Anda di halaman 1dari 3

1.

DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut dan sementara
adalah sebagai berikut (Kaplan dan Sadock, 2013) :
a. Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan
untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah :
1) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang : jangka waktu gejala-gejala
psikotik menjadi nyata dan menggunakan sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodmoral yang gejalanya sering tidak
jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok.
2) Adanya sindrom yang khas yaitu berupa polimorfik (beraneka ragam dan berubah
cepat), atau Schizophrenia-like (gejala skizofrenik yang khas).
3) Adanya stres akut yang berkaitan,disini tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5 tanpa penyerta stres akut dengan penyerta stres akut,
kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
sumber stres dalam konteks ini.
4) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
b. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik
(F30.-) atau episode defresif (F23.-) walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala
afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
c. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia, dan tidak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.

Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk gejala


psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan dan yang tidak
disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu
gangguan psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkat
kemungkinan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsung
lebih dari satu hari, diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan
delusional (jika waham adalah gejala psikotik yang utama), dan skizofrenia (jika gejala
telah berlangsung lebih dari 6 bulan) (Kaplan dan Sadock, 2013).
2. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis (Lee, 2012., Magina, 2012).
a. Obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1
sampai 3 kali sehari. Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi.
b. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
c. Obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
d. Apabila menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,
lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
1) Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan
benzodiazepine atau obat antiparkinson.
2) Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis
terapi atau pemberian beta-bloker.
3) Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat
antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari).

3. PROGNOSI
Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik akut dan sementara
adalah kurang dari satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik
bermakna tertentu dapat menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah
pasien dengan persentasi yang tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan
menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik
kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Tetapi, pada umumnya pasien dengan
gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian di Eropa telah
menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki masalah
psikiatrik berat lebih lanjut (Kumar, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Kumar R., et al. 2011. Acute Psychosis as the Initial Presentation of MS: A Case
Report. The International MS Journal.17.2: 54–57.

Lee KY., et al. 2012. Acute psychosis related to use of


trimethoprim/sulfamethoxazole in the treatment of HIV-infected patients with Pneumocystis
jirovecii pneumonia: a multicentre, retrospective study. Journal of Antimicrobial
Chemotherapy .

Maggina, P., et al. 2012. Anti-N-Methyl D Aspartate Receptor Encephalitis


Presenting eith Acut Psychosis in A Preteenage girl: A Case Report. Journal of Medical Case
Report.

Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2013. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatri.
9th ed. Philadelpia: Lippincott William &Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai