Anda di halaman 1dari 12

INDUSTRI BATA MERAH

PENDAHULUAN tempat untuk tinggal. Semakin meningkat


Industri merupakan salah satu kegiatan kebutuhan akan tempat tinggal, semakin
ekonomi yang bertujuan untuk besar juga kebutuhan akan bahan baku
meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat dengan untuk pembuatan bangunan. Bata merah
memanfaatkan sumber daya alam, sumber merupakan bahan baku bangunan yang
daya manusia, dana, dan lain-lain. Dengan sering digunakan oleh masyarakat karena
adanya industri diharapkan mampu
harganya yang murah dan mudah di
membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga
kerja yang menganggur dan dapat peroleh.
mendorong pertumbuhan ekonomi Negara.
Bahan baku untuk membuat batu bata merah
Pertumbuhan penduduk yang semakin
tergolong sangat mudah, yaitu tanah
meningkat dari tahun ke tahun sangat
lempung dan air. Proses pembuatannyapun
berpengaruh terhadap kebutuhan akan
cukup sederhana dimulai dari mengaduk
tanah, mencetak, menjemur hingga 500 batu bata, berarti hampir 1.330.000
membakar batu bata. Modal yang perlu batu bata merah di produksi setiap harinya
dikeluarkanpun tergolong murah sehingga di Kecamatan Nagreg. Industri tersebut
banyak masyarakat yang memilih untuk tersebar di 6 Desa yaitu Desa
berprofesi sebagai pengrajin batu bata Mandalawangi, Desa Bojong, Desa
merah. Nagreg, Desa Citaman, Desa Nagreg
Kendan, dan Desa Ganjar Sabar. Untuk
Kecamatan Nagreg merupakan
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 1
salah satu Kecamatan yang terletak di
Berikut :
perbatasan Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut, posisi Kecamatan yang Jumlah
No Desa/ Jumlah Industri Rukun
Kelurahan Bata Merah Warga
terletak di kaki pegunungan dan kepadatan (RW)

