KERACUNAN MAKANAN
A. Pengertian Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah gastroenteritis akut yang disebabkan oleh konsumsi dari
bahan makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen atau racun mereka
atau jenis zat kimia beracun. Insiden keracunan makanan adalah umum di antara hostel, hotel,
menyusui komunal, dan selama musim festival. Kisah biasa adalah, tiba-tiba mengalami
gejala serupa dalam kelompok orang dengan riwayat asupan terakhir dari makanan dari
sumber yang sama.
Menurut Gaman dan Sherington (1996 : 255-256) yang mengatakan bahwa keracunan
makanan adalah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang beracun atau
terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme. Gejala yang paling umum adalah sakit perut,
pusing, muntah dan diare. Makanan yang dapat menyebabkan terjadinya gejala keracunan
makanan, bisa juga nampak kurang membahayakan, misalnya warna, rasa dan bentuk fisik
yang tampak normal dan tidak ada tanda-tanda kerusakan, tetapi ternyata mengandung
bakteri atau mikroorganisme yang membahayakan.
B. Penyebab Keracunan Makanan
Ditinjau dari penyebabnya, keracunan makanan disebabkan oleh tiga hal yaitu :
1. Keracunan Makanan Secara Kimiawi
Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan kimia beracun
dalam makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja
dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan insektisida sangat
penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi beberapa dari senyawa ini dapat
membahayakan jika digunakan tidak sesuai dengan aturan karena dapat bersifat toksis jika
dikonsumsi dalam dosis yang tinggi. Sedangkan pada jumlah yang kecil biasanya tidak
menimbulkan pengaruh bahaya di dalam tubuh. Bahan kimia pembasmi rumput dan
insektisida harus diuji terlebih dahulu sebelum dipasarkan dan petani harus diberi instruksi
yang rinci tentang cara-cara penggunaannya yang baik. Keracunan juga dapat disebabkan
oleh bahan-bahan yang berasal dari logam tertentu (misalnya timah, merkuri, dan kadmium)
di dalam tubuh. Kadar kadmium dan merkuri yang tinggi telah ditemukan pada ikan yang
ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan buangan industri. Keracunan timah
dapat timbul oleh air minum yang melewati pipa yang terbuat dari timah hitam.
2. Keracunan Makanan Secara Biologis.
Keracunan makanan secara biologik karena memakan tumbuhan yang mengandung
substansi yang terdapat secara alami dan bersifat membahayakan. Biasanya jarang menjadi
penyebab keracunan makanan. Gangguan kesehatan yang dialami dapat terjadi karena
penyiapan makanan yang kurang baik ataupun pemilihan makanan yang tidak tepat (misalnya
mengkonsumsi jamur beracun).
Jamur beracun dan tanaman beracun
Gangguan kesehatan yang dialami dapat beragam, mulai dari yang ringan hingga
membahayakan jiwa, tergantung dari jenis jamur yang dikonsumsi. Gejala yang sering timbul
adalah mual, muntah & diare. Beberapa jenis jamur dapat menghasilkan toksin syaraf, yang
menyebabkan berkeringat, gemetar, halusinasi & bahkan koma.Ada beberapa spesies jamur
beracun, seperti Amanda phalloides dan A. Virosa, yang dapat menyebabkan sakit dan juga
dapat menyebabkan kematian. "Deadly nightshade " adalah sejenis tanaman semak yang
tumbuh di selurula Eropa dan Asia . Semua bagian tanaman tersebut mengandung obat
"Belladonna", yang kadang-kadang digunakan dalam pengobatan untuk penyembuhan asma,
penyakit paru-paru, dan penyakit jantung. Tetapi obat tersebut juga dapat menyebabkan
kematian, jika dosisnya terlalu tinggi, kematian juga dapat terjadi pada anak-anak yang
keracunan akibat memakan buah dari tanaman tersebut. Jenis-jenis kentang yang merupakan
anggota keluarga "nightshade", salah satunya adalah kentang hijau yang mengandung bahan
yang disebut solanin, yang menyebabkan sakit bahkan kematian bila dimakan dalam jumlah
yang banyak.
Asam oksalat dalam bentuk kalium oksalat, terdapat di dalam getah tanaman seperti
bayam. Senyawa tersebut juga terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang sangat kecil.
Tetapi jika dalam jumlah yang banyak senyawa tersebut dapat berbahaya, dan mengkonsumsi
bayam dalam jumlah yang banyak juga dapat membahayakan tubuh manusia.
