PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dilaksanakan.
Contoh dari salah satu hasil penetapan hukum para ulama‟ adalah
Penetapan awal bulan pada kalender qamariyah tidak dapat dipastikan atau
ditetapkan begitu saja, karena dalam penentuan awal bulan pada kalender
ada dua metode, yaitu metode Hisab dan metode Ru‟yat. Menurut bahasa hisab
adalah hitung, sehingga ilmu hisab berarti ilmu hitung atau dalam bahasa
1
Kalender Qamariyah adalah penanggalan berdasarkan peredaran bulan terhadap bumi. Atau biasa
juga disebut dengan tahun Hijriyah, dimana tahun hijriyah dimulai ketika Nabi Hijrah ke
Madinah.
2
Hilal atau bulan sabit yang dalam astronomi dikenal dengan nama crescent adalah bagian bulan
yang tampak terang dari bumi sebagai akibat cahaya matahari yang dipantulkan olehnya pada
hari terjadinya ijtima‟ sesaat setelah matahari terbenam. Hilal dapat dipakai sebagai pertanda
pergantian bulan qamariyah. Lihat Kamus Ilmu Falak karangan Muhyidin Khazin hal. 30.
Menurut Ibnu Manzhur dalam Lisan al-„araby hilal adalah bulan sabit pada hari pertama dan
kedua bulan qamariyah, atau dua malam terakhir bulan qamariyah. Disampaikan oleh Dr. H. M.
Ma‟rifat Imam KH. MA. Dalam acara Lokakarya “Kriteria Awal Bulan Qamariyah” yang
diselenggarakan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari‟ah Dirjen
Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI. pada tanggal 19-21 September 2011, di
Cisarua Bogor Jawa Barat.
1
Inggris disebut dengan Arithmatic yaitu suatu ilmu pengetahuan yang
membahas tentang seluk beluk perhitungan. Dikalangan umat islam ilmu hisab
terdapat dalam Ilmu Falak (Astronomi) dan Ilmu Waris (Faroidl3), karena
menghitung perkiraan terjadinya ijtima‟ antara matahari, bulan, dan bumi. Jika
menurut hisab telah terjadi ijtima‟ dan bulan telah wujud (telah berada di atas
ufuk) maka pada saat itu dianggap telah masuk bulan baru, meskipun pada saat
pengertian lain ru‟yat didefinisikan sebagai usaha melihat atau mengamati hilal
3
Faroidl atau Ilmu Waris adalah عهم يعرف بً كيفيت قسمت انتركت عهى مستحقٍاyang artinya adalah “ilmu
untuk mengetahui cara membagi harta peninggalan seseorang yang meninggal kepada yang
berhak menerimanya”
4
Slamet Hambali “Menuju Penyatuan Kalender Islam” dalam seminar imsakiyah pada hari Sabtu
tanggal 1 Agustus 2009, di STAIN Pekalongan.
5
Http;//www.google.co.id/NU-ru‟yatulhilal
2
di tempat terbuka dengan mata telanjang atau dengan bantuan peralatan pada
saat matahari terbenam menjelang bulan baru qamariyah. Apabila hilal berhasil
dilihat, maka malam itu dan keesokan harinya merupakan tanggal satu untuk
bulan berikutnya, namun apabila hilal tidak berhasil dilihat, maka malam itu
berlangsung6.
pertama kali setelah ijtima‟ (pada saat ini pasti bulan berada di ufuk barat dan
maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki tanggal satu.
Namun demikian tidak selamanya hilal dapat dilihat, jika selang waktu antara
ijtima‟ dengan terbenamnya matahari terlalu pendek, maka secara ilmiah atau
bahwa pengertian ru‟yat secara garis besar terbagi menjadi tiga, Pertama,
adalah melihat dengan mata. Ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Kedua, adalah
melhat dengan qalb (intuisi). Ada hal-hal yang manusia hanya bisa mengatakan
“tentang hal ini hanya Allah yang lebih mengetahui”. Ketiga, adalah melihat
dengan ilmu pengetahuan8, hal ini dapat dijangkau oleh manusia yang memiliki
6
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005), h. 69.
7
Iluminasi atau Illumination adalah luas bagian bulan yang memancarkan sinar. Dalam praktek
perhitungan, harga maksimal iluminasi bulan adalah 1 (satu) yakni ketika terjadi bulan purnama.
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005), h. 33-34.
8
Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibn Mandzur, al-Qalyubi, dan Mahmud Yunus. Lihat
Mahmud Yunus, kamus Arab Indonesia, hal. 136.
3
Dua metode penetapan awal bulan qamariyah yang telah dijelaskan di
terkenal adalah Madzhab Hisab dengan sistem Hisab Wujud al-Hilal yang
(NU), oleh karena adanya dua aliran tersebut secara otomatis terdapat dua
sistem yang berbeda, dan oleh sebab itu juga maka tak jarang muncul
terjadi 2 hari raya „Idul Fitri, yaitu pada hari Kamis Wage tanggal 29 Januari
1998 M. bagi umat islam yang mengikuti hari raya pemerintahan Arab Saudi
mengikuti PWNU Jawa Timur. Kemudian pada hari Jum‟at Kliwon tanggal 30
Januari 1998 M, bagi umat islam yang mengikuti ketetapan pemerintah RI dan
Kemudian yang terjadi pada awal Syawal 1427 H lalu. Juga terdapat
dua hari raya „Idul Fitri. Yaitu pada hari Senin Pon tanggal 23 Oktober 2006
M. bagi umat islam yang mengikuti hari raya pemerintahan Arab Saudi dan
islam yang mengikuti ikhtibar dari PWNU Jawa Timur. Kemudian pada hari
Selasa Wage tanggal 24 Oktober 2007 M bagi umat islam yang mengikuti
4
Begitu juga awal Syawal 1428 H. terjadi perbedaan penetapan antara
Wujud al-Hilal-nya bahwa 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Jum‟at Pahing
pada hari Sabtu Pon tanggal 13 Oktober 2007 M, sesuai dengan hasil sidang
Perbedaan hari raya „Idul Fitri terulang lagi pada tahun 2011. Terjadi
1432 H jatuh pada hari Selasa 30 Agustus 2011 dengan dasar Hisab Wujud al-
hari).
Meski pada dasarnya sistem Hisab Wujud al-Hilal dan sistem Ru‟yat
al-Hilal mempunyai landasan hukum yang sama, yaitu hadits Nabi yang
9
Http://google-search-ru‟yatulhilal.co.id
10
Hadits-hadits lain yang membicarakan ru‟yat beserta permulaan tanggal dalam kalender
qamariyah diantaranya:
صُ مُ نرايتً َافترَا نرايتً فان غم عهيكم فاكمهُا عدة: قال انىبي صهى هللا عهيً َ سهم: عه ابي ٌريرة رضي هللا عىً يقُل
)ًشعباوثالثيه (متفق عهي
Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, bagwa Rasulullah SAW. Bersabda: “Berpuasalah kamu karena
melihat hilal, dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Maka apabila hilal tertutup mendung
atasmu, maka sempurnakanlah bilangan Sya‟ban 30 hari ” (H. R. Bukhori Muslim)
اذا رايتمُا انٍالل فصُمُا َاذا رايتمُي فافطرَا فان: قال رسُل هللا صهى هللا عهيً َ سهم: عه ابي ٌريرة رضي هللا عىً قال
)غم عهيكم فصُمُا ثال ثيه (رَاي مسهم
Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, Rasulullah SAW. Bersabda: “Bila kamu sekalian melihat hilal,
maka berpuasalah, dan bila kamu sekalianmelihat hilal, maka berbukalah. Maka bila hilal
tertutup awan atasmu, maka berpuasalah 30 hari ” (H. R. Muslim)
ً صُ مُ نرايتً َافترَا نرايتً فان حال بيىكم َ بيى: : عه ابي عباس رضي هللا عىً عىى انىبي صهى هللا عهيً َ سهم يقُل
)سحاب فاكمهُا عدة شعبا ن ثال ثيه (رَاي احمد ابه حىبم َ صححً انىسائ
Dari Ibnu Abbas Ra. dari Nabi SAW bersabda: “Berpuasalah kamu karena melihat hilal, dan
berbukalah kamu karena melihat hilal, maka apabila terhalang antara kamu dan hilal oleh
5
صوموا لرؤيتو: قال رسول هللا عليو و سلم: عن ابي ىريرة رضي هللا عنو يقول
Artinya: Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, bahwa Rosulullah SAW bersabda:
“Berpuasalah karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat
hilal, maka jika ia tertutup awan atasmu, maka perkirakanlah ia 30
hari” 11(H. R. Muslim).
