Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Shalat lima waktu adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam. Shalat
ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi ternyata
gerakan–gerakan shalat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Bahkan dari sisi medis, shalat adalah gudangnya obat dari berbagai
macam penyakit.

Selama ini shalat yang dilakukan lima kali sehari oleh umat Islam,
sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi yang
melakukan shalat tersebut. Gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna
yang luar biasa baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual
dan emosional. Tetapi sayang hanya sedikit dari umat Islam yang memahaminya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. I’tikaf
Dalam segi bahasa, i’tikaf berasal dari kata ’akafa-ya’kufu-ukufan
yang berarti berdiam diri atau tetap di atas sesuatu. Sedangkan dalam
pengertian Islam, i’tikaf berarti berdiam diri di mesjid sebagai ibadah yang
disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu. I’tikaf ini lebih diutamakan
pada bulan Ramadhan, terutama 10 hari menjelang berakhirnya Ramadhan
untuk memperoleh lailatul qadar, namun beri’tikaf di hari lain pun tidak
akan mengurangi manfaatnya. Disunatkan bagi seorang muslim untuk
beri’tikaf. I’tikaf hanya dapat dilakukan di dalam masjid dan ikut
mengerjakan shalat berjemaah. Diutamakan untuk beri’tikaf di nasjid raya,
jika dilaklukan berhari-hari dan diselingi dengan shalat jumat. I’tikaf boleh
dilakukan sambil tidak berpuasa. Tetapi lebih baik bila dibaengi dengan
berpuasa. I’tikaf meripakan ibadah yang disunatkan oleh Rasulullah SAW
kerana beliau pernah beri’tikaf pada sepuluh hari akhir bulan ramdan.
Beliau selalu megerjakan sampai beliau wafat.
Beberapa ulama mendefinisikan i’tikaf dengan sedikit berbeda,
misalnya :
a. Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam Fadhilah
Ramadhan mengatakan bahwa i’tikaf adalah berdiam di dalam
masjid dengan niat i’tikaf.
b. Menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah, i’tikaf adalah menetap di
suatu tempat dan berdiam diri tanpa meninggalkan tempat itu, baik
untuk melakukan amal kebaikan maupun kejahatan.
c. Menurut Al-Marghainani i’tikaf adalah menetap dalam masjid yang
disertai puasa dan niat i’tikaf.
d. Menurut Muhammad bin Faramuz, i’tikaf adalah menetapnya
seorang laki-laki dalam masjid, sendirian atau berjamaah, atau
menetapnya seorang perempuan dalam rumahnya (ruangan khusus)
dengan niat i’tikaf.
2. Sujud sahwi
Sujud sahwi (‫ )سجود السهو‬adalah bagian ibadah Islam yang dilakukan di
dalam shalat. Sujud sahwi merupakan dua sujud yang dilakukan oleh
orang yang shalat untuk menggantikan kesalahan yang terjadi di dalam
shalatnya karena lupa (sahw).
Penyebabnya dilakukannya Sujud sahwi ada tiga yaitu:
1. Menambahkan sesuatu (az-ziyaadah),
2. Menghilangkan sesuatu (an-naqsh), dan
3. Dalam keadaan ragu-ragu (asy-syak) di dalam Shalat.
Nabi saw. juga pernah lupa di dalam shalat. Hal ini ada
keterangannya, bahkan beliau sendiri bersabda:
ُ ‫ فَـإ ِ ذَ ا نَـسِـيْتُ فَـذَ ِك‬: َ‫ــو ن‬
‫ــر ْو نـ ِ ْى‬ ْ ‫س‬ َ ‫َــر أ َ نَـسِى كَــ َما ت َــ ْنـ‬
ٌ ‫ِإ نَّــ َما أ َ نَـا َبـش‬
"Saya ini hanyalah manusia biasa, saya juga lupa sebagaimana tuan-tuan
lupa. Oleh sebab itu jika saya lupa, maka ingatkanlah!" (H.R.Bukhari dan
Muslim).

3. Sujud tilawah
Menurut bahasa syukur berarti berterimakasih. Sedangkan menurut istilah
syara’ sujud syukur adalah sujud untuk ber terimakasih kepada Allah
SWT. Sujud ini dilakukan saat seseorang memperoleh kenikmatan dari
Allah SWT, atau selamat dari suatu musibah. Hukum sujud syukur ini
adalah sunnah. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW :

Artinya: “Dari Abi Bakrah ia berkata: bahwasannya Nabi Muhammad


SAW apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar
gembira, segeralah tunduk dan sujud sebagai tanda syukur kepada Allah
SWT.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majjah dan At-Tirmidzi).

Dari hadis tersebut jelas bahwa Rasulullah SAW menyuruh kita untuk
bersujud syukur apabila kita mendapatkan berita gembira atau sesuatu
yang kita senangi itu tercapai. Sebagai bentuk rasa terimakasih kita kepada
Allah SWT, karena Allah lah yang telah memberikan apa yang kita
harapkan.

4.
B.
BAB III
PENUTUP

Sujud syukur artinya sujud terima kasih, yakni sujud yang dilakukan
sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT. atas karunia-Nya berupa
keberuntungan atau keberhasilan atau karena terhindar dari bahaya atau kesulitan.
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan ketika musholli (orang yang
melakukan shalat) lupa mengerjakan tahiyyat/tasyahud awal atau qunut dan yang
lainnya saat kita lupa atau ragu sudah meninggalkan salah satu rukun shalat.
Sedang hukumnya adalah sunat mu'akad
Sujud tilawah ialah sujud yang di kerjakan pada saat membaca atau
mendengar ayat-ayat sajadah dalam Al-Qur’an. Menurut bahasa tilawah itu berarti
bacaan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dainuri, Muhamad. Kajian kitab kuning terhadap ajaran islam(Magelang :Sinar


Jaya Offset,1996)
Rifa’I,Moh.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Semarang: Toha Putra, 2005.
sa’adi , Zakiah Drajat. dkk. Ilmu Fiqh. (Jakarta: IAIN Jakarta, 1983)
Saleh, Hasan. Kajian Fiqh Nabawi& Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali, 2008)

Anda mungkin juga menyukai