penduduk yang masih tergolong rendah 1 Mandalawangi 250 10


2 Bojong 20 10
menyebabkan banyak sekali lahan kosong
3 Ciherang - 12
di Kecamatan Nagreg. Lahan kosong 4 Ciaro - 12
5 Nagreg 50 14
tersebut selain dimanfaatkan untuk lahan
6 Citaman 95 15
pertanian juga dimanfaatkan untuk 7 Nagreg Kendan 100 12
8 Ganjar Sabar 150 17
membangun industri bata merah. Selain itu,
Jumlah 665 102
jenis tanah yang ada di Kecamatan Nagreg
Tabel 1 Jumlah Industri di Desa
banyak terdapat endapan lempung, industri Citaman
bata merah ini memanfaatkan sumber daya Sumber :Monografi Desa Citaman, 2014
alam berupa tanah lempung yang di gali
atau ditambang setiap harinya. Aktivitas industri bata merah ini
Dengan luas wilayah 3.875.046 ha selain membantu perekonomian masyarakat
terdapat 665 industri bata merah di di Desa Citaman Kecamatan Nagreg, namun
Kecamatan Nagreg. Dalam satu industri juga menyebabkan beberapa persoalan
memproduksi ratusan hingga ribuan bata seperti kerusakan tatanan alam yang
merah setiap harinya, artinya dalam sehari diakibatkan oleh lubang-lubang bekas galian
biasanya setiap orang pekerja mampu yang dibiarkan terbengkalai. Dengan
mencetak sekitar 600-1000 batu bata banyaknya produksi bata merah semakin
merah, dalam satu lio biasanya terdapat 4-7 banyak juga tanah yang harus dikeruk dan
pekerja. Terdapat 665 lio yang ada di Desa banyak juga diantaranya lahan seperti kebun,
Citaman, apabila dikalikan dengan rata-rata sawah yang beralih fungsi menjadi lahan
pekerja 4 orang yang dapat menghasilkan untuk bahan baku batu bata. Selain itu
kerusakan lain dari adanya industri bata 1. Pemeriksaan Data
merah ini adalah lubang-lubang bekas galian Proses pemeriksaan data dilakukan
yang dalamnya sekitar 2-4 meter, yang dengan cara memeriksa semua data yang
apabila musim penghujan akan menjadi telah dikumpulkan, baik itu data primer
genangan air. maupun data skunder. Dimana dalam data
tersebut sudah terdapat catatan deskriptif atau
yang sifatnya menjelaskan, dan menguraikan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode 2. Analisis Laboratorium
Menganalisis kesesuaian bahan baku pada
penelitian deskriptif menurut Tika (2005)
penelitian ini dilakukan dengan cara
“penelitian deskriptif merupakan penelitian
melihat kondisi tanah yang baik untuk
yang menggunakan suatu masalah ataupun
bahan baku seperti tekstur tanah, kondisi
keadaan sebagaimana adanya dan
kadar air bahan baku, dan kondisi salinitas
menggunakan fakta-fakta yang ada,
bahan baku. Karena ketiga unsur tersebut
walaupun terkadang diberikan analisis atau
sangat berpengaruh terhadap kualitas bata
interpetasi juga”.
merah yang akan dihasilkan nantinya.
Melalui metode pendekatan deskriptif akan
Dalam menanalisis tekstur, kadar air dan
mengungkapkan prospek dari industri batu
salinitas tanah diperlukan kerjasama atau
bata merah dan dampaknya terhadap
menggunakan analisis laboratorium supaya
kondisi lingkungan di Desa Citaman
hasilnya lebih akurat dan terpercaya.
Kecamatan Nagreg. Selain itu juga melalui
Dalam penelitian ini terdapat tiga proses
metode deskriptif, dapat menggambarkan
analisis tanah yaitu tekstur tanah, kadar air
dan melukiskan keadaan di lapangan.
yang terdapat di tanah dan salinitas tanah:
Sampel dalam penelitian ini terdapat
a. Tekstur tanah
sebanyak 69 sampel yang tersebar di6 Desa
Untuk mengetahui apakah bahab baku
yaitu Desa Citaman, Desa Mandalawangi,
tersebut sesuai atau bagus untuk
Desa Bojong, Desa Nagreg, Desa Nagreg
pembuatan bata merah, maka
Kendan, dan Desa Nagreg.
diperlukan analis tekstur tanah. Karena
Teknik analisis data yang digunakan dalam
dengan melihat tekstur tanah kita dapat
penelitian ini adalah teknik persentase.
mengetahui apakah tanah tersebut
Dengan melalui prosedur seperti :
sesuai atau tidak, apabila tekstur tanah
lebih banyak pasir maka tidak bagus
untuk produski bata merah karena a. Merekap data yang telah di
dalam proses pencetakan nantinya akan kumpulkan
sulit karena tanah mudah patah dan b. Menghitung frekuensi jawaban/ data
tidak elastis. Dalam penelitian tekstur c. Menghitung persentase dengan teknik
tabag akan dilihat 3 tekstur utama yaitu persentase dari setiap data yang telah
Lempung, Debu, dan Pasir. diperoleh
d. Memvisualkan data dalam bentuk
b. Kadar Air tanah
tabel
Kadar air tanah untuk bahan baku
e. Menafsirkan data sesuai dengan
diperiksa karena dalam pembuatan bata
pertanyaan penelitian
merah, kadar tanahnya tidak boleh
4. Analisis Tabel Silang
melebihi 20%, karena apabila kadar
Menurut Tika (2005:74) mengemukakan
airnya terlalu banyaka tau melibihi 20%
bahwa tabel analisis adalah “tabel yang
makan proses pengeringannya akan
memuat suatu informasi yang telah
memerlukan waktu yang lebih lama.
dianalisis dan dari tabel tersebut dapat
Dalam pengujian kadar air tanah
ditarik kesimpulan” tabel yang digunakan
dilakukan dengan cara oven.
untuk menganalisis dalam penelitian ini
c. Salinitas Tanah adalah tabel silang atau Cross Tab. Tabel
Salinitas tanah menjadi perbandingan sialng dibuat dengan cara menggabungkan
juga untuk kelayakan atau kualitas bata dua tabel atau lebih untuk melihat
merah yang dihasilkan. Karena apabila hubungan antar variabel.
kadar garam yang terkandung di tanah
5. Teknik persentase
tersebut tinggi maka nanti hasil bata
Untuk menganalisis data-data yang sudah
merah tersebut akan jelek. Karena bata
terkumpul dan kemudian diolah, maka
merah tersebut akan mudah mengkristal
diperlukan alat atau teknik analisis data
dan mudah rapuh.s
kuantitatif guna untuk membantu
3. Klasifikasi data mempermudah dalam menganalisis data.
Klasifikasi data dilakukan dengan cara Maka dari itu diperlukan teknik analisis
menggolongkan data berdasarkan kriteria persentase/perhitungan agar
yang telah ditentukan agar memudahkan mempermudah dalam mendeskriptifkan
dalam proses menganalisis data. Adapun data yang sudah diolah.
klasifikasi data yang dilakukan adalah
dengan cara:
HASIL DAN PEMBAHASAN ini, apabila bahan baku yang telah digali
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung sudah melebihi 7m atau mendekati 10 m
Provinsi Jawa Barat. Secara astronomis
Kecamatan Nagreg Terletak Pada 107° 52’
00’’ BT - 107° 54’ 00’’ BT dan 07° 00’ 00”
LS - 7° 54’ 30” LS. Kecamatan Nagreg
merupan salah satu dari 31 kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Bandung dengan
luas wilayah 3.875,046 Ha. Jensi tanah yang
terdapat di Kecamatan Nagreg adalah tanah
regosol dan tanah andosol, yang dimana
kedua jenis tanah tersebut sangat cocok
untuk pembuatan bata merah.
a. Bahan Baku
Bahan baku merupakan kebutuhan
pokok dalam industri yang harus selalu
tersedia dalam jumlah yang memadai guna
kelancaran produsi bata merah. Bahan baku
yang diperlukan daalam proses produksi bata
merah adalah tanah liat atau tanah lempung,
air, dedak, dan abu.
Keberadaan bahan baku yang memadai
sangat menunjang bagi keberlangsungan atau
keberlanjutan industri bata merah, maka dari
itu perlu diperhatikan mengenai potensi dari
baha baku tersebut agar kita dapat dengan
mudah mengetahui wilayah mana saja yang
memiliki potesi yang besar untuk
keberlanjutan bata merah nantinya. Potensi
bahan baku dapat dilihat dari kedalaman
tanah yang telah digali untuk bahan baku saat
maka lokasi bahan baku tersebut dapat
dikatan kurang berpotensi untuk
keberlanjutan bata merah, untuk kedalaman
tanah 5,1 – 6 m tergolong kurang berpotensi,
kedalaman tanah 3,1 – 5 m tergolong
berpotensi dan kedalaman tanag 1 – 3 m
tergolong sangat berpotensi untuk
keberlanjutan bata merah.
Tanah yang baik untuk pembuatan bahan
baku adalah tanah yang memiliki kedalaman
>10 m karena pada kedalaman tanah yang
lebih dari 10 m biasanya tanah akan banyak
mengandung batu dan pasir sehingga
tergolong tidak bagus untuk pembuatan bata
merah.

