Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami

panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya saya

dapat melakukan segala proses yang dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul ‘Pengenalan Statistika’. Meskipun terdapat hambatan yang dialami

dalam proses pengerjaannya tapi berhasil diselesaikannya dengan baik. Shalawat

dan salam juga saya curahkan kepada baginda tercinta kita yakni nabi muhammad

SAW.

Terimakasih saya ucapkan kepada orangtua saya yang selalu membantu

dan memberikan dukungannya baik moral maupun spiritual. Saya juga

mengucapkan terimakasih kepada dosen yang sudah memberi kontribusi berupa

ilmu dan nasehat dalam pembuatan makalah ini. Namun demikian tidak tertutup

kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan yang terdapat dalam makalah

ini. Makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa

Indonesia dan untuk menambah pengatuhuan pembaca.

Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membutuhkan.

Penulis
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Dahulu statistik hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan dan

menyelesaikan persoalan-persoalan negara seperti pencatatan banyaknya

penduduk, penarikan pajak, dan semacamnya. Kini statistika sudah berubah jauh.

Statistika diartikan sebagai pengumpulan data, pengolahan, penyajian dan analisis

data berkaitan perhitungan statistika.

Sedikit sekali orang yang mengenal ilmu statistika ada dalam sebuah prodi di

universitas, kebanyakan mereka hanya mengenal ilmu yang sudah terkenal bidang

pekerjaannya seperti kedokteran, akuntansi, manajemen, hukum dan lain

sebagainya. Namun tahukah bahwa hampir setiap ilmu menggunakan atau

menerapkan konsep-konsep statistika ini. Misalnya, dalam melakukan sesuatu

percobaan kita biasanya mengulangi percobaan tersebut hingga berapa kali lalu

kemudian membagi total hasil percobaan tersebut kemudian membaginya dengan

jumlah pngulangan percobaan, tentu hal itu anda lakukan untuk mendapatkan nilai

yang hampir benar-benar tepat. Kemudian contoh lainnya, biasanya pedagang

akan membuka atau membangun tokoh baru dan membeli lalu menjual suatu

produk tersebut yang tentunya dari hasil penglihatan mereka bahwa lokasi dan

produk tersebut merupakan hal yang diinginkan oleh konsumen sehingga mereka
membeli lalu menjual produk tersebut. Sadar atau tidak sadar hal itu merupakan

konsep dasar statistika yang sering digunakan oleh masyarakat.

Untuk mengenal statistika secara dalam maka tentunya kita harus mengetahui

tentang pengumpulan data, pengolahan data, dan lain-lain. Oleh karena itu

dibuatlah makalah berjudul “Pengenalan Statistika” ini agar bisa membahas dan

mengenalkan statistika kepada pembaca dengan lebih dalam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan statistika?

2. Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data?

3. Apa yang dimaksud dengan penyajian data?

1.3 Tujuan

1. Untuk menjelaskan statistika

2. Untuk menjelaskan pengumpulan data

3. Untuk menjelaskan penyajian data


BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Statistika

Statistika, statizein (Yunani), statista (Italia), status (Latin atau romawi)

berarti negara atau negarawan. Dikatakan demikian karena jaman dahulu statistika

digunakan untuk keperluan negara. Umpamanya guna penarikan pajak dan

penyajian angka-angka berkaitan dengan perekonomian. Pada waktu itu guna

mencatat data-data berkaitan dengan nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan

jumlah keluarga.

Perbedaan istilah statistik dan statistika, dalam praktiknya kita sering

menggunakan istilah-istilah seperti statistik penduduk, statistik pendidikan,

statistik pertanian dan lain sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang statistik sedangkan statistik

adalah Statistik adalah kumpulan keterangan yang disusun atau disajikan dalam

daftar atau gambar yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Statistik

sangat berhubungan dengan sampel dan populasi. Dalam setiap pengukuran atau

perhitungan, populasi merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan oleh seluruh

unit yang menjadi obyek merupakan populasi. Sedangkan yang menjadi sampel

bisa berbeda-beda, karena sampel diambil dari sebagian unit yang menjadi obyek.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah-istilah dalam bahasa latin

modern statisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa Italia statista

("negarawan" atau "politikus"). Gottfried Achenwall (1749) menggunakan

Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan

analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara

(state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu

mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan

nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara

prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga

administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya

melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi

kependudukan yang berubah setiap saat.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan

bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada

saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika

inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh

Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi

linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).

Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh

semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-

bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak

dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu


gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.

Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika,

tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak

terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia,

kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu

pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan

matematika.

2.2 Pengumpulan Data

2.2.1 Pengertian dan Macam Data

1. Pengertian Data

Data adalah kumpulan keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu

pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat. Jika kita mendapatkan data

yang tidak baik, sebaik apa pun cara pengolahan data yang kita lakukan, hasilnya

atau kesimpulan yang didapat dari data tersebut tetap tidak baik. Semisal,

ungkapan ”garbage in, garbage out”, yang artinya jika yang masuk sampah, yang

keluar pun juga sampah. Jadi, syarat utama agar analisa data secara statistik

menghasilkan informasi atau kesimpulan yang baik adalah data yang diolah

haruslah juga baik.

Apa itu data yang baik? Data yang baik adalah data yang sifatnya

representatif (mewakili), objektif (sesuai dengan apa yang ada atau yang terjadi),

relevan (ada hubungannya dengan persoalan yang sedang dihadapi dan akan
dipecahkan), mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi atau standard error

(kesalahan baku) yang kecil.

Dari mana data diperoleh ? Data dapat diperoleh dari sumber internal

(internal data) dan sumber eksternal (external data). Data internal adalah data

yang didapat oleh organisasi itu sendiri untuk keperluan operasi sehari-hari.

Organisasi dimaksud dapat berupa instansi pemerintah maupun swasta, misalnya

departemen-departemen, Biro Pusat Statistik, BAPPENAS, BUMN, perusahaan-

perusahaan swasta dan sebagainya. Sedangkan, data eksternal adalah data yang

didapat dari luar organisasi yang bersangkutan, biasanya menggambarkan keadaan

di luar organisasi tersebut. Contoh data jenis ini misalnya data pendapatan

nasional, penduduk, harga-harga bahan pokok yang dukumpulkan oleh Biro Pusat

Statistik, data keuangan negara yang dikumpulkan oleh departemen keuangan,

data perbankan dari Bank Indonesia dan sebagainya, termasuk data yang

dikumpulkan oleh badan-badan internasional, seperti UNESCO, IMF, FAO dan

lain-lain.

2. Data Kualitatif dan Data Kuantitatif

Data statistik yang berbentuk bilangan, disebut data kuantitatif, sedangkan

data statistik yang bukan dalam bentuk bilangan disebut kualitatif. Data kualitatif

ini menjelaskan sifat dari data tersebut.

Data kuantitatif, harganya bersifat “variabel”, artinya berubah-ubah.

Berdasarkan nilainya dibagi dua golongan data kuantitatif, yakni:

a) Data deskrit atau data dengan variabel deskrit (terpisah).


b) Data kontinu atau data dengan variabel kontinu (bersambung).

Nilai deskrit adalah hasil suatu perhitungan. Misalnya jumlah penderita

penyakit gondok, jumlah kunjungan pasien di puskesmas tertentu,jumlah tablet,

jumlah pohon, jumlah mahasiswa dan sebagainya. Satuannya selalu bulat dalam

bilangan asli.

Data kontinu adalah data hasil pengukuran. Satuannya bisa dalam pecahan,

misalnya berat badan, tinggi badan, dan sebagainya.

3. Data ekstern, Data Intern, Data Primer, Data Sekunder, dan Data Mentah

Data yang berasal bukan dari dalam organisasi perusahaan sendiri disebut

data ekstern. Data ini sering tidak berkaitan langsung dengan organisasi sendiri,

misalnya data tentang jumlah kendaraan di Jakarta, jumlah penduduk di suatu

desa dan lain-lain. Kemudian data yang berasal dari dalam organisasi atau

perusahaan sendiri disebut data intern. Data jenis ini biasanya berkaitan langsung

dengan organisasi sendiri, misalnya data keuangan (neraca, laporan laba-rugi dan

sebagainya), data kepegawaian, data produksi dan lain-lain.

Data ekstern bisa berupa data primer atau data sekunder. Data primer adalah

data hasil pengumpulan sendiri. Baik pengolahan maupun analisis dan publikasi

dilakukan sendiri. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian

orang lain atau data yang tidak dibuat atau diterbitkan oleh penggunanya.

Misalnya data tentang jumlah kendaraan dari Departemen Perhubungan

merupakan data primer bagi Departemen tersebut karena dibuat dan

diterbitkannya, tapi merupakan data sekunder bagi PT X sebagai pengguna, yang


mendapatkannya dari sumber lain (misalnya media massa) yang mengutipnya.

