Anda di halaman 1dari 15

SIFAT OPTIK MINERAL

Mineral optika adalah studi atau pembelajaran tentang sifat-sifat optic


mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi. Sifat yang bisa diketahui
yaitu warna, belahan, pecahan, relief, indeks bias, pleokroisme, bentuk. Preparasi
peraga yaitu suatu bentuk peraga yang akan diamati dengan mikroskop polarisasi.
Macam peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Peraga bubuk atau serbuk
Cara untuk meletakkan dalam preparasi peraga dalam bentuk bubuk dengan
cara:
 Untuk peraga yang rapuh atau material lepas, untuk membuat bubuk
atau serbuk sampel ditumbuk diambil ukuran 60-100 mesh.
 Diletakkan di atas kaca objek, ditetesi minyak imersi atau minyak
kanada yang berfungsi untuk melekatkan peraga bubuk dengan kaca
preparat.
 Ditutup dengan kaca penutup

2. Peraga sayatan-sayatan tipis


 Untuk sayatan tipis ketika akan diamati harus disayat terlebih
dahulu, karena sangat sulit maka dibutuhkan alat khusus untuk
menyayat yaitu dengan menggunakan gerinda.
 Sampel yang sudah disayat dengan gerinda memiliki dimensi
ketebalan 0,035 mm

Paper Petrografi – L2L009062 1


Perbedaan peraga bubuk dengan sayatan tipis:
Pengamatan Peraga bubuk Sayatan tipis
Struktur batuan Hilang Tetap ada
Mineral Ada Ada
Interbias Absolute Relatif
Orientasi Tidak menentu Tertentu
Media Minyak imersi Balsam kanada
Waktu pembatuan Cepat Lama
Biaya Murah Mahal
Keawetan Sementara Lama
Sifat optik Terbatas yang dapat Banyak yang diamati
diamati

MIKROSKOP POLARISASI

Mikroskop ini berbeda dengan mikroskop binocular, yaitu yang dipakai


pada bidang biologi, kedokteran, atau bidang yang lain, yang sifatnya hanya
memperbesar benda-benda yang diamati. Mikroskop polarisasi biasa memakai
cahaya yang terbias dan bukan yang terpantul. Dasar yang membedakan
mikroskop polarisasi dengan mikroskop biasa yakni adanya beberapa konsonen
khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator,
polarisator, kompensator, dan lensa amici Bertrand.

Paper Petrografi – L2L009062 2


BAGIAN-BAGIAN MIKROSKOP POLARISASI DAN
FUNGSINYA

Gambar 1 Mikroskop Polarisasi


1. Kaki mikroskop
Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop,
bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). pada
mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop sebagai tempat lampu
halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.

2. Substage unit
Bagian-bagiannya: Plarisator atau lower nicol, diafragma iris, dan
kondensor.
 Polarisator atau lower nicol
Merupakan suatu suatu bagian yang terdiri dari suatu
lembaran Polaroid, berfungsi untuk menyerap cahaya secara
terpilih (selective absorbtion), sehingga cahaya yang bergetar pada

Paper Petrografi – L2L009062 3


satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop
lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya
sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.
 Diafragma iris
Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk
mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi
atau menambah besarnya aperture atau bukaan diafragma. Hal ini
merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya
yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi
mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah
untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin
diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus
dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”.
 Kondensor
Terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”.
Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk
memberikan cahaya memusat yang dating dari cermin di
bawahnya. Lensa konsendor dapat diputar atau diayun keluar dari
jalan cahaya apabila tidak digunakan atau difungsikan.

3. Meja objek
Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya
sebagai jalan masukanya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat
menjepit peraga atau preparat. Meja objek ini dapat berputar pada
sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat
dari 0º sampai 360º. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekrup
pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).
4. Tubus mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit
teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa objektif,
lubang kompensator, analisator, lensa amici Bertrand, dan lensa okuler.

Paper Petrografi – L2L009062 4


 Lensa objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi
untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari
meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah
lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan
pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x,
dan 40x, kadang ada yang mencapai 100x.
 Lubang kompensator
Adalah sautu lubang pipih pada tubus sebagai tempat
memasukkan kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk
menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau
gips yang menipis ke arah depan, segingga pada saat dimasukkan
lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi pada
mineral.
 Analisator
Adalah bagian Dario mikroskop yang fungsinya hamper sama
dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya
saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol
sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)
 Lensa amici Bertrand
Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk
memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang focus
balik (back focal plane) pada lensa objektif. Dan memfokuskan pada
lensa okuler.
 Lensa okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi
untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita
mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang
silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek
pengamatan

Paper Petrografi – L2L009062 5


SIFAT OPTIK MINERAL PEMBENTUK BATUAN
1. Olivine

Gambar 2. Mineral Olivine

• Abu2 agak kehijauan-transparan


• Relief tinggi
• Bentuk poligonal/prismatik
• Pecahan tak beraturan, tanpa belahan
• WI orde II
• Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin

2. Piroksen Klinopiroksen ( Augit dan Diopsid)

Paper Petrografi – L2L009062 6


Gambar 3. Diopsit → Augit
• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan
1arah, sayatan tegak lurus c belahan 2 arah 90o
• Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o
• TO (+) sb2

