Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN

GUNUNG API ATAU GEMPA VULKANIK

OLEH :

MARIA IDAYU (1403400)

HELMITA (140340)

SANDRA GUSDALINA (140340)

RIGIS SUGUANTI (14034)

ROLLY SETRIA PERMANA (140340)

PRODI : FISIKA

DOSEN : Drs. LETMI DWIRIDAL, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “ Gejala, Fenomena, Besar Fisis dari
Gempa Vulkanik”. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah
SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Letmi Dwiridal, M.Si, selaku dosen Pembimbing mata
kuliah Fisika Lingkungan karena atas bimbingan dan dorongan dari beliau lah makalah yang dianjurkan
dalam rangka melengkapi tugas-tugas Fisika Lingkungan ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis yang telah memotivasi serta
mendo’akan anak-anak beliau juga kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah
ini yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu.
Penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah
memberikan sumbangan moril dan materil dan semoga menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Akhir kata, kami selaku tim penulis mengakui bahwa makalah ini masih belum sempurna
mengingat keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, agar makalah ini lebih baik dari yang sekarang ini. Semoga Allah SWT
meridhai segala usaha kita. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Padang, 3 April 2016

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

Kata “Gunung” ditemukan di 56 ayat dalam Al-Quran. Memang tidak secara eksplisit disebutkan
gunung api. Namun juga dapat diartikan bukit serta gunung akibat pengangkatan atau perlipatan.
Diantaranya disebutkan : (15:19) .Gempa vulkanik disebut juga dengan gempa gunung api. Gempa
vulkanik terjadi akibat letusan gunung berapi, gempa ini terjadi sebelum atau sedang terjadinya letusan
gunung api. Sehingga gempa ini disebut juga dengan gempa gunung api. Bumi terdiri dari beberapa
lapisan pembentuk bumi, yaitu terdiri atas kerak bumi dan inti bumi. Sementara diantara keduanya
terdapat Lithosfer, dimana benua dan lautan terdapat di atas lithosfer.

Arus-arus konveksi dalam lapisan mantel teratas merupakan gaya-gaya utama yang mengontrol
terjadinya gerakan-gerakan lempeng dan oleh karena itu merupakan latar belakang terjadinya gempa
(Santosa, 2008). Pada bagian dalam lithosfer terdapat cairan yang begitu panas dimana sifat panas itu
merambat. Maka cairan tersebut merambat ke bagian atas lithosfer hingga mengalami pendinginan di
permukaan kulit bumi yaitu di lautan maka akan membentuk kerak lautan muda yang nantinya akan
menggeser kerak lautan sebelumnya kedalam benua dan mengakibatkan menunjam ke dalam mantel.
Akibat daripada itu terjadilah perputaran lapisan mantel yang sangat lambat dikarenakan konveksi.

Pergerakan yang lambat akan mengakibatkan gerakan yang sangat besar antar lempengan-lempengan
di bumi. Karena pada saat kedua lempeng saling bertumbukan, lempeng kulit bumi lautan akan
menembus lempeng benua yang lain. Lempeng-lempeng yang menembus ke dalam mantel maka disebut
sebagai zona subduksi. Komponen-komponen pada zona subduksi yaitu palung, cekung busur muka,
struktur tinggian, jalur busur gunung api dan cekungan busur belakang. Ketika lempeng samudra dan
lempeng samudra saling bertemu akan menghasilkan suatu rangkaian busur gunung api (volcanic arc)
yang arahnya sejajar dengan palung (trench). Salah satu akibat dari tumbukan antar lempeng samudra dan
lempeng benua adalah terbentuknya kepulauan Indonesia.

Di Indonesia banyak sekali jajaran gunung api yang disebut dengan jajaran bukit barisan. Dimana
bisa saja gunung-gunung api ini masih berpotensi aktiv walaupun sudah lama diam. Seperti gunung
krakatau yang meletus beberapa waktu lalu dan semeru yang baru-baru ini. Disini kita akan membahas
tentang sebenarnya bagaimana proses bisa terjadinya letusan gunung api tersebut.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian gempa gunung api ?


2. Bagaimana proses terjadinya letusan gunung api?
3. Besaran-besaran dalam proses letusan gunung api?
4. Apa saja Alat ukur dalam proses terjadinya letusan gunung api ?
5. Bagaimana gejala dan fenomena letusan gunung api?

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami apa itu gempa gunung api .


2. Mengetahui dan memahami proses terjadinya gempa gunung api.
3. Mengetahui dan memahami gejala dan fenomena yang terjadi sesaat dan sesudah gempa gunung
api
4. Mengetahui dan memahami Besaran-besaran dalam proses gempa gunung api.
5. Mengetahui dan memahami Alat ukur dalam proses terjadinya gempa gunung api.
6. Mengetahui dan memahami hikmah yang dapat diambil dari peritiwa gempa gunung api
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gempa gunung api atau gempa vulkanik

1. Gunung api

Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan
magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi
umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunung api diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar
melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsicelah, erupsi
yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi
samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yangmenyimpang ke samping melainkan
langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Gambar .Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya.(Modifikasi dari Krafft,


1989)

Struktur gunungapi, terdiri atas : (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif ataudepresi
akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar; (2) kaldera, bentukmorfologinya seperti
kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kalderaletusan, terjadi akibat letusan
besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kalderaruntuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian
tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent,
terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuhgunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera
erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera; (3)
rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai
puluhankilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok
diantara rekahan disebut graben; (4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan
pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volumebesar magma
asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapaiukuran puluhan kilometer
dengan kedalaman ribuan meter.