dilupakan masyarakat dalam menilai kesatuan umat. Aspek inilah yang sering
mengapa terjadi hal demikian. Selain itu akan di jelaskan juga kevalidan dari
kedua sistem penetapan tersebut bila dikaitkan dengan teori astronomi tentang
persatuan dan kesatuan umat islam Indonesia, maka dalam hal penetapan awal
bulan qamariyah juga akan disampaikan upaya penyatuan dua sistem penetapan
awan, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya‟ban 30 hari ” (HR. Ahmad bin Hanbal, dan
disahkan oleh Nasa‟i)
11
Imam Muslim. “Shohih Muslim”, (Surabaya: Al-Ma‟arif, 2007), juz 1, h. 327.
6
B. RUMUSAN MASALAH
qamariyah?
Hisab Wujud al-Hilal dan sistem Ru‟yat al-Hilal dalam penetapan awal bulan
mempunyai dasar yang sama-sama kuat. Selain itu penelitian ini juga akan
D. KAJIAN PUSTAKA
banyak sekali, akan tetapi dalam penelitian ini penulis hanya mengambil
ini, diantaranya:
7
Buku yang diterbitkan oleh Lembaga Studi Islam Universitas
perbandingan dalam bukun ini juga dicantumkan sistem Ru‟yat al-Hilal yang
Bulan, dan Ka‟bah13, buku ini berisi tentang kajian-kajian Ilmu Falak,
menggunakan sistem Hisab Wujud al-Hilal, buku ini lebih condong pada teori
Pluralitas Mazhab Dalam Hukum Islam14. Dalam buku ini mengulas tentang
penetapan awal bulan qamariyah, selain itu juga terdapat usaha-usaha yang
12
Lembaga Studi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
13
M. Muslih Husein. Matahari, Ka‟bah, dan Bulan.
14
Abbas Arfan. Geneologi Pluralitas Mazhab Dalam Hukum Islam.(Malang: UIN Malang Pers.
2008).
8
Ahmad Izzudin, M. Ag, dengan bukunya yang berjudul Fiqih Hisab
Abu Yusuf Al Atsary. Dengan bukunya yang berjudul Pilih Hisab atau
Ru‟yah17. Sebuah buku yang berisi tentang telaah ilmiah dalam menjawab
E. KERANGKA TEORI
bulan sejak ijtima‟ minimal 8 jam. Bila ada kesaksian ru‟yat yang menurut
hisab tingginya kurang dari 2 derajat, kesaksian itu ditolak. Kriteria ini juga
15
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah.(Jakarta: Erlangga. 2007)
16
DR. Susiknan Azhari. Hisab dan Ru‟yat(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007).
17
Abu Yusuf Al Atsary. Dengan bukunya yang berjudul Pilih Hisab atau Ru‟yah. (Solo: Pustaka
Darul Muslim. 2006)
18
Http://www.google.co.id/search nahdlotul ulama‟dan ru‟yatulhilal
9
Itu adalah hasil kompromi antara kriteria ilmiah Astronomi dan data
dengan bulan adalah 8 derajat, dan tinggi bulan minimal 5 derajat. Kriteria ini
itu tidak tepat, tetapi lebih kepada mendekati, dari pada tidak menggunakan
menjauhi matahari dengan laju 12 derajat per hari. Angka 4 derajat ini lebih
Tidak ada satupun sistem hisab ru‟yat yang bersifat qoth‟i, mutlak
Ru‟yat belum tentu benar, karena bisa jadi obyek yang disangka hilal itu
ternyata bukan hilal. Hisab atas dasar Wujud al-Hilal atau Imkan ar-Ru‟yat
juga belum tentu benar, masih ada yang perlu diperdebatkan. Kriteria
10
kebenaran ilmiah. Bisa jadi dengan bukti-bukti pengamatan yang lebih banyak
dan analisis teoritik yang lebih mendalam, kriteria itupun harus diubah.
F. METODOLOGI PENELITIAN
a. Sifat Penelitian
kepustakaan. Karena sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
b. Pendekatan Penelitian
NU. Yang apabila hasil penetapan dari keduanya dipelajari akan timbul
literatur, yang berkaitan dengan topik atau tema penelitian. Data yang
makalah seminar, serta sumber data yang berasal dari media elektronik maupun
media cetak.
11
d. Metode Analisis Data
dengan yang lainnya, sehingga diperoleh suatu data yang akurat dan
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
sebagai berikut:
peredaran matahari dan bulan terhadap bumi yang mempunyai peranan penting
dengan hasil penelitian, dan disertakan pula saran-saran terhadap penelitian ini.
12
BAB II
TINJAUAN ASTRONOMI
Berbicara tentang pergantian hari tak mungkin lepas dari tatasurya kita19,
penting terhadap pergantian hari. Matahari, bumi, dan bulan tergabung dalam
Way) yang disebutkan dalam Al-Qur‟an sebagai burûj ()برَج, yaitu dalam Al-
bahasa bermakna istana atau benteng. Ada ulama‟ yang memahaminya dalam arti
bintang-bintang, ia dinamakan seperti ini karena besar dan agungnya, dan banyak
19
Tatasurya adalah suatu unit astronomi terkecil dimana matahari menjadi pusat peredaran dari
sejumlah benda langit yang dinamakan planet, yang secara terus menerus melakukan gerakan
revolusi mengelilingi matahari. Untuk tatasurya kita, sekarang baru diketahui memiliki 10 planet
yang mengelilinginya (jumlah ini mungkin bisa bertambah, karena teknologi manusia terus
berkembang semakin maju dalam mendeteksi keberadaan planet-planet yang mungkin muncul
kelak)
13
tertentu. Apapun makna yang dipilih, keduanya menunjukkan kekuasaan Allah
SWT20.
tafsirnya, bahwa Ibn „Asyur memahami kata burûj ( )برَجdalam arti yang ke dua,
Nampak seperti titik-titik yang apabila dibuatkan garis dengan mengikuti titik-
titik itu, maka bentuknya akan terlihat seperti binatang atau alat-alat tertentu.
Kemudian mereka menamainya dengan nama binatang atau alat-alat yang terlihat
itu. Gugusan bintang itu berada pada jalur peredaran matahari. Orang-orang
Phises, Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, dan
Sagitarius21.
di dalam ayat ini yang disebut bintang-bintang itu dalam nama burûj, maka ahli
Ilmu Falak Arab memberi istilah yang termasuk burûj itu adalah matahari, bulan,
dan bintang-bintang yang beredar, yaitu yang disebut bintang dua belas22.
Para ahli astronomi memperkirakan ada sekitar 100 sampai 300 miliar
galaksi di jagad raya ini dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Secara
umum ada galaksi yang berbentuk spiral, spiral gepeng, elliptical, dan
sebagainya. Galaksi dimana bumi berada atau galaksi Bima Sakti ini berbentuk
20
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an, Cet I. (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Vol. VII, hal. 103.
21
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan,dan Keserasian al-Qur‟an, Cet I. Vol. VII,
hal.103.
22
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: PT. Citra Serumpun Padi, 2000), Juz XIV, hal. 179.
14
spiral. Masing-masing galaksi diperkirakan memuat 200 sampai 300 miliar
bintang (matahari yang berada di galaksi kita ini termasuk bintang yang
berukuran sedang). Jika setiap bintang atau matahari memiliki 10 planet seperti
yang ada dalam tatasurya kita, dan setiap planet memeiliki satu satelit seperti
bumi, maka benda langit itu mungkin berjumlah miliaran triliun, atau bahkan
dari Aristoteles24 dan Ptolemeus25, mereka mengira bahwa seluruh alam semesta
ini berpusat pada bumi. Matahari, bulan, dan planet-planet lainnya semuanya
posisinya, tidak bergerak. Tapi kemudian teori tersebut dibantah oleh Nicolas
23
Pandangan yang menyatakan bahwa bumi itu sebagai pusat peredaran benda-benda langit. Lihat
Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 26.
24
Aristoteles (384-322 M) adalah seorang ahli filsafat yang hidup pada tahun 384-322 SM, ia
mempunyai pendapat bahwa pusat jagad raya adalah bumi. Sedangkan bumi selalu dalam
keadaan tenang, tidak bergerak dan tidak berputar. Lihat Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu
Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 99.
25
Atau Claudius Ptolomeus (90-168 M) adalah seorang ahli Astronomi lahir pada tahun 85 M
yang sependapat dengan teori Aristoteles yaitu Geosenris, yaitu bumi yang menjadi pusat
tatasurya. Ia menyusun sebuah buku besar tentang astronomi yang berjudul Syntatis, adapun
karya-karyanya yang lain adalah Ensiklopedi Astronomi yang terkenal yaitu Almages atau
Tabril Magesti yang tersiar diseluruh dunia dan menjadi dasar dan pedoman ilmu bintang.
Berkat karyanya itu ia ia dijuluki sebagai “King of Astronomers”. Lihat Muhyidin Khazin,
Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 113-114.
26
Nicolas Copernicus (1473-1543M) berasal dari Polandia. Seorang astronom yang mencetuskan
teori Heliosentris dan menentang teori Geosentris dari Ptolemy yang ia tuangkan dalam buku
karyanya yang berjudul “Revolution Orbium Celestium”. Ia dikenal sebagai Bapak Astronomi
Modern. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 101.
27
Adalah pandangan yang menyatakan bahwa matahari sebagai pusat peredaran benda-benda
langit dalam tatasurya. Bumi, bulan, dan planet-planet sebagai anggota tatasurya. Lihat
Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 29.
15
langit) ia menyatakan bahwa mataharilah yang sesungguhnya menjadi pusat edar
benda-benda langit. Pada saat itu Copernicus masih beranggapan bahwa orbit-
orbit benda langit tersebut masih berbentuk lingkaran, sementara matahari diam
lingkaran, tetapi berbentuk elips29, dimana matahari berada pada salah satu titik
dirumuskan.
pada tiga benda langit yang akan berperan penting dalam penentuan kalender
hijriyah, yaitu: matahari, bumi, dan bulan, yang karakteristiknya akan dipelajari
28
Johannes Kepler adalah seorang astronom dari Jerman (1571-1630 M), ia memperluas dan
menyempurnakan ajaran Copernicus. Teori-teori yang dikemukakanya berdasarkan matematika
yang kuat, ia berhasil menjadikan Hukum Universal tentang kinematika planet yang menjadi
landasan dalam Ilmu astronomi. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana
Pustaka, 2005) hal. 107.
29
Elips adalah bentuk lingkaran yang tidak bundar, melainkan bulat seperti telur. Benda-benda di
langit beredar pada orbitnya masing-masing dalam bentuk elips. Lihat Khazin, Kamus Ilmu
Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 23.
16
1. Matahari
datang mendekati matahari berulang kali. Oleh karena itu kehidupan di bumi
bergerak pada porosnya. Arah rotasinya sesuai dengan arah rotasi sebagian besar
planet dan satelit yaitu arah negatif (berlawanan dengan arah jarum jam) atau
disebut juga dengan ricktograad yaitu apabila dilihat dari arah utara maka
matahari berputar pada porosnya dari barat ke timur. Periode rotasi bagian
rotasi itu makin lambat, rotasi disekitar kutubnya memakan waktu 27 hari31.
Adanya perbedaan itu dikarenakan matahari berbentuk gas. Fenomena rotasi ini
sedang matahari berada pada salah satu fokus elips ini. Radius matahari pada
30
Komet atau Lintang kemukus adalah bintang berekor, yaitu bintang yang seolah mempunyai
kepala dan ekor. Komet terdiri atas butiran-butiran padat dan gas beku (amoniak, metan, karbon
dioksida, dan air), lihat Dr. HM. Ma‟rifat Imam KH. MA. Hal 35 Kalender Pemersatu Dunia
Islam. Bintang ini termasuk keluarga matahari, sehingga ia berjalan mengelilingi matahari
dalam bentuk yang sangat lonjong. Apabila suatu saat ia mendekati matahari, maka ia akan
tampak dengan ekornya yang selalu menjauhi matahari. Komet juga memiliki inti yang
dikelilingi oleh coma yang bercahaya, yang diameternya mencapai 2,5 juta km. Lihat Muhyidin
Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 57.
31
Dra. Maskufa, Ilmu Falak, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 42-43.
32
Bintik matahari adalah bagian permukaan matahari yang suhunya lebih rendah dari pada suhu
disekitarnya, karena lebih dingin maka kelihatan lebih gelap menyerupai bintik bintik. Lihat
Dra. Maskufa, Ilmu Falak, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 43.
17
bagian equatornya adalah 695. 000 km (sekitar 109 kali radius bumi) sehingga
dapat diperkirakan bagian dalam matahari dapat diisi oleh 1,3 juta bumi yang
kita tinggali. Lapisan terluas matahari photosphere yang tampak oleh kita
memiliki temperatur 6.000° C33. Energi matahari terbentuk dalam inti matahari
yang merupakan sumber energi elektro magnetik yang melimpah, yang sebagian
besar dalam bentuk panas dan cahaya. Sumber energi ini terbentuk akibat reaksi
nuklir pada temperatur 15.000.000° C, dan tekanannya 340 juta kali di bumi pada
gerhana matahari total) yang merupakan atmofsirnya, pada bagian inilah cahaya
yang menyilaukan tersebut tampak, yang merupakan gumpalan awan gas sangat
besar yang berkilau sebagai akibat dari letusan lapisan chromosphere yang paling
atas. Bagian terluar dari corona ini menjangkau luas ke ruang angkasa (sampai
semua massa yang ada dalam tatasurya kita, sementara planet-planet yang
menggenapkan ini menjadi 100% dimiliki oleh benda-benda langit lain dalam
33
Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam, (Jakarta: Gaung Persada,
2010) hal. 34-35.
34
Corona adalah lapisan angkasa matahari terluar. Pada saat gerhana matahari total ia tampak
putih berkilau yang sangat berbahaya bagi mata yang melihatnya secara langsung. Lihat
Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 46.
18
tatasurya kita, seperti komet, asteroid35, dan satelit-satelit alam yang mengelilingi
2. Bumi
Bumi adalah planet ke tiga jika di hitung dari yang paling dekat dengan
matahari, yang mengorbit pada matahari pada jarak 150 juta km. waktu bumi
untuk mengorbit matahari adalah sekitar 365,2564 hari, sedang satu putaran
rotasi pada porosnya (satu hari) adalah 23,9345 jam, dengan sumbu putaran
mengelilingi bumi37.
2) Terjadinya peristiwa siang dan malam, panjang satu kali peredaran semu
harian matahari dari terbit sampai terbenam rata-rata 12 jam atau satu hari
matahari.
tempat-tempat di bumi yang lebih timur akan mengalami waktu lebih dulu
dari yang sebelah baratnya, perbedaan waktu ini adalah 1 jam untuk setiap 15
35
Asteroid atau disebut juga dengan sebutan planet minor atau planetioda adalah benda langit
yang kecil yang berupa batu dan logam, diameternya yang paling besar adalah sekitar 1000 km,
umumnya sekitar 240 km sampai yang sangat kecil. Sebagai anggota tatasurya berada di antara
planet Mars dan Jupiter, tetapi ada juga yang masuk ke dalam orbit bumi, bahkan ada yang
menabrak bumi. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005)
hal. 8. Lihat juga dalam Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal. 41, karya Dr. H. M. Ma‟rifat
Imam, KH. MA.
