Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu preparasi
biomekanis saluran akar (pembersihan dan pembentukan), disinfeksi dan obturasi.
Yang dimaksud dengan pembersihan dan pembentukan adalah untuk membersihkan
dan mendisinfeksi (sanitize) sistem saluran akar dan membentuk dinding saluran akar
dan ujung apikal.
Disinfeksi saluran akar merupakan pembinasaan mikroorganisme patogen,
yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang
memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan
pembersihan isinya dengan irigasi. Disinfeksi saluran akar dilengkapi dengan obat
sterilisasi saluran akar atau medikasi intrasaluran. (Louis I Grossman)
Medikasi intrasaluran merupakan tahap penting perawatan endodontik.
Mikroorganisme yang terdapat didalam saluran akar dapat menyerbu jaringan
periapikal, tidak hanya dapat menimbulkan rasa sakit tetapi juga dapat merusak
jaringan periodonsium termasuk tulang (Holland, dkk). Medikasi intrasaluran
mengurangi dan menghilangkan flora mikrobial saluran akar (Zielke). Bila tidak
digunakan medikamen intrasaluran diantara kunjungan, mikroorganisme patogen naik
jumlahnya. Perlunya obat-obat sterilisasi saluran akar atau medikamen intrasaluran
untuk memusahkan atau mengurangi jumlah mikroorganisme kelihatan nyata
(Bystrom dan Sudqvist).
Pada sebagian besar kasus dijumpai mikroorganisme gram positif, beberapa
gram negatif dan sedikit jamur. Mikroorganisme ini sering ditemukan dalam berbagai
kombinasi daripada mikroorganisme tunggal. Mikroorganisme saluran akar terdiri
dari mikrobial yang dapat hidup pada jaringan pulpa yang mati, lingkungan dengan
tegangan oksigen yang rendah dan makanan terbatas. Mikroorganisme yang paling
umum ditemukan adalah Streptococcus dan Stafilococcus. Ada faktor-faktor yang
menyebabkan gigi rentan terhadap infeksi, faktor tersebut adalah trauma, jaringan
didevitalisasi, ruang-ruang mati dan akumulasi eksudat.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis mikroorganisme yang terdapat pada saluran akar?
2. Apa saja macam-macam obat sterilisasi saluran akar?
3. Bagaimana cara kerja obat sterilisasi saluran akar dalam menghambat dan
membunuh mikroorganisme?

1.3 TUJUAN
1. Mampu menjelaskan pengertian obat sterilisasi saluran akar.
2. Mampu menjelaskan tujuan penggunaan obat sterilisasi akar.
3. Mampu menjelaskan syarat-syarat obat sterilisasi saluran akar.
4. Mampu menjelaskan macam-macam obat sterilisasi saluran akar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan saluran akar merupakan perawatan yang dilakukan dengan


mengangkat jaringan yang sudah terinfeksi oleh mikroorganisme saluran akar. Pada
perawatan saluran akar, setelah jaringan pulpa di keluarkan akan terdapat luka yang
kemudian dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi.
Mikroorganisme yang terdapat pada saluran akar ribuan jumlahnya dan juga
bermacam-macam jenisnya. Ada sekitar 350 species bakteri yang dikenal sebagai
flora normal rongga mulut, hanya sebagian kecil saja yang dapat di isolasi dari pulpa
terinfeksi, terutama bakteri anaerob sejati, beberapa anaerob fakultatif dan seddikit
sekali anaerob. (Walton dan Torabinejad, 1998). Mikroorganisme tersebut
menginvasi pada saluran akar dengan bermacam-macam cara yaitu sebagai berikut:
1. Dengan cara langsung menyerang saluran akar, diawali dari menyerang enamel
dan dentin hingga terjadi proses karies kemudian menyerang bagian apikal dari
gigi tersebut.
2. Melalui pembuluh limfe
3. Melalui pembuluh darah
Jenis-jenis bakteri yang dapat ditemukan pada saluran akar gigi adalah sebagai
berikut:
a) Batang gram positif tidak bergerak
Eubacterium pp (bakteri anaerob yang masuk ke tubuh manusia lewat mulut
dan kolon), Prevotella spp (anaerob), Lactobacillus spp (anaerob yang masuk
ketubuh manusia lewat vagina), Actynomyces spp (anaerob yang masuk ketubuh
manusia lewat mulut), dan Propionibacterium spp (anaerob yang masuk ketubuh
manusia melalui kulit).
b) Batang gram neatif tidak bergerak
Porphiromonas spp berpigmen hitam (anaerob) yang dapat menyebabkan
infeksi didaerah gingival, perapical, payudara, perianal dan genetal pria.

3
c) Batang gram negatif bergerak
Selemonas sputigena, Wollinella spp (anaerob) yang menyebabkan infeksi
didaerah mulut kerongkongan dan usus.
d) Coccus gram positif tidak bergerak
Peptosreptococcus spp (anaerob) yang masuk ketubuh manusia melalui usus
besar. Streptococcus spp (fakultatif) yang berbentuk bulat dan berantai, flora normal,
dan penyebab infeksi. Bakteri ini dapat menghasilkan toksin yaitu sreptokinase,
streptodornase, hialuronidase, toksin dan terogenetik. Serta dapat menghemolisis
darah dan mempunyai antigen. Bakteri ini diklasifikasikan berdasarkan morfologi
koloni, hemolisis pada lempeng agar, biokimia, imunologik, ekologi.
e) Coccus gram negatif tidak bergerak
Vollounala parvula. Tanda – tanda klinis infeksi anaerob yaitu sekret yang
bau, infeksi yang ada didekat permukaan selaput lendir, gas, adanya kultur negatif
anaerob. Media yang biasa digunakan untuk bakteri antara lain: trypticasesoy gram,
schaedler blood agar, blucela agar, brain heart, infusion agar.

Pada perawatan saluran akar, setelah jaringan pulpa di keluarkan akan


terdapat luka yang kemudian dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan
irigasi. Pembersihan pada saluran akar untuk menghambat dan membunuh

4
mikroorganisme didalamnya diperlukan obat sterilisasi saluran akar. Obat sterilisasi
saluran akar merupakan obat atau medikan intrasaluran sebagai desinfektan saluran
akar, yang akan membunuh mikroorganisme patogen. Ini merupakan tahapan penting
pada perawatan saluran akar, karena apabila mikroorganisme tersebut tidak
dimusnahkan dapat menyerang jaringan periapikal dan menghancurkan periodonsium
hingga tulang.
Jenis-jenis dari obat sterilisasi saluran akar ada banyak sekali yang sering
digunakan pada kedokteran gigi. Contoh dari obat sterilisasi saluran akar adalah
sebagai berikut:
1. Antibiotik
a) Penicilin
Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri
anaerob (Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan
Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif (Streptococcus dan Enterococcus)
pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya
murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap penisilin.
b) Eritromicin
Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap
bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi
odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi
ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat
dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal.
c) Sefalosporin
Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri
aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi
penisilin.
d) Klaritomicin
Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob.
Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal.

5
e) Klindamicin
Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram
positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat
didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir sama
di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis
pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilinamoksisilin
dan sefalosporin.
f) Metronidazol
Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap
bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi
endodonsi yang berat

2. Antiseptik
a) Minyak Atsiri atau minyak essensial
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial,
minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang
berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga
memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya
eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998). Eugenol adalah esens kimiawi minyak
cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada
minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan
Torabinejad, 1998) Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi,
sebagai bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan sementara.
b) Berbasis Fenol
- Fenol
Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas
bau bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1
bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan
lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998)

6
- Para-klorofenol
Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga
memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau
koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorin
menggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Para-klorofenol berkamfer
Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian
berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen
saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatu
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni
selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan
mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluran akar gigi
dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.
- Klorofenol kamfer menthol
Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya
desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyai spectrum
anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol. Mampu
memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu
memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan
mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat
mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam
semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
c) Aldehid
- Formokresol
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan
1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin
membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu

7
medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme
aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk
bakteri aerob dan anaerob namun dapat menimbulkan efek nekrosis. Penggunaannya
pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan
diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Glutaraldehid
Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu
mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat
dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan
Torabinejad, 1998)
- Kalsium hidroksida
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar.
Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan
pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida paling
baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan yang
terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam
saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
- Nitrogen
Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida
sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran
maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan
fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan
sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek
antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh
hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)

8
BAB III
PEMBAHASAN

I. Pengertian Obat Sterilisasi Saluran Akar


Obat sterilisasi saluran akar merupakan obat atau medikan intrasaluran sebagai
desinfektan saluran akar, yang akan membunuh mikroorganisme patogen. Yang
merupakan tahapan penting pada perawatan saluran akar, karena apabila
mikroorganisme tersebut tidak dimusnahkan dapat menyerang jaringan periapikal dan
menghancurkan periodonsium hingga tulang.

II. Tujuan Penggunaan Obat Sterilisasi Saluran Akar


Tujuan penggunaan obat sterilisasi saluran akar adalah sebagai berikut:
o Membantu sistem preparasi SA
o Membantu menurunkan residu mikrobial biofilm dan jaringan organik
dan membunuh sisa bakteri
o Mencegah rekolonisasi bakteri dari sistem SA, dari bakteri yang
tersisa post preparasi atau bakteri yang masuk melalui coronal atau
lateral
o Membantu melemahkan mikroorganisme (antibiotik & antiseptik
o Membantu pembentukan jaringan keras
o Mengurangi rasa sakit
(Walton dan Torabinejad, 1998)

Fungsi dari obat sterilisasi saluran akar adalah sebagai berikut:


a. Untuk membantu mengeluarkan mikroorganisme
b. Mengurangi rasa sakit
c. Menghilangkan eksudat periapikal
d. Mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras
e. Mengontrol resorbsi radang (Walton dan Torabinejad, 1998)

9
III. Syarat-syarat Obat Sterilisasi Saluran Akar
Syarat obat sterilisasi saluran akar adalah sebagai berikut:
1. Harus suatu germisida dan fungisida yang efektif
2. Tidak mengiritasi jaringan periapikal
3. Tetap stabil dalam larutan
4. Mempunyai efek antimikrobial yang lama
5. Harus aktif dengan adanya darah, serum dan derivat protein jaringan
6. Mempunyai tegangan permukaan rendah
7. Tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal
8. Tidak menodai struktur gigi
9. Harus mampu dinonaktifkan dalam medium biakan
10. Tidak menginduksi respon imun berantara sel
(Grossman, dkk 1995)

IV. Macam-macam Obat Sterilisasi Saluran Akar


A. Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik
khusunya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik tidak efektif
menangani infeksi akibat virus, jamur atau nonbakteri lainnya dan setiap antibiotik
sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri.
Berdasarkan cara pemakaiannya, antibiotik dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu : antibiotik peroral (padat dan cair), antibiotik parenteral, antibiotik
suppositoria. Antibiotik oral mudah digunakan bila efektif dan antibiotik intravena
(melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik kadang kala dapat
digunakan setempat, seperti tetes dan salep.
Berdasarkan sifat kerjanya terhadap bakteri, antibiotik terbagi menjadi 2
golongan yaitu yang bersifat bakterisida (yang dapat membunuh bakteri) dan yang
bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Golongan pertama adalah

10
deivat penisilin. Kedua yaitu derivat tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisindan
sulfonamide.
Jenis Antibiotik :
1. Penisilin
a. Sensitifitas : Bakteri yang sensitif terhadap penisilin adalah bakteri anaerob
(Porphyrimonas, Prevotela, Peptosstreptococcus, Fusobacterium dan
Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif(Streptococcus dan
Enterococcus)
b. Kelebihan : Tidak mahal dan sifat toksisitasnya rendah. Antibiotik ini
merupakan antibiotik pilihan karena efektif terhadap berbagai bakteri anaerob
fakultatif dan sejati yang sering dijumpai pada infeksi endodonsi.
c. Kekurangan : Kemungkinan 10% populasi terjadi alergi terhadap obat ini.
d. Dosis : Untuk dewasa dosisnya 500mg setiap 6 jam selama 7 hari.
Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya tanda
dan gejala infeksi. Dapat diberikan sebelum atau sesudah makan. Bila
antibiotik diberikan bersamaan dengan debridement sistem saluran akar dan
drainase jaringan lunak, proses penyembuhan sudah terlihat dalam 48 jam.
Bilatidak sembuh, harus segera dikirim ke dokter spesialis.

2. Eritromisin
a. Sensitifitas : Obat ini sangat baik untuk bakteri fakultatif tetapi kurang
efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odontogen.
b. Kelebihan : Merupakan antibiotik alternatif untuk pasien alergi penisilin
yang mendapatkan infeksi ringan sampai sedang.
c. Kekurangan : Efek samping paling jelas adalah keluhan gastrointestinal
(nyeri dan keluahan pencernaa). Pemberian yogurt yang mengandung
Lactobacillus Acidophillus hidup dapat mengurangi nyeri.
d. Dosis : Dosis muatan oral orang dewasa disarankan 1000mg dilanjutkan
500mg setiap 6 jam selama 7 hari.

11
3. Klaritromisin
a. Sensitifitas : Spektrum antimikroba meliputi beberapa jenis bakteri anaerob
penyebab infeksi endodonsi.
b. Kekurangan : Efek smaping yang rendah terhadap gastrointestinal.
c. Dosis : Untuk dewasa dapat diberikan sebelum atau sesudah makan dengan
dosis 500mg setiap 12 jam selama 7 hari.

