PENDAHULUAN
diturunkan dari asam amino fenil alanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di
tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat
cincin fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena
kebanyakan fenil propanoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih
kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan
fenolik.
tanpa rantai samping seperti katekol atau dengan cincin samping dengan satu
atom karbon seperti asam gallat, asam benzoat, sacicin, metal salisilat, dan
vanillin, atau dua atom karbon seperti 2-fenil etanol. Fenil propanoid juga
molekul besar dalam tumbuhan. Dua jenis utama fenil propanoid adalah lignin
dan tannin. Lignin dipisahkan dalam lapisan sekunder dinding sel dalam
hubungan dengan matrik selulosa dimana kelompok hidroksil fenolik lignin diikat
fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari cincin benzena (C6)
yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3). Tidak ada tata nama yang
spesifik untuk senyawa turunan fenil propanoid karena penomorannya tidak selalu
dari rantai alifatiknya, yakni propane tetapi dapat juga berdasarkan kerangka
karbon aromatiknya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
melalui jalur sikimat. Fenil propanoid dihasilkan oleh organisme melalui jalur
biogenetik sikimat, hal ini pertama kali ditemukan oleh Davis dalam
jalur sikimat dimulai dari interaksi antara eritrosa dengan asam fosfoenolpiruvat.
Dalam hal ini, gugus metilen dari asam fosfoenolpiruvat bertindak sebagai
nukleofil yang berkondensasi dengan eritrosa melalui gugus karbonil. Ciri dari
kelompok senyawa ini suatu cincin benzen yang tersubstitusi oleh suatu rantai
dalam jalur turunan asam sikimat. Asam sinamat dan analog alaminya dikenal
3
dalam pengobatan kanker selama beberapa abad. Sintesis fenil sinamat dan
katalis asam. Senyawa metil sinamat terlebih dahulu dikonversi menjadi asam
diklorinasi menggunakan tionil klorida dan fenol dan menghasilkan fenil sinamat.
spesies Alpinia malaccensis dari famili Zingiberaceae, dan termasuk salah satu
kelompok penting dari tanaman obat. Metil sinamat telah berhasil diisolasi dari
A.malaccensis dengan rendemen yang tinggi dan kemurnian yang baik. Senyawa
turunan asam sinamat lainnya adalah asam kafeat, sinamida, sinamoil ester dan
maupun sintetis, telah dilakukan pengujian antikanker. Selain itu, sintesis asam
sinamat dengan tionil klorida menghasilkan halida asam. Halida asam ini dapat
direaksikan dengan alkohol sehingga menjadi ester sinamat (sinamoil ester). Ester
memiliki potensi sebagai senyawa anti proliferasi terhadap karsinoma usus besar
4
2.2.2 Turunan Kumarin
termasuk kumarin sendiri telah ditemukan pada lebih dari 20 spesies tumbuhan.
menimbulkan fluorisensi dengan warna yang lebih tajam dari pada hidroksi
gelombang sekitar 230 nm, 275 nm, 310 nm dan 350 nm. Kumarin atau
reaksi adisi yang lasim pada. senyawa olifin. Sedangkan cincin aromatiknya lebih
terjadi pada benzena, berikut reaksi yang terjadi pada turunan kumarin;
Sebagai suatu lakton, kumarin larut dalam basa menghasilkan garam dari asam
berkonfigurasi cis, tidak dapat dipisahkan dengan garamnya karena akan segera
5
Senyawa fenil propanoid, 7-hidroksi-6-metoksi kumarin telah diisolasi
meliputi UV, IR, NMR1D, NMR-2D dan massa serta perbandingan dengan data
menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 dengan nilai
IC50 16,5 mg/mL. Chisocheton adalah salah satu genus dari famili Meliaceae.
Tumbuhan ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis seperti di China, Papua
Nugini, Cina selatan, Thailand, Malaysia, Nepal, India, Bhutan dan Myanmar.
dien-3-on, dan 3 senyawa triterpenoid yang sudah dikenal yaitu asam moronat,
asam oleanolat dan asam betulonat. Dalam penelitian terhadap pencarian senyawa
bioaktif dari tumbuhan Chisocheton Indonesia, ekstrak etil asetat kulit batang
sikimat, hal ini pertama kali ditemukan oleh Davis dalam mikroorganisme. Asam
shkimat sendiri semula-mula ditemukan pada tahun 1885 pada tumbuhan Illicium
ditemukan pula dalam berbagai macam tumbuhan (Soekamto dan Mandey, 2016).