36
Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. hal. 38.
37
Peredaran semu harian matahari dijadikan sebagai dasar penentuan waktu shalat dan saat
matahari terbenam dijadikan sebagai dasar perubahan hari dalam kalender hijriyah. Lihat Dra.
Maskufa, Ilmu Falak, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 44.
19
derajat atau 4 menit untuk setiap 1 derajat bujur. Hasil ini diperoleh dari
waktu yang diperlukan untuk sekali berotasi adalah 360° selama 24 jam38.
1) Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan derajat tolok 105° BT, daerahnya
2) Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan derajat tolok 120° BT, daerahnya
3) Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan derajat tolok 135° BT, daerahnya
meliputi: Maluku dan Irian Jaya atau Papua. WIT = GMT + 9 jam (135° : 15°
= 9 jam)
peredaran bumi mengelilingi matahari dengan arah negatif dari barat ke timur,
dengan periode revolusinya adalah 365,2425 hari. Periode revolusi bumi ini
(kabisat) jumlah harinya 366 hari, maka tahun pendek (basithoh) jumlahnya
38
Dengan dasar inilah diadakan pembagian daerah waktu di dunia. Secara umum di dunia terbagi
atas 24 daerah waktu, tiap dua daerah waktu yang berdampingan selisih waktunya 1 jam. Zone-
zone waktu tersebut berpangkal pada daerah meridian 0° yaitu di Greenwich sehingga di kenal
sebagai Greenwich Mean Time (GMT).
39
Pembagian daerah waktu di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 41 tahun 1987
tentang pembagian wilayah Republik Indonesia menjadi tiga wilayah waktu . perubahan pada
tanggal 26 November 1987 itu untuk lebih meluruskan batas daerah waktu, sehingga lebih
mendekati garis meridian. Sebelumnya seluruh Kalimantan termasuk WITA dan Bali termasuk
WIB, kemudian dirubah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah masuk WIB, sedangkan Bali
masuk WITA.
40
Sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari.
20
adalah 365 hari. Dalam revolusinya sumbu bumi miring 66,5° terhadap bidang
2) Pergeseran matahari antara Garis Balik Utara (GBU) dengan Garis Balik
Selatan (GBS), GBU adalah garis lintang 23,5° Utara dan GBS adalah garis
Ketika matahari berada pada garis 23,5° Utara pada tanggal 21 Juni
maka bumi belahan utara akan mengalami siang yang lebih panjang daripada
malam hari, sementara ketika matahari ada di selatan pada tanggal 22 Desember
maka di daerah itu malam akan lebih panjang daripada siang, demikian pula
Maret dan 23 September maka siang dan malam hari akan sama panjang di
41
Ekliptika adalah lingkaran di bola langit yang memotong lingkaran ekuator langit dengan
membentuk sudut sekitar 23° 27‟. Titik perpotongan pertama terjadi pada saat matahari bergerak
dari langit bagian selatan ke langit bagian utara yaitu pada titik Aries (tanggal 21 Maret) yang
disebut Vernal Equinox, dan perpotongan kedua terjadi pada saat matahari bergerak dari bagian
langit utara ke bagian langit selatan yaitu pada titik Libra (tanggal 24 September) yang disebut
dengan Autumnal Equinox. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana
Pustaka, 2005) hal. 18.
42
Matahari melakukan pergeseran ke utara dan ke selatan, pada tanggal 21 Maret matahari beredar
di katulistiwa, setelah 3 bulan yaitu pada tanggal 21 Juni matahari beredar di garis 23,5° utara
lalu berbalik lagi ke katulistiwa. Dari katulistiwa pada tanggal 23 September matahari perlahan
bergerak ke selatan , setelah 3 bulan yaitu pada tanggal 22 Desember matahari beredar di garis
23,5° selatan, kemudian berbalik lagi ke katulistiwa, begitu seterusnya.
21
atau Solar Calender43. Periode satu tahun pada tarikh matahari adalah 365 hari 5
(365,256366 hari). Bidang lintasan bulan mengelilingi bumi dan bidang lintasan
bumi mengelilingi matahari (bidang ekliptika) ini tidak tepat berada dalam satu
bidang melainkan miring, dengan variasi kemiringan antara 57‟ sampai 5°20‟.
Akibat kemiringan ini terdapat dua titik potong antara lintasan bulan
mengelilingi bumi dengan bidang ekliptika. Titik potong (simpul) ini dalam
diantaranya karena jaraknya yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh
dengan matahari sehingga suhu di bumi tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin. Selain itu kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap bidang ekliptika juga
kemiringan ini perbedaan temperatur antara wilayah equator dan kutubnya akan
43
Kalender syamsiyah atau disebut juga solar calendar adalah sistem penanggalan yang
berdasarkan pada peredaran bumi terhadap matahari. Kalender syamsiyah yang sampai sekarang
dipakai adalah sistem Gregorian, yaitu suatu sistem penanggalan syamsiyah yang
diproklamirkan penggunaannya oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 15 Oktober 1582. Ia
melakukan koreksi terhadap penanggalan Julius sebanyak 10 hari serta menetapkan bahwa tahun
kabisat adalah bilangan tahun yang habis dibagi empat, kecuali bilangan abad yang tidak habis
di bagi empat. Menurut kalender Gregorian satu tahun berumur 365,2422 hari. Lihat Muhyidin
Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 28.
44
Dra. Maskufa, Ilmu Falak, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 47.
45
„Uqdah Jauhar (titik simpul naik) adalah perpotongan lintasan bulan dengan ekliptika dalam
lintasannya dari selatan ke utara. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana
Pustaka, 2005) hal. 88.
46
„Uqdah Naubahar (titik simpul turun) adalah perpotongan lintasan bulan dengan ekliptika dalam
lintasannya dari utara ke selatan. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana
Pustaka, 2005) hal. 88.
22
sangat ekstrim dan akan sukar untuk berseminya mahluk hidup. Medan magnetik
bumi juga sangat ramah, tidak seperti planet-planet lain yang berada dalam
tatasurya kita. Atmofsir melindungi bumi dari radiasi sinar matahari dan bintang-
bintang lainnya, tetapi juga melindungi bumi dari hantaman meteor47 yang suatu
saat jatuh menghantam bumi, karena pada umumnya telah terbakar habis ketika
memasuki dan bergesekan dengan atmofsir. 78% atmofsir bumi terdiri dari
nitrogen, 21% oksigen, dan 1%-nya adalah campuran gas lain. Bumi adalah satu-
satunya planet yang mempunyai mahluk hidup. Perputaran rotasi dan besarnya
3. Bulan
satelit alam bumi yang berperan menjaga keseimbangan lingkungan bumi, karena
mengelilingi bumi pada jarak 384.403 km dari bumi dengan orbit yang berbentuk
elips juga. Waktu rotasi dan revolusi bulan adalah sama, yaitu 27 hari, 7 jam, 43
menit, dan 11,42 detik. Waktu edar ini dikenal dengan nama periode sideris,
selain berevolusi terhadap bumi, bulan juga melakukan rotasi pada sumbunya
dengan periode yang hampir sama dengan periode siderisnya. Akibatnya, bagian
bulan yang menghadap ke bumi akan selalu sama. Sumbu rotasi bulan
47
Meteor atau biasa disebut dengan Bintang Jatuh adalah benda langit yang berada di sekeliling
angkasa bumi, karena tertarik oleh gravitasi bumi sehingga ia menerobos angkasa menuju bumi
dengan kecepatan antara 69-70 km per detik. Adanya gesekan antara benda langit itu dengan
lapisan angkasa menyebabkan bagian luar meteor berpijar. Meteor ini biasanya telah terbakar
habis sebelum sampai dipermukaan bumi. Lihat Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak
(Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 68.
48
Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal. 40.