Bentuk Gunung api

2. Gempa Vulkanik

Gempa bumi dapat didefinisikan bergetarnya permukaan tanah karena pelepasan energi secara
tiba-tiba akibat dari pecah/slipnya massa batuan dilapisan kerak bumi. (Widodo, 2012). Gempa bumi
dapat dibedakan dari penyebabnya seperti gempa runtuhan, gempa vulkanik, gempa ledakan, dan gempa
tektonik. Gempa bumi dapat diukur dengan alat seismometer atau alat seismograf, alat ini dapat mencatat
getaran yang ada di bumi dan ditempatkan diberbagai titik yang rawan gempa. Skala magnitudo dari
gempa bumi adalah Richter yang berkisar 1-10. Skala lain yaitu MMI (Intensitas modifikasi mercalli)
yang diukur berdasarkan kerusakan gempa dan memiliki skala 1-12. Penyebaran pusat gempa tektonik ini
erat kaitannya dengan batas-batas lempeng.

Gempa vulkanik, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh
gas yang bertekanan tinggi. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh
radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan
bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Gambar . proses terjadinya gempa

Gempa gunung api berawal dari peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan secara tiba-tiba
yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Gempa gunung api juga diawali dengan
patahnya atau bergesernya lempeng tektonik pada dasar. Getaran dari patahan lempeng ini sampai
menggetarkan magma yang ada di dalam perut bumi yang mulanya diam menjadi bergetar, akibat patahan
lempeng yang membuat penampang dasar menjadi tidak rata mendesak ke atas dan terus menekan.
Dibantu dengan endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan
tinggi. Inilah yang disebut dengan gempa gunung api disertai dengan letusan dan semburan dari material-
material yang ada di dalamnya

Gambar . Gempa vulkanik/gempa gunung api

B. Proses Terjadinya gunung api

Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung
api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan
gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik
dansebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang
belulangmanusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat
pemekaran kerak benua, busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak
benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera
yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan


pembentukan busurgunungapi.

BAGAIMANA GUNUNG API TERBENTUK ?


Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikankesempatan
magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapitengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibatgesekan
antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan
melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau
patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma
sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagimagma
menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yangmembentuk
deretan gunungapi perisai.

C. Proses terjadinya gempa gunung api atau gempa vulkanik

Ada 2 penyebab terjadinya gempa vulkanik. Pertama yaitu akibat patahan lempeng yang
rambatannya kesegala arah, ke dua yaitu akibat aktivitas magma di dalam perut bumi.Gempa
vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung api yang akan meletus
selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini
disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan
meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan
bebatuan gunung api.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan
sehingga menimbulkan gempa bumi. Gunung api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa
yang menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan magma
yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma bergerak
kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga menimbulkan
gempa bumi. Disamping akibat dari tumbukan antara magma dengan dinding-dinding gunung
api, gempa vulkanik juga dapat disebabkan oleh tekanan gas pada letusan yang sangat kuat dan
perpindahan magma didalam dapur magma. Pada umumya getaran yang kuat hanya ada disekitar
gunung api itu saja.

Bisa juga karena dari lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika
bertumbukan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah.
Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi.
Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zonasubduksi dan zona patahan.
Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan,dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara
tiba-tiba. Proses ini menimbulkan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa
bumi.

Rambatan ini menyebabkan getaran yang hebat pada gunung-gunung api yang aktiv yang
berada di sekitar. Akibtanya magma-magma yang mula-mula diam menjadi tertekan oleh
pergeseran lempeng ini, rambatan dari getarannya mengakibatkan desakan kuat untuk
keluarnya/menyemburnya magma dan keluarnya lava. Rambarat ini juga yang membuat getaran
pada gunung api dan mengakibatkan gempa.
Gempa gunung api terjadi pada zona-zona seismic tertentu yang aktif, misal di
pegunungan Alpen. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Gempa ini
dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah
satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.Gempa ini disebabkan
oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut
mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran
tanah.

D. Besaran –besaran fisis pada gempa gunung api atau gempa vulkanik

1. Gelombang gempa
Pusat gempa (Focus atau Hypocentrum) adalah titik runtuh awal dimana terjadi
pergerakan yang tiba-tiba sehingga menimbulkan gempa. Titik di permukaan bumi yang terletak
tepat di atas pusat gempa disebut epicentrum. Pada saat gempa terjadi di pusat gempa, maka dari
pusat gempa tersebut meluncurlah 3 jenis gelombang :

 Gelombang Primer (P) Gelombang ini berjenis gelombang longitudinal yang persis terjadi
pada pegas. Gelombang ini melibatkaan pemampatan dan pengembangan lapisan batuan ke
segala arah menjauhi pusat gempa.
Gelombang ini dapat merambat disemua media baik itu padat, cair ataupun berupa udara.
Gelombang P merambat melalui kerak bumi dengan kecepatan 4 sampai 7 km/detik dan 8
km/detik di mantel teratas bumi. Sebagai perbandingan, kecepatan suara di udara adalah 0,34
km/detik.
 Gelombang Sekunder (S)
Gelombang ini berjenis gelombang transverse yang persis terjadi pada tali yang dikibas-kibas.

Gelombang ini adalah gelombang yang kedua kali diterima oleh seismograf dengan
kecepatan 3 sampai 4 km/detik. Gelombang S hanya mampu merambat pada media padatan.

 Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan merambat di permukaan dan lebih lambat dari kedua
gelombang di atas. Di permukaan gelombang ini merambat secara vertikal seperti gelombang
air laut, dan saat bersamaan secara horisontal dari kiri ke kanan seperti ular yang berjalan.
Penampakan gelombang-gelombang dalam seismogram akan terlihat seperti gambar berikut

2. Tekanan yang amat tinggi

Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).
P : Tekanan dengan satuan pascal ( Pressure )

F : Gaya dengan satuan newton ( Force )

A : Luas permukaan dengan satuan m2 ( Area )

Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau
gas.Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Begitu juga
magma yang ada didalam perut bumi, semakin banyak magma yang terbentuk dalam perut bumi
maka akan semakin padat volume dalam perut bumi,maka suhu akan lebih tinggi ,dengan luas
permukaan yang sama dan tekanan yang terus bertambah maka, magma yang berada dalam perut
bumi akan keluar ke permukaan dan menyembur ke permukaan gunung.

Gambar. Magma yang keluar dari dalam perut bumi

Tekanan Dalam Zat Cair

Tekanan pada zat cair merupakan salah satu bentuk tekanan yang berhubungan dengan
magma yang ada dalam perut bumi yang berupa cairan.Sifat-sifat tekanan yang dihasilkan oleh
zat cair dapat diselidiki dengan alat Hartl. Alat ini terdiri dari pipa U, selang, corong, dan karet
tipis. Jika karet ditekan, permukaan zat cair dalam pipa U akan naik. Makin besar tekanan yang
diterima oleh karet, maikin tinggi permukaan zat cair. Tinggi permukaan zat cair tersebut
menunjukkan besar tekanan di dalam zat cair.

Sifat tekanan dalam zat cair antara lain:

 Semakin besar kedalaman zat cair, maka tekanannya juga akan semakin besar.
 Zat cair menekan ke segala arah dan gaya yang dihasilkannya tegak lurus pada dinding wadah.
 Pada kedalaman yang sama, tekanan zat cair selalu sama.
Tekanan pada zat cair dapat dirumuskan :

P = tekanan pada zat cair (Pa atau N/m2)

g = massa jenis zat cair (kg/m3)

h = kedalaman diukur dari permukaan zat cair (m)

3. Percepatan permukaan mengaibatkan deformasi gunung

Percepatan adalah parameter yang menyatakan perubahan kecepatan mulai dari keadaan diam
sampai pada kecepatan tertentu. Percepatan gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi disebut
percepatan tanah, dan merupakan gangguan yang perlu dikaji untuk setiap gempa, kemudian dipilih
percepatan tanah yang maksimum untuk dipetakan agar bisa memberikan pengertian tentang efek paling
parah yang pernah dialami suatu lokasi.
Rumus-rumus yang eksak untuk menghitung percepatan permukaan setempat praktis tidak dapat
diturunkan, karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama sifat-sifat dari lapisan deposit
setempat. Karena itu, rumus-rumus yang ditemukan dalam literatur pada umumnya adalah rumus-rumus
empiris atau semi-empiris. Jelaslah, bahwa rumus-rumus demikian yang dikembangkan di suatu daerah
atau negara tertentu, belum tentu dapat dipakai begitu saja di daerah dengan sifat-sifat lapisan deposit
yang berlainan

Salah satu rumus semi empiris adalah dari Kawashumi :

M = Magnitude
Δ = Jarak hypocenter
α = Percepatan dalam gal (cm/dt²)
g = Percepatan gravitasi setempat
Rumus ini sangat praktis, karena hubungan antara percepatan permukaan
setempat a dan magnitude M hanya merupakan fungsi dari jarak hypocenter Δ. di dalam tabel dengan
mudah dapat dihitung M dan Δ yang diketahui.

4. Peningkatan suhu kawah

Sulit memprediksi apa yang akan terjadi dari Gunung api dari hari ke hari. Kenaikan suhu air itu
merupakan salah satu penyebab status Gunung api ditingkatkan menjadi waspada atau level 2. Butuh
energi cukup besar untuk menaikkan suhu air dengan volume di bawah 100 meter kubik yang berada di
kawah Gunung api.Peningkatan temperatur itu menunjukkan ada barang panas yang mengalir ke bagian
atas tubuh gunung api tersebut. Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah
paling bawah sehingga secara langsung akan mempengaruhi suhu kawah secara keseluruhan.

