Anda di halaman 1dari 76

MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LABORATORIUM DAN PUSAT PENGEMBANGAN


ILMU TEKNIK DASAR

Disusun Oleh :
Tim Laboratorium Dan Pusat Pengembangan Ilmu Teknik Dasar

LABORATORIUM DAN PUSAT PENGEMBANGAN


ILMU TEKNIK DASAR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
DAFTAR ISI

PANDUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR ................................ 3


SUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR ................................................. 5
BAHAN EVALUASI .......................................................................................................... 6
ANALISA RALAT PENGUKURAN ................................................................................. 7
PERCOBAAN KE – 1 PENGUKURAN .......................................................................... 16
PERCOBAAN KE – 2 BIDANG MIRING ....................................................................... 23
PERCOBAAN KE – 3 VISKOSITAS STOKE ................................................................. 30
PERCOBAAN KE – 4 PANAS LEBUR ES DAN PANAS PENGUAPAN AIR ............ 38
PERCOBAAN KE – 5 PANAS JENIS ZAT PADAT ...................................................... 47
PERCOBAAN KE – 6 KESETARAAN KALOR MEKANIS ......................................... 54
PERCOBAAN KE – 7 HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT (LAMPU PIJAR) .. 61
PERCOBAAN KE – 8 BANDUL MATEMATIS .......................................................... ..70

2
PANDUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR

1. Kelompok terdiri dari (3 – 5) mahasiswa yang solid, serta mampu bekerjasama. Beri
nama kelompok, sebagai identitas agar mudah dalam pengenalan (hindarkan
penamaan kelompok dengan hanya menggunakan angka). Nama kelompok harus
simple, bermakna dan mudah diingat.
Catatan: Sangat penting bagi masing-masing individu dalam kelompok mengetahui
tanggung jawab masing-masing, aturan dalam kelompok, pembagian tugas serta
koordinasi yang baik, sehingga kelompok memiliki kemampuan atau performansi
yang bagus.
Dokumentasikan setiap proses perancangan, sehingga terlihat kuatnya teamwork
dan kemampuan berkomunikasi yang bagus dalam kelompok. Cari angle yang
bagus, sehingga terlihat kekompakan dalam kelompok dan progress
perancangan yang sudah dicapai.
2. Susunlah aktivitas kelompok untuk menyelesaikan portofolio dan laporan praktikum,
sehingga dapat diketahui tanggung jawab dari masing-masing personal dalam
kelompok.
3. Sebelum pelaksanaan praktikum, seluruh praktikan harus mengikuti sosialisasi materi
secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam.
4. Sebelum memulai praktikum, masing-masing kelompok diminta mengumpulkan
tugas pendahuluan project (tugas pendahuluan terlampir).
5. Kumpulkan portofolio dan laporan praktikum kepada asisten.
6. Implementasikan setiap praktikum kedalam riset nyata dan analisakan hasil riset
(usulan).
7. Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai, bagi yang terlambat lebih dari
15 menit tidak boleh mengikuti praktikum pada hari itu.
8. Buku, map, tas yang dibawa praktikan diletakkan ditempat yang telah disediakan,
kecuali buku petunjuk praktikum.
9. Praktikan harus memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak boleh menggunakan
sandal jepit dan kaos oblong.

3
10. Selama praktikum harus dijaga ketenangan, ketertiban, kebersihan, kesopanan, dan
ketekunan kerja.
11. Praktikan harus bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan dan waktu
pengembalian alat harus dalam keadaan baik/tidak rusak, lengkap dan bersih.
12. Apabila ada kerusakan alat karena kelalaian praktikan, maka praktikan harus
mengganti dengan alat yang sama.
13. Setelah selesai melakukan praktikum, peralatan agar dirapikan seperti semula.
14. Hasil praktikum/laporan sementara harus disahkan oleh dosen/asisten pembimbing,
dan dikumpulkan sebelum mengikuti praktikum selanjutnya.
15. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang telah ditentukan
dapat mengajukan inhall (Praktikum Pengganti) setelah praktikum selesai, maksimal
1 kali inhall (ditentukan pengelola laboratorium).
16. Laporan keseluruhan harus ASLI ditulis tangan, dijilid menggunakan warna sampul
yang telah ditentukan.
17. Pelanggaran ketentuan diatas akan dikenakan sanksi akademis.
18. Hal – hal yang belum disebutkan diatas diatur tersendiri.

