwarna merah:
1 kapsul segera diminum dan 1 kapsul lainnya diminum esok harinya. Bila
warga desa melahirkan di rumah, bidan desa akan dipanggil untuk membantu
melahirkan dan setelah ibu melahirkan, bidan desa akan memberikan 2 kapsul
vitamin A merah: 1 kapsul diminum segera, dan 1 lagi diminum esok harinya

18
(24 jam kemudian). Bila belum mendapatkan vitamin A setelah melahirkan,
kapsul vitamin A dapat diberikan paling lambat sampai 42 hari setelah
melahirkan saat melakukan kunjungan nifas atau kunjungan neonatus.

Dalam pelaksanaannya, pemberian kapsul vitamin A di bidan praktek swasta


atau di dokter praktek swasta tidak diketahui jumlahnya. Selain itu, kunjungan
nifas dan kunjungan neonatus yang diharapkan menjadi peluang terakhir untuk
pemberian vitamin A bagi ibu nifas yang belum mengonsumsi vitamin A setelah
melahirkan, masih dibawah tolok ukur.

f. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa (pada
posyandu) hingga provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul vitamin A
dilakukan di buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu, dapat
dilakukan oleh bidan PONED, bidan desa, bidan praktek swasta setiap kali
memberikan kapsul vitamin A kepada ibu nifas. Data di desa kemudian akan
direkapitulasi oleh bidan desa setiap bulan dan diberikan kepada koordinator
program KIA di Puskesmas, yang kemudian data yang diberikan akan
diteruskan kepada koordinator program gizi Puskesmas. Oleh koordinator
program gizi Puskesmas, data dari setiap desa akan direkapitulasi dan
dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan Puskesmas setiap akhir
bulan dan kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan sekali. Data yang harus
dicantumkan ialah data jumlah sasaran program, data jumlah yang menerima
kapsul vitamin A, dan data sisa pemakaian kapsul vitamin A.

4.3.2.4. Pengawasan
a. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga
provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul vitamin A dilakukan di buku KIA dan
dicatat kembali dalam buku kohort ibu oleh bidan desa. Bidan desa kemudian akan
melaporkan hasil rekapitulasi dari desanya kepada koordinator program KIA puskemas
dimana hasilnya akan diteruskan ke koordinator program gizi Puskesmas setiap
bulannya. Oleh koordinator program Gizi Puskesmas, data dari setiap desa akan

19
dikumpulkan dan direkapitulasi untuk kemudian dilaporkan kepada kabupaten
Karawang.
Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas tidak lengkap karena data hanya
mencantumkan jumlah ibu hamil dan ibu nifas setiap desa serta jumlah ibu nifas yang
sudah diberikan kapsul vitamin A tanpa menghitung jumlah kapsul yang tersisa di
masing-masing bidan desa.
Pencatatan dan pelaporan ibu nifas di bidan praktek swasta dan di tempat pelayanan
kesehatan lainnya (klinik 24 jam atau di dokter praktek swasta) juga belum dilakukan.

b. Rapat
Rapat evaluasi bulanan dilakukan setiap akhir bulan.

4.3.3 Keluaran
a. Kebutuhan Kapsul Vitamin A
Perhitungan kebutuhan suplementasi vitamin A untuk ibu nifas
Data dari Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang tahun 2017
menunjukkan terdapat sasaran ibu nifas sebanyak 558 ibu nifas.
Target sasaran ibu nifas = 100% x0.558 = 558 ibu nifas.
Jumlah kapsul vitamin A merah yang dibutuhkan ibu nifas selama 1 tahun
= 2x jumlah ibu nifas + (10% kebutuhan tidak terduga)
= 1116 + (10% x 1116 )
= 1227 kapsul

b. Pendistribusian kapsul vitamin A.


Pendistribusian dilakukan berdasarkan jumlah sasaran ibu bersalin/ nifas masing-
masing desa dengan dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan tak terduga.

20
Tabel 4.1. Jumlah Sasaran Ibu Bersalin/Nifas Berdasarkan Data Riil dan
Jumlah Kapsul Vitamin A Merah yang Diterima di Tiap Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Tunggak Jati Periode Januari 2017 sampai Desember 2017

Nama Desa Jumlah Sasaran Ibu Jumlah Kapsul Vitamin A


Bersalin/Nifas (12Bulan) merah yang diterima
Tunggak Jati 335 284
Mekar Jati 223 194
Total 558 478

c. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas


Jumlah ibu nifas yang menerima 2 kapsul vitamin A
Persentase = Jumlah seluruh ibu nifas
x 100%
478
= 𝑥100%
558

= 85.66%
Tolok ukur pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas selama satu tahun adalah
100%.

d. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A


Jumlah ibu hamil yang mengikuti kegiatan kelas ibu hamil kecamatan Tunggak Jati
Persentase = Jumlah ibu hamil di kecamatan Tunggak Jati
x 100%

𝟑𝟒𝟓
= x 100%
𝟓𝟖𝟓

= 58.97%
Tolok ukur sosialisasi suplementasi vitamin A selama satu tahun adalah 100%.

e. Cakupan kunjungan nifas


Persentase= Jumlah ibu nifas yang mendapat kunjungan 6 jam-3 hari setelah melahirkan x 100%
Jumlah sasaran ibu nifas pada tahun 2017
478
= 558 𝑥100%

=85.66%
Tolok ukur kunjungan nifas 1 pada ibu nifas selama satu tahun adalah 100%.

21
f. Cakupan kunjungan nifas 2
Persentase = Jumlah ibu nifas yang mendapat kunjungan 7-28 hari setelah melahirkan x 100%
Jumlah sasaran ibu nifas pada tahun 2017
475
= 558 𝑥100%

= 85.12%
Tolok ukur kunjungan nifas 2 pada ibu nifas selama satu tahun adalah 100%.

g. Cakupan kunjungan nifas 3


Persentase= Jumlah ibu nifas yang mendapat kunjungan 29-42 hari setelah melahirkan x 100%
Jumlah sasaran ibu nifas pada tahun 2017
475
= 558 x100%

= 85.12%
Tolok ukur kunjungan nifas 3 pada ibu nifas selama satu tahun adalah 100%.
Tabel 4.2. Ibu Nifas yang Mendapatkan Pelayanan Pemberian Kapsul Vitamin A,
Kunjungan Nifas 1, Kunjungan Nifas 2, dan Kunjungan Nifas 3 di Puskesmas Tunggak
Jati, Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang Periode Januari 2017 sampai
Desember 2017

Waktu Ibu nifas yang Kunjungan Kunjungan Kunjungan


mendapatkan vitamin A nifas 1 (KF1) nifas 2 (KF2) nifas 3 (KF3)