Biosintesis jalur sikimat dimulai dari interaksi antara eritrosa dengan asam
6
bertindak sebagai nukleofil yang berkondensasi dengan eritrosa melalui gugus
karbonil. Senyawa antara yang dihasilkan dari reaksi di atas tersiklisasi melalui
Reaksi deaminasi sejenis itu dapat pula terjadi pada tirosin yang akan
p-kumarat yang memiliki tingkat oksidasi lebih tinggi seperti asam kafeat, ferulat
dan sinapat. Asam sinamat merupakan senyawa antara yang kemudian mengalami
7
2.4 Sintesis Asam Sinamat dalam Laboratorium
Pada sintesis asam sinamat berlangsung dua reaksi yaitu reaksi reaksi
antara benzaldehid dengan asam malonat dapat juga dengan ester malonat, reaksi
di katalis oleh suatu basa. Sedangkan pada reaksi perkin, kondensasi aldol antara
benzaldehid dengan anhidrida asetat, dengan adanya garam natrium dari asam
tersebut yang bertindak sebagai katalis. Kondensasi terjadi antara gugus karbonil
dari benzaldehid dengan gugus metil yang teraktifkan dari anhidrida asetat ,
8
Gambar 7. Sintesis asam sinamat dari benzaldehid dengan asam malonat
katalis dietilamina.
merupakan senyawa yang berasal dari isolasi kulit kayu manis (Cinnamomum
dari asam malonat sehingga dihasilkan karbanion asam malonat. Karbanion asam
malonat ini bersifat lebih reaktif dikarenakan adanya kelebihan pasangan elektron
pada atom karbon α. Adanya kelebihan elektron ini akan membuatnya mudah
adanya pemanasan dan katalis basa akan mudah sekali menghasilkan senyawaan
α,β-unsaturated karbonil asam dimana pada posisi β–nya terdapat gugus karboksil.
Senyawaan ini dalam suasana asam dan dengan adanya pemanasan akan mudah
9
mengalami dekarboksilasi yang ditandai dengan terbentuknya gelembung gas
menggunakan air panas. Hal ini dilakukan karena senyawa hasil sintesis tidak
larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas, sehingga ketika larutan
senyawa hasil sintesis didinginkan maka senyawa hasil sintesis akan mengkristal.
selama 7,5 jam dan dipanaskan pada suhu 80 oC. Asam klorida 2N 100 mL
ditambahkan dalam larutan, didinginkan dalam ice bath dan diaduk sampai
asam klorida 2N, aquades dan petroleum eter. Endapan yang diperoleh
10
B. Sintesis Fenil Sinamat dan 4-Fenilkroman-2-on
katalis asam. Senyawa metil sinamat terlebih dahulu dikonversi menjadi asam
diklorinasi menggunakan tionil klorida dan fenol dan menghasilkan fenil sinamat.
atsiri yang banyak terkandung pada spesies Alpinia malaccensis dari famili
Zingiberaceae, dan termasuk salah satu kelompok penting dari tanaman obat.
Bahan baku awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah senyawa metil
sinamat hasil isolasi dari Alpinia malaccensis (Dila dan Ernawati, 2013).