Jadi, orang bisa mendapatkan data sekunder dari harian, majalah, buletin dan

media massa lainnya yang mengutip data dari sumber-sumber lain yang

menerbitkannya (misalnya data dikutip dari departemen, Biro Pusat Statistik,

Bank Indonesia dan lain-lain).

Data yang baru dikumpulkan dan belum mengalami satu pu proses

pengolahan data disebut data mentah.

2.2.2 Variabel Penelitian

Variabel bisa diartikan sebagai “ konsep yang mempunyai variabilitas”.

Konsp sendiri bisa diartikan sebagai penggambaran atau abstraksi dari suatu

fonemena tertentu. Misalnya konsep tentang pengobatan, Konep tentang

pendidikan dan sebagainya. Konsep-konsep apapun yang mempunyai ciri

bervariasi, maka dapat disebut variabel. Secara sederhana variabel dapat diartikan

sebagai “segala sesuatu yang bervariasi”.

Seorang guru meneliti kecakapan siswa, seorang dokter meneliti kemanjuran

suatu obat, seorang ahli pertanian meneliti keefektifan pupuk terhadap tingkat

kesuburan suatu tanaman tertentu. Kecakapan, kemanjuran obat, efektivitas

pupuk, disebut objek penelitian. Objek yang diselidiki tersebut pun disebut

variabel penelitian. Sedangkan siswa (yang mempunyai kecerdasan), obat (yang

mempunyai kemanjuran), pupuk( yang mempunyai efektivitas) disebut sebagai

subjek penelitian. Jika dilihat dari sifat efektivitas atau efektifan pupuk, seperti
pengaruhnya terhadap sifat kesuburan tanaman tertentu, umpama padi, maka akan

terlihat dua sifat, yaitu efektivitas pupuk dan tingkat kesuburan tanah.

Oleh karena kedua sifat tersebut merupakan objek yang diteliti, maka baik

efktivitas maupun tingkat kesuburan tanaman tersebut disebut pula objek pnelitian

dan kedua-duanya adalah variabel penelitian. Perbedaannnya, efektivitas adalah

variabel yang mempengarui tingkat kesuburan tanaman. Sehingga evektivitas

pupuk disebut variabel pengaruh( variabel yang memberikan pengaruh) dan bisa

disebut sebagai variabel bebas dan tingkat kesuburan disebut variabel terpengaruh

atau variabel tergantung karena mempunyai sifat tergantung yang mempengaruhi.

Efektivitas pupuk maupun tingkat kesuburan tanaman, dapat diukur. Hasil

pengukuran misalnya kurang efektif, cukup efektif, tau sangat efektif. Sedangkan

tingkat kesuburan hasil pengukurannya dapat berupa kurang sibur, cukup subur,

atau sangat subur. Hal ini tentulah didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Ukuran-

ukuran variabel-variabel tersebut disebut dengan skala.

Hal yang sama dengan variabel kecakapan, kemanjuran obat, kepandaian dan

lain-lain, dapat diukur dengan katagori yang berurutan dari yang paling rendah

hingga yang paling tinggi. Skala dengan sistem yang seprti itu disebut dengan

skala ordinal. Ada kalanya cara pengukuran tersebut dinyatakan dengan angka.

Umpamanya indeks prestasi(IP), nilai ujian, Panas badan dan lainlain. Nilai angka

seperti IP, nilai ujian, panas badan tersebut, angkanya bukanlah angka yang

absolut. Contohnya temperatur suhunya 100℃ sama dengan 180℉. Jadi skala

nilai ujian, temperatur badan, kecakapan, kepandaian, dan sejenisnya, bila

dinyatakan dengan bilangan, maka bilangan tersebut bukanlah bilangan yang


mempunyai nol absolut seperti meteran, timbangan berat, volume, dan lain-lain.

Skala dengan nilai no arbitrary(berubah-ubah) seperti ini disebut skala interval.

Sedangkan skala seperti meteran , timbangan berat, volume, dan sejenisnya

mempunyai nilai nol mutlak. Skala seperti ini disebut skala rasio.