23
membentuk busur sebesar 1,5424° terhadap sumbu putar bumi, sedangkan
Sejak abad ke-17, Galileo50 dan ahli astronomi lain telah melakukan
pengamatan teleskop atas bulan, dan telah dapat melihat kawah-kawah yang
besar tanpa batas di permukaannya, telah diketahui pula sejak lebih dari satu
abad yang lalu bahwa ternyata bulan tidak sepadat bumi. Langit bulan selalu
terbentuk dalam proses Big Bang (dentuman besar) sekitar 13,7 miliar tahun
yang lalu. Hanya planet Merkurius dan Venus yang tidak memiliki satelit alam.
Tujuh planet yang lainnya memiliki satelit yang menyertai orbitnya mengelilingi
Dalam berevolusi mengelilingi bumi, pada suatu saat bulan akan berada
pada arah yang sama dengan matahari, saat ini disebut dengan fase bulan baru
(new moon) atau konjungsi (ijtima‟). Sedang kebalikannya, yaitu saat bulan
49
Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal. 41
50
Galileo Galilei (1564-1642 M) adalah ilmuwan berkebangsaan Italia. Pada tahun 1609 M ia
membuat teropong Astronomi. Dengan teropongnya itu ia berhasil menemukan semacam
pegunungan di permukaan bulan, gugusan bintang, cincin saturnus dan satelit pada planet
yupiter. Karyanya yang paling terkenal adalah “Dialogue on the Two Wored Sistem”. Lihat
Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) hal. 103.
51
Refraksi artinya “pembiasan sinar”, yaitu perbedaan antara tinggi suatu benda langit yang
terlihat dengan tinggi benda langit itu yang sebenarnya sebagai akibat adanya pembiasan sinar.
Pembiasan sinar ini terjadi karena sinar yang datang ke mata kita telah melalui lapisan-lapisan
atmofsir. Sehingga posisi benda langit itu tampak lebih tinggi dari posisi yang sebenarnya.
Pembiasan sinar bagi benda langit yang berada di zenit adalah 0°. Muhyidin Khazin, Kamus
Ilmu Falak (Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005) h. 19.
24
berada pada arah yang berlawanan dengan matahari disebut dengan fase bulan
purnama (full moon). Pada fase bulan baru, seluruh bagian bulan yang gelap akan
merupakan tanda dan petunjuk perjalanan manusia, baik di darat maupun di laut.
bergerak, seseorang dapat menentukan arah yang akan dituju. Mereka juga
mereka, baik untuk aktivitas social bermasyarakat maupun aktivitas dalam rangka
52
Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal. 43.
53
Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 16 sebagai berikut:
“ Dan (dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). dan dengan bintang-bintang Itulah mereka
mendapat petunjuk”.
25
dari kata hilal yang umum diterjemahkan sebagai bulan sabit, yang menunjukkan
atau bulan-bulan sabit, sebagai tanda dari penanggalan pada bulan qamariyah.
perubahan bentuk bulan, maka manusia dapat menyusun atau mengukur waktu
yang tipis yang disebut dengan hilal, maka keesokan harinya sabit itu akan
semakin besar, membesar lagi sampai bentuk bulan setengah, dan akhirnya bulan
purnama. Oleh karena itu penanggalan qamariyah adalah penaggalan yang paling
fitri, paling alamiah, karena hanya memandang langit serta merta akan diketahui
bulan dari bumi, maka bentuk semu bulan kadang-kadang tampak dan kadang-
kadang tidak tampak. Perubahan bentuk semu bulan tersebut adalah bulan baru
26
(new moon), sabit (crescent), perbani awal (perempat), benjol (gibbous),
purnama (full moon), benjol (perempat), dan seterusnya kembali ke awal lagi54.
Meskipun pada fase bulan baru kedudukan bulan berada satu arah
dengan matahari, namun karena bidang lintasan bulan mengelilingi bumi tidak
berhimpit dengan bidang ekliptika, maka kedudukan bumi, bulan, dan matahari
tidak selalu berada dalam satu garis lurus melainkan hanya berada dalam satu
bidang yang tegak relative terhadap ekliptika, sehingga posisi hilal (bulan baru)
bumi-matahari55.
dengan nama periode sinodis dan periode sideris, periode sinodis dihitung mulai
dari fase bulan baru ke fase bulan baru berikutnya, sedang periode sideris
dihitung mulai dari fase bulan baru dalam lintasan bulan yang pertama sampai
Durasi yang dibutuhkan bulan berada dalam satu fase bulan baru ke fase
bulan baru berikutnya adalah 29,530588 hari atau 29 hari 12 jam 44 menit 2,8
detik. Lama waktu antara dua konjungsi (ijtima‟) ini di kenal dengan nama
periode sinodis (al-syahr al-qamar), dan periode sinodis inilah yang menjadi
kerangka dasar Kalender Hijriyah (bulan qamariyah). Oleh karena itu, umur
bulan qamariyah berfariasi antara 29 dan 30 hari56. Periode sinodis tidak sama
dengan periode sideris, karena bumi tidak tinggal diam, tetapi bumi selalu
27
Sedangkan gerhana matahari terjadi apabila posisi matahari, bulan, dan
bumi berada dalam satu garis lurus. Pada saat gerhana matahari terjadi, cahaya
matahari terhalang oleh bulan, dan bayangan bulan yang sampai ke bumi terdiri
dari dua bagian, yaitu bagian yang paling gelap di sebut umbra, dan bagian yang
tidak begitu gelap di sebut penumbra. Apabila jarak matahari-bumi dan jarak
bulan-bumi tetap, maka bayangan bulan yang sampai ke bumi akan selalu sama.
sama, hal ini dikarenakan lintasan bulan mengelilingi bumi berupa lintasan elips.
Akibat perubahan jarak ini, pada saat terjadi gerhana matahari terdapat tiga
berada pada perpanjangan umbra, dalam hal ini pengamat akan melihat Gerhana
berada di dalam umbra, dan matahari sebagai Gerhana Matahari Total (Total
penumbra, pada posisi ini pengamat hanya akan malihat Gerhana Matahari
Sebagian (Partial Eclipse of The Sun)59. Gerhana Matahari Sebagian juga akan
terlihat pada daerah-daerah yang hanya dilalui oleh penumbra pada saat Gerhana
57
Gerhana Matahari Cincin (GMC) yaitu bundaran matahari tidak bisa tertutup seluruhnya oleh
bundaran bulan. Diameter sudut bundaran bulan lebih kecil dibanding dengan diameter sudut
bundaran matahari. Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal.
48.
58
Gerhana Matahari Total (GMT) yaitu seluruh bundaran matahari ditutup oleh seluruh bundaran
bulan, diameter sudut bundaran bulan lebih besar disbanding dengan diameter sudut bundaran
matahari. Lihat Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal. 48.
59
Gerhana Matahari Sebagian (GMS) yaitu sebagian bundaran matahari ditutup oleh sebagian
bundaran bulan. Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal.
48.
28
Demikian halnya tentang posisi matahari dan bulan ketika terbit dan
dikatakan terbenam bila benda langit tersebut mencapai horizon dan terbit bila
berpendapat bahwa suatu benda langit dikatakan terbenam bila benda langit
tersebut sudah seluruhnya berada di bawah ufuk (horizon), dan terbit bila benda
60
Susiknan Azhari, Ilmu Falak, (Yogyakarta:Lazuardi, 2001) h. 25.
29
BAB III
MUHAMMADIYAH DAN NU DALAM PENETAPAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
A. MUHAMMADIYAH
November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan atas saran dari murid-muridnya dan
hukum (fatwa), panti asuhan, penyuluhan, dan lain-lain. Ini terbukti dengan
Pekalongan pada tahun 1927 atas gagasan besar KH. Mas Mansur. Tokoh ini
Majlis Tarjih, Majlis Tanfidz, dan Majlis Taftisy. Gagasan tersebut diterima
61
Budi Utomo didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan
beberapa orang pelajar Sekolah Doktor.
62
Ahmad Izzudin, M. Ag, “Fiqih Hisab Rukyah”.(Jakarta: Erlangga. 2007). H. 111-112
30
secara aklamasi oleh kongres. Untuk tujuan itu, dibentuklah sebuah tim
perumus yang beranggotakan KH. Mas Mansur dari Surabaya, AR. Sutan
Mansur dari Maninjau, H. Muhtar dari Yogyakarta, H.A. Mukti dari Kudus,
Karto Sudarno dari Jakarta, Muh. Kusni, dan M. Yunus Anis dari Yogyakarta.
Majlis Tasyri‟ yang diberi nama Majlis Tarjih dengan KH. Mas Mansur
sebagai ketuanya. Dari namanya dapat dilihat bahwa majlis ini didirikan
sehingga istilahnya adalah Majlis Tarjih. Hanya saja istilah Tarjih disini tidak
sepenuhnya sama dengan istilah Tarjih dalam Ilmu Ushul Fiqih63. Dalam
terdahulu atau para imam madzhab. fungsi dan tugas Majlis Tarjih di ilhami
63
Tarjih dalam ilmu ushul fiqih dirumuskan sebagai berikut: menguatkan dari salah satu dari dua
dalil untuk diamalkan.
64
M. Yunan Yusuf, dkk. Ensiklopedi Muhammadiya,. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)
h. 381
31
Artinya: “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh".
dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”.
1961 atau juga dalam Suara Muhammadiyah No. 6/1355 tahun 1936 bahwa
Majlis Tarjih didirikan untuk menimbang dan memilih dari segala masalah
yang dianggap kuat dan berdalil benar dari Al-Qur‟an dan Al-Hadits, Majlis
32
c. Menyalurkan perbedaan-perbedaan faham mengenai hukum-
Muhammadiyah.
Muhammadiyah.
kemurnian.
duniawiyah.
memandang perlu.
65
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah. h. 118
33
Pada tahun 1993, Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.
anggota Muhammadiyah.
Majlis Tarjih menghimpun para ulama‟ yang memiliki visi dan misi
Untuk Umat Islam diberi bimbingan cara mengikuti sunah itu dengan sistem
66
M. Yunan Yusuf, dkk. Ensiklopedi Muhammadiyah,. h. 382-383
34
Dalam pembuatan hukum dalam Majlis Tarjih tidak meninggalkan
fiqih secara tradisional maupun hukum islam dalam pandangan luas. Sesuai
Merujuk pada tugas pokok dan kegiatan yang dilakukan oleh Majlis
67
Abd. Rochim Ghazali. Dua Yang Satu: Muhammadiyah dalam Sorotan Cendekiawan NU,
(Bandung: Mizan, 2000),h. 142
68
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah. h. 122.
35
1. Mengamanatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis
akan datang.
36
Hisab dalam segi bahasa berarti menghitung, atau mengira, atau
hitungan, namun memiliki makna lain, seperti: batas, hari kiamat, dan
tanggung jawab. Sementara dalam segi istilah, yang menjadi fokus studi ini
sering disebut dengan Ilmu Falak, miqat, rasd, dan hai‟ah. Bahkan sering juga
menurutnya di kalangan sahabat nabi ada yang ahli ilmu hisab yaitu Ibn
Abbas, karena dia telah menghitung rotasi bulan dalam setahun sebanyak 20
kali.
cara penghitungan hisab juga merupakan metode yang sah dan bukan
merupakan metode yang memiliki hierarki lebih rendah dari pada melihat
secara visual (langsung) ubtuk menentukan awal dan akhir bulan qamariyah.
69
Lihat Badan Hisab Ru‟yat Depag RI. Almanak Hisab ru‟yat (Jakarta: Pembinaan Badan
Peradilan Agama Islam, 1981), h. 34.
70
Dr. H. M. Ma‟rifat Imam, KH. MA. Kalender Pemersatu Dunia Islam. Hal. 78.
71
Ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda peninggalannya,
seperti patung dan perkakas rumah tang. Lihat http://www.artikata.com/arti-319599-
arkeologi.html
37
Secara formal pemikiran Hisab Ru‟yat Muhammadiyah tertuang dalam
Berpuasa dan Id Fitrah itu dengan ru‟yat dan tidak berhalangan dengan
Apabila ahli hisab menetapkan bahwa bulan belum tampak atau sudah
38
yang pasti sesuai dengan ketentuan-Nya. Oleh karena itu peredaran benda-
benda langit dapat dihitung secara tepat. Penegasan ayat tersebut tidak sekadar
Pencipta.
sistem Wujud al-Hilal. Menurut sistem Wujud al-Hilal jika pada hari
terbenam
muktabar, hal ini dengan syarat hilal sudah wujud. Bila hilal belum wujud
72
Merupakan pemikiran yang disepakati sejak tahun 1969 oleh pakar astronomi Muhammadiyah,
sampai pemikiran tersebut ditinjau kembali oleh Muktamar Tarjih th. 1972 M/1392 H di
Pencongan, Wiradesa, Pekalongan.
39
Secara implisit, Muhammadiyah juga mengakui ru‟yat sebagai penentu
awal bulan qamariyah. Akan tetapi mulai tahun 1969 Muhammadiyah tidak
lagi melakukan ru‟yat dan lebih memilih menggunakan Hisab Wujud al-Hilal,
hal itu dikarenakan Ru‟yat al-Hilal atau melihat hilal secara langsung adalah
pekerjaan yang sangat sulit, dan dikarenakan islam adalah agama yang tidak
berpandangan sempit.
datanya diambil dari Almanak Nautika73 yang dikeluarkan oleh TNI Angkatan
73
Nautika adalah data kedudukan benda-benda langit yang dipersiapkan untuk keperluan
pelataran. Sekalipun demikian, almanak nautika juga dapat digunakan untuk keperluan
perhitungan waktu shalat, awal bulan, dan gerhana. (lihat Kamus Ilmu Falak, oleh Muhyidin
Khazin, h. 69)
74
Oceonografi berasal dari bahasa Yunani yaitu oceanos yang berarti lauta dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi. Bisa juga disebut dengan oseanologi yaitu ilmu kelautan. Yang
merupakan cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudra dan lautan.
40
Hisab Wujud al-Hilal yang dimaksud sebagaimana dikemukakan
walaupun hanya satu menit atau kurang. Dalam menentukan tanggal 1 bulan
baru berdasarkan hisab dengan tiada batasan tertentu. Asalkan hilal sudah
wujud, maka menurut kalangan ahli hisab sudah berdasarkan Hisab Wujud al-
hilal dan dapat ditentukan hari esoknya adalah awal bulan qamariyah75.
memperkirakan hilal mungkin dilihat atau tidak, akan tetapi dijadikan dasar
penetapan awal bulan qamariyah sekaligus menjadi bukti bahwa bulan baru
a. Sejarah Singkat NU
Nahdlatul Ulama‟ merupakan sebuah Organisasi Masyarakat Islam
pada mulanya merupakan Komite Hijaz76. Ketika komite ini sepakat untuk
75
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah. h. 125.
76
Komite Hijaz adalah panitia khusus yang dibentuk oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah atas restu
KH. Hasyim Asy‟ari. Tugas utama komite ini antara lain: merumuskan sikap para ulama
pemegang madzhab ahlus sunnah wal jama‟ah untuk disampaikan kepada penguasa Hijaz
41
mengirimkan utusan ke Muktamar Islam di Mekah, timbul pemikiran untuk
tersebut. Maka atas usulan KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz jam‟iyah komite
Kertopaten Surabaya tersebut tidak ubahnya seperti wadah bagi barang yang
sudah ada. Dengan kata lain wujud NU sebagai organisasi keagamaan ini
hanya sekedar penegasan formal dari mekanisme informal para ulama yang
sepaham (pemegang teguh hasil ijtihad dari salah satu empat madzhab, yakni
Syafi‟I, Maliki, Hanafi, dan Hambali) yang sudah ada jauh sebelum lahirnya
NU77.
bergambar bola dunia yang dilingkari seutas tali dan sembilan bintang.
eksistensi lajnah ini sudah tampak semenjak NU itu sendiri lahir. Hal ini
pelaksanaan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan, dan Lajnah Bahsul
77
Chairul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU, (Surabaya: Bisma Satu, 1999), cet. II, h.
3-5
42
Masail tidak lain merupakan sebuah forum yang membahas masalah-masalah
Sebagai sebuah tradisi, Bahsul Masail diduga kuat telah berjalan atau
bahwa Bahsul Masail merupakan misi dari kegiatan-kegiatan NU. Oleh karena
itu, ada atau tidaknya lembaga forma Bahsul Masail di berbagai daerah, tradisi
kajian hukum semacam ini akan tetap berjalan. Forum Bahsul Masail
definisi fatwa, yang berarti pendapat dalam bidang hukum atau official legal
78
Marzuki Wahid, “Membaca Tradisi Bahsul Masail NU”, (Jakarta: Lakpesdam, 2000), h. 114.
43
dalam hukum islam dan lembaga Bahsul Masail yang memutuskannya adalah
SAW serta tuntunan para Sahabat dan hasil ijtihad para ulama‟ madzhab
diyakininya, termasuk dalam penetapan waktu maupun tata cara ibadah yang
Sedangkan yang dimaksud dalam hisab ru‟yat ini adalah masalah penetapan
79
Wahbah al-Zuhaily, “Ushul al-Fiqh al-Islami”, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), jilid II, h. 1156.
80
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah. h. 106.
44
c. Metode NU dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah di Indonesia
NU melalui Lajnah Bahsul Masail mengeluarkan keputusan bahwa
penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah atas dasar ru‟yatul hilal
Hal ini berdasarkan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
berikut:
صوموا لرؤيتو وافطروا: قال رسول هللا عليو و سلم: عن ابي ىريرة رضي هللا عنو يقول
bulan yang dilakukan pada hari ke 29. apabila ru‟yat tidak berhasil, baik
karena posisi hilal memang belum dapat dilihat maupun karena terjadi
45
ru‟yat dalam hadits hisab ru‟yat adalah bersifat ta‟abudi-ghair ma‟qul al-
ma‟na. artinya ru‟yat al-hilal dalam penetapan awal bulan qamariyah adalah
puasa Ramadhan, melaksanakan Idul Fitri, dan Idul Adha kepada warga NU
terutama anggota pimpinan dari tingkat pusat sampai dengan tingkat ranting
puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha pada hari berikutnya (istikmal).
ru‟yat di lapangan betapapun menurut hisab hilal masih dibawah ufuk yang
menurut pengalaman hilal tidak akan terlihat. Hal demikian dilakukan agar
82
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah. h. 4.
46
penggunaan istikmal itu tetap didasarkan pada ru‟yat di lapangan yang tidak
dapat dilihat atau sudah Imkan ar-Ru‟yat84, namun ternyata tidak satupun ada
menjadi 30 hari.
Laporan kesaksian hilal dapat ditolak apabila semua ahli hisab (dengan
hisab yang akurat) sepakat menyatakan bahwa hilal tidak dapat diru‟yat, baik
posisi hilal di bawah ufuk ataupun di bawah minimal hilal dapat diru‟yat atau
belum Imkan ar-Ruyat. Atau dengan kata lain bahwa laporan hasil ru‟yat
dapat ditolak apabila tidak di dukung oleh ilmu pengetahuan atau hisab yang
83
Khoirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim. Hisab Ru‟yat dan Perbedaannya (Jakarta: Depag
RI, 2004). h. 211
84
Imkanur ru‟yat (Haddur Ru‟yat) artinya kemungkinan hilal dapat diru‟yat, atau batas minimal
hilal dapat diru‟yat, yaitu suatu fenomena ketinggian hilal tertentu yang menurut pengalaman
dilapangan hilal dapat dilihat. Dalam astronomi disebut dengan istilah Visibilitas Hilal.
Kesepakatan Imkanur rukayat di Indonesia bahwa hilal dapat dilihat dengan ketinggian 2° 15‟
dengan umur bulan sejak ijtima‟ adalah 8 jam. Bila ada kesaksian ru‟yat yang menurut hisab
tingginya kurang dari 2°, kesaksian itu ditolak. (lihat Kamus Ilmu Falak, oleh Muhyidin Khazin,
h. 35).
47
BAB IV
dan Imam al-Subkhi. Hanya saja kriteria Imkan ar-Ru‟yat-nya belum ada
kesepakatan atau belum ada kriteria yang dapat di terima oleh semua pihak.
dari barat ke timur sejauh 13 derajat setiap hari, sedangkan matahari juga
bergerak pada ekliptika dari barat ke timur sejauh 1 derajat setiap hari,
85
Pengarang kitab Sullam an-Nayirain ( meski pada dasarnya tidak berprinsip pada Imkan ar-
ru‟yat, akan tetapi dalam kitab tersebut di tetapkan pula tentang kriteria hilal dapat diru‟yat ).
Lihat Fiqih Hisab Ru‟yat karangan Ahmad Izzuddin halaman 154.
86
Manzilah artinya “posisi” adalah posisi suatu benda langit searah dengan posisi suatu rasi
bintang. Sementara manzilah bulan dalam tempuhan sinodisnya berposisi pada 28 manzilah,
yaitu: (1) Syarathan, (2) Butain, (3) Tsuraya, (4) Aldebaran, (5) Haq‟ah, (6) Han‟ah, (7) Dzira‟,
(8) Natsrah, (9) Tharf, (10) Jabhan, (11) Zabrah, (12) Sharfah, (13) Awa‟, (14) Samak, (15)
Ghafr, (16) Zubana, (17) Iklil, (18) Qalb, (19) Syulah, (20) Na‟aim, (21) Baladah, (22) Sa‟du
Dzabih (23) Sa‟du Bali‟, (24) Sa‟du Su‟ud, (25) Sa‟du Akhbiyah, (26) Faragh Muqadam, (27)
Faragh Mu‟akhkhar, (28) Rasya.( lihat Kamus Ilmu Falak karya Muhyiddin Khazin hal. 52-53 ).
48
sehingga bulan mendahului matahari bergerak ke arah timur sejauh 12 derajat
perhari. Kriteria ini dipahami bahwa hilal dapat dilihat bila tingginya telah
mencapai 8 derajat atau minimal 6 derajat. Begitu pula dapat dipahami bahwa
hilal dapat dilihat bila umur bulan telah mencapai 17 jam 20 menit atau
minimal 12 jam.
Begitu pula dalam kitab Fath al-Ra‟uf al-Mannan yang di tulis oleh
Abdul Jalil bin Abdul Hamid juga mendiskripsikan imkan ar-ru‟yat sebagai
berikut:
menetapkannya apabila cahayanya sebesar 1/5 jari (12 menit jari) sedang
sedikit saja, hilal sulit untuk diru‟yat. Apabila keduanya berkurang, hilal tidak
dapat diru‟yat, akan tetapi apabila salah satunya yang kurang, hilal mungkin
dapat dilihat.
musyawarah). Yaitu ketinggian hilal minimal 2,3 derajat dan umur bulan sejak
ijtima‟ minimal 8 jam. Bila ada kesaksian ru‟yat yang menurut hisab
87
Menurut Assadurrohman, kriteria 2/3 dalam kitab tersebut merupakan kesalahan cetak, dimana
seharusnya adalah 2/5. dengan alur pemikiran bahwa apabila 1/5 hari = 12 menit jari dengan
tinggi 3 derajat, maka untuk tinggi 6 derajat, besar cahaya hilal-nya adalah 2/5 jari. (lihat Fiqih
Hisab Ru‟yat oleh Ahmad Izzuddin hal. 156).
49
tingginya kurang dari 2 derajat, kesaksian itu ditolak. Kriteria ini juga
ar-ru‟yat ini dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan qamariyah pada
1. Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan diatas ufuk tidak kurang dari 2°, dan
2. Ketika matahari terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam setelah konjungsi
atau ijtima‟.