Pada gunung dengan status normal, volume magma tidak terlalu banyak terkumpul di daerah
kawah sehingga menyebabkan suhu di sekitar normal.Naiknya magma tersebut bisa disebabkan oleh
pergerakan tektonik pada lapisan bumi dibawah gunung seperti gerakan lempeng sehingga meningkatkan
tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya membuat magma terdorong ke atas hingga berada tepat
dibawah kawah.

5. Viscositas

Viskositas adalah istilah ilmiah yang menggambarkan resistensi terhadap aliran fluida.
Viskositas lebih tinggi daripada air. Resistensi ini disebabkan oleh gesekan yang dihasilkan oleh molekul
cairan dan mempengaruhi baik sejauh mana cairan akan menentang gerakan obyek melalui itu dan
tekanan yang dibutuhkan untuk menggerakan cairan melalui tabung atau pipa. Viskositas dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, termasuk ukuran dan bentuk molekul, interaksi di antara mereka, dan suhu.Suhu
memiliki pengaruh besar pada viskositas – begitu banyak sehingga pengukuran kualitas ini untuk cairan
selalu disertakan dengan suhu

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau
"pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu
yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu
fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.

Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan
sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan
menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum
mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan
lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal

Viskositas dapat digunakan untuk mengukur aliran lava setelah letusan gunung berapi.

E. Gejala dan fenomena gempa gunung api atau gempa vulkanik

1) Letusan gunung api


a) Gejala letusan gunung api

 Suhu Disekitar Gunung Meningkat

 Mata Air Mengering

 Tumbuhan Sekitar Gunung Layu

 Hewan Liar Turun Gunung

 Sering Terdengar Suara Gemuruh

b) Fenomena letusan gunung api


Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi.
Berdasarkan kekuatannya, letusan gunung berapi dibedakan menjadi tiga, yaitu
lemah, kuat, campuran.
 Letusan gunung berapi lemah

Letusan lemah terjadi karena tekanan gas dari dalam bumi agak lama. Letusan ini tidak
menimbulkan kerusakan pada puncak gunung. Sementara itu, magma yang keluar mengalir
menuruni lereng – lereng gunung.

 Letusan gunung berapi kuat

Letusan ini disertai ledakan besar karena tekanan gas dari dalam bumi sangat tinggi. Pada
letusan, ketika meletus gunung berapi mengeluarkan bermacam material seperti kerikil, pasir,
batu, dan debu, yang dapat terlempar jauh. Akan tetapi, pada letusan gunung berapi yang kuat
tidak terdapat aliran lava.

 Letusan gunung berapi campuran

merupakan campuran antara letusan lemah dan letusan kuat. Kekuatan letusannya berada
di antara letusan lemah dan letusan kuat. Material yang dikeluarkan saat gunung meletus adalah
lava dan debu vulkanis.

2) Erupsi gunung api


a) Gejala erupsi gunung api
 Suhu disekitar kawah meningkat
 Adanya letusan gunung api
 Sumber mata air mengering
 Keluarnya asap

b) Fenomena erupsi gunung api

Erupsi adalah peristiwa keluarnya magma di permukaan bumi bisa dalam bentuk yang berbeda-
beda untuk setiap gunungapi. Erupsi bisa efusif yaitu lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa
diikuti dengan suatu ledakan atau eksplosif yaitu magma keluar dari gunungapi dalam bentuk ledakan.
Secara garis besar ada tiga tipe/jenis erupsi yaitu: Hawaiian, Strombolian dan Vulkanian. Istilah tipe
hawaiian diambil dari kata Hawaii, pulau vulkanik di tengah samudera Pasifik yang mempunyai gunung
dengan tipe erupsi khas hawaiian. Dinamika erupsi tipe hawaiian dicirikan dengan adanya erupsi lava cair
berasal dari kawah dalam waktu cukup lama. Lava yang membentuk erupsi tipe hawaiian ini berjenis
basalt. Dari bentuk fisiknya, gunung yang bertipe erupsi hawaiian mempunyai bentuk perisai, dalam arti
bahwa diam tubuh gunung jauh lebih besar dari tinggi gunung.

Istilah tipe strombolian diambil dari kata Stromboli, nama gunungapi di pulau Stromboli Italia
yang terletak di Laut Thyrene, Mediterania. Erupsi jenis strombolian dicirikan dengan erupsi-erupsi kecil
dari gas dan fragmen-fragmen atau serpihan magma. Material yang diletuskan jatuh kembali ke dalam
kawah atau di sekitar bibir kawah. Pada saat terjadi erupsi yang lebih besar, lava mengalir ke lereng di
sekitarnya. Secara umum suatu gunungapi disebut bertipe strombolian apabila dalam suatu erupsi material
padat yang terhamburkan kurang lebih setara dengan material yang mengalir sebagai aliran lava.
Gunungapi tipe strombolian mempunyai kawah, biasanya berbentuk lingkaran. Tubuh dan lereng gunung
tersusun dari batuan skoria hasil lontaran saat erupsi.