Kemudian ada satu skala yang dianggap paling sederhana, yaitu skala

nominal. Skala ini tidak mengenal asumsi tentang jarak maupun urutan antara

katagor-katagori dalam skala itu. Dasar penggolongannya adalah katagori yang

tidak tumpang tindih dan (mutually exclusive) dan tuntas(exhoustive). Kalau

katagori itu diberi angka, maka angka itu hanyalah sebagai “tanda” saja, dan

bukan katagori yang merefleksikan kedudukan katagori tersebut terhadap katagori

lainnya. Umpama jenis kelamin kalau laki-laki diberi kode angka 1 dan wanita

angka 2. Hal itu bukan berarti bahwa wanita mempunyai tingkat jenis kelamin

yang lebih tinggi daripada laki-laki melainkan itu hanya sebgai tanda , kode atau

label saja. Demikian juga denga agama, jenis buah-buahan, jenis binatang, jenis

pekerjaan dan sebgainya. Sehingga jenis kelamin, agama, jenis buah-buahan, jenis

binatang dan lain-lain itu merupakan variabel nominal.

2.2.3 Cara Pengumpulan Data

Syarat –syarat pengumpulan data, ialah:

1. Tersedia sumber data

2. Menguasai teknik pengumpulan data

3. Tersedia alat ukur.


1. Sumber Data

Sumber data tersedia di mana saja. Misalnya jika kita meneliti sifat

tanaman tertentu sumber data yag dicari adalah kebun atau hutan tempat

ditemukan tanaman yang ingin dicari, jika kita hendak meneliti masalah kesehatan

maka kita bisa mengambil data sekunder pada rumah sakit atau pusekesmas.

Sehingga sumber data dapat tersedia dimana saja asalkan memang ditempat

tersebut terdapat data yang memang ingin dikumpulkan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Bila hanya menginginkan data sekunder, maka cukup mencari instansi,

lebaga atau perkantoran yang menyediakan catatan-catatan atau laporan tentang

data yang dibutuhkan. Namun bila menghendaki data primer, tentu harus terjun ke

lapangan teknik yang dipakai adalah teknik survei atau sensus.

Pada teknik ini kita kan mengenal istilah populasi dan sampel. Populasi

adalah seluruh objek yang akan diteliti sifat-sifatnya. Sifat tersebut adalahobjek

penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagaian dari subjek penelitian yang

diambil dari populasi tersebut, dengan tekni sampel yang telah ditetapkan sebagai

wakil populasi tersebut. Dengan meneliti sifat-sifat sampel tersebut, dianggap

telah meneliti seluruh populasi. Dengan mengetahui sifat-sifat sampel, setelah

dilakukan analisis maka sifat tersebut bisa dianggap sebagai kesimpulan ciri-ciri

populasi. Cara menyimpulkan seperti ini disebut mengeneralisasikan.

Di dalam melakukan penelitian, seperti yang sudah dijelaskan deikenal

istilah subjek penlitian. Subjek penlitian terkecil disebut unit dasar atau kesatuan
analisis. Misalnya penelitian berat badan siswa di sekolah, subjek penelitian

adalah siswa sedangkan unit dsar adalah tiap-tiap siswa.

3. Alat Ukur

Alat ukur adalah alat untuk mengumpulkan data. Misalkan kita hendak

mngukur jarak antara rumah dengan sungai maka alat ukurnya adalah meteran.

Untuk mengukur data berupa berta badan maka alat ukur yang digunakan adalah

timbangan. Namun untuk data yang merupakan data sosial seperti pengetahuan,

kecerdasan, pergaulan, dan lain-lain maka lat ukur yang bisa digunakan adalah

kuesioner, wawancara , dan lain-lain.

Angket(kuesioner) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut

Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal

yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah

yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara

statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.

Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh

informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk

memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu

diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan

yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan

prosedur sebagai berikut:


1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih

spesifik dan tunggal.

4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit

analisisnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:

1) Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai

dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan

dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator

penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.

2) Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi

operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab

permasalahan penelitian.

Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam

proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam,

karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu

dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam

berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan

dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan

takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap

netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan

jawaban kepada peneliti.


Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya

kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model

ini sangat tergantung pada pewawancara.

2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya

tinggal memberi tanda v (check).

Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara

dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan

serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam

dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini,

maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh

secara lengkap dan mendalam.

Alat ukur tersebut harus memenuhi syarat yang validitas dan reliabilitas.

Validitas harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Validitas artinya sahih,

yaitu alat ukur itu betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Misalkan lat

ukur tersebut merupakan timbangan, maka akan dipakai mengukur bert badan dan

bukan volume. Ini sangat penting bila alat ukr itu berupa berupa daftar pertanyaan

sehingga bila kita menayakan sikap seseorang maka pertanyaan itu harus betul-

betul menanyakan sikap dan bukan menanyakan hal yang lain diluar dari data

yang ingin didapatkan. Sedangkan reliabilitasnya berati alat ukur tersebut

memepunyai kesamaan setiap kali dipakai untuk mengukur. Contoh alat ukur
meteran, jika dipaki mengukur panjang, maka sekali mengukur dengan nilai

sekian senti, maka pengukuran berikutnya dan beberapa kali pengukuran hasilnya

akan tetap sama. Namun berbeda dengan meteran atau benda yang terbuat dari

karet. Reliabilitasnya rendah karena berberapa kali mengukur panjang jika diteliti

nilainya akan berubah-ubah karena sifat lenturnya. Hal seperti ini dikatakan

bahwa alat ukur atau benda tersebut tidak reliabel atau kurang reliabel.