11
menggunakan butanol dengan air suling. Hasil reaksi tertarik oleh butanol,
penyerangan oleh gugus hidroksi (OH-) dari NaOH ke karbon pada gugus
Selanjutnya, gugus metoksi (CH3O-) akan lepas dari senyawa metil sinamat,
sehingga karbon dari karbonil akan terhibridisasi kembali dari sp3 menjadi
ikatan rangkap (sp2). Gugus metoksi digantikan oleh gugus hidroksi (OH-)
yang berasal dari NaOH. Hasil sintesis asam sinamat ini diidentifikasi dengan
3. Sintesis fenil sinamat diawali dengan mereaksikan asam sinamat dan tionil
klorida. Setelah dua jam, campuran reaksi ditambah dengan fenol. Reaksi ini
reaksi asam sinamat, SOCl2 dan fenol berupa padatan putih. Mekanisme
sintesis fenil sinamat diawali dengan gugus hidroksi pada asam sinamat
digantikan oleh ion klorida dari tionil klorida. Gugus –COOH (karboksilat)
12
Aktivasi gugus –COOH menjadi –COCl dilakukan karena ion klorida
Reaksi ini dilakukan pada suhu sekitar 125 °C dan tidak menggunakan
tanpa pelarut. Reaksi asam sinamat dengan fenol menggunakan katalis asam
ester antara asam sinamat dengan fenol, dibantu katalis asam. Setelah itu,
13
karena alkena menyerang proton dari asam kuat p-TsOH(21). Senyawa hasil
dalam minyak atsiri yang diperoleh dari berbagai tumbuhan dan rempah-rempah.
Misalnya, miristisin terdapat dalam minyak pala, eugenol dalam minyak cengkeh.
Ciri dari kelompok senyawa ini adalah umumnya memiliki pola oksiogenasi pada
posisi C-4, C-3,4, atau C-3,4,5. Oksigenasi tersebut bisa sebagai hidroksil bebas,
sebagai metoksi atau sebagai metilen dioksi (Soekamto dan Mandey, 2016).
14
Gambar 5. Hubungan biogenesis asam sinamat, profenilfenol, alilfenol
dan kumarin
Demikian pula halnya dengan kumarin, senyawa ini juga dapat dihasilkan
beberapa tumbuhan, namun beberapa tahap dari biosintesis yang diusulkan belum
melalui reaksi yang serupa dengan reaksi pada biosintesis sinamat Reaksi-reaksi
15
Gambar 6. Beberapa senyawa turunan 7-hidrosi kumarin
yang sedikit larut dalam air. Diklasifikasi sebagai asam karboksilat tak jenuh, ia
terjadi secara alami pada sejumlah tanaman. Senyawa ini secara bebas larut dalam
pelarut-pelarut organik. Asam sinamat berada baik sebagai isomer cis maupun
Asam sinamat diperoleh dari minyak sinamon, atau dari balsem seperti
storax. Asam ini juga ditemukan dalam mentega shea dan merupakan indikasi
memiliki bau layaknya madu. Asam sinamat dan etil esternya yang lebih volatil
16
Asam sinamat digunakan sebagai penyedap, indigo sintetik, dan produk
farmasi tertentu. Kegunaan utama ialah dalam pembuatanmetil, etil dan benzil
ester untuki industri minyak wangi. Asam sinamat merupakan prekursor, zat
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Asam sinamat merupakan turunan dari metil sinamat, yang termasuk dalam
jalur turunan asam sikimat. Sintesis fenil sinamat dan 4-fenilkroman-2-on telah
3. Biosintesis jalur sikimat dimulai dari interaksi antara eritrosa dengan asam
karbonil.
4. Pada sintesis asam sinamat berlangsung dua reaksi yaitu reaksi reaksi perkin
farmasi tertentu. Kegunaan utama ialah dalam pembuatan metil, etil dan benzil
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, T., dan Dila, F., 2013, Sintesis Fenil Sinamat dan 4-Fenilkroman-2-on
dan Uji Sitotoksisitas Terhadap Sel Kanker Serviks HeLa, Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 11(2): 202-210.
Julianus, J., dan Luckyvano, E., 2014, Sintesis Asam Sinamat dari Benzaldehida dan
Asam Malonat Dengan Katalis Dietilamina, Jurnal Farmasi dan Komunikasi,
11(1): 1-6.
Nurlelasari., Muflihah, L.F., Wardoyo, M.M., Harneti, D., Puspa, H., dan
Awang, K., 2014, Senyawa7-Hidroksi-6-Metoksi Kumarin yang Bersifat
Sitotoksik dari Kulit Batang Chisochetonmacrophyllus (Meliaceae),
Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 16(1): 59-61.
Soekamto, N.H., dan Mandey, F.D., 2016, Kimia Organik Bahan Alam,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
19