Januari 2017 31 31 31 31

Februari 2017 29 29 27 27

Maret 2017 36 36 36 36

April 2017 45 45 45 45

Mei 2017 56 56 55 55

Juni 2017 44 44 44 44

Juli 2017 38 38 38 38

Agustus 2017 41 41 41 41

September 2017 49 49 49 49

22
Oktober 2017 37 37 37 37

November 2017 41 41 41 41

Desember 2017 31 31 31 31

Total 478 478 475 475

4.3.3. Lingkungan
a. Fisik
1. Lokasi pelayanan kesehatan dan kelas ibu hamil: Di tiap desa sudah terdapat
masing-masing 1-2 bidan desa, dan tempat pelaksanaan kelas ibu hamil
disesuaikan dengan kesepakatan sehingga mudah dijangkau oleh warga desa.
2. Transportasi: terdapat sarana transportasi seperti kendaraan umum terutama di
jalan raya. Untuk desa-desa yang masih belum terdapat kendaraan umum, cukup
sulit mencari transportasi, namun kebanyakkan penduduk sudah memiliki
kendaraan bermotor.
3. Fasilitas kesehatan lain: tersedia praktek dokter pribadi dan praktek bidan swasta,
yang berakibat kurangnya pencatatan dan pelaporan bagi pasien yang melahirkan
di luar wilayah kerja Puskesmas.
b. Non fisik
1. Pendidikan : Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Tunggak Jati tamat SD, sebanyak 54,41%
2. Sosial ekonomi : Mayoritas mata pencaharian di wilayah kerja
Puskesmas Tunggak Jati ialah buruh/pedagang.
3. Budaya : Penduduk masih ada yang lebih senang bersalin di
rumah masing-masing karena dianggap praktis, dengan dibantu oleh bidan
sekitarnya ataupun paraji dalam persalinan.

4.3.4. Umpan balik


a. Pencatatan dan pelaporan : tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan
program pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas selanjutnya.
b. Rapat kerja : bulanan yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya
untuk monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan.

23
4.3.5. Dampak
a. Langsung : diharapkan meningkatnya kadar vitamin A dalam ASI ibu. Dampak ini
sulit untuk diukur.
b. Tidak Langsung: diharapkan menurunnya angka morbiditas dan mortalitas ibu nifas,
serta meningkatkan angka kesehatan mata. Untuk saat ini dampak belum dapat
dinilai.

24
Bab V
Pembahasan Masalah
5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besar Masalah
1 Persentase pemberian kapsul 100% 85.66% (+)
vitamin A ibu nifas 14.34%
2. Persentase sosialisasi 100% 58.97 % (+)
suplementasi vitamin A 41.03%
3. Persentase kunjungan nifas 1 100% 85.66% (+)
14.34%
4. Persentase kunjungan nifas 2 100% 85.12% (+)
14.88%
5. Persentase kunjungan nifas 3 100% 85.12% (+)
14.88%

5.2. Masalah Menurut Variabel Masukan


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Tenaga ~Dokter umum 2 orang ~Dokter umum: 3 orang (-)
~Koordinator program: 1 ~Koordinator program: 1 orang
orang ~Bidan desa: 1-2 bidan/desa
~Bidan: 1 per desa
2 Poster Tersedia Tidak tersedia poster pemberian (+)
vitamin A untuk ibu nifas
3 Spanduk Tersedia Tidak tersedia spanduk pemberian (+)
vitamin A bagi ibu nifas
4 Leaflet Tersedia dan mencukupi Tidak tersedia leaflet pemberian (+)
vitamin A bagi ibu nifas

5 Dana Mencukupi Mencukupi (-)

25
6 Formulir Tersedia untuk pelaporan Tersedia formulir pencatatan dan (-)
pencatatan di tingkat desa dan di pelaporan di tingkat Puskesmas dan
dan tingkat Puskesmas di tingkat desa
pelaporan

5.3. Masalah Menurut Variabel Proses


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan Kebutuhan dihitung secara Kebutuhan dihitung menurut jumlah (-)
kebutuhan dan seksama dan penyediaan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
penyediaan kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati dan kapsul vitamin A
kapsul vitamin A sudah ada 1 bulan sebelum sudah tersedia pada bulan awal
bulan Februari dan bulan Januari dan awal Juni
Agustus
2 Penyimpanan Disimpan di gudang farmasi/ Disimpan di gudang farmasi/ di (-)
kapsul vitamin A di kamar praktek swasta, kamar praktek swasta, dijauhkan
dijauhkan dari sinar matahari dari sinar matahari langsung, di
langsung, di tempat yang tempat yang kering dan tidak
kering dan tidak lembab, tidak lembab, tidak disimpan di lemari es,
disimpan di lemari es, dan dan tutup botol tertutup rapat.
tutup botol tertutup rapat
3 Pendistribusian Diambil oleh bidan desa pada -Diambil oleh bidan desa pada (+)
kapsul vitamin A pertengahan bulan Januari dan pertengahan bulan Januari dan akhir
akhir bulan Juni untuk bulan Juni untuk kebutuhan masing-
kebutuhan-masing desanya, masing desanya.
kemudian bidan desa -Tidak ada kejelasan apakah
membagikan kapsul vitamin A semua bidan membagikan kapsul
kepada bidan praktek swasta vitamin A kepada bidan praktek
dan pelayanan kesehatan lain swasta atau pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerjanya lain yang ada di wilayahnya
karena tidak ada pencatatan yang
jelas.