Untuk melihat seberapa lama wilayah


tersebut berpotensi untuk bahan baku
industri bata merah, maka perlu melihat
luas wilayah dan kedalaman rata-rata
sehingga dapat diketahui volume tanahnya.
Adapun rumus untuk mengetahui volume
tanah adalah sebagai berikut:

V = Luas x Kedalaman Galian Tanah

Setelah menghitung dengan rumus diatas


maka hasilnya terdapat di tabel 4.12
berikut.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa volume tanah yang paling besar
potensinya adalah kealaman tanah 1 - 2 m
yaitu sebanyak 6033792,841 m³ yang
terdapat di Desa Mandalawangi. Lalu yang
kedua dengan kedalaman tanah 4,1 – 5 m
memiliki volume tanah sebanyak tanag 1-2 m. Hasilnya akan tersaji dalam
41208942,17 m yang terdapat di Desa Tabel 3 berikut:
Citaman, Desa Nagreg Kendan dan Desa
Tabel 3
Ganjar Sabar. Lama Potensi Tanah (Tahun)
Luas Volume Tanah Lama
Volume yang Digali Hari Potensi
No Kedalaman Luas Kedalaman Volume tanah m3 Setiap hari (Tahun)
(m) Rata-rata Tanah (m³)
6033793 266 365 16530,21
1 1- 2 m 4104621 1,47 6033792,841
3826485 266 365 10482,79
2 2,1 - 3 m 1594369 2,4 3826484,88
24121900 266 365 66086,67
3 3,1 - 4 m 6891972 3,5 24121900,36
41208942 266 365 112900,5
4 4,1 - 5 m 9473320 4,35 41208942,17
26057922 266 365 71390,84
5 5,1 - 6 m 4935212 5,28 26057921,74
2829129 266 365 7750,311
6 6,1 - 7 m 442051,5 6,4 2829129,472
7938255 266 365 21747,92
7 >7m 1102535 7,2 7938255,312
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat


Tabel 2 Volume Potensi Tanah
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2016 diketahui bahwa umur cadangan tanah
Dalam sehari, satu industri bata merah tertinggi mencapai 16530,21 tahun.
mengeruk tanah seluas kurang lebih 1 cm Angka ini tentunya belum dapat mejawab
atau rata-rata seluas 80 cm dengan pertanyaan seberapa lama tanah liat dapat
kedalaman 50 cm maka volume tanah yang dipergunakan oleh industri bata merah
digali setiap hari oleh industri bata adalah karea lahan kosong, dan tegalan yang
0,4 m³, di Kecamatan nagreg terdapat 665 tidak etrpakai yang dapat digunakan
industri bata merah, itu berarti Kecamatan untuk lahan bahan baku. Namun dengan
Nagreg salam sehari menggali volume tanah perhitungan tersebut kita dapat melihat
sebanyak 266m³. untuk mengetahui gambaran berapa kira-kira umur
seberapa lama bahan baku tersebut bisa cadangan tanah liat dan seberapa volume
bertahan, penulis menghitung dengan cara : tanahnya untuk bahan baku bata merah.
(Vt m ³ – Vtg)
Lama Bahan Baku = 365 Hari Ketersediaan bahan baku di
Keterangan: Kecamatan Nagreg masih tergolong
Vt = Volume tanah (Deliniasi) banyak dan dapat di bertahan untuk
Vtg = Volume tanah yang digali setiap hari beberapa puluh tahun kedepan. Hal

Untuk volume tanah, dihitung per tersebut tersebut dilihat dari bekas

deliniasi kedalaman tanah yang sama kedalaman tanag yang masih rata-rata 3 –

misalkan volume deliniasi kedalaman 4 m. Namun ada beberapa lokasi yang


mulai mengalami kesulitan dalam
mendapatkan bahan baku karena kondisi bekas galian bahan baku dan sebagian
tanah yang mulai tidak baik untk bahan lubang bekas galian pada musim hujan
baku bata merah. Kebanyakan
masyarakat mengantisipasi apabila bahan
baku mulai habis dengan cara membeli
lahan di dekat lokasi industri atau pindah
lokasi ke yang masih banyak bahan
bakunya, namun tidak sedikit yang
memilih berhenti apabila bahan baku
habis.

b. Dampak Industri Bata Merah


Dengan adanya industri bata merah
dapat memberikan dampak positif kepada
masyarakat dengan membuka lapangan
pekerjaan kepada sebagian masyarakat
yang tinggal di Kecamtan Nagreg
terutama bagi mereka yang latar belakang
pendidikannya rendah.
Selain itu tingkat pendapatannyapun
tergolong meningkat sehingga tingkat
pendidikan ana-anaknya lebih baik karena
orang tua mampu untuk menyekolahkan
anak-anaknya, dan sebaigian ada yang
mampu membeli atau memperbaiki
rumah mereka sehingga lebih baik.

Selain dampak positif, keberadaan


industri bata merah memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan sekitar
industri bata, yaitu banyak lubang-lubang
menjadi genagan kolam yang dalam.
Lubang bekas galian memiliki bentuk dan
kedalaman yang berbeda ada yang
berbentuk cekungan, datar atau tebing.
Semua Desa yang ada Di Kecamatan
Nagreg yang emiliki industri bata merah
kebanyakan memiliki bentuk lahan bekas
galian cekungan dan lereng. Sedangkan
untuk bentuk lahan yang datar hanya
terdapat di Desa Madalawangi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar
dibawah:

