Anda di halaman 1dari 18

MEMBANGUN RELASI DAN MENGEMBANGKAN

JIWA KEWIRAUSAHAAN

OLEH :
KELOMPOK 1
TINGKAT III.2

1. A.A.A SINTYA DEVI MAHARANI (P07120015074)


2. I KT. GD. ADI SUARTAMA PUTRA (P07120015075)
3. NI WY. EKA BUDHI SUMARTININGSIH (P07120015076)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Kewirausahaan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai


perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

Denpasar, 26 Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Kewirausahaan............................................................................3
B. Pengertian Relasi...........................................................................................4
C. Trik Membangun Relasi................................................................................4
D. Strategi Membangun Relasi Bisnis...............................................................6
E. Cara Memanfaatkan Orang Lain...................................................................6
F. Elemen Meningkatkan Kemampuan Manusia............................................10
G. Evaluasi Usaha............................................................................................11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi pemerintah
dewasa ini, masalah ini bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat
berpendidikan rendah tetapi juga masyarakat yang berpendidikan tinggi.
Sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sementara jumlah penduduk di
Indonesia semakin meningkat menyebabkan kondisi kelebihan jumlah
pengangguran. Kondisi ini diperburuk dengan adanya rendahnya pertumbuhan
perusahaan semenjak terjadi resesi di tahun 1998. Penggantian kekuasaan dari era
orde baru ke era reformasi yang disertai dengan krisis multi dimensi
mengakibatkan pengangguran dimana-mana.
Perekonomian yang saat itu terpusat pada usaha-usaha besar dan
konglomerat mengalami kesulitan besar karena konglomerat mengalami kesulitan
kerugian. Daya beli masyarakat menurun, perusahaan melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK). Hal inilah yang menyebabkan semakin banyaknya jumlah
pengangguran. Pada tahun 2015 selain 40 juta penganggur, terdapat pula dua
hingga tiga juta pencari kerja baru yaitu mereka yang baru lulus sekolah, mereka
umumnya pemuda berusia produktif. Dengan keadaan seperti ini, lapangan kerja
terbatas, pengangguran semakin bertambah. Salah satu cara untuk mengatasi
masalah pengangguran adalah wirausaha.
Untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil dibutuhkan jiwa
kewirausahaan di antaranya adalah memiliki sifat inovasi tinggi memiliki
komitmen terhadap pekerjaan, memiliki tanggung jawab, berani menghadapi
resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan dan
manajerial, mengembangkan ide-ide kreatif, pengambilan keputusan merupakan
strategi pengembangan jiwa kewirausahaan. Untuk pengembangan jiwa
kewirausahaan disamping dibutuhkan hal-hal di atas juga dibutuhkan sikap mental
positif kebiasaan dan sikap yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kewirausahaan ?
2. Apakah pengertian relasi ?
3. Apa sajakah trik membangun relasi ?
4. Apa sajakah strategi membangun relasi bisnis ?
5. Bagaimanakah cara memanfaatkan potensi orang lain?
6. Apa sajakah elemen meningkatkan kemampuan manusia ?
7. Bagaimanakah evaluasi usaha ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kewirausahaan.
2. Mengetahui pengertian relasi.
3. Mengetahui trik membangun relasi.
4. Mengetahui strategi membangun relasi bisnis.
5. Mengetahui cara memanfaatkan potensi orang lain.
6. Mengetahui elemen meningkatkan kemampuan manusia.
7. Mengetahui evaluasi usaha.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Pengertian wirausaha dan kewirausahaan dalam Lampiran Keputusan
Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
yaitu sebagai berikut.
1. Wirausaha adalah orang yang memiliki semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jadi, kewirausahaan adalah suatu proses dalam meningkatkan suatu yang


baru dan berbeda yang bertujuan memberikan penghidupan serta kesejahteraan
individu dan bermanfaat bagi masyarakat. Proses kewirausahaan akan terjadi
karena adanya faktor-faktor yang memengaruhinya, antara lain pribadi,
pendidikan, organisasi kebudayaan dan lingkungan.
Menurut Geoffrey G. Meredith, para wirausha adalah individu-individu
yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko
dalam mengejar tujuannya. Adapun menurut Peter F. Drucker, seorang wirausaha
adalah seseorang yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya
(Widjajanta, 2007). Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif yaitu orang yang memiliki jiwa,
sikap dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri:
1. Penuh pecaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab.
2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak
dan aktif;.
3. Memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan

3
wawasan ke depan.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat
dipercaya, dan tangguh dalam betindak.
5. Berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (oleh karena itu menyukai
tantangan).

Menurut Jack dan Anderson mengembangkan jiwa kewirausahaan adalah


pengembangan diri sebagai wirausaha dan dapat mengembangkan gagasan baru
menjadi realita serta mampu mengembangkan modal sosial dengan memanfaatkan
hubungan jejaring keluarga dan pertemanan, dengan mengembangkan jiwa
kewirausahaan kita juga dapat mengembangkan kapasitas berwirausaha (Prasetya
Mulya, 2011). Untuk pengembangan jiwa kewirausahaan sebenarnya pemerintah
sudah memberikan kesempatan pada berbagai pihak baik melalui Pendidikan
formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal dengan memasukkan mata
kuliah kewirausahaan, berbagai program yang ditawarkan oleh DIKTI untuk
pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa. Melalui pendidikan nonformal
yaitu dengan mengadakan berbagai kursus pelatihan untuk membentuk jiwa
kewirausahaan.

B. Pengertian Relasi
Menurut Hendro Puspito, hubungan atau relasi adalah jalinan interaksi
yang terjadi antara perorangan atau kelompok dengan kelompok atas dasar status,
kedudukan, dan peranan sosial (Tim Mitra Guru, 2006). Di dalam kehidupannya
seorang wirausaha tidak berdiri sendiri, tetapi sangat perlu bantuan orang lain,
baik sebagai konsumen ataupun relasi. Untuk itulah menjaga hubungan baik
dengan orang lain sangat diperlukan (Usman, 2011).

C. Trik Membangun Relasi


Setiap orang yang ingin mencapai kesuksesan membutuhkan relasi atau
hubungan yang baik dengan banyak pihak. Menjalin hubungan dengan orang lain,
baik itu klien, rekan kerja, bawahan maupun atasan, sangat menentukan
keberhasilan dalam berbisnis. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi trik
dalam membangun relasi :

4
1. Kepercayaan diri

Jika ingin membangun hubungan dengan orang lain, maka kita harus
menunjukkan kepercayaan diri. Kita harus mengenal jati diri yang sesungguhnya
atau menjadi diri sendiri.
2. Jujur dan Tulus

Kita harus menyampaikan pujian yang jujur, menolong dengan tulus dan
menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang yang dikenal.
3. Beradaptasi

Robohkan tembok pemisah, bicaralah dengan bahasa lawan bicara,


sesuaikan diri dengan budaya, latar belakang, pendidikan dan lainnya.
Sesuaikanlah diri kita dengan orang tersebut, jangan memaksa orang lain
menyesuaikan diri dengan kita.
4. Pusatkan perhatian kepada mereka

Ini adalah sebuah rahasia keberhasilan setiap orang sukses “mereka


menempatkan orang lain lebih penting dari dirinya”. Dengan cara pandang
tersebut, mereka menjadikan orang lain sebagai pusat perhatiannya, bukan
menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat perhatian orang-orang di sekitarnya.
Karena setiap orang senang menjadi pusat perhatian, dilayani dan diperhatikan.
5. Beri kepercayaan

Cara membangun hubungan yang baik adalah dengan mempercayai.


Dengan cara ini kita dapat membantu orang tersebut menunjukkan potensi yang
ada didalam dirinya. Rasa percaya yang kita berikan dapat membantu orang
tersebut semakin memaksimalkan potensinya.
6. Tawarkan bantuan dan harapan

Tidak ada seorangpun yang dapat hidup sendiri di dunia ini. Semua orang
membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu, tawarkanlah pertolongan kepada
orang-orang di sekeliling kita. Berilah mereka harapan, dengan menawarkan
harapan, berarti memberikan mereka masa depan. Sebuah relasi jika dibangun
dengan benar akan membentuk sebuah siklus, saling memberi dan menerima.

5
D. Strategi Membangun Relasi Bisnis
Dibawah ini beberapa strategi membangun relasi yang bisa diterapkan
sehari-hari yaitu :
1. Apa yang kita tahu akan bermanfaat bagi orang yang kita kenal. Apa yang kita
tahu akan mempengaruhi keberuntungan yang akan kita dapatkan. Berusaha
mengetahui sesuatu walaupun sedikit, karena itu akan menjadi modal dalam
menyambungkan komunikasi dengan orang lain.
2. Buatlah agar orang yang kita ajak bicara merasa dirinya adalah orang
terpenting yang pernah kita temui.
3. Jagalah reputasi bagaikan sesuatu yang kita sayangi.
4. Tanggapi kolega walaupun tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan, maka
mereka akan menghargainya, dan kesetiannya pun akan tumbuh.
5. Menyadari apa yang kita lakukan dan tidak dilakukan serta dampaknya
terhadap orang lain.
6. Berusahalah membuat diri menjadi lebih baik setiap hari.
7. Atasi rasa malu.
8. Jangan mengubah jati diri, tapi ubahlah cara berfikir.
9. Ambil alih tatapan mata orang di depan kita.
10. Tindak lanjuti sesuatu yang telah kita lakukan dengan kolega kita.

E. Cara Memanfaatkan Orang Lain


Enterpreneur sejati melibatkan banyak orang untuk mewujudkan peluang,
baik dari dalam maupun dari luar organisasi, menciptakan dan menjaga relasi
hubungan dengan partner dari pada bekerja sendiri, serta memanfaatkan
kemampuan dan intelektual orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Saling
memahami dan mengoptimalkan potensi masing masing sesuai kopetensi yang
dimiliki akan mengantarkan tujuan untuk kesuksesan bersama. Moh (2000)
Memanfaatkan potensi orang lain dalam melakukan kerjasama kewirausahaan
adalah dukungan orang/pihak lain kepada seseorang atau suatu organisasi, orang.
Potensi orang lain dapat membantu atau mendukung dari segala jenis usaha yang
ingin dicapai.
Maka dari itu, dalam memanfaatkan atau bekerja sama dengan orang lain

6
maka diperlukan kerjasama yang baik. Hafsah (2000) mengatakan bahwa “pada
dasarnya maksud dan tujuan kemitraan (kerjasama) adalah win win solution.”
Maksudnya adalah bahwa dalam kerja sama harus menimbulkan kesadaran dan
saling menguntungkan kedua belah pihak. Tentu saja, saling menguntungkan
bukan berarti bahwa kedua pihak yang bekerja sama tersebut harus memiliki
kekuatan dan kemampuan yang sama serta memperoleh keuntungan yang sama
besar. Akan tetapi, kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang sesuai dengan
kekuatan dan potensi masing- masing pihak, sehingga keuntungan atau kerugian
yang di capai atau yang diderita kedua pihak bersifat proporsional, artinya sesuai
dengan peran dan kekuatan masing- masing.
Kerja sama baik dalam skala usaha kecil maupun skala besar pada akhrnya
tidak hanya sekedar memberi keuntungan pada pihak yang bekerja sama, tetapi
pula akan berdampak pada pihak- pihak lain atau masyarakat seara umum.
Konkeritnya, kerja sama usaha diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Secara Mikro :
a. Meningkatkan pendapatan dan skala usaha pihak yang bekerja sama.
b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pihak yang bekerja sama.
2. Tujuan Secara Makro :
a. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat serta pelaku
b. usaha.
c. Menigkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.
d. Memperluas kesempatan kerja.
e. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Bentuk-bentuk Kerjasama atau Memanfaatkan potensi dari pihak lain


dalam Kegiatan Bisnis yaitu :
1. Merger
Merger atau fusi adalah suatu penggabungan satu atau beberapa badan
usaha sehingga dari sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur
badan usaha yang bergabung.

7
2. Konsolidasi
Antara konsolidasi dan merger sering kali dipersamakan sehingga dalam
praktik kedua istilah ini sering di pertukarkan dan dianggap sama artinya, namun
sebenarnya terdapat perbedaan pengertian antara konsolidasi dan merger. Dalam
merger penggabungan antara dua atau lebih badan usaha tidak membuat badan
usaha yang bergabung menjadi lenyap, sedangkan konsolidasi adalah
penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri saling
melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru, oleh kerena
itu, konsolidasi ini sering kali di sebut dengan peleburan.
3. Joint Venture
Joint venture secara umum dapat di artikan sebagai suatu persetujuan di
antara dua pihak atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan.
Persetujuan di sini adalah kesepakatan yang di dasari atau suatu perjanjian yang
harus tetap berpedoman kepada syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur
dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
4. Waralaba
Waralaba yang dulu dikenal dengan istilah franchise sekarang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Waralaba adalah
hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap
sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau
jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh
pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Moh. Jafar Hafsah (2000) melihat
memanfaatkan potensi orang lain, antara lain dibedakan atas :
a. Manfaat produktivitas
Produktivitas adalah suatu model ekonomi yang diperolah dari
membagi output dengan input. Produktivitas dikatakan meningkat bila
dengan input yang tetap diperoleh output yang semakin besar Selain itu,
produktivitas yang tinggi dapat diperoleh dengan cara mengurangi
penggunaan input (dengan syarat tidak mengurangi kualitas), sehingga
dengan output yang tetap dengan penggunaan input yang sedikit
menunjukkan adanya peningkatan produktivitas.

8
b. Manfaat efisiensi
Manfaat efisiensi dapat diartikan sebagai dicapainya cara kerja
yang hemat, tidak terjadi pemborosan, dan menunjukkan keadaan
menguntungkan, baik dilihat dari segi waktu, tenaga maupun biaya. Ini
dapat dicapai karena dalam kerja sama mengikat pihak-pihak yang bekerja
sama untuk mentaati segala kesepakatan, serta terjadi spesialisasi tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-
masing.
c. Manfaat jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Sebagai akibat adanya manfaat produktivitas dan efisiensi, maka
dengan kerja sama akan dicapai pula manfaat kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Dengan adanya penggabungan dua potensi dan kekuatan
untuk menutupi kelemahan dari masing-masing pihak yang bekerja sama
(bermitra), maka akan dihasilkan tingkat produktivitas yang tinggi dan
efisiensi serta efektivitas. Produktivitas menunjukkan manfaat kuantitas
dan efisiensi serta efektivitas menunjukkan manfaat kualitas. Dengan
kualitas dan kuantitas yang dapat diterima oleh pasar, maka akan dapat
menjamin kontinuitas usaha.
d. Manfaat dalam risiko
Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara
dua orang atau lebih yang saling menguntungkan dan kedua pihak
memberi kontribusi atau peran yang sesuai dengan kekuatan dan potensi
masing-masing pihak, sehingga keuntungan atau kerugian yang dicapai
atau diderita kedua pihak bersifat proporsional, artinya sesuai dengan
peran dan kekuatan masing-masing. Hal ini menggambarkan bahwa dalam
kerja sama, ada rasa senasib sepenanggungan antara pihak yang bermitra.
Dalam hal ini risiko yang dihadapi termasuk resiko menderita kerugian
dalam pengelolaan usaha ditanggung bersama antara pihak yang bermitra,
sehingga resiko yang ditanggung masing-masing pihak menjadi berkurang.

9
F. Elemen Meningkatkan Kemampuan Manusia
Strategi pengembangan SDM merupakan perencanan mengenai cara
bagaimana kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki mampu berkembang
ke arah yang lebih baik, meningkat kemampuan kerja, skill dan memiliki loyalitas
yang baik terhadap organisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya
manusia dibutuhkan untuk kelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan
berkembang secara lebih dinamis. Sebab sumber daya manusia merupakan unsur
paling penting di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Para karyawan
bukanlah mesin yang bisa selalu ditekan tenaganya bagi kelangsungan
perusahaan, sebaiknya pihak perusahaan punya strategi bagaimana langkah yang
harus diambil untuk memberikan kesempatan agar SDM yang ada bisa
berkembang dan meningkat menjadi lebih baik. Elemen untuk meningkatkan
kemampuan manusia antara lain :
1. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyumbangkan ide
Karyawan sebagai bagian dari perusahaan merupakan unsur yang turut
mendukung berjalannya sebuah bisnis usaha atau roda organisasi. Meskipun
secara fisik modal atau hak menjalankannya ada di tangan kita, namun sangat
penting bagi kita mendengarkan masukan atau ide-ide dari para karyawan.
Meskipun hanya seorang karyawan namun memiliki gagasan yang lebih fresh dan
dibutuhkan oleh perusahaan. Kewajiban seorang pimpinan perusahaan juga
mendengarkan apa yang disuarakan oleh bawahan, tanpa adanya kelapang dadaan
seorang pemimpin dalam mendengarkan ide atau usulan dari bawahannya, bisa
dipastikan kemampuan karyawan tidak akan berkembang.
2. Pemberian reward dan punishment
Apresiasi dibutuhkan untuk lebih memotivasi seorang karyawan terhadap
cara kerjanya di perusahaan. Apresiasi yang baik diberikan kepada mereka yang
memang memiliki dedikasi yang baik pada perusahaan, mampu menyumbangkan
ide dan gagasan yang baik serta memiliki loyalitas terhadap perusahaan.
Sementara punishment diberikan guna membuat karyawan tersadar dari kelalaian
atau kesalahan kerjanya.
3. Mengupayakan berbagai pelatihan
Upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk terus meningkatkan

10
skill dan kemampuan seorang karyawan sesuai dengan ranah kerjanya yaitu
dengan mengupayakan berbagai pelatihan. Pelatihan tersebut sangat penting untuk
diadakan, perusahaan lah yang bertanggung jawab untuk mengadakan upaya
peningkatan kemampuan dan skill terhadap karyawannya. Pelatihan ini pada
hakikatnya bukan hanya untuk kepentingan personal seorang karyawan namun
juga untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan. Strategi pengembangan SDM
yang baik tak hanya akan membuat perusahaan menjadi lebih dinamis, namun
juga hubungan sebagai pemimpin perusahaan dengan para karyawan dapat
berjalan lebih harmonis.

G. Evaluasi Usaha
Evaluasi usaha adalah suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja
suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan
rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah
dicapai pada akhir masa produksi. Suatu usaha dikatakan berhasil apabila usaha
tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat - alat luar yang
digunakan, upah tenaga kerja luar serta sarana produksi yang lain dan termasuk
kewajiban pada pihak ketiga. Bagi pelaku usaha baik itu usaha kecil, usaha mikro
atau usaha menengah mengalami kerugian dalam sebuah usaha tentu merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang
menginginkan selalu mengalami kemajuan usaha dari waktu ke waktu. Akan
tetapi kerugian dan penghalang usaha lainnya terkadang menjadi sesuatu hal yang
tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak
hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan
yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan
lain-lain. Untuk mengetahui usaha yang kita lakukan selalu mengalami kemajuan,
atau paling tidak tidak surut ke belakang, maka perlu melakukan evaluasi dan
monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi
terhadap usaha yang sudah dilaksanakan. Melakukan evaluasi kemajuan usaha
merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
Evaluasi berangkat dari kegiatan monitoring setiap proses dalam usaha yang
dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan

11
pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang
enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan proses pengembangan diri
sekaligus menemukan hal-hal baru dan strategi baru untuk mencapai kesuksesan
dalam bisnis. Berikut hal-hal yang perlu dievaluasi dalam usaha atau bisnis:
1. Posisi keseluruhan usaha
Posisi keseluruhan usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan demikian dapat diketahui berapa
jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak
lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih
yang diperoleh setiap bulannya. Evaluasi usaha secara menyeluruh memberikan
gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.
2. Apakah ada kemajuan atau kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam evaluasi
kemajuan atau kemunduran sebuah usaha. Setelah mengetahui posisi keuangan,
selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha. Cara mudahnya adalah
dengan membandingkan pada saat awal menjalankan usaha dengan setelahnya
(biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan
sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha
berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan
sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah
perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya,
sehingga bisa dilakuakan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa
segera melakukan, penyehatan agar usaha kembali berjalan baik. Tetapi kondisi
keuangan dan penjualan telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan
janglah cepat merasa puas, karena masih banyak yang perlu dilakukan untuk
mengembangkan usaha menjadi lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh
pada periode sebelumnya.
4. Pikirkan target usaha selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk
merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah

12
menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai
bahan berpuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang
baru. Kita dituntut untuk memikirkan target selanjutnya dengan melakukan
perbaikan atau pengembangan usaha.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kami
simpulkan bahwa :
1. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam meningkatkan suatu yang baru dan
berbeda yang bertujuan memberikan penghidupan serta kesejahteraan individu
dan bermanfaat bagi masyarakat.
2. Relasi adalah jalinan interaksi yang terjadi antara perorangan atau kelompok
dengan kelompok atas dasar status, kedudukan, dan peranan sosial.
3. Beberapa hal yang dapat menjadi trik dalam membangun relasi yaitu
Kepercayaan diri, Jujur dan Tulus, Beradaptasi, Pusatkan perhatian kepada
mereka, Beri kepercayaan dan Tawarkan bantuan dan harapan.
4. Bentuk-bentuk Kerjasama atau Memanfaatkan potensi dari pihak lain dalam
Kegiatan Bisnis yaitu Merger, Konsolidasi, Joint Venture dan Waralaba.
5. Elemen untuk meningkatkan kemampuan manusia antara lain Memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk menyumbangkan ide, Pemberian reward
dan punishment dan Mengupayakan berbagai pelatihan.
6. Berikut hal-hal yang perlu dievaluasi dalam usaha atau bisnis yaitu Posisi
keseluruhan usaha, Apakah ada kemajuan atau kemunduran usaha, Lakukan
langkah perbaikan atau pengembangan dan Pikirkan target usaha selanjutnya.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini, diharapkan agar para pembaca dapat lebih
mengerti dan memahami mengenai pokok bahasan “Membangun Relasi Dan
Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat dijadikan sebagai sumber referensi. Apabila ada kekurangan dalam
makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Antariksa, Yodhia. 2012. Aspek Kunci dalam Strategi Pengembangan SDM.


http://rajapresentasi.com/2012/03/aspek-kunci-dalam-strategi
pengembangansdm/. Diakses pada tanggal 26 Februari 2018
Kasali, Rhenald dkk. 2012. Kewirausahaan. Jakarta : Hikmah
Kumorohadi, Untung & Nurhayati. 2010. Analisis Kualitas Pembinaan dan
Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa.
Purwokerto : Unsud
Maulana, Rizal. 2012. Strategi Membangun Relasi Bisnis.
http://log.viva.co.id/news/read/317051-strategi-membangun-relasi-bisnis.
Diakses pada tanggal 26 Februari 2018
Meredith, G. Geoffrey et al. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta : PT
Pustaka Binaman Pressindo
Mulya, Prasetya. 2011. Prasetya Mulya EDC on Entrepreneurship Education
Strategi Komprehensif Membentuk Wirausaha Terdidik. Jakarta: PM
Publishing.
Purbakuncara. 2010. Seni Membangun Relasi. http://purbakuncara.com/seni-
membangun-relasi/. Diakses pada tanggal 26 Februari 2018
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba 4
Tim Mitra Guru. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosiologi. Jakarta : Erlangga.
Usman, Aan Wulandari. 2011. Kenali Kegaagalan. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka (Persero)
Widjajanta, Bambang. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung : Citra
Raya

15

Anda mungkin juga menyukai