Istilah tipe vulkanian berasal dari nama gunung Vulcano yang terletak di kepulauan Lipar Italia.
Erupsi bersifat eksplosif dengan tingkat eksplosivitas dari lemah ke katastropik. Magma yang membentuk
erupsi tipe vulkanian bersifat antara basa dan asam (dari andesit ke dasit). Erupsi vulkanian terjad karena
lobang kepundan tertutup oleh sumbat lava atau magma yang membeku di pipa magma setelah kejadian
erupsi. Diperlukan suatu akumulasi tekanan yang relatif besar untuk membuka lobang kepundan atau
menghancurkan sumbat lava. Erupsi melontarkan material hancuran dari puncak gunungap tapi juga
material baru dari magma yang keluar. Salah satu ciri dari erupsi vulkanian yaitu adanya asap erupsi yang
membumbung tinggi ke atas dan kemudian asap tersebut melebar menyerupai cendawan. Asap erupsi
membawa abu dan pasir yang kemudian akan turun sebagai hujan abu dan pasir.

3) Deformasi badan gunung


a) Gejala deformasi badan gunung
 Perubahan kedudukan badan gunung
 Adanya pergerakan terhadap badan gunung
 Kebangkitan kembali aktivitas gunung api
 Deformasi inflasi dan deflasi
b) Fenomena deformasi badan gunung

Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu benda.Secara umum juga
dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut
maupun relatif. Dikatakan titik bergerak absolut apabila dikaji dari perilaku gerakan titik itu sendiri dan
dikatakan relatif apabila gerakan itu dikaji dari titik yang lain. Perubahan kedudukan atau pergerakan
suatu titik pada umumnya mengacu kepada suatu sistem kerengka referensi. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan gelombang magnet dan listrik sehingga menyebabkan perubahan struktur lapisan batuan
gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam sepeti dapur magma yang volume-nya mengecil atau
bisa juga saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi
batuan penyusun gunung.
Letusan gunung api yang eksplosif sering diawali kenaikan permukaan tanah yang relatif cukup
besar. Bahkan untuk gunung api yang sudah lama tidak menunjukkan aktivitasnya. Deformasi indikator
yang dapat dipercaya dari kebangkitan kembali aktivitas gunung api tersebut. Deformasi permukaan
gunung api yang berupa vektor pergeseran titik dan vektor percepatan, perubahannya dapat memberikan
informasi tentang karakteristik dan dinamika dari kantong (reservoir) magma. Pada dasarnya deformasi
dari tubuh gunung api dapat berupa kenaikan tanah (inflasi) maupun penurunan tanah (deflasi), seperti
Gambar .
Deformasi yang berupa inflasi umumnya terjadi karena proses gerakan magma ke permukaan
yang menekan permukaan diatasnya, dalam hal ini deformasi maksimal biasanya teramati tidak lama
sebelum letusan gunung api berlangsung. Sedangkan deformasi berupa deflasi umumya terjadi selama
atau sesudah masa letusan, pada saat itu permukaan tanah cendrung kembali ke posisinya semula

4) Leleran lava
a) Gejala leleran larva
 Magma pijar yang keluar dari perut bumi

b) Fenomena leleran larva


Lava (“lava flow”) adalah magma yang keluar dari permukaan dan mengalir dipermukaan, bisa
di darat, bisa di dasar laut. Ini adalah betul-betul material magma (cairan silikat) bersuhu tinggi, bisa
mencapai 1300C. Hasil endapannya adalah batuan ekstrusif yang masif atau brecciated.
Lava merupakan magma yang keluar dari perut bumi/ gunung api akibat adanya peningkatan
aktifitas vulkanik di dalam gunung api. Lava keluar dapat berupa leleran yang mengalir menuruni lereng
gunung hingga tempat yang jauh di lembah, magma bisa juga keluar dan berdiam disekitar puncak
gunung api dan membentuk kubah lava (dome) sehingga gunung api tersebut kelihatan lebih tinggi
(contoh pada gunung Merapi di Jawa tengah).

Lava cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalambumi melalui kawah gunung
berapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-
macam. Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran
seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti lava ropi atau lava blok (umumnya
di Indonesia membentuk lava blok). Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya
membentuk kubah lava dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya
masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas guguran dari lava.

Lava panas karena dua alasan:

1. Disebabkan oleh panas di dalam bumi (sekitar 150 km ke bawah) di mana batu mencair yang akhirnya
menjadi magma.

2. Batu disekitar magma adalah insulator yang baik, sehingga magma tidak kehilangan banyak panas
dalam perjalanan ke permukaan.

Warna lava tergantung pada suhu.

Saat Lava mulai keluar berwarna oranye terang (1000-1150 C). Karena ada pengaruh udara
dingin lava berubah warna menjadi merah terang (800-1000 C), kemudian menjadi merah gelap (650-800
C), dan merah kecoklatan (500-650 C) dan terakhir adalah Lava Solid yang berwarna hitam (tapi masih
bisa sangat panas).