3. Piroksen Ortopiroksen (Hipersten dan Einstatin)

Gambar 4. Hipersten

• Sifat optik sama dengan klinopiroksen


• Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)
• TO sumbu 2 (-) àhipersten (+) à enstatit

4. Hornblende

Gambar 5. Hornblende

• Warna kehijauan/kecoklatan,
• relief tinggi,

Paper Petrografi – L2L009062 7


• pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),
• belahan 1 arah atau 2 arah 120o,
• bentuk prismatik (biasanya memanjang),
• gelapan miring 12-30o

5. Biotit

Gambar 6. Biotit
• Warna coklat, kemerahan, kehitaman
• Bentuk berlembar
• Pleokroisme kuat
• Gelapan sejajar

6. Tremolit – Aktinolit

Gambar 7. Tremolit → Aktinolit

• Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik


memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah, gelapan miring 10-20o
• Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan sudut
gelapan 4-6o =glaukofan

Paper Petrografi – L2L009062 8


7. Plagioklas

Gambar 8. Plagioklas

• Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang


• kembaran albit atau carlsbad-albit
• WI abu2 terang orde I
• TO sumbu 2 (-) dan (+)

8. Ortoklas

Gambar 9. Ortoklas

• Colorles tapi agak keruh, relief rendah


• Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
• WI abu2 terang orde I

Paper Petrografi – L2L009062 9


9. Muskovit

Gambar 10. Muskovit

• warna colorless
• Bentuk berlembar
• Pleokroisme kuat
• Gelapan sejajar

10. Kuarsa

Gambar 11. Kuarsa


• Colorless, relief rendah
• Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
• Tidak punya belahan
• Gelapan bergelombang
• Warna interferensi abu2 orde1
• TO sumbu I (+)

Paper Petrografi – L2L009062 10


11. Kalsit

Gambar 12. Kalsit

• Colorless
• Belahan sempurna tiga arah
• Biasganda sangat tinggi
• TO I (-)

12. Garnet

Gambar 13. Garnet

• Biasnya single tapi kadang – kadang ganda

Paper Petrografi – L2L009062 11


Paper Petrografi – L2L009062 12
3. Tekstur Khusus Batuan Beku
a. Tekstur Trachytic (pilotaxitic)
• Dicirikan oleh susunan tekstur batuan beku dengan kenampakan adanya
orientasi mineral arah orientasi adalah arah aliran
• Berkembang pada batuan ekstrusi / lava, intrusi dangkal seperti dike
dan sill
b. Tekstur Graphic
Tekstur yang sering ada pada batuan beku yang kaya silika, terutama granit,
Pegmatit, dimana mineral kuarsa tumbuh bersama dengan alkali Feldspar.

c. Tekstur Amygdaloidal
Sering dijumpai pada lava, atau batuan intrusi dangkal, berupa lubang gas
(vesicles) yang terisi mineral sekunder seperti opal, kalsedon, klorit, kalsit.

d. Tekstur Granophyric / micrographic


Tekstur intergrowth antara mineral kuarsa dengan feldspar, tetapi dengan
ukuran yang lebih halus. Biasanya terdapat pada batuan applite.\

e. Tekstur Intersertal
Yaitu tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan intersertal antar
kristal plagioklas; mikrolit plagiklas yang berada di antara / dalam massa
dasar gelas interstitial.

f. Tekstur Ofitik
Yaitu tekstur batuan beku yang dibentuk oleh mineral plagioklas yang
tersusun secara acak dikelilingi oleh mineral piroksen atau olivin (Gambar12).
Jika plagioklasnya lebih besar dan dililingi oleh mineral ferromagnesian, maka
membentuk tekstur subofitic (Gambar 13). Dalam suatu batuan yang sama
kadang-kadang dijumpai kedua tekstur tersebut secara bersamaan.
Secara gradasi, kadang - kadang terjadi perubahan tektur batuan dari
intergranular menjadi subofitik dan ofitik. Perubahan tektur tersebut

Paper Petrografi – L2L009062 13


banyak dijumpai dalam batuan beku basa - ultra basa, contoh
basalt. Perubahan tekstur dari intergranular kesubofitic dalam basalt
dihasilkan oleh pendinginan yang sangat cepat, dengan proses nukleasi kristal
yang lebih lambat. Perubahan terstur tersebut banyak dijumpai pada
inti batuan diabasik atau doleritik (dikebasaltik). Jika pendinginannya
lebih cepat lagi, maka akan terjadi tekstur interstitial latit antara plagioclase
menjadi gelas membentuk tekstur intersertal.

Paper Petrografi – L2L009062 14


DAFTAR PUSTAKA

Artikel. 2009. Sifat Optik Mineral Pembentuk Batuan. Online,


(aryadhani.blogspot.com/2009/05/mineral-optik.html) diakses 1 April 2010
Artikel. 2009. Mikroskop Polarisasi. Online, (http://www.google.com) diakses 1
April 2010
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: mLPP dan
Percetakan UNS

Paper Petrografi – L2L009062 15

Anda mungkin juga menyukai