26
4 Sosialisasi Dilakukan melalui leaflet, - Penyuluhan hanya dilakukan (+)
suplementasi poster, spanduk, penyuluhan, melalui kelas ibu hamil, dan
vitamin A kelas ibu hamil, dan lain-lain pelaksanaannya belum dilakukan
dimana dapat menjangkau secara teratur dan belum dapat
seluruh ibu hamil. menjangkau seluruh ibu hamil.

5 Pemberian Semua ibu nifas diberikan 2 -Ibu nifas yang melahirkan di (+)
kapsul vitamin A kapsul vitamin A berwarna Puskesmas dan di tempat bidan desa
kepada ibu nifas merah: 1 kapsul diminum diberikan 2 kapsul vitamin A warna
segera setelah melahirkan dan merah
1 kapsul diminum 24 jam -Ibu nifas yang melahirkan di
setelah minum kapsul vitamin tempat bidan praktek
A pertama. Jika tidak swasta/pelayanan kesehatan lain,
mendapat kapsul vitamin A tidak diketahui mendapatkan
segera setelah melahirkan, kapsul vitamin A atau tidak.
dapat diberikan kapanpun -Kunjungan nifas dan kunjungan
sampai 42 hari postpartum saat neonatus masih belum mencapai
kunjungan nifas atau tolok ukur 100%
kunjungan neonatus -Ibu nifas yang melahirkan di
paraji dan tidak diketahui
mendapatkan vitamin A
6 Pencatatan dan Pencatatan secara bertingkat Pencatatan bertingkat sudah (+)
Pelaporan dari desa hingga ke provinsi. dilakukan
Pencatatan mencakup: jumlah Pencatatan belum lengkap dari
sasaran program, data jumlah tingkat desa ke Puskesmas karena
yang menerima kapsul, dan belum mencantumkan sisa kapsul
data sisa pemakaian kapsul vitamin A yang ada di masing-
vitamin A masing bidan desa
7 Pengorganisasian Terdapat struktur organisasi Terdapat struktur organisasi tertulis (-)
tertulis dan pembagian tugas dan pembagian tugas yang jelas
yang jelas

27
5.4. Masalah Menurut Variabel Umpan Balik
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Pencatatan dan Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan sebagai (-)
pelaporan sebagai masukan untuk masukan untuk periode
periode selanjutnya selanjutnya
2 Rapat Kerja Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan untuk (-)
Bulanan untuk monitoring dan monitoring dan mengevaluasi
mengevaluasi program program yang telah dijalankan
yang telah dijalankan

5.5. Masalah Menurut Variabel Lingkungan:


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
Fisik: Puskesmas dan kelas ibu hamil dapat
Tidak menjadi
1. Lokasi dijangkau oleh ibu hamil dengan
faktor (-)
Puskesmas dan cukup mudah
penghambat
kelas ibu hamil

Tidak menjadi Terdapat sarana transportasi seperti


Fisik: kendaraan umum, dan akses jalan
2. faktor (-)
Transportasi cukup mudah
penghambat

Tidak menjadi Tersedia praktik dokter pribadi dan


Fisik: fasilitas bidan swasta, tidak menjadi faktor
3. faktor (-)
kesehatan lain penghambat
penghambat

Tidak menjadi Mayoritas penduduk berpendidikan


Non fisik: tamat SD menjadi faktor
4 faktor (+)
pendidikan penghambat
penghambat

Tidak menjadi Sosioekonomi warga cukup, tidak


Non fisik:
5. faktor menjadi faktor penghambat (-)
sosioekonomi
penghambat

Tidak menjadi Warga masih ada yang lebih


Non fisik: senang bersalin di rumah dengan
4. faktor (+)
Budaya bantuan bidan desa/ paraji
penghambat

28
Bab VI
Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran (Masalah Sebenarnya)


6.1.1. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas sebesar 85.66% dengan
besar masalah 14.34%.
6.1.2. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A sebesar 58.97% dengan besar
masalah 41.03%.
6.1.3. Cakupan kunjungan Nifas 1 sebesar 85.66% dengan besar masalah 14.34%.
6.1.4. Cakupan kunjungan Nifas 2 sebesar 85.12% dengan besar masalah 14.88%.
6.1.5. Cakupan kunjungan Nifas 3 sebesar 85.12% dengan besar masalah 14.88%.

6.2 Masalah dari Unsur Lain


6.2.1 Dari Masukan:
 Tidak ada poster, spanduk, dan leaflet untuk mensosialisasikan pemberian suplementasi
kapsul vitamin A bagi ibu nifas.

6.2.2 Dari Proses


 Pendistribusian kapsul vitamin A: tidak semua bidan desa membagikan kapsul vitamin A
kepada bidan praktek swasta dan pelayanan kesehatan lain yang ada di wilayah kerjanya.
 Poster, spanduk, dan leaflet untuk mensosialisasikan pemberian suplementasi vitamin A
tidak tersedia.
 Kelas ibu hamil sebagai sarana untuk sosialisasi suplementasi vitamin A tidak dilakukan
secara teratur dan belum menjangkau semua ibu hamil.
 Pemberian kapsul vitamin A oleh bidan praktek swasta/ dokter praktek swasta belum
diketahui.
 Penyuluhan hanya dilakukan melalui kelas ibu hamil, dan belum dapat menjangkau
seluruh ibu hamil.
 Kunjungan nifas dan neonatus yang diharapkan sebagai peluang terakhir untuk pemberian
suplementasi vitamin A masih dibawah tolok ukur.

29
 Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas oleh masing-masing bidan desa masih belum
lengkap dan belum mencatumkan sisa kapsul vitamin A yang ada di masing – masing
bidan desa.

6.2.3 Dari Luar Sistem (Lingkungan)


Lingkungan Non Fisik:
 Banyak penduduk yang berpendidikan rendah sehingga mempengaruhi
pengetahuan tentang pentingnya vitamin A untuk ibu nifas.
 Masih ada warga yang memilih bersalin di rumah dengan bantuan paraji.

30
Bab VII
Prioritas Masalah

7.1. Masalah menurut keluaran:


A. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas sebesar 85.66% dengan besar
masalah 14.34%.
B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A sebesar 58.97% dengan besar
masalah 41.03%.
C. Cakupan kunjungan Nifas 1 sebesar 85.66% dengan besar masalah 14.34%.
D. Cakupan kunjungan Nifas 2 sebesar 85.12% dengan besar masalah 14.88%.
E. Cakupan kunjungan Nifas 3 sebesar 85.12% dengan besar masalah 14.88%.

7.2. Prioritas Masalah :

Masalah
No. Parameter
A B C D E

1 Besarnya masalah 2 3 2 2 2

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 5 4 3 3 3

3. Keuntungan sosial yang diperoleh 5 4 2 2 2

4. Teknologi yang tersedia 4 3 3 3 3

5. Sumber daya yang tersedia 5 5 4 4 4

Total 21 17 14 14 14

Keterangan derajat masalah

5 = Sangat penting

4 = Penting

3 = Cukup penting

2 = Kurang penting

31
1 = Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah:


A. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas sebesar 85.66% dengan besar
masalah 14.34%.
B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A sebesar 58.97% dengan besar
masalah 41.03%.

32
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1. Masalah 1: Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas sebesar 85.66% dengan besar
masalah 14.34%.
Penyebab:
 Input:
1. Tidak ada poster, spanduk, dan leaflet mengenai pemberian suplementasi kapsul
vitamin A
 Proses:
1. Tidak semua bidan desa melakukan pendistribusian kapsul vitamin A kepada bidan
praktek swasta dan tempat pelayanan kesehatan lain (seperti dokter praktek swasta,
klinik 24 jam) yang berada di wilayah kerjanya.
2. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas tidak diketahui jika ibu melahirkan di
dokter praktek swasta, di bidan praktek swasta, atau di paraji sementara kunjungan
nifas dan kunjungan neonatal yang diharapkan menjadi peluang terakhir bagi ibu nifas
yang belum mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan, masih dibawah tolok ukur.
3. Belum ada pencatatan pemberian kapsul vitamin A di bidan praktek swasta dan di
pelayanan kesehatan lain, serta pencatatan bidan desa ke Puskesmas belum lengkap
 Di luar sistem (lingkungan):
1. Masih ada warga yang memilih bersalin di rumah dengan bantuan paraji.
Penyelesaian:
 Mengajukan usulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar mengadakan poster,
spanduk, dan leaflet mengenai pemberian suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
 Petugas program gizi melakukan sosialisasi kepada bidan desa agar bidan desa
memperbaiki distribusi kapsul vitamin A ke pelayanan kesehatan lain (bidan praktek
swasta dan dokter praktek swasta), dan memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan
pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dengan memberikan formulir pencatatan
dan pelaporan dari Puskesmas untuk diisi oleh bidan praktek swasta/ dokter praktek
swasta.
 Meningkatkan sosialisasi kepada warga agar melakukan pertolongan persalinan di
fasilitas kesehatan serta mengingatkan ibu nifas mengenai pentingnya konsumsi
kapsul vitamin A setelah melahirkan.

33
 Memberikan lembaran laporan yang mudah diisi dan ada petugas yang mengambil
setiap bulannya.
 Oleh bidan desa agar dapat merangkul paraji dengan memberikan sosialisasi agar
setelah melahirkan di paraji untuk kontrol ke bidan desa atau puskesmas untuk
mendapatkan kapsul vitamin A.

8.2. Masalah 2: Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A sebesar 58.97% dengan besar
masalah 41.03%.
 Input:
1. Tidak tersedianya poster, spanduk, dan leaflet untuk mensosialisasikan pemberian
suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas.
 Proses:
1. Sosialisasi suplementasi vitamin A yang dilakukan hanya melalui kelas ibu hamil, dan
belum dilakukan secara teratur, serta belum dapat menjangkau seluruh ibu hamil
2. Sempitnya wilayah sosialisasi untuk ibu hamil yang mencakup seluruh ibu hamil

Penyelesaian:
 Mengajukan usulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar mengadakan poster, spanduk,
dan leaflet mengenai suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
 Membuat pengumuman kepada warga tentang jadwal dilaksanakannya kelas ibu hamil.
Dapat juga melibatkan keluarga ibu hamil untuk turut serta agar ibu hamil dapat mengikuti
kelas ibu hamil tersebut.
 Memperluas tempat sosialisasi suplementasi vitamin A dimana tidak hanya di kelas ibu
hamil, melainkan dapat dilakukan di posyandu, di pertemuan desa, di pengajian, dan di
tempat lainnnya yang melibatkan banyak warga. Selain itu juga dapat meningkatkan peran
serta masyarakat untuk saling mengingatkan keluarga atau tetangganya mengenai
pentingnya mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan.
 Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak hanya
melalui kelas ibu hamil, namun bisa melalui penyuluhan, seminar, dan seabgainya.
Sosialisasi melalui kelas ibu hamil dapat diperbanyak disertai dengan standar berapa
jumlah kelas ibu hamil yang harus dilakukan per tahunnya, memberdayakan tokoh
masyarakat, kader, dan peran aktif ibu-ibu agar mengingatkan keluarga/tetangganya yang
baru melahirkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin A.