4
SUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PERCOBAAN I......................
1.1 TUJUAN
1.2 LANDASAN TEORI
( Tidak boleh dari modul, min.3 halaman )
1.3 HIPOTESIS
( Kesimpulan sementara berdasarkan kondisi riil tabel dari data hasil
percobaan )
Tabel data hasil percobaan
1.4 ANALISA PERHITUNGAN
Tabel analisa perhitungan
1.5 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
( Harus tersusun dari poin Tujuan, Landasan Teori, Analisa Perhitungan )
1.6 KESIMPULAN DAN SARAN
Dan seterusnya...............
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LOG BOOK
LEMBAR ASISTENSI
DOKUMENTASI TEAMWORK

5
BAHAN EVALUASI

Sebagai acuan atau dasar evaluasi dan penilaian pada Praktikum Fisika Dasar
adalah sebagai berikut.
 Tugas Pendahuluan 5%
 Pre Test 5%
 Keaktifan saat Praktikum 15 %
 Praktikum 40 %
Dinilai berdasarkan individu masing – masing kelompok, meliputi Laporan,
Asistensi, dan ACC Paham.
 Post Test 35 %

6
ANALISA RALAT PENGUKURAN

1.1. Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang khusus menggambarkan
gejala-gejala alam dan sekaligus menjelaskan secara kuantitatif, artinya
bahwa apapun yang dinyatakan dengan hukum fisika harus dapat dinyatakan
dalam angka-angka lewat pengamatan dan pengukuran.

Pengukuran merupakan praktek membaca skala pada alat ukur sehingga


hasil ukur sangat dipengaruhi oleh alat ukurnya, obyek yang diukur, bahkan
lingkungan (temperatur ruang, kelembaban udara) yang secara tidak langsung
berpengaruh baik kepada obyek maupun alat ukurnya. Hal ini akan
memberikan konsekuensi bahwa hasil pengukuran bukan merupakan angka
yang absolut tetapi sangat relatif yang berarti tidak pernah dapat dicapai suatu
hasil ukur yang tepat betul tetapi yang ada hanyalah suatu nilai yang
mempunyai toleransi (kisaran nilai). Sebagai contoh, kekuatan tarik baja
pada temperatur 0˚C berbeda dengan pada temperatur 25˚C, 75˚C dan
seterusnya.

Besarnya Angka Kisaran dari hasil pengukuran ini sering disebut sebagai
angka ralat dari pengukuran atau juga disebut sebagai angka ketidakpastian
hasil ukur.
Misal : Hasil pengukuran panjang pensil dengan penggaris ditulis
(21,51±0,02) cm (lihat gambar 1.1)
Angka 21,51 disebut sebagai angka terboleh atau angka rata-rata atau angka
tebaik dari hasil ukur.
Angka 0,02 disebut sebagai angka toleransi pengukuran atau ralat atau
ketidakpastian hasil ukurnya.

Dalam memperoleh angka-angka tesebut diperlukan suatu pengetahuan


tentang teori ralat.

Gambar 1.1. Pengukuran Panjang Pensil

7
1.2. Macam-Macam Ralat dan Sumbernya
Secara garis besar macam ralat yang ada dalam pengamatan
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : ralat sistematis (systematic error)
dan ralat rambang (random error).

Definisi ralat sistematis : yaitu ralat pengukuran yang akan memberikan


efek tetap terhadap hasil ukur dan dengan analisa lebih lanjut efek ini tidak
akan mempengaruhi hasil yang diharapkan. Sumbernya antara lain,
a) Sumber dari alat
Sebuah thermometer yang terkalibrasi sejak awal pada tekanan
atmosfir menunjukkan 102 0C pada air mendidih, dan 2 0C pada es
membeku. Apabila thermometer ini digunakan untuk mengukur maka
menunjukkan hasil yang selalu lebih tinggi 2 0C.
b) Sumber dari pengamatan
Misal, cara membaca skala tidak posisi tegak lurus tetapi miring
kekanan atau kekiri yang akhirnya aka nada suatu kesalahan
pembacaan yang sering dinamakan paralaks.
c) Sumber dari lingkungan,
Pengaruh ralat sistematis ini dapat dieliminasi apabila sudah dapat diketahui
penyebab atau sumbernya.