2) Campylobacter
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan dengan gejala demam, diare cair, sakit kepala &
sakit pada otot. Campylobacter merupakan bakteri penyebab keracunan makanan yang paling
sering ditemui di dunia. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah,
susu mentah ataupun air yang terkontaminasi oleh kotoran hewan.
3) Escherichia coli (E coli)
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan diare cair dalam jumlah
banyak & dapat menjadi diare yang bercampur dengan darah. Terdapat berbagai tipe dari
bakteri jenis ini. Yang terberat dapat menyebabkan terjadinya kegagalan ginjal & kematian
(sekitar 3-5 % dari seluruh kasus). Bakteri tersebut masuk kedalam tubuh melalui makan
daging yang kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi atau air minum yang
terkontaminasi.
Kebanyakan strain Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri bermanfaat yang hidup dalam
sistem pencernaan. Mereka tidak menyebabkan penyakit. Namun beberapa strain E. coli
dapat menyebabkan efek keracunan pada tubuh. Salah satu strain yang paling ditakuti adalah
E. coli 0157 yang menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga. Racun ini merusak sel-
sel dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan. Toksin E. coli 0157 juga memecah sel
darah merah, menyebabkan anemia dan menurunkan jumlah trombosit. Pada 10% kasus,
keracunan E. coli berlanjut sehingga menyebabkan kerusakan ginjal dan organ penting
lainnya. Risiko kematian terutama tinggi pada anak-anak dan lansia.
E. coli 0157 memiliki masa inkubasi antara 1-3 hari. Waktu tersebut dibutuhkan bakteri
untuk melakukan perjalanan ke usus besar dan berkembang biak di sana ke tingkat yang
menyebabkan masalah. Karena bakteri terutama memengaruhi usus besar, gejala utama
adalah sakit perut dan diare. E. coli 0157 jarang menyebabkan muntah, meskipun penderita
merasakan sakit perut dan diare hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di
tinjanya. Berbeda dengan jenis keracunan makanan lainnya, E. coli 0157 sangat gigih dan
membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare mereda.
Keracunan E. coli timbul karena mengkonsumsi daging, khususnya daging sapi cincang.
Jika daging tidak matang sepenuhnya, bakteri dapat bertahan hidup dan berkembang biak di
dalam tubuh kita bila dikonsumsi. Hanya perlu 10 bakteri hidup dalam burger atau sosis
untuk dapat menyebabkan keracunan makanan E. coli. Bakteri ini juga dapat menyebar
melalui makanan atau air yang tercemar kotoran hewan.
E. coli tidak terpengaruh oleh obat antibiotik. Perawatan keracunan E. coli hanya bersifat
suportif dengan banyak mengganti cairan yang hilang. Orang yang mengalami masalah ginjal
akibat komplikasi mungkin perlu perawatan dialisis.Salah satu wabah terbesar E.coli 0157,
terjadi di Wishaw di Skotlandia pada tahun 1996 yang disebabkan oleh daging
yang terkontaminasi. Sekitar 200 orang jatuh sakit, dua puluh di antaranya meninggal dunia.
E.coli termasuk bakteri gram negatif yang tidak membentuk spora, berbentuk batang
anaerob fakultatif dan tergolong kedalam famili Enterobaktericeae. Secara tipikal bakteri ini
akan tumbuh pada suhu sekitar 7-10°C sampai 50°C dengan suhu optimal bagi
pertumbuhannya adalah 37°C. Kuman E.coli akan tumbuh pada kisaran pH 4,4-8,5. Nilai aw
yang minimal untuk pertumbuhannya adalah 0,95 .
Bakteri Escherichia coli secara normal (komensal) terdapat dalam saluran usus
besar/kecil pada anak-anak dan orang dewasa sehat dan jumlahnya dapat mencapai 109
CFU/g. Bakteri ini dikenal sebagai mikroba indikator kontaminasi fekal dan dibagi dalam dua
kelompok yaitu non patogenik dan patogenik. Ada empat kelompok patogenik penyebab
diare yaitu EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli), ETEC (Enterotoxigenic Escherichia
coli), EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli) dan VTEC (Verotoxin Escherichia coli).
Sumber EPEC, ETEC, EIEC, dan VTEC adalah manusia. Kontaminasi makanan berasal
dari karyawan pengelola makanan atau dari kontak dengan air yang mengandung buangan
manusia. Infeksi orang dewasa sehat memerlukan dosis paling sedikit 108 sel baik melalui
pangan atau air yang tercemar. Sumber utama VTEC, EPEC, ETEC, EIEC terdapat pada alat
pencernaan.
5) Listeria monocytogenes
Listeriosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan mual & muntah. Pada
beberapa orang yang terinfeksi dapat berkembang menjadi meningitis dari bakteri ini.
Biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak, seperti daging,
sayuran, keju lembut & susu yang tidak dipasteurisasi. Wanita hamil & bayi yang baru lahir
mempunyai resiko yang lebih besar untuk menderita infeksi yang serius.
Botulisme adalah kedaruratan medis yang harus segera mendapatkan perawatan. Dengan
tersedianya antitoksin, 90% lebih pasien botulisme dapat diselamatkan. Dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang mempengaruhi sistem syaraf. Gejala biasanya ditandai dengan
pandangan yang kabur, kemudian kesulitan berbicara & kelemahan seluruh tubuh. Gejala
lebih lanjut adalah kesulitan bernafas & ketidak mampuan untuk menggerakkan lengan atau
kaki. Bayi & anak-anak terutama memiliki resiko yang lebih besar. Biasanya masuk kedalam
tubuh melalui makanan dalam kemasan kaleng yang mengandung toksin tersebut.
7) Vibrio cholera
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah
& demam menggigil. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui daging atau makanan laut yang
tidak dimasak dengan sempurna (mentah).
8) Vibrio parahaemolyticus
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah
& demam. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui memakan makanan laut yang mentah atau
kurang matang, terutama tiram.
9) Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus termasuk bakteri gram positif, non motil, berbentuk kokus yang
anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Suhu pertumbuhannya berkisar antara 7°C-
48°C dengan pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 35-40°C. Bakteri ini tumbuh pada
kisaran pH 4,0-9,3. Nilai pH optimalnnya 7,0-7,5. Kisaran nilai pH untuk pembentukan
enterotoksin lebih sempit dan toksin yang diproduksi lebih sedikit pada pH di bawah 6,0.
Habitat bakteri ini adalah di kulit dan pernapasan (WHO, 2006). Staphylococcus aureus
menyebabkan infeksi pada luka, menyebabkan rasa panas dan bisul-bisul. Bakteri ini juga
salah satu penyebab umum pada keracunan makanan. Sumber bakteri Staphylococcus aureus
dapat berasal dari tangan, rongga hidung, mulut dan tenggorokan pekerja. Hal ini menjadi
kritis jika pekerja yang sedang sakit tenggorokan dibiarkan bekerja.
Keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme ini, disebabkan oleh :
a. Orang yang menangani atau mengolah makanan
Staphyloccocus aureus, Salmonella, dan Clostridium perfringens semua dapat dibawa
oleh orang yang terlibat dalam penyiapan makanan.
b. Lingkungan atau area dan peralatan
Spora Clostridium perfringens dan Bacillus cereus dapat dijumpai pada debu di
ruangan tempat menyimpan bahan makanan. Juga, semua bakteri penyebab keracunan makan
dapat menyebar dengan kontaminasi silang.
c. Bahan makanan
Bahan makanan sendiri juga mengandung bakteri penyebab keracunan pada saat
dibawa ke dapur, atau bakteri dapat masuk ke bahan makanan karena kegagalan pengolahan
selama persiapan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2012. Tips Mencegah Keracunan Makanan.
http://seobesteasy.blogspot.com/2012/04/tips-mencegah-keracunan-makanan.html. Diakses
tanggal 10 mei 2012.
Anonym.2012. http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/02/bakteri-
penyebab-keracunan-makanan/. Diakses tanggal 10 mei 2012.
Anonym.2012. http://indahkeluargaku.blogspot.com/2012/05/keracunan-makanan-
penyebab-dan.html. Diakses tanggal 10 mei 2012.
Anonym.2012. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-
health/2194192-pengertian-keracunan-makanan-dan-penyebabnya/. Diakses tanggal 10 mei
2012.
Anonym.2012. http://www.infofisioterapi.com/pendahuluan-keracunan-
makanan.html#more-2549. Diakses tanggal 10 mei 2012.
Anonym.2012. http://medicastore.com/artikel/330/Awas_Keracunan_Makanan.html.
Diakses tanggal 10 mei 2012.