Istilah GUGURAN LAVA sudah sangat umum dipakai di bidang volkanologi, yaitu adalah
identik dengan ROCK FALL tetapi khusus terjadi pada puncak gunungapi, terjadinya adalah sbb.: lava
yang sudah mendingin menjadi batuan volkanik (misalnya andesit) di puncak gunungapi membentuk
“sumbat lava” (“volcanic plug”) yang bisa menutupi seluruh atau sebagian lubang kepundan, tergantung
bentuknya, bisa berupa kubah ataupun tiang. Biasanya terjadinya guguran lava dalam skala yang besar
mengindikasikan akan terjadi erupsi, karena adanya peningkatan desakan magma dan tekanan gas dari
bawah, mengakibatkan sumbat lava ini mengalami deformasi, terangkat, retak-2 dan akhirnya rontok
membentuk guguran lava.

5) Aliran piroklastik ( awan panas)


a) Gejala awan panas
 Adanya alira suspendi dari batu,kerikil,abu pasir
 Munculnya awan bergulung
 Runtuhnya kubah lava
b) Fenomenawan panas

Istilah awan panas dipakai untuk menyebut aliran suspensi dari batu, kerikil, abu, pasir dalam
suatu masa gas vulkanik panas yang keluar dari gunungapi dan mengalir turun mengikuti lerengnya
dengan kecepatan bisa lebih dari 100 km per jam sejauh puluhan km. Aliran turbulen tersebut dari jauh
tampak seperti awan bergulung-gulung menuruni lereng gunungapi dan bila terjadi malam hari terlihat
membara. Awanpanas biasanya tidak segemuruh longsoran biasa karena tingginya tekanan gas pada
material menyebabkan benturan antar batu-batu atau material di dalam awanpanas tidak terjadi dengan
kata lain benturan teredam oleh gas.

Awanpanas dibedakan atas awanpanas letusan dan awanpanas guguran. Awan panas letusan
terjadi karena hancuran magma oleh suatu letusan. Partikel-partikel terlempar secara vertical dan
horizontal. Kekuatan penghancuran material magma saat letusan ditentukan oleh kandungan gas vulkanik
dalam magma. Awanpanas guguran terjadi akibat runtuhnya kubah lava bersuhu sekitar 500-600°C oleh
tekanan magma dan pengaruh gravitasi. Proses awal yang memicu longsornya kubah dapat di timbulkan
oleh tiga sebab :

1. Longsor biasa yang sebagaimana sering terjadi di daerah lereng-lereng pegunungan.


Peranan hujan menjadi faktor utama yang menimbulkan ketidakstabilan. Di daerah lereng
pegunungan air hujan masuk dalam struktur tanah dan memperkecil gaya gesek pada bidang
gelincir sehingga tidak dapat lagi menahan berat lereng. Dalam hal kubah lava Gunung Merapi,
air hujan yang masuk ke dalam kubah lava mengalami pemanasan sehingga menjadi gas yang
bertekanan cukup tinggi untuk mengganggu kestabilan kubah. Kohesi material penyusun tubuh
kubah lava mengecil sehingga mudah muncul longsoran kecil maupun besar.

2. Longsoran dipicu oleh suatu letusan kecil (lokal) yang terjadi di kubah lava. Gas bertekanan
tinggi dalam kubah lava dapat memicu terjadinya letusan kecil setempat yang terjadi di
permukaan kubah lava. Tekanan yang dilepaskan secara mendadak dapat mengganggu kestabilan
kubah secara keseluruhan sehingga kubah dapat mengalami longsoran besar.

3. Longsornya kubah dapat pula karena adanya dorongan dari bawah yaitu dari pipa magma
gunungapi sehingga kubah lava bergeser dan akhirnya longsor. Karena adanya faktor gravitasi,
tekanan dari bawah yang tidak terlalu besar sudah cukup untuk mengganggu kestabilan kubah.

Karena awan panas jenis ini terbentuk terutama karena pembongkaran kubah lava yang sudah ada
sebelumnya oleh proses gravitasi, fragmen penyusun awan panasnya relatif besar. Demikian pula
kekuatan luncurnya terutama hanya oleh beratnya sendiri sehingga jangkauan atau jarak luncurnya tidak
begitu besar. Kecenderungan arah luncuran masa awanpanas ditentukan oleh arah aliran-aliran hulu
sungai di lereng gunungapi yang berada di bawah posisi kubah lava yang terluncurkan. Material beratnya
akan meluncur di dalam alur sungai, sedangkan awan yang kelihatan bergulung-gulung akan menyelimuti
aliran masa awan panas dan melebar ke tepian alur hulu sungai di kiri kanan dari alur tersebut. Jarak
jangkau awanpanas ditentukan oleh kecepatan alirnya yang tergantung pada morfologi dan kelerengan/
gradien alur lembah sungai.

Awan panas atau dikenal juga dengan wedhus gembel atau aliran piroklastik (ledakan freatik atau
juga ultra vulcanian eruptions) terjadi bila magma yang sedang naik menyentuh air tanah atau air di
permukaan bumi. Suhu tinggi dari magma ( antara 600°C sampai 1.170°C) membuat air langsung
menguap dan terjadi letusan uap, air, debu, batu dan volcanic bomb. Hasil letusannya yang mengalir
bergulung seperti awan, aliran ini dapat bergerak dari gunung berapi dengan kecepatan 700 km/jam. Di
dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih dari
1000 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas bahkan kematian

F. Alat ukur gempa gunung api atau gempa vulkanik

1. Alat ukur gelombang

 Analog/digital

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau
sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan
tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali
pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini
orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.Dengan perkembangan
teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran
dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.

Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu,
dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk
seismogram.Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang
dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis
bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa

.Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah
dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan
elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan
vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau
horizontal.

Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan


volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran
kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer. SeismografSebelum melakukan pengukuran seismeter
perlu di kaji ketepatan ukurnya. Ada banyak cara dalam mengkalibrasi seismometer sebagai berikut :

 Dengan menggunakan meja getar (shake table)


 Kalibrasi pulsa
 Teknik kumparan kalibrasi
 Teknik fungsi pindah
 Bridge calibration technique

 Sensor

2. Alat ukur tekanan


 Analog/digital
 Sensor
Pressure Switch atau alat ukur tekanan menjadi satu komponen penting di dunia engineering yang
paling banyak digunakan. Saat ini saja sudah ada sekitar 50 teknologi untuk mengukur tekanan, serta ada
sekitar 300 perusahaan di dunia yang memproduksi alat ini. Sensor tekanan digunakan untuk mengukur
besar tekanan pada gas atau cairan (liquid). Secara ilmiah, tekanan adalah gaya yang dibutuhkan untuk
menahan sebuah fluida agar berhenti berekspansi, atau dengan rumusan tekanan adalah besar gaya per
satu satuan unit area (luas). Dalam pegembangan teknologinya, sensor tekanan tidak hanya digunakan
untuk mengukur tekanan saja, tetapi juga digunakan untuk mengukur aliran gas/fluida, mengukur
kecepatan,level ketinggian air, dan juga altitude(ketinggian dari permukaan air laut), jangan terkecoh
dengan banyaknya istilah untuk alat ukur tekanan ini, berikut diantaranya : pressure transmitter,pressure
tranducer,pressure sender,pressure indicators,piezometers dan manometer.

Banyak sekali penggunaan sensor tekanan ini. Namun secara garis besar alat ini dapat dikelompokkan
berdasarkan kondisi sistem yang menggunakannya, yakni sebagai berikut :

1. Absolute pressure sensor

Sensor tekanan ini menggunakan referensi nilai nol absolute sebagai titik nolnya. Atau dengan
kata laian nilai sensor tekanan ini besarnya relatif terhadap terhadap tekanan pada kondisi vakum
absolute . dalam tandard SI menggunakan satuan “bara” yan berarti “bar absolute”

2. Gauge pressure

Sensor tekanan jenis ini pengukurannya relatif terhadap tekanan atmosfer dimana alat tersebut
digunakan. Alat ini digunakan pada alat ukur tekanan ban kendaraan bermotor. saat alat ini
membaca “nol” berarti besar tekanan adalah sama dengan tekana ambient atmosfer

3. Vacuum pressure sensor


Alat ini digunakan untuk mengatur tekanan sebuah sistem yang bekerja dibawah tekanan
atmosfer. Contoh penggunaannya adalah mengukur tekanan sistem kondensor pada siklus water-
steam PLTU yang harus selalu bekerja di tekanan vakum.

4. Differential pressure (DP) sensor

Alat ini sering juga disebut DP transmitter , yang digunakan untuk membaca tekanan pada dua
sisi sistem yang saling berhubungan . salah satu contoh penggunaan alat ini adalah pada filter oli.
Jika nilai DP antara sisi inlet dan outlet terlalu besar maka dapat diidikasikan bahwa kotoran pada
filter sudah semakin banyak.

3. Alat ukur percepatan


 Analog/digital
 Sensor
4. Suhu
 Analog/digital
 Sensor

5. Viskositas
 Analog/digital

Alat Pengukur Kekentalan Zat Cair Viscometer NDJ-8S adalah alat ukur kekentalan cairan
atau viskometer rotary digital yang telah ditingkatkan. Viskometer ini mengadopsi teknologi desain
mekanik yang canggih, proses manufaktur dan teknologi kontrol mikro komputer, membuat akuisisi data
alat ini tepat dan layar display pada alat ini sudah menggunakan layar LCD dengan cahaya latar belakang
(backlight) warna biru dengan tingkat kecerahan tinggi membuat tampilan data menjadi lebih jelas. Alat
pengukur kekentalan zat cair ini digunakan untuk menentukan kapasitas viscose cair dan viskositas
absolut / mutlak.

Alat pengukur kekentalan zat cair ini menerapkan rotor penggerak berdasarkan mposesor
mikrokomputer 16-byte, dengan pilihan kecepatan rotasi, tombol yang khas, sistem pemrograman dan
alarm,dan juga penggunaan yang mudah. Pada layar LCD menampilkan secara langsung nilai kekentalan,
kecepatan putaran, temperatur, torsi centesimal, jumlah poros dan nilai maksimum dari viskositas atau
kekentalan yang dapat diukur pada kecepatan putaran dengan poros yang sedang digunakan.Alat ini
memiliki sirkuit elektronik yang didesain dengan teknologi prosesor miktokomputer tercanggih didunia,
sehingga alat ini memiliki struktur yang sederhana dan kompak.

Alat Pengukur Kekentalan Zat Cair Viscometer NDJ-8S telah banyak digunakan untuk
menentukan dan mengukur viskositas cairan dalam berbagai aplikasi seperti minyak, lukisan,cat, farmasi,
sirup,oli, air, perekat / lem dan berbagai macam zat cair lainya. Alat test kekentalan ini dirancang dan
diproduksi dengan 4 rotor (1 #, 2 #, 3 #, 4 #) dan 4 kecepatan yang berbeda (6 rpm, 12 rpm, 30 rpm, dan
60 rpm), yang memungkinkan untuk mengukur setiap nilai viskositas dalam kisaran yang diberikan.

 Sensor

G. Hikmah dibalik gempa gunung api atau gempa vulkanik

a. Peringatan sebagai rahmat

Di antara rahmat dan kasih sayang Allah terhadap umat ini Ia adalah tidak akan
mengadzab umat secara merata sekaligus. Dengan sebab barakah do’a Rasulullah ‫وسلم عليه هللا صلى‬
agar tidak mengadzab umat ini secara merata.

‫سأ َ ْلت َوإِنِي‬


َ ‫عا َمة بِ ِسنَة الَي ْه ِل َك َها أ َ ْن أل َّمتِيِ َربِي‬
َ ... (‫الساعة وأشراط الفتن كتاب في مسلم رواه‬

…Dan aku meminta kepada Rabb-ku untuk umatku agar Allah tidak membi-nasakan umat ini
dengan paceklik yang merata…(HR. Muslim dalam kitab al-Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah)

Umat ini mendapatkan adzab sebagian kecil dari mereka sebagai peringatan untuk yang lainnya,
maka kita bersyukur pada Allah ‫ وتعالى سبحانه‬dengan rahmat-Nya ini dan mengambil bencana yang
Allah ‫ وتعالى سبحانه‬timpakan pada suatu kaum sebagai pelajaran dan peringatan.

b. Bencana karena dosa

Bencana yang terjadi pada umat ini, apakah gempa, banjir, gunung meletus, dan lain-lain
merupakan adzab bagi sebagian mereka. Itupun masih banyak dosa-dosa yang dimaafkan.

Allah ‫ وتعالى سبحانه‬berfirman:


َ َ ‫صيبَة مِ ْن أ‬
‫صابَك ْم َو َما‬ َ ‫ع ْن َويَ ْعفو أ َ ْيدِيك ْم َك‬
ِ ‫سبَتْ فَبِ َما م‬ َ ‫َكثِير‬

Dan musibah apapun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuat-an tangan kalian
sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian). (asy-Syuraa: 30)

Allah ‫ وتعالى سبحانه‬juga berfirman:

‫س ْلنَا َم ْن فَمِ ْنه ْم بِذَ ْنبِ ِه أ َ َخ ْذنَا فَكلا‬


َ ‫علَ ْي ِه أ َ ْر‬ ِ ‫ص ْي َحة أ َ َخذَتْه َم ْن َومِ ْنه ْم َح‬
َ ‫اصبًا‬ َّ ‫س ْفنَا َم ْن َومِ ْنه ْم ال‬ َ ‫َكانَ َو َما أ َ ْغ َر ْقنَا َم ْن َومِ ْنه ْم اْأل َ ْر‬
َ ‫ض بِ ِه َخ‬
ْ َ‫سه ْم كَانوا َولَك ِْن ِلي‬
َّ ‫ظ ِل َمه ْم‬
‫ّللا‬ َ ‫ظلِمونَ أ َ ْنف‬ ْ َ‫ي‬

Maka masing-masing (mereka itu) Kami adzab disebabkan dosanya. Di antara mereka ada yang
Kami timpakan kepa-danya hujan batu, di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang
mengguntur, di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka
ada yang Kami tenggelam-kan (dalam air), dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (al-Ankabut: 40)

c. Bencana sebagai ujian

Kita tidak mengingkari adanya orang-orang shalih, ahli tauhid, atau ahlus sunnah yang
masih berada di atas jalan kebenaran di tengah-tengah mereka yang tertimpa bencana. Adzab
tersebut bagi mereka merupakan ujian yang akan menambah pahala mereka dikarenakan
kesabaran mereka.

Allah ‫ وتعالى سبحانه‬berfirman:

‫ش ْيء َولَنَبْل َونَّك ْم‬ َ ‫ت َو ْاأل َ ْنف ِس ْاأل َ ْم َوا ِل مِ نَ َونَ ْقص َو ْالجوعِ ْالخ َْوفِ مِ نَ ِب‬
ِ ‫صا ِب ِرينَ َو َبش ِِر َوالث َّ َم َرا‬
َّ ‫ال‬. َ‫صا َبتْه ْم ِإذَا الَّذِين‬
َ َ ‫صي َبة أ‬
ِ ‫قَالوا م‬
‫اجعونَ ِإ َل ْي ِه َو ِإنَّا ِ َّلِلِ ِإنَّا‬ ِ ‫َر‬

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". (al-Baqarah: 155-156).

Anda mungkin juga menyukai