Anda di halaman 1dari 2

Faktor Pembentuk Nikel Laterit

Menurut P Golightly, endapan nikel laterit berasal dari batuan beku yang kaya
akan mineral olivin seperti batuan peridotit dan dunit. Nikel ini dihasilkan
dari hasil pelapukan mineral olivin atau serpentin sebagai komposisi mineral
utama dari batuan tersebut, atau bahkan magnetite yang mengandung nikel.
Jumlah kandungan nikel yang paling tinggi ditemukan dalam mineral olivine
(Mg,Fe,Ni)2SiO4 yang mana berkisar 0.3 % nikel.

Beberapa faktor yang dianggap sangat mempengaruhi proses penbentukan


endapan nikel laterit ini adalah:
 Kandungan dari batuan peridotite dan pola tektoniknya
 Iklim
 Topografi
 Proses geomorfologi (bentuk bentangan alam)
Kesemua faktor ini berkaitan begitu kompleks dimana peranan secara
individu dari masing-masing faktor sangat susah dibedakan. Kesemuanya bisa
mempengaruhi bentuk profil pelapukan secara individual berbeda, bentuk
topografi dari “ore body” pada batuan peridotitnya dan bentuk secara umum
dari residu nikel laterit tersebut.

Bentuk topografi/morfologi yang tidak curam tingkat kelerengannya, dimana


endapan laterit masih mampu untuk ditopang oleh permukaaan topografi
sehingga nikel laterit tersebut tidak hilang oleh proses erosi maupun
ketidakstabilan lereng. Adanya tumbuhan penutup yang berfungsi untuk
mengurangi tingkat intensitas erosi endapan laterit menyebakan endapan
laterit tersebut relatif tidak terganggu.

Meskipun komposisi batuan asal memegang peran penting untuk


menghasilkan endapan laterit, kondisi iklim yang ada dan sejarah geologi
yang berkenaan dengan proses pembentukan soil akhirnya memegang
peranan penting dalam mengontrol komposisi akhir dari soil residu tersebut.
Pelapukan dari batuan mafik pada kondisi iklim dingin cenderung akan
membentuk endapan clay (lempung) sementara pada pelapukan yang tinggi
dengan kondisi iklim panas dan lembab akan menyebakan laterit berkembang
dengan baik.

Oleh karena itu, agar laterit tersebut dapat berkembang dengan baik, menurut
Waheed Ahmad (2006), maka dibutuhkan beberapa kondisi seperti:
 Keberadaan batuan yang mengandung besi Relatively high temperature (to aid in
chemical attack)
 Air tanah yang bersifat agak asam (slightly acidic) untuk membantu dalam reaksi
kimia
 Curah hujan yang tinggi untuk membantu pelapukan kimia dan menghilangkan
unsure-unsur yang mudah larut (mobile elements)
 Lingkungan oksidasi yang kuat (untuk mengubah Fe2+ (FeO) menjadi Fe3+
(Fe2O3)
 Proses pengayaan (supergene enrichments) untuk menghasilkan konsentrasi nikel
dalam jumlah yang cukup tinggi.
 Bentuk topografi yang sedang untuk melindungi laterit dari proses erosi
 Waktu yang cukup untuk agar laterit terakumulasi untuk ketebalan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai