NIM : 165040200111117
Kelas : L
Terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan
kimia (khemo-autotrof). Komponen autotrof berperan sebagai produsen.
Organisme autotrof adalah tumbuhan berklorofil, seperti padi sawah.
Jagung dan kacang hijau juga merupakan komponen autotrof yang bisa
membuat makanannya sendiri. Menurut Badan Ketahan Pangan Dan Penyuluh
Pertanian Aceh (2009) teknik cara membudidayakan tanaman jagung manis sebagai
berikut:
a) Varietas Unggul
Penggunaan varietas unggul (hibrida maupun komposit) mempunyai
peranan penting dalam upaya peningkatan produktivas jagung. Dalam memilih
varietas dilihat dari potensi hasilnya. Selain itu juga dari ketahanan dari hama
dan penyakit. Ada juga dari ketahanan dalam kekeringan varietas itu sendiri.
b) Benih Bermutu
Gunakan benih yang bersetrifikat. Sebelum ditanam sebaiknya dilakukan
pengujian daya kecambah benih. Hal tersebut dimaksudkan agar mengetahui
mutu dari biji tersebut baik atau tidak baik. Benih yang baik adalah benih yang
mempunyai daya tumbuh lebih dari 90%.
c) Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah untuk penanaman jagung manis dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu olah tanah sempurna (OTS) dan tanpa olah tanah (TOT). Cara TOT
dilakukan bila lahan gembur. Pada perlakuan olah tanah sempurna ini dengan
dilakukan pembajakan tanah yaitu pembalikan tanah. Pada perlakuan tanpa olah
tanah ini tanpa diolah tanahnya sehingga hanya bagian yang akan ditanami yang
dicangkul.
d) Penanaman
Penanaman pada perlakuan tanpa olah tanah (TOT) bisa dilakukan langsung
dicangkul. Tempat menugal benih sesuai dengan jarak tanam. Pada TOT tidak
mengolah semua tanah hanya yang akan ditanami saja yang dicangkul.
Penanaman pada lahan olah tanah sempurna (OTS) cukup ditugal untuk dibuat
lubang tanam sesuai dengan jarak tanam.
e) Pemupukan
Cara pemberian pupuk, ditugal sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari
batang tanaman. Lalu pupuk tersebut ditutup dengan tanah. Takaran pupuk
bermacam-macam tergantung jenis pupuk. Takaran pupuk untuk tanaman
jagung manis adalah 350-400 kg urea/ha, 100-150 kg SP-36/ha, dan 100-150kg
KCl/ha.
f) Penyiangan
Penyiangan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali. Dilakukan selama
masa pertumbuhan tanaman jagung manis. Pemupukan yang pertama pada
umur 15 hst. Kemudian pemupukan dilakukan hingga umur 6 mst.
g) Pengedalian Hama dan Penyakit
Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman jagung manis adalah penyakit
bulai, jamur. Pengendalian penyakit bulai dengan perlakuan benih, 1 kg benih
dicampur dengan metalaksis 2 gr yang dilarutkan dalam 7,5-10 ml air.
Sementara untuk pengendalian jamur dapat diemprot dengan fungisida dengan
dosis 45 gr per tank isi 15 liter. Hama yang umum mengganggu pertanaman
jagung manis adalah lalat bibit, penggerek batang dan tongkol. Lalat bibit
umumnya mengganggu pada saat awal pertumbuhan tanaman, oleh karena itu
pengendaliannya dilakukan mulai saat tanam.
h) Pengarian (Pada musim kemarau)
Setelah benih ditanam, penyiraman dilakukan secukupnya. kecuali bila
tanah telah lembab. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan
lebih besar sehingga perlu penyiraman yang lebih intensif. Bila musim kemarau
pengairan perlu dilakukan pengaturan antara lain umur pertumbuhan, 15 hst, 30
hst, 45 hst, 60 hst, dan 75 hst. Pada fase atau umur tersebut tanaman jagung
manis sangat riskan dengankekurangan air.
Pengurai (dekomposer)
Konsep Produktivitas
Energi bersifat kekal, namun pada setiap pertukaran energi dari satu bentuk
ke bentuk lainnya akan mengalami kehilangan energi. Produktivitas primer suatu
ekosistem adalah laju penyimpanan energi melalui proses fotosintesa oleh produsen
dalam bentuk senyawa organik yang dapat dipakai sebagai bahan makanan.
Produktifitas sekunder adalah laju penyimpanan energi pada tingkat konsumen.
Produktivitas primer kotor adalah hasil seluruh fotosintesa, termasuk yang
terpakai untuk respirasi. Produktivitas primer bersih adalah hasil bersih fotosintesa.
Produktivitas komunitas bersih adalah laju penyimpanan bahan organik yang tidak
digunakan oleh heterotrof per satuan waktu. Produktivitas setiap jenis ekosistem
berbeda-beda.
Kebergantungan
Kebergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau
antara komponen biotik dan abiotik.
Kebergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
1. siklus karbon
2. siklus air
3. siklus nitrogen
4. siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada
suatu tempat. Kegiatan manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik
menjadi nonsiklik, kegiatan “pembangunan” yang dilakukan oleh manusia
cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan alam.
Satuan dalam Ekosistem
Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi.
Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya. Komponenitu membentuk satuan-satuan organisme kehidupan.
Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk
populasi. Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu
daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas. Selanjutnya, komunitas ini
juga akan selalu beriteraksi dengan tempat hidupnya. Misalnya, rumput hidup di
tanah, belalang hidup di rerumputan, dan ikanikan hidup di air.
Individu
Populasi
Komunitas
Ekosistem
Biosfer.
Ekosistem Sawah
Oleh karena itu dalam lahan yang akan saya kelola akan saya tanami
tanaman refugia untuk menarik musuh alami dan dapat mengurangi penggunaan
pestisida. Setelah penanaman jagung dan kacang hijau juga akan di tanami
komoditas yang berbeda karena rotasi tanam itu penting dilakukan agar dapat
memutus siklus hidup hama dan agar tidak terjadi degradasi akibat unsur yang sama
selalu di serap tanpa adanya pengembalian ke dalam tanah. Degradasi sendiri
adalahproses di mana kondisi lingkungan biofisik berubah akibat aktivitas manusia
terhadap suatu lahan. Perubahan kondisi lingkungan tersebut cenderung merusak
dan tidak diinginkan, oleh karena itu juga dibutuhkan penambahan bahan organik
pada tanah. Dengan menerapkan yang telah diuraikan diatas maka akan
memperbaiki agroekosistem sawah tersebut.
Dapus
Mahdia, F., & Noviyanto, F. (2013). Pemanfaatan Google Maps API Untuk
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Logistik Pasca Bencana
Alam Berbasis Mobile Web (Studi Kasus: Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Yogyakarta). Jurnal Sarjana Teknik Informatika, 1(1).
Madura (bhs. Madura: Mâdhurâ/ ) َمد َُرadalah nama pulau yang terletak di
sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih
5.168 km2(lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.
Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju Madura,
selain itu untuk menuju pulau ini bisa dilalui dari jalur laut ataupun melalui jalur
udara. Sumenep merupakan salah satu kabupaten yang ada di madura
Komoditi Pangan
1) Punahnya Spesies
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan
mengalami keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan
larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang
dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak.
Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi
hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.
2) Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah,
maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. Selain itu pestisida juga
dapat membuat hama jadi resisten
3) Gangguan Keseimbangan lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi
berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia
menjadi terganggu.
4) Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga
menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat
menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah.
Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur
tanah (pemadatan tanah dan erosi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan
dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi
tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah : (1)
pembukaan lahan (deforestration) dan penebangan kayu hutan secara berlebihan
untuk kepentingan domestik, (2) penggunaan lahan untuk kawasan
peternakan/penggembalaan secara berlebihan (over grazing), dan (3) aktivitas
pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan (Hakim, 2002).
Petani juga jarang melakukan rotasi tanam, petani cenderung menanam padi
yang hasilnya lebih menjanjikan menurut mereka. Rotasi tanaman adalah praktik
penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran di satu lahan. Rotasi tanaman
diketahi memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi tanaman adalah
pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah penanaman
tumbuhan serealia dan sejenisnya. Rotasi tanaman mencegah
terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang satu spesies saja.
Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas struktur tanah dan mempertahankan
kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman berakar dalam dengan
tanaman berakar dangkal. Rotasi tanaman merupakan bagian dari polikultur.
Jawab :
Kawasan pantai Watu Ulo selama ini dikenal sebagai obyek wisata yang
banyak dikunjungi masyarakat. Selain dikenal di sektor pariwista, kawasan ini juga
memiliki potensi bidang pertanian dan perikanan yang belum optimal
dikembangkan. Kawasan Pesisir Pantai Watu Ulo memiliki komoditas pertanian
unggulan yakni tanaman tembakau. Penetapan suatu komoditas unggulan ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa komoditas tersebut dapat bersaing secara
berkelanjutan dan dapat diusahakan secara efisien dari segi teknologi dan sosial
ekonomi serta dapat diproduksi dan dipasarkan sesuai dengan kondisi lahan dan
iklim wilayah setempat
Jawab:
Sebagai habitat flora dan fauna. Berikut segala unsur tak hidup (tanah, air,
udara) yang mendukungnya.
Sebagai salah satu pelestari tata air, melalui kemampuannya dalam
menampung air.
Sebagai pelestari tanah. Peran akar – akar pepohonan dan tumbuhan dalam
menyerap air hujan dan menahan erosi, mencegah banjir dan longsor.
Sedang proses pembusukan pada kayu dan dedaunan menjaga tanah tetap
subur karena kaya dengan humus.
Sebagai penyimpan CO2 (Karbondioksida) yang dihasilkan oleh kegiatan
manusia, terutama dari kendaraan bermotor dan industri.
Sebagai penyedia O2 (Oksigen) melalui kegiatan fotosistesis dari tumbuhan
hijau yang tumbuh dan hidup di dalamnya.
Dengan berbagai fungsi yang dimilikinya hutan memberi pengaruh besar
terhadap keseimbangan Lingkungan Biotik dan lingkungan Abiotik yang
membentuk Ekosistem.
Lingkungan Biotik : makluk hidup yang ada dan hidup disekitar makluk
hidup lainnya.
Lingkungan Abiotik : benda – benda tak hidup serta berbagai keadaan yang
berada di sekitar kehidupan makluk hidup.
Ekosistem : suatu sistem yang terbentuk karena adanya saling
ketergantungan dan saling mempengaruhi antara kelompok makluk hidup
dan lingkungan. (Biotik dan Abiotik).