Definisi ralat rambang : ralat yang bersifat fluktuatif saat dimana gejala
pengamatan kadang menunjukkan nilai terlalu besar atau terlalu kecil.
Sumber dari ralat ini tidak selalu dapat diidentifikasi. Sumber yang
memungkinkan sering berasal dari:
a) Pengamat : misalnya ketidakcermatan dalam menaksir suatu
penunjukkan skala.
b) Lingkungan : misalnya terjadi fluktuasi sumber tegangan dari PLN,
adanya getaran mekanik, perubahan temperature ruang, dan
sebagainya.
Untuk meminimalisasi ralat rambang harus dilakukan pengukuran berulang,
semakin banyak pengulangan akan semakin memperkecil ralat ini.
Misal :
Pengukuran panjang atau lebar dan tinggi suatu benda berbentuk balok (lihat
gambar 1.2).

Gambar 1.2 Contoh Pengukuran Panjang, Lebar, Tinggi Pada Balok

8
Dalam hal ini dapat dilakukan pengukuran (l), (p) dan (t) secara berulang-
ulang dengan mengambil posisi pengukuran (area yang diukur) berbeda-beda
asal masih mewakili besaran yang diinginkan.
Contoh lain :
Misal pengukuran besaran yang berdasarkan pengamatan cukup fluktuatif
yaitu pengamatan tegangan atau arus listrik yang sistemnya tidak stabil, maka
data dapat diamati secara berulang.

Cara menentukan model data tersebut adalah sbb:


Tabel 1.1 Cara Menentukan Model Data
Pengukuran ke Data pengamatan
1 47,51
2 47,49
3 47,48
4 47,50
5 47,47
Dengan menggunakan rumus ralat sbb :

Δx =

=
Δx = ralat pengamatan
= nilai rata-rata
= data ke-i
n = Jumlah data pengulangan

Catatan : Pengukuran dilakukan secara berulang hanya apabila


penunjukkan nilai ukur terjadi fluktuasi, tetapi bila ternyata
penunjukkan konstan (konsisten) maka tidak perlu dilakukan
pengukuran berulang!

1.3. Cara Menentukan Nilai Ralat


Nilai ralat ini ditentukan oleh banyak faktor (seperti sudah disampaikan
sebelumnya), dan untuk memahami faktor-faktor tersebut diperlukan
pengetahuan yang cukup mengenai metode analisa data disamping
diperlukan banyak pengalaman eksperimen maupun penelitian yang
dilakukan sehingga tercapai “common sense” yang benar pada diri seorang
pengamat/pengolah data.
Untuk itu diberikan suatu pedoman yang praktis bagi praktikan
(pengolah data pemula) dengan pendekatan yang sederhana sehingga dapat
menghitung ralat dengan cara yang benar sesuai dengan model datanya.

9
1. Data tunggal
Yaitu data yang diperoleh cukup sekali pengamatan.
Missal : pengamatan suhu pada proses pendinginan, pengamatan panjang
kawat/tali yang tipis, pengamatan arus atau tegangan listrik yang cukup
stabil, dsb.
Cara menetukan ralat dilakukan dengan penaksiran yang dilandasi oleh
keadaan skala alat tsb.
2. Data berulang
Yaitu data yang diamati secara berulang (lebih dari satu kali), hal ini
secara eksperimen dapat dilakukan dan cukup layak /konsisten datanya.
Misal :
Hasil perhitungan kalkulator :
= 47,49
Δx = 0,0158113
Penyajian hasil tersebut dituliskan sebagai :
x = (47,49 ± 0,02) (diskusikan angka ini dengan asisten.)
3. Ralat perambatan
Merupakan ralat perhitungan dari suatu besaran yang besaran tersebut
tidak dapat teramati secara langsung tetapi lewat besaran lain yang terukur
langsung.
Misal :
Mengukur volume benda berbentuk balok dengan alat ukur panjang
(penggaris). Besarnya panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) merupakan
besaran yang terukur langsung, sedangkan besaran volume (V) balok
dihitung lewat rumus
= . .

Gambar 1.3 Ralat Volume (V) Dihitung dengan Rumus Perambatan Ralat

Rumus yang di gunakan: Δv =


Misal hasil data diperoleh :
p = (5,12 ± 0,02) cm
l = (3,22 ± 0,01) cm
t = (2,57 ± 0,01) cm

Diperoleh hasil perhitungan :


= (5,12) (3,22) (2,57) = 42,37 cm³

10
= . = (3,22) (2,57) = 8,2754
= . = (5,12) (2,57) = 13,1564
= . = (5,12) (3,22) = 16,4864

ΔV =

ΔV = 0,5643 cm³
Penyajian hasil perhitungan Volume balok adalah
V = (42,4 ± 0,6) cm³
Contoh lain
Misal akan dihitung jarak fokus suatu lensa dengan diberikan data hasil
pengamatan jarak bayangan (b’ = 25,5 ± 0,2) cm dan jarak benda (b’ = 20,1 ±
0,2) cm

Gambar 1.4 Percobaan Jarak Titik Api Cermin Speris dan Lensa Speris

Perhitungan fokus lensa (f) lensa melalui rumus


= + Atau f = = 11,24 cm

Diperoleh ralat fokus melalui rumus perambatan ralat sebagai

σf = = 0,03 cm

dengan

= = 0,3128

= = 0,1943
Hasil Perhitungan ditulis : f = (11,24 ± 0,03) cm

11
1.4. Grafik
Grafik merupakan suatu bentuk visual dari suatu tampilan data yang dapat
memberikan gambaran tentang kelakuan/fungsi data terhadap besaran-besaran
(variable-variabel) lain yang mempengaruhinya.
Kegunaan grafik antara lain,
1. Secara visual, grafik merupakan gambaran data hasil pengamatan yang
banyak mengandung informasi bagi pengamat.
Misal :
Seorang pengamat ingin menyelidiki keberlakuan hukum hooke yang
menyatakan bahwa perubahan panjang suatu benda yang bersifat elastic
berbanding lurus terhadap gaya yang dikerjakan kepada benda tersebut.
Δl = F dimana Δl : perubahan panjang
F : gaya

Dalam melakukan pengamatan digunakan benda pegas yang tergantung


dan diberi beban massa (M). Hasil pengamatan digambarkan oleh grafik Δl
(cm) sebagai fungsi perubahan massa beban M (gram) sebagai berikut:

Gambar 1.5 gambar analogi hukum Hooke

Sekilas pandang pengamat langsung dapat mengambil kesimpulan bahwa


keberlakuan hukum Hooke untuk pegas yang diamati hanya berlaku pada
daerah dimana massa dibawah 30 gram (M < 30 gram), diatas massa
tersebut sudah memberikan gambaran yang tidak linier lagi yang berarti,
hubungan antara Δl dan F untuk M > 30 gram sudah tidak berbanding lurus
(lihat gambar1.5).

12
2. Grafik berguna untuk membandingkan antara hasil eksperimen dengan
landasan teorinya.
Misal :
Pengamatan pola difraksi pada celah tunggal (seperti gambar 1.6).

Gambar 1.6 kurva yang berupa garis melengkung

Gambar 1.6 merupakan hasil hitungan dari intensitas pola difraksi celah
tunggal, sedangkan titik-titik hitam merupakan hasil pengamatan yang
tertampil pada grafik intensitas sebagai fungsi jarak. Terlihat langsung
bahwa terdapat daerah yang sesuai atau tidak sesuai antara eksperimen
dengan pendekatan teoritisnya.

3. Grafik dapat digunakan untuk kalibrasi (peneraan) yang secara empiris


memberikan hubungan antara dua besaran yang saling mempengaruhi.
Misal :
Suatu elemen listrik LDR (Light Dependent Resistor), besarnya tahanan
listrik (R) tergantung dari intensitas cahaya (I) yang jatuh pada permukaan
LDR tersebut. Secara teori hubungan natara I dan R pada LDR tersebut
belum dipikirkan, namun dapat dilakukan pengamatan dengan baik (seperti
gambar 1.7).

Gambar 1.7 nilai lux cahaya ketika R = 400 kΩ adalah ≈ 180 lux.

13
4. Grafik dapat menentukan konstanta yang menghubungkan antara besaran
yang satu dengan yang lainnya.
Misal :
Kemiringan (gradien) grafik pada gambar 1 menunjukkan nilai konstanta
yang menghubungkan antara perubahan panjang pegas dan pertambahan
bebannya. Dalam hal ini Gradien = K = 0,22 cm/gram yang merupakan nilai
tetapan elastisitas pegas tersebut (berarti pegas akan bertambah panjang
0,22 cm untuk setiap pemberian beban 1 gram).

1.5 Langkah-langkah membuat grafik


1. Pasang sumbu-sumbu horisontal (Sumbu-x) sebagai data-data variabel
(sebab) dan sumbu vertikal (sumbu-y) sebagai data hasil pengamatan
(akibat). (hal ini tidak boleh terbalik!)
2. Buatlah angka skala pada kedua sumbu tersebut yang sesuai (berkisar pada
daerah hasil pengamatan) sehingga memudahkan untuk melukis titik
pengamatan. Pilih angka skala yang mudah missal 1 cm pada kertas grafik
mewakili 1 unit (atau 10, 100, 0.1 dan sebagainya).
3. Aturlah pembagian skala dengan baik sehingga titik pengamatan berjarak
cukup (tidak saling berdempetan) antara satu dengan lainnya (lihat gambar
1.8)

Gambar 1.8 koordinat titik pada grafik


4. Aturlah pembagian skala pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal
sedemikian sehingga kemiringan grafik (khusus grafik linier) berada antara
sudut 30° dan 60° (lihat gambar 1.9)

Gambar 1.9 Sudut kemiringan grafik

14
5. Tarik garis grafik secara halus dan merata yang menelusuri daerah titik-titik
pengamatan, jangan melukis garis patah-patah yang menghubungkan tiap
dua titik pengamatan yang berurutan (lihat gambar 1.10).

Gambar 1.10 Penarikan garis pada grafik


6. Apabila grafik yang diharapkan merupakan garis lurus (linier) yang
mempunyai persamaan y = Mx, jangan dipaksa melalui titik (0,0), tetapi
hendaknya ditarik garis lurus yang paling cocok melalui daerah titik-titik
hasil pengamatan. (hal ini, agar terdeteksi apabila ternyata terdapat ralat
sistematis dalam pengamatan) (lihat gambar 1.11).

Gambar 1.11 Grafik hubungan antara Volt (V) dan kuat arus (mA)
7. Penggambaran grafik pengamatan yang baik dilakukan langsung pada saat
eksperimen masih berlangsung (ketika set-up eksperimen masih belum
diubah /dibongkar). Hal ini akan sangat membantu pengamat apabila terjadi
penyimpangan data yang cukup menyolok, sehingga ada suatu langkah
pengulangan pengamatan.
8. Langkah penyempurnaan data perlu dilakukan apabila masih
memungkinkan, yaitu dilakukan di daerah yang sangat menentukan crucial
regions). Missal seperti gambar 1.11, tindakan penyempurnaan masih perlu
didaerah kosong (l < 15 mA).

15
PERCOBAAN KE - 1
PENGUKURAN
1.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar setiap praktikan mampu:
1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur seperti: Mistar,
Jangka Sorong, Mikrometer sekrup, gelas ukur dan Neraca /Timbangan,
High Gauge.
2. Menentukan besaran turunan berdasarkan besaran dasar seperti: panjang,
luas, volume, dan massa jenis benda untuk benda beraturan dan yang tidak
beraturan.
Dalam melakukan pengolahan, analisis data dan memberikan
kesimpulan hasil praktikum PENGUKURAN harus melakukan dan
melaksanakan konsultasi dengan asisten pengampu terlebih dulu
selambat– lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

1.2 ALAT DAN BAHAN


Dalam melakukan percobaan pengukuran, alat dan bahan yang dipergunakan
antara lain:
1. Alat pengukuran (neraca, mistar, jangka sorong, mikrometer, high gauge,
gelas ukur)
2. Zat cair (Air)
3. Benda tak beraturan
4. Benda berbentuk balok
5. Benda berongga
6. Bola

1.3 PROSEDUR PELAKSANAAN


LANGKAH 1 : SETTING

 Semua anggota menyiapkan alat & bahan sesuai dengan gambar yang ada
di modul.
 Pastikan peralatan layak untuk digunakan

16
 Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan membawa peralatan alat
tulis.
LANGKAH 2 : PERCOBAAN
SEMUA ANGGOTA :
1. Salah satu anggota menggambar benda sembarang
2. Mengukur tebal I dan tebal II dari benda sembarang menggunakan
mikrometer sekrup.
3. Mengukur diameter I, II, III, IV benda sembarang menggunakan
jangka sorong.
4. Menimbang benda sembarang menggunakan neraca O’hauss.
PRAKTIKAN A : (Anggota 1)
1. Menimbang balok menggunakan nerca o’hauss
2. Mengukur tinggi balok menggunakan high gauge
3. Mengukur panjang dan lebar balok menggunakan jangka sorong
PRAKTIKAN B : (Anggota 2)
1. Mengukur diameter bola menggunakan jangka sorong
2. Menimbang bola dengan cara massa gelas ukur berisi bola dikurangi
dengan massa gelas ukur kosong
PRAKTIKAN C : (Anggota 3)
1. Menggambar benda berongga
2. Mengukur diameter benda berongga menggunakan jangka sorong
3. Mengukur panjang, lebar, tinggi benda berongga menggunakan jangka
sorong
4. Menimbang benda berongga menggunakan neraca o’hauss
PRAKTIKAN D : (Anggota 4)
1. Menimbang gelas ukur kosong menggunakan neraca o’hauss
2. Mengisi gelas ukur dengan air
3. Mengukur volume air
4. Menimbang gelas ukur yang telah berisi air kemudian mencari massa
air dengan cara mengurangi massa gelas berisi air dengan gelas ukur
yang kosong
SEMUA ANGGOTA :
Semua anggota mengecek semua kelengkapan data percobaan pengukuran.

17
1.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO
Setelah selesai melaksanakan praktikum modul pengukuran, praktikan
diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian praktikan
wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 1 dalam bentuk portofolio
maksimal (2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain:
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten
3. Penulisan analisis perhitungan dari hasil percobaan
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan
6. Dokumentasi kegiatan teamwork.

1.5 LANDASAN TEORI


Suatu besaran turunan ditentukan dengan mengukur besaran dasar terlebih
dahulu, sehingga untuk menentukan besaran turunan seperti : luas, volume,
dan massa jenis diperlukan besaran dasar berupa panjang, lebar, maupun
diameter. Dalam pengukuran sebuah benda dengan bentuk yang sembarang
dengan memiliki volume (v) dan massa (m) maka benda tersebut dapat
diketahui massa jenisnya dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
  = massa jenis (kg/m3)
 m = massa benda (kg)
 V = volume benda (m3)
Dengan demikian berdasarkan perumusan diatas kita mampu menentukan
massa jenis beberapa benda.
Beberapa konsep yang berkaitan dengan hasil dari pengukuran adalah :
 Angka penting

18
 Ketidakpastian
 Galad (perhitungan error)
Didalam fisika terdapat beberapa jenis besaran yaitu besaran pokok dan
besaran turunan, yaitu sebagai berikut
Tabel 1.2. Besaran Pokok Fisika
No Nama Besaran Satuan Dimensi

1 Massa Kg M

2 Waktu s T

3 Panjang m L

4 Suhu o
K Ө

5 Jumlah Zat Mol N

6 Intensitas Cahaya Candela J

7 Kuat Arus Ampere I

Satuan dasar dan satua turunan: diperkuat, ex berat, daya menurut mekanika,
listrik, fluida.

1.6 RUMUS PERCOBAAN PENGUKURAN


a. Massa Jenis

KR = x 100% K = 100% - KR

Keterangan :
 = massa jenis (gr/cm³)
m = massa benda (gr)
V = volume benda (cm³)
 = ralat massa jenis (gr/cm³)

19
KR= kesalahan relatif (%)
K = ketelitian (%)

b. Balok

V = p.l.t

Keterangan :
V = volume balok (cm³)
V = ralat volume balok (cm³)
p = panjang balok (cm)
p = ralat panjang balok (cm)
l = lebar (cm)
l = ralat lebar (cm)
t = tinggi (cm)
t = ralat tinggi (cm)

c. Bola

Keterangan :
V = volume bola (cm³)
V = ralat volume bola (cm³)
r = jari – jari bola (cm)
r = ralat jari – jari bola (cm)

d. Tabung

V = . r2. t

Keterangan :
V = volume tabung (cm3)
r = jari – jari tabung (cm)
t = tinggi tabung (cm)

20
V= ralat volume tabung (cm3)
r = ralat jari – jari tabung (cm)
t = ralat tinggi tabung (cm)
e. Prisma Segitiga

V = ( ½ . a.t ) .T

ΔV =

Keterangan :
V = Volume Prisma Segitiga (cm3)
a = Alas Segitiga (cm)
t = Tinggi Segitiga (cm)
T = Tinggi Prisma (cm)

REFERENSI

Serway, R.A,1986: Physics 2nd Sounders College


Halliday, Resnick dan Krane, 1996 : Physics I, John Willey 7 Sons

21
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Jenis Praktikum : Pengukuran


Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok/Nama Kelompok :
NO. NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

Nama Alat yang Dimensi


No Sampel digunakan Massa
Panjang Lebar Tebal Diameter

1 Balok ---

2 Bola --- --- ---


Benda
3 “ Sesuai Lampiran Gambar “
Berongga
Benda Tak
4 “ Sesuai Lampiran Gambar “
Beraturan
5 Zat Cair Volume :

Toleransi:
p = cm Untuk zat cair : m = gr
l = cm V = cm3
t = cm
m = cm
r = cm

Asisten Pengampu

22
PERCOBAAN KE - 2
BIDANG MIRING
2.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap-tiap praktikan mampu,
1. Membedakan dan mendifinisikan gaya-gaya yang bekerja pada balok.
2. Menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada balok di bidang miring.
3. Mencari koefisien gesek pada benda diam dan benda sedang beargerak
yang meluncur pada bidang miring.
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum
Bidang Miring harus melakukan dan melaksanakan konsultasi dengan asisten
pembimbing terlebih dulu selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

2.2 ALAT DAN BAHAN


1. Bidang luncur yang bisa diatur sudutnya
2. Beban
3. Balok
4. Stopwatch
5. Mistar
6. Bedak
7. Pengait
8. Neraca
2.3 PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH 1 : MENIMBANG BERAT BALOK, BEBAN, & PENGAIT
a) Anggota 1 : Menimbang massa balok
b) Anggota 2 : Menimbang massa beban
c) Anggota 3 : Menimbang massa pengait
d) Anggota 4 : Mencatat data masa balok, beban, dan pengait
LANGKAH 2 : SETTING BIDANG MIRING (1)
a) Anggota 1 : Melihat sudut
b) Anggota 2, 3 : Menaikkan bidang miring
c) Anggota 4 : Memberi bedak
LANGKAH 3 : SETTING BIDANG MIRING (2)

23
a) Anggota 1 : Mengukur panjang balok
b) Anggota 2, 3 : Mengatur panjang lintasan
c) Anggota 4 : Mempersiapkan stopwatch
LANGKAH 4 : PENGAMBILAN DATA
a) Anggota 1 : Melepaskan beban
b) Anggota 2, 3, 4 : Mengamati waktu tempuh stopwatch
c) Anggota 4 : Mencatat waktu stopwatch dalam tabel.

2.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO

Setelah selesai melaksanakan praktikum modul Bidang Miring, praktikan


diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian praktikan
wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 2 dalam bentuk portofolio
maksimal (2 minggu) setelah praktikum..
Adapun isi dari portofolio ini antara lain:
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan
modul praktikum yang diberikan asisten.
3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan.
6. Dokumentasi kegiatan teamwork

24
2.5 LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Bidang Luncur


2.5.1 Pengertian Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu pesawat sederhana dengan permukaan
datar dan mempunyai sudut ( bukan sudut tegak lurus) terhadap
permukaan horisontal. Keuntungan mekanik bidang miring
bergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya.
Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan
mekanisnya atau semakin kecil gaya kuasa yang harus dilakukan.
Keuntungan mekanik bidang miring dirumuskan dαengan perbandingan
antara panjang (s) dan tinggi bidang miring (h).
KM = s/h
2.5.2 Terminologi yang berkaitan
a) Gaya berat dan gaya Normal
Jika sebuah benda yang terletak pada bidang datar dan tidak ada
gaya yang kita berikan pada benda tersebut maka akan terjadi
kesetimbangan antara gaya berat benda (W) tersebut dengan gaya
reaksi yang dilakukan oleh permukaan yang arahnya berlawanan
dengan gaya berat benda dan tegak lurus dengan bidang
permukaannya, gaya ini dikenal sebagai gaya normal (N), perhatikan
gambar 2.1

25
b) Gaya Gesek statik dan Kinetik
Jika sebuah benda diletakkan pada bidang miring dan resultan
gaya yang bekerja F=0 , maka terdapat gaya gesekan statis, dimana
gaya gesek statis besarnya sama dengan
fs=Us.N
Jika benda dikenai gaya . dan kemudian benda bergerak maka
gesekan kedua permukaan terdapat gaya reaksi. Yang di sebut gaya
gesek kinetik.
fk=uk.N

c) Gaya tegang tali


Adalah gaya reaksi pada tali , pegas, dan benda yang terjadi
karena ujung-ujungnya dihubungkan dengan benda yang lain.
d) D’Alembert Principle
D’Alembert Principle adalah jika suatu benda mengalami
percepatan ā, maka pada benda itu akan terkena gaya inersia Fin=m.
ā, yang arahnya berkebalikan dengan arah percepatanya.