Itu adalah hasil kompromi antara kriteria ilmiah Astronomi dan data
dengan bulan adalah 8 derajat, dan tinggi bulan minimal 5 derajat. Sedangkan
88
Kriteria tersebut berdasarkan kesepakatan Mentri-mentri Agama Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, dan Singapura. lihat Http://www.google.co.id/search-nahdlotul-ulama‟dan
ru‟yatulhilal
50
berargumentasi bahwa hilal 2 derajat di Indonesia berarti sekitar 5 derajat
pemerintah dalam hal ini Departemen Agama merasa perlu memberikan solusi
alternatif dengan menawarkan kriteria yang dapat diterima semua pihak. Hal
mencari kesepakatan bersama tentang imkan ar-ru‟yat . oleh karena itu pada
bulan Maret 1998 dilakukan pertemuan dan musyawarah ahli hisab dari
berbagai ormas islam, yang juga diikuti oleh ahli astronomi dan instansi
berikut:
haqiqi tahqiqi.
harapan, sebab beberapa ormas islam yang lain menolaknya dengan alasan
51
masih diragukan, disamping intuk penghitungan kalender sangat sulit untuk
Astronomi
kalanya bulan akan berada pada arah yang sama dengan matahari (konjungsi /
ijtima‟), pada saat inilah disebut dengan fase bulan baru (new moon).
Sebaliknya, yaitu saat bulan berada pada arah yang berlawanan dengan
matahari disebut dengan fase bulan purnama (full moon). Pada fase bulan
baru, seluruh bagian bulan yang gelap akan menghadap ke bumi. Sedangkan
pada fase bulan purnama, seluruh permukaan bulan yang terang akan
menghadap ke bumi89.
Durasi yang dibutuhkan oleh bulan berada dalam satu fase bulan baru
ke fase bulan baru berikutnya adalah 29,530588 hari atau 29 hari 12 jam 44
menit 2,8 detik. Lama waktu antara dua konjungsi (ijtima‟) ini dikenal dengan
nama periode sinodis, periode sinodis inilah yang yang menjadi kerangka
dasar kalender hijriyah. Oleh karena itu umur bulan dalam kalender hijriyah
sepakatan putusan karena adanya perbedaan sistem penetapan. Dalam hal ini
89
DR. Susiknan Azhari. Ilmu Falak (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007 ) h.
52
terjadi antara sistem Hisab Wujud al-hilal oleh Muhammadiyah dan sistem
suara”. Berdasarkan hal ini, jika terbitnya hilal di langit tidak tampak dari
permukaan bumi, maka tidak ada hukumnya sama sekali. Demikian juga
apabila ada seseorang atau dua orang melihat hilal tetapi tidak
memberitahukannya (kepada umum), maka hal ini juga tidak ada hukumnya
90
صوموا لرؤيتو وافطروا لرؤيتو فأن غم عليكم فاقدروا لو: قال رسول هللا عليو و سلم: عن ابي ىريرة رضي هللا عنو يقول
)ثالثين (رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Berpuasalah
karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat hilal, maka jika ia tertutup awan
atasmu, maka perkirakanlah ia 30 hari” 90(H. R. Muslim).
91
Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Atau Ru‟yah”, (Solo: Darul Muslim), h. 45 dengan kalimat
yang telah sedikit di tambahi.
53
dapat diartikan mengetahui sekalipun bersifat dzanni (dugaan kuat tentang
awal bulan qamariyah termasuk dalam ibadah dan tidak dapat dirasionalkan
Dengan demikian, ru‟yat hanya dapat diartikan sebatas melihat dengan mata
kepala92.
Disamping itu penetapan awal bulan qamariyah tidak bisa lepas dari
astronomi, karena matahari, bulan, dan bumi adalah pemeran utama dalam
terjadi apabila matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus
(ijtima‟), sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka akan sesuai dengan sistem
bulan qamariyah, yang pada intinya bulan baru qamariyah jatuh apabila telah
terjadi ijtima‟.
penetapan awal bulan qamariyah, yang pada intinya awal bulan qamariyah
terjadi apabila hilal sudah tampak dan dapat diru‟yat secara langsung.
92
Ahmad Izzudin, M. Ag, Fiqih Hisab Rukyah. h. 4.
54
Sehingga kurang sesuai dengan kriteria astronomi, seperti yang telah
al-ma‟na yang berarti ru‟yat dalam penetapan awal bulan qamariyah termasuk
Tidak ada satupun metode hisab ru‟yat yang bersifat qoth‟i (mutlak
Ru‟yat belum tentu benar, karena bisa jadi obyek yang disangka hilal itu
ternyata bukan hilal. Hisab atas dasar Wujud al-hilal atau Imkan ar-ru‟yat
juga belum tentu benar, masih ada yang perlu diperdebatkan. Kriteria
kebenaran ilmiah. Bisa jadi dengan bukti-bukti pengamatan yang lebih banyak
dan analisis teoritik yang lebih mendalam, kriteria itupun harus diubah.
Qamariyah.
qamariyah, maka banyak pula wacana dan ide-ide dalam rangka untuk
menyatukan dua sistem yang berbeda tersebut kedalam satu sistem penetapan
Syawal, dan Dzulhijjah. Akan tetapi ide tersebut kelihatannya cukup sulit
untuk terwujud.
55
Karena adanya madzhab yang berbeda dalam penetapan awal bulan
tetapi sampai sekarang belum ada pendapat yang dapat diterima oleh semua
upaya yang lebih mempunyai peluang untuk dapat diterima oleh semua pihak.
pendapat ).
56
Wujud al-hilal dan Ru‟yat al-hilal). Yaitu menggunakan hisab sekaligus
sehingga dapat di perkirakan kapan terjadinya ijtima‟. Bila waktu ijtima‟ telah
membuktikan bahwa ijtima‟ telah terjadi dan hilal sudah dapat diru‟yat.
berhasil maka pada saat itu adalah telah terjadi bulan baru, namun bila ru‟yat
belum berhasil maka menggunakan istikmal. Ini telah sesuai dengan hadits
: قال رسول هللا عليو و سلم: عن ابي ىريرة رضي هللا عنو يقول
)مسلم
dilakukan kapan saja sedangkan ru‟yat hanya dapat dilakukan bila telah ada
apabila hilal belum dapat diru‟yat dan sebagai wujud pengamalan dari hadits
di atas, karena apabila hanya menggunakan hisab saja maka tidak mungkin
mengamalkan istikmal, sebab dalam hisab telah masuk bulan baru bila hilal
94
Imam Muslim. “Shohih Muslim”, (Surabaya: Al-Ma‟arif, 2007), juz 1, h. 327.
57
sudah wujud di atas ufuk meski belum bisa diru‟yat, jadi meskipun mendung,
hilal tertutup awan, cuaca buruk, atau penghalang hilal lainnya tidak
Demikian juga bila hanya menggunakan ru‟yat saja itu pun tak
NU itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan adanya sifat menerima pendapat di
antara keduanya.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
bumi. Bulan baru dalam sistem ini ditetapkan ketika bumi, bulan, dan
perhitungan, jadi meskipun pada saat itu bulan tidak dapat terlihat
terhadap bulan pada malam tanggal 29, apabila pada malam itu bulan
sudah dapat di lihat atau sudah tampak maka pada keesokan harinya
59
sudah masuk bulan baru, namun apabila pada malam itu bulan belum
bilangan hari sampai 30, baru pada hari berikutnya telah masuk bulan
bulan qamariyah.
hadits tersebut dengan makna tersurat. Selain itu dasar dari Hisab
terjadi apabila matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus
(ijtima‟), ini akan sesuai dengan sistem Hisab Wujud al-hilal menurut
60
Muhammadiyah, karena dalam hal ini Muhammadiyah tidak
yang pada intinya bulan baru qamariyah jatuh apabila telah terjadi
awal bulan qamariyah terjadi apabila hilal sudah tampak dan dapat
61
keberhasilan ru‟yat, bila ru‟yat berhasil maka pada saat itu adalah
istikmal.
B. Saran
awal puasa, „idul fitri maupun „idul adha, diharapkan kepada para
lain, karena ironis sekali bila antar umat islam Indonesia harus saling
bulan qamariyah.
62