2.3 Penyajian Data

2.3.1 Pengolahan Data

Sebelum data disajikan, pertama kali harus diolah dan ditata terlebih dahulu

hal ini disebut “pengolahan data” setelah itu dilakukan “penataan data” kemudian

“bentuk penyajian data”. Setelah data dikumpulkan kemudin data tersebut akan

diolah . pengolahan data memiliki pengertian sebagai suatu proses penataan data

dalam persiapan untuk disajikan, agar orang dapat memahami hasil penelitian.

Pelaksanaan pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

1. Editing atau memeriksa data

Data diperiksa dari daftar angket, panduan wawancara atau catatan-catatan

yang sudah di ukur untuk didapatkan informasinya, hal ini dilakukan karena

mungkin saja terjadi kekeliruan dalam pengisian informasi, seperti halnya salah

dalam menulis umur, tinggi, atau berat badan sehingga hal seperti itu masih bisa

diperbaiki. Setelah selesai pemeriksaan barulah data tersebut dapat dijadikan alat

ukur yang syah untuk dihitung.


2. Tabulating atau penyusun data

Untuk menyusun data diperlukan alat-alat, pensil, kertas, penggaris,

kalkulator, mesin ketik, atau sekaligus komputer. Jika penyusunan data dilakukan

dengan cara manual bisa memakai metode Tally. Proses pengolahan data yang

lebih mudah atau lebih gampang digunakan adalah dengan menggunakan alat

komputer.

2.3.2 Penataan Data

Setelah proses pengolahan data selesai hingga pada proses tabulasi, dimana

proses tabulasi itu sendiri adalah suatu penataan data yang apabila telah disusun

secara berurutan maka proses selanjutnya adalah proses penataan data. Tahap

yang perlu diperhatikan dalam penataan data, yaitu:

1. Data mentah

Data mentah adalah data yang belum disusun secara array. Misalkan terdapata

25 orang penderita gizi buruk dinyatakan dalam kg sbagai berikut:

50, 47, 55, 48, 51, 49, 54, 53, 47, 45, 48, 53, 53, 59, 57, 64, 62, 64, 62, 64, 64, 66,

53, 53, 61,53

Dengan melihat data yang tidak berurutan tersebut kita tidak dapat melihat

informasi nyata berupa berapa berat badan terendah dan berapa berat badan

tertinggi, berapa berat badan yang sama, dan lain sebagainya.

2. Array

Agar supaya dapat diketahui hal-hal yang ditanyakan pada data mentah maka

perlu disusun secara berurutan seperti dibawah ini:

Data dari berat badan penderita gizi buruk tersebut dibuatkan tabel
Tabel 2.2

Frekuensi berat badan penderita kurang gizi

Berat badan (kg) Frekuensi

45 1

47 2

48 2

49 1

50 1

51 1

53 6

54 1

55 1

57 1

59 2

61 1

62 1

64 3

66 1

Dari susunan distribusi frekuensi tersebut di atas dapat diketahui:

1. frekuensi terbanyak adalah 6, terletak antara berat badan 51 kg dan 54 kg

2. sebagian besar frekuensinya 1

Dalam penataan data kita bisa membuat datanya dalam bentuk yang berbeda-beda

seperti distribusi frekuensi dengan dikelompokkan, pelebaran distribusi frekuensi

dll

2.3.2 Bentuk Penyajian Data


Data yang telah dikumpulkan dan ditata, seharusnya disajikan dalam bentuk

yang jelas dan baik. Penyajian ini dilakukan untuk keperluan laporan atau

analisis.Penyajian tersebut bisa dalam bentuk daftar, tabel, grafik, atau diagram.

Mengenai tabel ada berberapa bentuk:

1. tabel baris kolom

2. tabel kontingensi

3. tabel distribusi dan frekuensi

Sedangkan bentuk-bentuk grafik adalah:

1. Grafik batang

2. grafik baris

3. Grafik lingkaran

4. Histogram, dll.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai