Anda di halaman 1dari 4

Hipotermia dapat terjadi pada semua usia, baik bayi, anak-

anak, orang dewasa, bahkan lanjut usia. Namun pada bayi,


anak-anak, dan orang lanjut usia memang lebih rentan. Apa
Saja Gejala Hipotermia? Gejala awal yang dapat terlihat saat
tubuh mulai kedinginan adalah menggigil. Menggigil
merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk
menghasilkan panas sehingga suhu tubuh kembali normal.
Sedangkan gejala-gejala lain umumnya tidak khas dan
berbeda-beda pada setiap orang, sehingga seringkali orang
tidak sadar jika sedang mengalami hipotermia. Selain
menggigil, gejala yang dapat timbul dari hipotermia ringan
adalah sebagai berikut : Pusing Lapar Mual Laju nafas
meningkat Denyut jantung meningkat Sulit berbicara Lemas
Gangguan koordinasi gerak Apabila kondisi ini terus berlanjut,
maka akan berkembang menjadi hipotermia berat dengan
gejala-gejala sebagai berikut : Berhenti menggigil Penurunan
kesadaran Mengigau atau berbicara bergumam Tidak dapat
berkonsentrasi Nadi melemah dan lambat Laju pernafasan
melambat Pada bayi, gejala hipotermia yang timbul berbeda
dari orang dewasa. Contoh gejala hipotermia pada bayi,
antara lain : Warna kulit kemerahan dan dingin Sangat lemas,
tidak memiliki energi Suara tangisan yang lemah Apa
Penyebab Hipotermia? Hipotermia terjadi saat tubuh
mengeluarkan panas jauh lebih cepat dibandingkan
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas itu sendiri,
sehingga suhu tubuh akan menurun secara drastis. Penyebab
paling sering yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini
adalah paparan terhadap cuaca dingin atau air dingin yang
ekstrim dan berkepanjangan. Apabila seseorang tidak
mengenakan pakaian hangat yang cukup dan tidak ada
tindakan lain untuk mengatasi suhu dingin tersebut, maka
gejala dari hipotermia dapat semakin parah. Contoh kondisi
yang dapat menyebabkan terjadinya hipotermia, antara lain :
Tidak mengenakan pakaian hangat di cuaca yang dingin.
Mengenakan pakaian basah terus menerus Tenggelam
Pemanas ruangan yang tidak berfungsi dengan baik
Pendingin udara yang terlalu berlebihan Mereka Lebih
Beresiko… Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan
kemungkinan seseorang terkena hipotermia antara lain :
Orang lanjut usia Hal ini dikarenakan kemampuan tubuh pada
orang lanjut usia untuk mengatur suhu tubuh dan merasakan
dingin berkurang. Pada sebagian kasus, orang yang sudah
tua juga sulit berkomunikasi untuk menjelaskan bahwa dirinya
sedang kedinginan dan tidak mampu pindah ke tempat yang
lebih hangat. Bayi dan anak-anak Hal ini dikarenakan pada
bayi dan anak-anak memiliki luas permukaan tubuh per berat
badan yang lebih besar dibandingkan orang dewasa,
sehingga kemungkinan untuk kehilangan panas lebih besar.
Pada bayi, kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme
pengaturan suhu tubuh masi belum sempurna. Sedangkan
pada anak-anak, biasanya senang cuaca dingin sehingga
tidak menyadari jika sedang mengalami hipotermia.
Gangguan mental Orang yang mengalami gangguan mental
sering mengalami hipotermi karena seringkali tidak
mengenakan pakaian dan tidak menyadari cuaca dingin.
Kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol Pada orang
yang kecanduan alkohol, kemampuan tubuhnya untuk
menggigil berkurang dan juga terjadi pelebaran pembuluh
darah di dalam tubuh sehingga walaupun merasa hangat
tetapi terjadi pengeluran panas yang lebih besar. Pada orang
yang sedang kecanduan alcohol dan obat-obatan terlarang,
maka kemampuan berpikirnya juga akan menurun. Efek
samping obat tertentu Penggunaan obat-obatan seperti obat
anti-depresi, anti-psikotik, dan sedatif dapat mengganggu
fungsi tubuh mengatur suhu. Kondisi medis tertentu Pada
beberapa penyakit atau gangguan medis lainnya dapat
menyebabkan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu
terganggu. Sebagai contoh hipotiroid, kurang nutrisi, stroke,
trauma medulla spinalis, luka bakar, dehidrasi, dan
sebagainya. Bagaimana Mengobati Hioptermia? Prinsip
utama penanganan hipotermia adalah untuk megembalikan
suhu tubuh ke normal. Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan untuk membantu orang yang mengalami hipotermia
antara lain : Penolong harus tenang dan jangan panik Pasien
yang hipotermia tidak boleh dipijat-pijat atau terlalu banyak
digerakan karena beresiko menimbulkan henti jantung
mendadak Pindahkan pasien dari tempat yang dingin ke
tempat yang kering dan hangat Lepaskan pakaian yang
basah, apabila pasien tenggelam Selimuti dengan selimut
hangat dan kering Pantau laju pernafasan dan denyut nadi,
jika laju pernafasan dan denyut jantung berhenti segera
lakukan pertolongan pertama resusitasi jantung paru. Jika
pasien masih sadar, berikan makanan dan minuman hangat
yang manis, tidak mengandung alkohol dan tidak
mengandung kafein. Kompres hangat di daerah leher, dada,
dan lipat paha. Jangan memberikan panas secara langsung
ke pasien, seperti air panas atau lampu penghangat karena
dapat merusak kulit dan mengganggu irama jantung sehingga
beresiko terjadi henti jantung. Apabila dengan pertolongan
pertama tersebut, kondisi pasien masih belum mengalami
perbaikan, maka pasien harus segera dibawa ke dokter.
Bersumber dari: Hipotermia : Gejala, Penyebab, Pengobatan
- Mediskus

Anda mungkin juga menyukai