34
Bab IX
Penutup
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai Desember 2017 didapatkan:
1. Kebutuhan kapsul vitamin A untuk ibu nifas selama 1 tahun di Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang sebanyak 1227 kapsul vitamin A merah.
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang sudah sesuai dengan syarat penyimpanan kapsul vitamin A yang baik, yaitu:
setelah kapsul vitamin A didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten, botol disimpan
didalam gudang farmasi/obat Puskesmas kecamatan, dijauhkan dari sinar matahari
langsung, tempat kering, tidak lembab, tidak masuk freezer/lemari es, botol tertutup
rapat.
3. Pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang
dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk Bulan
Vitamin A, didistribusikan 1 bulan sebelum bulan Februari dan Agustus dengan cara
bidan desa mengambil kapsul vitamin A ke Puskesmas sesuai kebutuhan kepada bidan
desa.
4. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang masih di bawah tolok ukur.
5. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang masih di bawah tolok ukur.
6. Cakupan kunjungan nifas di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang masih di
bawah tolok ukur.
7. Sistem pencatatan dan pelaporan program kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat
kabupaten. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulannya, namun masih belum
lengkap.

Dipilih dua prioritas masalah, yaitu:


1. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas.
2. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A.

35
Hal-hal yang menyebabkan masalah di atas adalah:
 Tidak adanya poster, spanduk dan leaflet sebagai media komunikasi.
 Sempitnya wilayah sosialisasi (hanya melalui kelas ibu hamil)
 Pendistribusian kapsul vitamin A oleh bidan desa belum menjangkau seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
 Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas di fasilitas kesehatan dokter praktek swasta,
atau di bidan praktek swasta tidak diketahui.
 Masih ada ibu yang melahirkan di rumahnya sendiri, dan kunjungan nifas, serta kunjungan
neonatus masih belum mencapai tolok ukur.
 Pencatatan dan pelaporan belum dilaksanakan dengan optimal, terutama dari bidan desa
(tingkat desa) ke Puskesmas.

9.2. Saran
 Saran kepada Puskesmas Tunggak Jati:
1. Memberikan formulir pencatatan dan pelaporan yang mudah diisi sehingga semua ibu
nifas dipastikan mendapatkan vitamin A disertai dengan pencatatan yang baik dan
adanya petugas dari yang mengambil datanya setiap bulannya.
2. Tempat atau target untuk sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A bisa diperluas,
sehingga tidak hanya dilakukan kelas ibu hamil. Kegiatan lain dapat berupa saat
posyandu, pertemuan di desa, pengajian. Dan memberdayakan peran serta aktif
masyarakat terutama ibu-ibu untuk saling mengingatkan dan mengajak keluarga dan
orang di sekitar rumah.

36
Daftar Pustaka

1. Profil kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013. h.74-8.
2. Editors of The World Bank. World bank: we need to do more to help women. The
World Bank. Diunduh dari http://www.worldbank.org/mdgs/maternal_health.html,
tanggal 24 April 2017.
3. Maternal mortality rate, Tahun 2014. Di unduh dari data.worldbank.org, tanggal 10
Desember 2015.
4. Penulis. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2013. h.178-80
5.
Pee SD. Benefits of postpartum vitamin A supplementation. J.Pediatr vol 88(2): April
2013; 99-100.
6. WHO. Guideline: Vitamin A supplementation in postpartum women. World Health
Organization, 2011. p.6-7.
7. Editor. Panduan manajemen suplementasi vitamin A. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2010. h.1-22.
8. Roosita.K.Kaitan asupan vitamin A dengan produksi air susu ibu pada ibu
nifas.Volume 8. Bogor: Bagian Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor;
2013.h.83-6

37

Anda mungkin juga menyukai