PENDAHULUAN
Buah (fructus) adalah salah satu bagian dari tumbuhan atau tanaman yang
paling ditunggu-tunggu oleh para petani dan semua orang yang suka buah untuk
di ambil hasilnya.
Sebelum mendapatkan buah atau hasil dari sebuah tananaman biasanya kita
mengenal istilah penyerbukan atau peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.
pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut dan
Dengan putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena
biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Klasifikasi, deskripsi, dan OPT buah Nangka dan buah
pisang
2. Untuk mengetahui cara pengendalian secara kimia dan hayati buah nangka
pisang
II. PEMBAHASAN
II.1 Klasifikasi
tergolong ke dalam famili malvales dan hanya tumbuh di daerah yang beriklim
tropis. Tanaman nangka dapat dikenali dari berbagai penampilan fisiknya yang
antara lain dari akar, batang, daun, buah, dan bunga. Klasifikasi Nangka
Pisang adalah salah satu jenis tanaman atau tumbuhan terna yang memiliki
ukuran relatif besar atau raksasa yang berdaun besar dengan suku Musaceae.
Tanaman pisang ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat
dibudidayakan dengan baik pada iklim tropis maupun sub tropis. Ada dua jenis
tanaman pisang yaitu tanaman pisang komersial dan tanaman pisang hias,
sedangkan berdasarkan pakar botani ada beberapa jenis tanaman pisang yaitu
pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit
produksi dan penyebab ditolaknya produk tersebut masuk ke suat negara, karena
dikawatirkan akan menjadi hama baru di negara yang ditujunya. Masih banyak
permasalahan OPT yang belum tuntas penanganannya dan perlu kerja keras untuk
mengatasinya dengan berbagai upaya dilakukan, seperti lalat buah pada berbagai
produk buah dan sayuran buah dan virus gemini pada cabai. Selain itu, dalam
kaitannya dengan terbawanya OPT pada produk yang akan diekspor dan dianalis
potensial masuk, menyebar dan menetap di suatu wilayah negara, akan menjadi
oxysporumSchl. f. sp. cubense. (E. F. Smith) (FOC). Layu Fusarium adalah salah
satu penyakit utama pisang yang menghancurkan pertanaman pisang bukan hanya
di Indonesia, tetapi juga dibeberapa negara penghasil pisang dunia seperti India,
Cina dan Filipina. Patogen penyebab layu Fusarium menyerang semua kultivar
Michel,Cavendish dan kultivar lokal lainnya didunia akibat layu Fusarium, sudah
perkebunan pisang skala besar di Asia dan kemudian hancursecara sporadis dalam
khatulistiwa, hanya terdapat dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Akibatnya,
siklus penyakit berjalan terus dan kelembaban juga tinggi sehingga penyakit
Penyakit yang mendominasi adalah Fusarium atau layu daun sebanyak 56.292
rumpun. Data tersebut menunjukkan layu Fusarium pada tanaman pisang paling
tanah/glyphosat (Dir PTH 2007), secara kimiawi masih belum ditemukan karena
sampai sejauh ini belum ada pestisida yang efektif mematikan patogen tersebut.
berwawasan lingkungan yang cocok untuk diterapkan pada masa sekarang ini.
kualitas lingkungan hidup (safety) dan menjamin agar hasil pengendalian bersifat
awet (durability). Menurut Cook dan Baker 1983, pengendalian hayati adalah
hayati menjadi sangat penting seperti penggunaan bakteri antagonis yang hidup di
agen pengendali hayati. Pengendalian dengan cara ini dilaporkan cukup efektif
dan belum ada yang melaporkan timbulnya ketahanan jamur patogen terhadap
memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam
Thiodan 35 EC. Penggerak kulit batang; berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis dan
Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup dan buah yang masih lunak, yang
Larva lalat buah , Dacus dorsalis dan D. umbrosus sering menyerang buah.
yang matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan di tanah, tetapi
seperti kutu tepung, afid, lalat putih, dan ‘thrips’, juga ulat perekat daun (leaf
Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman yang masih muda
(daun dan buah). Ukuran telurnya 1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada
jaringan tanaman. Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya
bertelur sampai 18 butir. Beberapa musuh alami diantaranya yang berupa parasit
tinggi dapat dilakukan dengan insektisida misal Lannate 25 WP, Atabron 50EC.
Bakteri mati bujang (Erwinia carotovora) sering menyerang pohon nangka, juga
cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang bagian pucuk dan turun pada
dilaporakan serangan busuk akar dan busuk batang dilakukan oleh jamur
Namun begitu, karena pemakaian pestisida yang mudah dan langsung dapat
menanggulangi hama, ternyata petisida mempunyai dampak negatif. Adapun
damapak negatifnya yakni :
1. Hama/penyakit/gulma menjadi resisten atau kebal
Semakin sering tanaman disemprot dengan pestisida, maka tanaman semakin
kebal. Ini berarti jumlah tanaman yang mati semakin sedikit walaupun
disemprot
berkali-kali dengan dosis yang tinggi.
2. Resurgensi atau timbulnya kembali hama tersebut.
Populasi hama /penyakit/gulma tersebut malah menjadi berkembang lebih
banyak setelah diperlakukan dengan pestisida. Hal ini disebabkan karena
musuh-musuh alami mati sehingga pengaruh pestisida terhadap tanaman
tersebut tidak mampu membunuh spora yang tahan, sehingga inilah yang
nantinya akan berkembang pesat tanpa ada musuh atau saingan lainnya.
3. Timbul ledakan hama/penyakit/gulma sekunder.
Akibat penggunaan pestisida yang memusnahkan musuh alami menyebakan
timbulnya ledakan populasi hama sekunder.
4.Musuh alami musnah
Biasanya musuh-musuh alami ini lebih peka terhadap pestisidadari pada
hama/patogen/gulma sasaran. Maka pada setiap aplikasi petisida ini akan
mematikan populasinya. Padahal adanya predator akan menetukan
keseimbangan ekosistem.
5.Terbunuhnya makhluk bukan sasaran
Berbagai jenis makhluk hidup lainnya seperti serangga penyerbuk, saprofit,
dan penghuni tanah, ikan, cacing tanah, katak, belut, burung, dan lain-lain ikut
mati setelah terkena pestisida tersebut.
6.Pencemaran lingkungan hidup
Air, tanah, dan udara ikut pula tercemar oleh pestisida. Beberapa pestisida
dapat mengalami biodegradasi, dirombak secara biologis dalam tanah dan air.
7.Residual effect
Dengan aplikasi pestisida yang terlalu banyak, apalagiyang persisten, akan
meniggalkan residu dalam tanaman dan produk pertanian (buah, daun, bji,
umbi, dan lain sebaganya) tergantung dari jenis pestisida dan residu.
8.Kecelakaan manusia
Penggunaan pestisida yang kurang hati-hati dan mencelakakan si pemakai .
keracunan melalui mulut dan atau kulit sering terjadi, sehingga
membahayakan. Kasus kematian karena keelakaan ini ckup banyak.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur
disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi
mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh
tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang
terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama
dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama. Pestisida
yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida
yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida.
Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara
hati – hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat
justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena
pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu
pengguna obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal
dan sebijak mungkin.