Revsie
Revsie
Pedahuluan
1
penglihatan yang baik. Selain itu Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian
dan angka kesakitan. Vitamin A juga diperlukan untuk membantu proses pertumbuhan.6
Namun defisiensi vitamin A ini masih menjadi masalah kesehatan pada ibu hamil.
World Health Organization (WHO) tahun 2011 mengestimasi 19 juta jiwa ibu hamil
mengalami defisiensi vitamin A, jumlah ini paling tinggi ditemukan di Afrika dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin A bagi ibu nifas, sejak
tahun 1996, di Indonesia telah dilakukan program pemberian dua kapsul vitamin A dosis tinggi
dengan dosis 200.000 IU untuk ibu nifas. Dalam laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010, cakupan suplementasi vitamin A pada ibu nifas hanya 52,2% (bervariasi 33-66% antar
provinsi). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 mencatat bahwa persentase
cakupan suplementasi vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang adalah 80,29% dari
tolok ukurnya sebesar 100%, sehingga masih banyak ibu nifas yang belum mendapatkan
suplementasi vitamin A ini. 4,7,8
Berdasarkan Laporan tahunan tahun 2017 Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati
menunjukkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas yang masih di bawah tolok ukur
yakni sebesar 97.31% dari tolok ukur 100%. Oleh karena itu, evaluasi program ini perlu
dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program.
2
1.2.7 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 memperlihatkan persentase
pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang sebesar 80,29% dari
tolok ukurnya sebesar 100%.
1.2.8 Berdasarkan laporan tahunan tahun 2017 Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati
menunjukkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas yang masih di bawah
tolok ukur yakni sebesar 97.31% dari tolok ukur 100%.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah, penyebab masalah, dan penyelesaian masalah program
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
3
1.4 Manfaat
4
1.4.4.3. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu nifas tentang pentingnya suplementasi
kapsul vitamin A dengan meningkatnya sosialisasi pemberian suplementasi vitamin
A.
1.5 Sasaran
Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai Desember 2017.
5
BAB II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah
kerja Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai Desember
2017, yang terdiri dari:
1. Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas (segera setelah melahirkan atau saat
kunjungan nifas)
6. Pencatatan dan pelaporan
2.2. Metode
Evaluasi program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja
Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai Desember 2017
ini adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat pada masukan, proses, keluaran,
umpan balik dan lingkungan, yang dilakukan dengan cara pengumpulan data, pengolahan,
analisis dan mengintepretasikan masalah tersebut melalui pendekatan sistem, kemudian dibuat
usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.
6
BAB III
Kerangka Teoritis
6
Lingkungan
1 2 3 5
Masukan Proses Keluaran Dampak
4
Umpan balik
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Elemen tersebut adalah sesuatu yang mutlak harus ditemukan.
Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat
dikelompokkan menjadi 6 unsur saja yakni:6
1. Masukan (input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process)
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output)
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback)
Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact)
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
7
6. Lingkungan (environment)
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem tapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, dampak, dan
lingkungan yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
Pemberian Kapsul Vitamin A kepada Ibu Nifas. Tolok ukur diambil dari Buku Panduan
Manajemen Suplementasi Vitamin A. (Lampiran I).
..
8
Bab IV
Penyajian Data
b. Wilayah Administrasi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tunggak Jati terdiri dari 2 desa, 49 dusun, 28 RW dan
112 RT. Desa-desa tersebut adalah :
1) Desa Tunggak Jati
2) Desa Mekar Jati
9
4.2.2 Data Demografi
Jumlah Penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Tunggak Jati pada tahun 2016
berdasarkan sumber data kependudukan kecamatan Karawang Barat sebanyak 29.612
jiwa yang terdiri dari laki-laki 15.187 jiwa dan perempuan 14.425 jiwa, dengan jumlah
rumah sebanyak 7405 rumah dari 12672 KK.6
Jml. Penduduk KK
No Desa RW RT
L P JML JML
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Tunggakjati mempunyai jumlah penduduk
terbanyak yaitu 16355 jiwa dengan 8237 KK.
Tabel 1. Data Sasaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tunggak Jati Tahun
2017
NO DESA
PROYEKSI
1 TUNGGAK JATI 271
JUMLAH 585
10
SD Swasta : - buah
Madrasah Ibtidaiyah ` : 1 buah
SMP : 2 buah
11
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
4.3.1.1 Tenaga
Dokter : 3 orang (sebagai penanggung jawab)
Petugas KIA – KB : 1 orang ( sebagai koordinator gizi )
Bidan desa : 4 orang
Bidan Puskesmas : 5 orang
Kader : 5 orang / posyandu
4.3.1.2 Dana
BOK (Biaya Operasional Kesehatan) : Ada
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) : Ada
4.3.1.3 Sarana
Sarana Medis :
a) Kapsul Vitamin A : Tersedia
Sarana Non-medis :
a) Leaflet: tidak ada
b) Poster: tidak ada
c) Spanduk: tidak ada
d) Formulir pencatatan dan pelaporan: ada
e) Buku KIA : ada
f) Register kohort ibu : ada
g) Kartu ibu : ada
4.3.1.4 Metode
a. Menghitung kebutuhan dan ketersediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A perlu dihitung secara seksama karena akan
mempengaruhi dalam proses pengadaan. Untuk menghitung kebutuhan
suplementasi vitamin A untuk bayi, anak balita, dan ibu nifas sebaiknya
berdasarkan sasaran riil dari data tahun lalu.
Untuk menghitung kebutuhan suplementasi vitamin A untuk bayi, anak balita,
dan ibu nifas sebaiknya berdasarkan sasaran riil dari data tahun lalu, tetapi jika
12
tidak ada data dapat menggunakan Crude Birth Rate (CBR).
Catatan :
1. CBR diambil dari data BPS masing-masing provinsi
2. Untuk kab/kota yang sudah mempunyai CBR dapat digunakan untuk perhitungan
sasaran diatas.
13
untuk terciptanya mobilisasi dan partisipasi yang efektif dalam masyarakat.
Penyebarluasan informasi khususnya mengenai vitamin A perlu
dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A yang
melibatkan ibu nifas.
Sosialisasi perlu dilakukan karena untuk meningkatkan pengetahuan
dan kepedulian masyarakat, menggalang kemitraan yang intensif dengan media
massa dan kelompok potensial, menggalang kepedulian petugas, dan memperoleh
dukungan dari berbagai sektor, organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi.
Sosialisasi yang dilakukan berupa:
Sosialisasi yang bersifat rutin atau berkala
Penyebaran informasi secara formal dan informal, seperti seminar,
pelatihan, penyuluhan secara rutin atau berkala (tergantung sumber daya
yang ada seperti dana, sumber daya manusia, dan lain-lain); penyebaran
stiker, poster, leaflet dan media lain; penyebaran informasi dengan cara
menyisipkan pada kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan organisasi
masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
Sosialisasi yang bersifat periodik:
Sosialisasi 1 bulan menjelang bulan vitamin A (bulan Januari dan
Juli).Contoh kegiatan: Pemasangan spanduk/umbul- umbul di beberapa
tempat strategis, penyebaran informasi melalui media televisi (tingkat
pusat dan propinsi), serta penyebaran informasi melalui media radio
lokal (propinsidan kabupaten/kota).1
14
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian penting dari kegiatan
pemantauan dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan cakupan suplementasi
vitamin A ini dilakukan secara berjenjang mulai dari posyandu/ bidan desa sampai
dengan tingkat kabupaten dan tingkat provinsi.
Data utama yang harus dicantumkan adalah data jumlah sasaran
program, data jumlah yang menerima kapsul vitamin A, dan cakupan kapsul
vitamin A.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan di semua tingkatan, data yang
dilaporkan adalah sebagai berikut:
Posyandu
Setiap pemberian kapsul vitamin A di catat pada KMS, buku KIA dan termasuk
hasil sweeping di bidan desa/ bidan praktik swasta/ di dokter swasta di setiap desa
akan direkapitulasi dalam buku bantu dan dilaporkan ke Puskesmas.