Gambar 1 Kondisi Lahan Bekas Galian


di Desa Mandalawangi
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016

Kedalaman bekas galian juga memiliki


kedalaman yang berbeda, Desa
Mandalawangi memiliki kedalaman
terdalamnya adalah 7,2 m dan yag terkecil
1,3m. Desa Bojong memiliki kedalaman
terdalamnya adalah 5,2 m dan yag terkecil
1,2 m, sementara di Desa Nagreg memiliki
kedalaman paling besar adalah 4,9 m dan
yag terkecil 3,8 m, Desa Citaman memiliki
kedalaman terdalamnya adalah 5,1 m dan
yag terkecil 2,9 m, Dsa Nagreg Kendan
memiliki kedalaman terdalamnya adalah berat karena mengangkut bahan bakar
6,4 m dan yag terkecil 2,3 m dan Desa gabah dan hasil produksi bata meraha
Ganjar Sabar memiliki kedalaman sehingga jalanan mudah rusak setiap 5
terdalamnya adalah 5,7 m dan yang terkecil tahun sekali pemilik truk atau pengusaha
2,3m. industri wajib mengeluarkan iuran untuk

Selain menciptakan lubang bekas galian, perbaikan jalan, namun hal tersebut tidak

jalan menuju lokasi industri juga rutin terjadi sehingga kondisi jala semakin

mengalami kerusakan akibat mobil truk buruk.

yang sering melintas untuk mengankut Selain dampak negatif, keberadaan dan
bahan bakar gerabah untuk pembakaran aktivitas produksi industri bata merah juga
dan hasil produksi bata merah yang sudah mempunyai dampak positif terhadap
jadi, yang mana sekali truk tersebut kondisi sosial ekonomi penduduk
melintas memiliki bobot yang besar khususnya di Kecamatan Nagreg seperti
sehingga jalan lebih mudah rusak. Berikut tingkat pedndidikan
merupakan gambaran kerusakan jalan
Tabel 4 Tabulasi Silang Tingkat
menuju lokasi industri bata merah:
pendidikan Responden dan Tingkat
Pendidikan anak Pertama Responden
Tingkat Pendidikan anak Pertama
Tingkat
Responden
No Pendidikan Total
Responden
BS SD SMP SMA PT

1 Tidak 4 2 6
Tamat SD
2 Tamat SD 1 4 9 13 2 29

3 Tamat SMP 5 4 3 1 13

4 Tamat SMA 3 5 8 3 19

Gambar 2 Kondisi Jalan Menuju 5 Tamat PT 2 2

Lokasi Industri Bata Merah Jumlah 4 9 22 26 8 69


Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2016
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2016
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
akses jalan menuju industri bata merah bisa
kondisi pendidikan yang dilamai oleh orang
dikatakan buruk karena seperti yang dapat
tua yang bekerja dibidang industri bata
dilihat pada gambar diatas, kondisi jalannya
merah berbeda denga kondisi pendidikan
yang rusak juga becek saat musim hujan.
yang ditempuh oleh anaknya. Kondisi
Hal tersebut karena kendaraan roda empat
pendidikan yang ditempuh oleh anak
yaitu truk yang sering melintasi area
mereka semakin membaik itu terbukti
industri bata merah dan bobot truk yang
dengan makin berkurangnya anak yang
bekerja di industri bata merah mengikuti
jejak orang tuanya, karena kesadaran orang
tua akan pendidikan sekarang semakin
membaik dan dirasakan penting. Dengan
demikian adanya industri bata merah secara
tidak langsung dapat memberi pengaruh
yang baik pada meningkatnya partisipasi Gambar 3 Pemanfaatan Lahan Bekas
masyarakat terhadap pendidikan. Galian
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016

c. Pemanfaatan Lahan Bekas Galian

Untuk mengurangi kerusakan tanah


diperlukan upaya penanggulangan
kerusakan lingkungan dengan cara
memanfaatkan lahan bekas galian bahan
baku dengan cara menanaminya dengan
tanaman padi atau tanaman lain seperti
singkong, ubi, jagung, kol, buncis, dll.
Sedangkan untuk bekas galian yang
tergenang air bisa dimanfaatkan untuk
kolam ikan. Sebagian pekerja industri bata
merah di Kecamatan Nagreg ada yang
sudah memanfaatkan lahan bekas galian
dengan menanami dengan tanaman dan
menjadikan sebagai kolam ikan, namun
hanya sebagian kecil saja sisanya dibiarkan
terbengkalai dan kosong.

Untuk melihat upaya penanggulangan yang


dilakukan oleh pekerja berikut adalah
gambarannya:

Anda mungkin juga menyukai