4. Sefalosporin oral
a. Sensitifitas : Efektif untuk bakteri aerob
b. Kelebihan : Mempunyai spektrum bakteri luas tetapi tidak termasuk
anaerob kecuali cefaclor yang mahal.
c. Kekurangan : Menimbulkan alergi. Pada pasien yang alergi penisilin,
pemberian sefalosporin harus dilakukan secara hati-hati. Obat ini tidak
dianjurkan untuk kasus infeksi endodonsi.

5. Klindamisin
a. Sensitifitas : Efektif terhadap banyak bakteri gram positif, gram negatif,
termasuk anaerob fakultatif dan sejati.
b. Kelebihan : Obat ini didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan
konsentrasinya di tulang hampir sama dengan di dalam plasma.
c. Kekurangan : Terapi klindamisin berkaitan (sangat jarang) dengan
timbulnya kolitis pseudomembranosa. Saat ini hampir semua antibiotik dapat
menimbulkan kolitis, kecuali aminoglikosida. Sepertiga kasus kolitis karena
antibiotik umumnya disebabkan oleh klindamisisn, ampisilin-amoksisilin dan
sefalosporin.
d. Dosis : Untuk dewasa yang biasa diberikan adalah 150-300 mg setiap 6 jam
selama 7 hari.

12
6. Metronidazol
a. Sensitifitas : Merupakan bakterisid terhadap bakteri anaerob tetapi tidak
berpengaruh terhadap bakteri aerob dan anaerob fakultatif.
b. Kelebihan : Obat ini tepat bila digunakan bersama penisislin untuk infeksi
endodonsi yang berat, terutama pada pasien yang memerlukan perawatan
medis.
c. Dosis : Untuk infeksi anaerob 250-500mg setiap 6 jam selama 7 hari

B. Antiseptik

13
BAB IV
KESIMPULAN

1. Pembersihan pada saluran akar untuk menghambat dan membunuh


mikroorganisme didalamnya diperlukan obat sterilisasi saluran akar. Obat
sterilisasi saluran akar merupakan obat atau medikan intrasaluran sebagai
desinfektan saluran akar, yang akan membunuh mikroorganisme patogen.
2. Tujuan penggunaan obat sterilisasi saluran akar adalah sebagai berikut:
o Membantu sistem preparasi SA
o Membantu menurunkan residu mikrobial biofilm dan jaringan organik
dan membunuh sisa bakteri
o Mencegah rekolonisasi bakteri dari sistem SA, dari bakteri yang
tersisa post preparasi atau bakteri yang masuk melalui coronal atau
lateral
o Membantu melemahkan mikroorganisme (antibiotik & antiseptik
o Membantu pembentukan jaringan keras
o Mengurangi rasa sakit
3. Syarat obat sterilisasi saluran akar adalah sebagai berikut:
- Harus suatu germisida dan fungisida yang efektif
- Tidak mengiritasi jaringan periapikal
- Tetap stabil dalam larutan
- Mempunyai efek antimikrobial yang lama
- Harus aktif dengan adanya darah, serum dan derivat protein jaringan
- Mempunyai tegangan permukaan rendah
- Tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal
- Tidak menodai struktur gigi
- Harus mampu dinonaktifkan dalam medium biakan
- Tidak menginduksi respon imun berantara sel

14
4. Jenis dari Obat Sterilisasi Saluran Akar:
 Antibiotik: segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
a. Penisilin
b. Eritromisin
c. Klaritomisin
d. Sefalosporin
e. Klindamisin
f. Metronidazol
 Antiseptik: menghambat pertumbuhan mikroorganisme invitro dan
invivo pada jaringan hidup.
a. Minyak Atsiri: Eugenol
b. Berbasis Fenol: Fenol, Para-klorofenol, Para-klorofenol berkamfer,
Para-klorofenol berkamfer menthol.
c. Aldehid: Formokresol, Glutaraldehid, Kalsium Hidroksida,
Nitrogen, Halogen (Sodium Hipoklorit dan Yodida)

15
DAFTAR PUSTAKA

Grossman, dkk.1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Edisi 11. Alih bahasa:
Rafiah Abyono. Jakarta : EGC.
Harty. F.J. 1992. Endodonti Klinis. Jakarta: Hipokrates.
Louis I. Grossman, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio ; alih bahasa, Rafiah
Abiyono-Ed. 11. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC
Tarigan, Rasita. 2006. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 2 Revisi.
Jakarta: EGC
Walton, E.R., Torabinejad, M. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsia.Edisi 2. Alih Bahasa : Norlan Sumawinata. Jakarta : EGC.
Walton, E.R., Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsia.Edisi 3. Alih Bahasa : Norlan Sumawinata. Jakarta : EGC.
Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia edisi 3. Jakarta:
EGC

16

Anda mungkin juga menyukai