Puskesmas
Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dicatat di kohort ibu. Hasil rekapitulasi
tingkat puskesmas dilaporkan ke kabupaten/kota oleh pengelola program gizi
setelah berkoordinasi dengan pengelola program KIA.
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
a. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A untuk ibu nifas dihitung secara seksama
setiap 1 tahun sekali dengan menggunakan data jumlah sasaran ibu nifas pada
tahun 2017. Perhitungan dilakukan oleh pengelola program Gizi setelah
meminta data jumlah ibu nifas dan ibu hamil tahun tersebut dari pengelola
program KIA. Jumlah kebutuhan vitamin A akan diajukan dan diambil oleh
petugas gizi puskesmas ke kabupaten pada awal bulan Januari dan pada awal
Juli.
b. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A disimpan didalam gudang farmasi/ obat puskesmas,
dijauhkan dari sinar matahari langsung, tempat kering, tidak lembab, tidak
15
disimpan di lemari es, dan tutup botol tertutup rapat. Di bidan desa pun vitamin
A disimpan di kamar praktek dengan cara yang sama seperti di gudang farmasi.
c. Pendistribusian kapsul vitamin A
Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu hamil di
Puskesmas dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A
untuk bulan vitamin A, didistribusikan pada pertengahan bulan Januari dan Juli.
Pengambilan vitamin A di Puskesmas dilakukan oleh bidan desa. Bidan desa
kemudian akan membagikan kapsul vitamin A tersebut ke bidan/ dokter praktek
swasta yang ada di wilayah kerjanya.
d. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi dilakukan secara berkala hanya dalam kelas ibu hamil yang
dilakukan oleh bidan desa dari masing-masing desa. Pengumuman mengenai
akan diadakannya kelas ibu hamil dibantu oleh kader agar dapat mengajak
semua ibu hamil di desa tersebut untuk mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.
e. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas
Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kapsul merah (200.000 IU)
saat: 1 kapsul vitamin A segera setelah melahirkan dan 1 kapsul merah vitamin
A diberikan 24 jam sesudah pemberian kapsul pertama. Pemberian kapsul
vitamin A dapat dilakukan di Puskesmas (PONED), di tempat bidan desa/ bidan
praktek swasta, di tempat pelayanan kesehatan lain (misalnya di tempat dokter
praktek swasta/klinik 24 jam), atau di rumah pasien (saat bidan membantu
persalinan di rumah pasien). Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak
mendapat vitamin A, maka dapat diberikan saat kunjungan ibu nifas atau
kunjungan neonatus.
f. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat
desa (pada posyandu) hingga provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul
vitamin A dilakukan di buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu,
dapat dilakukan oleh bidan PONED, bidan desa, bidan praktek swasta, atau
dokter praktek swasta setiap kali memberikan kapsul vitamin A kepada ibu
nifas. Data di desa kemudian akan direkapitulasi oleh bidan desa setiap bulan
dan diberikan kepada koordinator program KIA di puskesmas, yang kemudian
data yang diberikan akan diteruskan kepada koordinator program gizi
puskesmas. Oleh koordinator program gizi puskesmas, data dari setiap desa
16
akan direkapitulasi dan dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan
puskesmas setiap akhir bulan dan kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan
sekali. Data yang harus dicantumkan ialah data jumlah sasaran program, data
jumlah yang menerima kapsul vitamin A, dan data sisa pemakaian kapsul
vitamin A.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya (Gambar 2).
Kepala UPTD PUSKESMAS TUNGGAK
JATI
SALON
KOORDINATOR PETUGAS
OPERASIONAL KOORDINATOR KOORDINATOR
PENGENDALIAN PETUGAS FARMASI DAN OPERASIONAL PUSKMAS
PENYAKIT DAN PENGAWASAN PEMBANTU DAN BIDAN
PENYEHATAN INSTITUSI DESA
LINGKUNGAN
Yunitia Anggaeni, SSi Hj. Uun Unasih, SST
Rizki Fujia Ningsim, Am. Keb
17
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
di Puskesmas Tunggak Jati, Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang
4.3.2.3 Pelaksanaan
a. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A untuk ibu nifas dihitung 1 tahun sekali pada akhir
bulan Desember dengan menggunakan data jumlah sasaran proyeksi penduduk
pada tahun 2017. Perhitungan dilakukan oleh pengelola program Gizi setelah
meminta data jumlah ibu nifas dan ibu hamil tahun tersebut dari pengelola
program KIA. Jumlah kebutuhan vitamin A akan diajukan ke kabupaten dan
diambil oleh petugas gizi puskesmas ke kabupaten pada awal bulan Januari dan
pada awal Juli.
18
d. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi dalam kelas ibu hamil tidak dilakukan secara rutin di setiap desa oleh
bidan desa masing-masing. Selain itu kelas ibu hamil yang dilakukan masih
belum dapat menjangkau seluruh ibu hamil yang berada dalam wilayahnya.
19
dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan Puskesmas setiap akhir
bulan dan kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan sekali. Data yang harus
dicantumkan ialah data jumlah sasaran program, data jumlah yang menerima
kapsul vitamin A, dan data sisa pemakaian kapsul vitamin A.
4.3.2.4. Pengawasan
a. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga
provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul vitamin A dilakukan di buku KIA dan
dicatat kembali dalam buku kohort ibu oleh bidan desa. Bidan desa kemudian akan
melaporkan hasil rekapitulasi dari desanya kepada koordinator program KIA puskemas
dimana hasilnya akan diteruskan ke koordinator program gizi Puskesmas setiap
bulannya. Oleh koordinator program Gizi Puskesmas, data dari setiap desa akan
dikumpulkan dan direkapitulasi untuk kemudian dilaporkan kepada kabupaten
Karawang.
Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas tidak lengkap karena data hanya
mencantumkan jumlah ibu hamil dan ibu nifas setiap desa serta jumlah ibu nifas yang
sudah diberikan kapsul vitamin A tanpa menghitung jumlah kapsul yang tersisa di
masing-masing bidan desa.
Pencatatan dan pelaporan ibu nifas di bidan praktek swasta dan di tempat pelayanan
kesehatan lainnya (klinik 24 jam atau di dokter praktek swasta) juga belum dilakukan.
b. Rapat
Rapat evaluasi bulanan dilakukan setiap akhir bulan.
4.3.3 Keluaran
a. Kebutuhan Kapsul Vitamin A
Perhitungan kebutuhan suplementasi vitamin A untuk ibu nifas
Data dari Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang tahun 2017
menunjukkan terdapat sasaran ibu nifas sebanyak 558 ibu nifas.
Target sasaran ibu nifas = 100% x0.558 = 558 ibu nifas.
Jumlah kapsul vitamin A merah yang dibutuhkan ibu nifas selama 1 tahun
= 2x jumlah ibu nifas + (10% kebutuhan tidak terduga)
= 1116 + (10% x 1116 )
= 1227 kapsul
20
b. Pendistribusian kapsul vitamin A.
Pendistribusian dilakukan berdasarkan jumlah sasaran ibu bersalin/ nifas masing-
masing desa dengan dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan tak terduga.
Tabel 4.1. Jumlah Sasaran Ibu Bersalin/Nifas Berdasarkan Data Riil dan
Jumlah Kapsul Vitamin A Merah yang Diterima di Tiap Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Tunggak Jati Periode Januari 2017 sampai Desember 2017
= 85.66%
Tolok ukur pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas selama satu tahun adalah
100%.
𝟑𝟒𝟓
= 𝟓𝟖𝟓
x 100%
= 58.97%
Tolok ukur sosialisasi suplementasi vitamin A selama satu tahun adalah 100%.
21
e. Cakupan kunjungan nifas
Persentase= Jumlah ibu nifas yang mendapat kunjungan 6 jam-3 hari setelah melahirkan x 100%
Jumlah sasaran ibu nifas pada tahun 2017
478
= 558 𝑥100%
=85.66%
Tolok ukur kunjungan nifas 1 pada ibu nifas selama satu tahun adalah 100%.
= 85.12%
Tolok ukur kunjungan nifas 2 pada ibu nifas selama satu tahun adalah 100%.
= 85.12%
Tolok ukur kunjungan nifas 3 pada ibu nifas selama satu tahun adalah 100%.
22
Tabel 4.2. Ibu Nifas yang Mendapatkan Pelayanan Pemberian Kapsul Vitamin A,
Kunjungan Nifas 1, Kunjungan Nifas 2, dan Kunjungan Nifas 3 di Puskesmas Tunggak
Jati, Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten Karawang Periode Januari 2017 sampai
Desember 2017
Januari 2017 31 31 31 31
Februari 2017 29 29 27 27
Maret 2017 36 36 36 36
April 2017 45 45 45 45
Mei 2017 56 56 55 55
Juni 2017 44 44 44 44
Juli 2017 38 38 38 38
Agustus 2017 41 41 41 41
September 2017 49 49 49 49
Oktober 2017 37 37 37 37
November 2017 41 41 41 41
Desember 2017 31 31 31 31
23
4.3.3. Lingkungan
a. Fisik
1. Lokasi pelayanan kesehatan dan kelas ibu hamil: Di tiap desa sudah terdapat
masing-masing 1-2 bidan desa, dan tempat pelaksanaan kelas ibu hamil
disesuaikan dengan kesepakatan sehingga mudah dijangkau oleh warga desa.
2. Transportasi: terdapat sarana transportasi seperti kendaraan umum terutama di
jalan raya. Untuk desa-desa yang masih belum terdapat kendaraan umum, cukup
sulit mencari transportasi, namun kebanyakkan penduduk sudah memiliki
kendaraan bermotor.
3. Fasilitas kesehatan lain: tersedia praktek dokter pribadi dan praktek bidan swasta,
yang berakibat kurangnya pencatatan dan pelaporan bagi pasien yang melahirkan
di luar wilayah kerja Puskesmas.
b. Non fisik
1. Pendidikan : Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Tunggak Jati tamat SD, sebanyak 54,41%
2. Sosial ekonomi : Mayoritas mata pencaharian di wilayah kerja
Puskesmas Tunggak Jati ialah buruh/pedagang.
3. Budaya : Penduduk masih ada yang lebih senang bersalin di
rumah masing-masing karena dianggap praktis, dengan dibantu oleh bidan
sekitarnya ataupun paraji dalam persalinan.
4.3.5. Dampak
a. Langsung : diharapkan meningkatnya kadar vitamin A dalam ASI ibu. Dampak ini
sulit untuk diukur.
b. Tidak Langsung: diharapkan menurunnya angka morbiditas dan mortalitas ibu nifas,
serta meningkatkan angka kesehatan mata. Untuk saat ini dampak belum dapat
dinilai.
24
Bab V
Pembahasan Masalah
5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besar Masalah
1 Persentase pemberian kapsul 100% 85.66% (+)
vitamin A ibu nifas 14.34%
2. Persentase sosialisasi 100% 58.97 % (+)
suplementasi vitamin A 41.03%
25
5.3. Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan Kebutuhan dihitung secara Kebutuhan dihitung menurut jumlah (-)
kebutuhan dan seksama dan penyediaan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
penyediaan kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati dan kapsul vitamin A
kapsul vitamin A sudah ada 1 bulan sebelum sudah tersedia pada bulan awal
bulan Februari dan bulan Januari dan awal Juni
Agustus
2 Penyimpanan Disimpan di gudang farmasi/ Disimpan di gudang farmasi/ di (-)
kapsul vitamin A di kamar praktek swasta, kamar praktek swasta, dijauhkan
dijauhkan dari sinar matahari dari sinar matahari langsung, di
langsung, di tempat yang tempat yang kering dan tidak
kering dan tidak lembab, tidak lembab, tidak disimpan di lemari es,
disimpan di lemari es, dan dan tutup botol tertutup rapat.
