MIKROSKOP POLARISASI
2. Substage unit
Bagian-bagiannya: Plarisator atau lower nicol, diafragma iris, dan
kondensor.
Polarisator atau lower nicol
Merupakan suatu suatu bagian yang terdiri dari suatu
lembaran Polaroid, berfungsi untuk menyerap cahaya secara
terpilih (selective absorbtion), sehingga cahaya yang bergetar pada
3. Meja objek
Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya
sebagai jalan masukanya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat
menjepit peraga atau preparat. Meja objek ini dapat berputar pada
sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat
dari 0º sampai 360º. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekrup
pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).
4. Tubus mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit
teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa objektif,
lubang kompensator, analisator, lensa amici Bertrand, dan lensa okuler.
Gambar 4. Hipersten
4. Hornblende
Gambar 5. Hornblende
• Warna kehijauan/kecoklatan,
• relief tinggi,
5. Biotit
Gambar 6. Biotit
• Warna coklat, kemerahan, kehitaman
• Bentuk berlembar
• Pleokroisme kuat
• Gelapan sejajar
6. Tremolit – Aktinolit
Gambar 8. Plagioklas
8. Ortoklas
Gambar 9. Ortoklas
• warna colorless
• Bentuk berlembar
• Pleokroisme kuat
• Gelapan sejajar
10. Kuarsa
• Colorless
• Belahan sempurna tiga arah
• Biasganda sangat tinggi
• TO I (-)
12. Garnet
c. Tekstur Amygdaloidal
Sering dijumpai pada lava, atau batuan intrusi dangkal, berupa lubang gas
(vesicles) yang terisi mineral sekunder seperti opal, kalsedon, klorit, kalsit.
e. Tekstur Intersertal
Yaitu tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan intersertal antar
kristal plagioklas; mikrolit plagiklas yang berada di antara / dalam massa
dasar gelas interstitial.
f. Tekstur Ofitik
Yaitu tekstur batuan beku yang dibentuk oleh mineral plagioklas yang
tersusun secara acak dikelilingi oleh mineral piroksen atau olivin (Gambar12).
Jika plagioklasnya lebih besar dan dililingi oleh mineral ferromagnesian, maka
membentuk tekstur subofitic (Gambar 13). Dalam suatu batuan yang sama
kadang-kadang dijumpai kedua tekstur tersebut secara bersamaan.
Secara gradasi, kadang - kadang terjadi perubahan tektur batuan dari
intergranular menjadi subofitik dan ofitik. Perubahan tektur tersebut