tutup botol tertutup rapat
3 Pendistribusian Diambil oleh bidan desa pada -Diambil oleh bidan desa pada (+)
kapsul vitamin A pertengahan bulan Januari dan pertengahan bulan Januari dan akhir
akhir bulan Juni untuk bulan Juni untuk kebutuhan masing-
kebutuhan-masing desanya, masing desanya.
kemudian bidan desa -Tidak ada kejelasan apakah
membagikan kapsul vitamin A semua bidan membagikan kapsul
kepada bidan praktek swasta vitamin A kepada bidan praktek
dan pelayanan kesehatan lain swasta atau pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerjanya lain yang ada di wilayahnya
karena tidak ada pencatatan yang
jelas.
4 Sosialisasi Dilakukan melalui leaflet, - Penyuluhan hanya dilakukan (+)
suplementasi poster, spanduk, penyuluhan, melalui kelas ibu hamil, dan
vitamin A kelas ibu hamil, dan lain-lain pelaksanaannya belum dilakukan
dimana dapat menjangkau secara teratur dan belum dapat
seluruh ibu hamil. menjangkau seluruh ibu hamil.
26
5 Pemberian Semua ibu nifas diberikan 2 -Ibu nifas yang melahirkan di (+)
kapsul vitamin A kapsul vitamin A berwarna Puskesmas dan di tempat bidan desa
kepada ibu nifas merah: 1 kapsul diminum diberikan 2 kapsul vitamin A warna
segera setelah melahirkan dan merah
1 kapsul diminum 24 jam -Ibu nifas yang melahirkan di
setelah minum kapsul vitamin tempat bidan praktek
A pertama. Jika tidak swasta/pelayanan kesehatan lain,
mendapat kapsul vitamin A tidak diketahui mendapatkan
segera setelah melahirkan, kapsul vitamin A atau tidak.
dapat diberikan kapanpun -Kunjungan nifas dan kunjungan
sampai 42 hari postpartum saat neonatus masih belum mencapai
kunjungan nifas atau tolok ukur 100%
kunjungan neonatus -Ibu nifas yang melahirkan di
paraji dan tidak diketahui
mendapatkan vitamin A
6 Pencatatan dan Pencatatan secara bertingkat Pencatatan bertingkat sudah (+)
Pelaporan dari desa hingga ke provinsi. dilakukan
Pencatatan mencakup: jumlah Pencatatan belum lengkap dari
sasaran program, data jumlah tingkat desa ke Puskesmas karena
yang menerima kapsul, dan belum mencantumkan sisa kapsul
data sisa pemakaian kapsul vitamin A yang ada di masing-
vitamin A masing bidan desa
7 Pengorganisasian Terdapat struktur organisasi Terdapat struktur organisasi tertulis (-)
tertulis dan pembagian tugas dan pembagian tugas yang jelas
yang jelas
27
5.4. Masalah Menurut Variabel Umpan Balik
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Pencatatan dan Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan sebagai (-)
pelaporan sebagai masukan untuk masukan untuk periode
periode selanjutnya selanjutnya
2 Rapat Kerja Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan untuk (-)
Bulanan untuk monitoring dan monitoring dan mengevaluasi
mengevaluasi program program yang telah dijalankan
yang telah dijalankan
28
Bab VI
Perumusan Masalah
29
Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas oleh masing-masing bidan desa masih belum
lengkap dan belum mencatumkan sisa kapsul vitamin A yang ada di masing – masing
bidan desa.
30
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah
No. Parameter
A B C D E
1 Besarnya masalah 2 3 2 2 2
Total 21 17 14 14 14
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
31
1 = Sangat kurang penting
32
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1. Masalah 1: Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas sebesar 85.66% dengan besar
masalah 14.34%.
Penyebab:
Input:
1. Tidak ada poster, spanduk, dan leaflet mengenai pemberian suplementasi kapsul
vitamin A
Proses:
1. Tidak semua bidan desa melakukan pendistribusian kapsul vitamin A kepada bidan
praktek swasta dan tempat pelayanan kesehatan lain (seperti dokter praktek swasta,
klinik 24 jam) yang berada di wilayah kerjanya.
2. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas tidak diketahui jika ibu melahirkan di
dokter praktek swasta, di bidan praktek swasta, atau di paraji sementara kunjungan
nifas dan kunjungan neonatal yang diharapkan menjadi peluang terakhir bagi ibu nifas
yang belum mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan, masih dibawah tolok ukur.
3. Belum ada pencatatan pemberian kapsul vitamin A di bidan praktek swasta dan di
pelayanan kesehatan lain, serta pencatatan bidan desa ke Puskesmas belum lengkap
Di luar sistem (lingkungan):
1. Masih ada warga yang memilih bersalin di rumah dengan bantuan paraji.
Penyelesaian:
Mengajukan usulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar mengadakan poster,
spanduk, dan leaflet mengenai pemberian suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
Petugas program gizi melakukan sosialisasi kepada bidan desa agar bidan desa
memperbaiki distribusi kapsul vitamin A ke pelayanan kesehatan lain (bidan praktek
swasta dan dokter praktek swasta), dan memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan
pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dengan memberikan formulir pencatatan
dan pelaporan dari Puskesmas untuk diisi oleh bidan praktek swasta/ dokter praktek
swasta.
Meningkatkan sosialisasi kepada warga agar melakukan pertolongan persalinan di
fasilitas kesehatan serta mengingatkan ibu nifas mengenai pentingnya konsumsi
kapsul vitamin A setelah melahirkan.
33
Memberikan lembaran laporan yang mudah diisi dan ada petugas yang mengambil
setiap bulannya.
Oleh bidan desa agar dapat merangkul paraji dengan memberikan sosialisasi agar
setelah melahirkan di paraji untuk kontrol ke bidan desa atau puskesmas untuk
mendapatkan kapsul vitamin A.
8.2. Masalah 2: Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A sebesar 58.97% dengan besar
masalah 41.03%.
Input:
1. Tidak tersedianya poster, spanduk, dan leaflet untuk mensosialisasikan pemberian
suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas.
Proses:
1. Sosialisasi suplementasi vitamin A yang dilakukan hanya melalui kelas ibu hamil, dan
belum dilakukan secara teratur, serta belum dapat menjangkau seluruh ibu hamil
2. Sempitnya wilayah sosialisasi untuk ibu hamil yang mencakup seluruh ibu hamil
Penyelesaian:
Mengajukan usulan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar mengadakan poster, spanduk,
dan leaflet mengenai suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
Membuat pengumuman kepada warga tentang jadwal dilaksanakannya kelas ibu hamil.
Dapat juga melibatkan keluarga ibu hamil untuk turut serta agar ibu hamil dapat mengikuti
kelas ibu hamil tersebut.
Memperluas tempat sosialisasi suplementasi vitamin A dimana tidak hanya di kelas ibu
hamil, melainkan dapat dilakukan di posyandu, di pertemuan desa, di pengajian, dan di
tempat lainnnya yang melibatkan banyak warga. Selain itu juga dapat meningkatkan peran
serta masyarakat untuk saling mengingatkan keluarga atau tetangganya mengenai
pentingnya mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan.
Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak hanya
melalui kelas ibu hamil, namun bisa melalui penyuluhan, seminar, dan seabgainya.
Sosialisasi melalui kelas ibu hamil dapat diperbanyak disertai dengan standar berapa
jumlah kelas ibu hamil yang harus dilakukan per tahunnya, memberdayakan tokoh
masyarakat, kader, dan peran aktif ibu-ibu agar mengingatkan keluarga/tetangganya yang
baru melahirkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin A.
34
Bab IX
Penutup
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai Desember 2017 didapatkan:
1. Kebutuhan kapsul vitamin A untuk ibu nifas selama 1 tahun di Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang sebanyak 1227 kapsul vitamin A merah.
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang sudah sesuai dengan syarat penyimpanan kapsul vitamin A yang baik, yaitu:
setelah kapsul vitamin A didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten, botol disimpan
didalam gudang farmasi/obat Puskesmas kecamatan, dijauhkan dari sinar matahari
langsung, tempat kering, tidak lembab, tidak masuk freezer/lemari es, botol tertutup
rapat.
3. Pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang
dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk Bulan
Vitamin A, didistribusikan 1 bulan sebelum bulan Februari dan Agustus dengan cara
bidan desa mengambil kapsul vitamin A ke Puskesmas sesuai kebutuhan kepada bidan
desa.
4. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang masih di bawah tolok ukur.
5. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten
Karawang masih di bawah tolok ukur.
6. Cakupan kunjungan nifas di Puskesmas Tunggak Jati, Kabupaten Karawang masih di
bawah tolok ukur.
7. Sistem pencatatan dan pelaporan program kapsul vitamin A di Puskesmas Tunggak Jati,
Kabupaten Karawang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat
kabupaten. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulannya, namun masih belum
lengkap.
35
Hal-hal yang menyebabkan masalah di atas adalah:
Tidak adanya poster, spanduk dan leaflet sebagai media komunikasi.
Sempitnya wilayah sosialisasi (hanya melalui kelas ibu hamil)
Pendistribusian kapsul vitamin A oleh bidan desa belum menjangkau seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas di fasilitas kesehatan dokter praktek swasta,
atau di bidan praktek swasta tidak diketahui.
Masih ada ibu yang melahirkan di rumahnya sendiri, dan kunjungan nifas, serta kunjungan
neonatus masih belum mencapai tolok ukur.
Pencatatan dan pelaporan belum dilaksanakan dengan optimal, terutama dari bidan desa
(tingkat desa) ke Puskesmas.
9.2. Saran
Saran kepada Puskesmas Tunggak Jati:
1. Memberikan formulir pencatatan dan pelaporan yang mudah diisi sehingga semua ibu
nifas dipastikan mendapatkan vitamin A disertai dengan pencatatan yang baik dan
adanya petugas dari yang mengambil datanya setiap bulannya.
2. Tempat atau target untuk sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A bisa diperluas,
sehingga tidak hanya dilakukan kelas ibu hamil. Kegiatan lain dapat berupa saat
posyandu, pertemuan di desa, pengajian. Dan memberdayakan peran serta aktif
masyarakat terutama ibu-ibu untuk saling mengingatkan dan mengajak keluarga dan
orang di sekitar rumah.
36
Daftar Pustaka
1. Profil kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013. h.74-8.
2. Editors of The World Bank. World bank: we need to do more to help women. The
World Bank. Diunduh dari http://www.worldbank.org/mdgs/maternal_health.html,
tanggal 24 April 2017.
3. Maternal mortality rate, Tahun 2014. Di unduh dari data.worldbank.org, tanggal 10
Desember 2015.
4. Penulis. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2013. h.178-80
5.
Pee SD. Benefits of postpartum vitamin A supplementation. J.Pediatr vol 88(2): April
2013; 99-100.
6. WHO. Guideline: Vitamin A supplementation in postpartum women. World Health
Organization, 2011. p.6-7.
7. Editor. Panduan manajemen suplementasi vitamin A. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2010. h.1-22.
8. Roosita.K.Kaitan asupan vitamin A dengan produksi air susu ibu pada ibu
nifas.Volume 8. Bogor: Bagian Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor;
2013.h.83-6
37