2.6 RUMUS PERCOBAAN BIDANG MIRING

Percobaan ke-n
t  t  ......t n
t 1 2 .................. sec ond
n
(t  t ) 2
t 
n(n  1)

Percepatan

1 2
S A B  Vot  at , Vo  0
2
1 2
S A B  at
2
S
a  A2 B .....cm / s 2
t

26
2 2
1  S 
a   2  S A B     A3 B  t 
2 2

t   t 

Koefisien Gesek Statis (S)


m1  massa balok (kg)
m2  P  P' (kg)
m2
s   tan 
m1 cos 
2
 
2
  m
 m 2 2   2 2  m1 2
1
s  
 
 m1 cos    m1 cos  

Koefisien Gesek Kinetik (K)


 m   a   m1  m2 
 K   2
   .   tan 
 m1 . cos    g. cos    m1 
2 2
   
 m2 2   2 2  m1 2
1 m

 
 m1. cos    m1 . cos  
 K 
2 2
 1   
 a 2   2  g 2
a
 
 g . cos    g . cos  
k=(k±Δk)
 k
KR  x100% K=100%-KR
k

Keterangan:

 t = waktu (second)  H = tinggi (m)

 a = percepatan (m/s2)  Sa-b = panjang lintasan (m)

 g = percepatan gravitasi (m/s2)  KR = kesalahan relative (%)

 α = sudut ( 0)  m1 = massa balok (kg)

 P = massa beban (kg)  W = berat balok (N)

 P’ = massa pengait (kg)  K = ketelitian (%)

27
 m2 = massa P+P’(kg)  k = koefisien gesek kinetik

 KH = keuntungan mekanis  s = koefisien gesek statis

 S = panjang (m)  m1 = ralat massa balok (kg)

 m2 = ralat massa (kg)  g = ralat percepatan grafit asi (m/s2)

 a = ralat percepatan benda (m/s2)

28
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
Jenis Praktikum : Bidang Miring
Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok/Nama kelompok :
NO. NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

NO M P P’ Sudut Sa-b t (second)


(kg) (kg) (kg) (0) (m) t1 t2 t3

∆P = N ∆m1 = kg
∆Sa-b = m ∆m2 = kg
∆W = N
∆g = m/s2

Benda 1 Benda 2 Asisten Pengampu

29
PERCOBAAN KE – 3

VISCOSITAS STOKE
3.1. TUJUAN

Praktikum ini bertujuan agar setiap anggota kelompok mampu :


1. Mendekripsikan hukum stoke
2. Mengetahui prinsip dasar penggunaan hukum stoke
3. Menentukan koefisien kekentalan zat cair menggunakan hukum stoke
4. Mengeahui contoh penerapan viscositas stoke
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum
Viskositas Stoke harus melakukan dan melaksanakan konsultasi dengan
asisten pembimbing terlebih dulu selambat – lambatnya 1 minggu setelah
praktikum.

3.2. ALAT DAN BAHAN


1. Pipa gelas yang panjang
2. Empat bola dengan diameter berbeda.
3. Stopwatch.
4. Jangka sorong
5. Neraca
6. Gelas pengukur atau Picnometer
7. Pita meter

3.3. PROSEDUR PELAKSANAAN

LANGKAH 1 : DATA AWAL


1. (Anggota: A)
Menyiapkan tabel data dan mencatat setiap hasil data praktikum yang
didapatkan.
2. (Anggota: B)
Mengukur massa oli menggunakan picnometer dengan cara :
a. Menimbang picnometer kosong dengan menggunakan neraca Kg,
mencatat hasil data.
b. Memindahkan oli dari kalorimeter ke dalam picnometer
c. Menimbang picnometer yang berisi oli dengan menggunakan
neraca, mencatat hasil data.
d. Menghitung massa oli dengan cara data poin a dikurangi dengan
data poin c (lihat panduan di data tabel).

30
3. (Anggota: C)
Membaca volume oli pada picnometer dengan cara melihat batas oli
pada angka yang tertera pada picnometer.
4. (Anggota: A)
Menetapkan urutan bola dari yang terbesar ke yang terkecil kemudian
mengukur massa 4 massa bola logam dengan menggunakan neraca
gram secara bergantian, catat hasil.
5. (Anggota: B)
Mengukur jari-jari (r) pada setiap bola sesuai dengan urutan bola
menggunakan jangka sorong, catat hasil.
6. (Anggota: C)
Mengukur panjang jarak oli pada pipa gelas panjang berdasarkan jarak
dari permukaan atas oli sampai permukaan bawah oli pada pipa gelas
panjang (SA-B) menggunakan pita meter, catat hasil.
7. (Anggota: A)
Menjatuhkan bola pertama ke dalam oli di mulai dari permukaan atas
oli dengan tanpa kecepatan awal dan memberikan aba-aba saat bola
akan di jatuhkan.
8. (Anggota: B & C)
Mengamati dengan teliti waktu tempuh bola dari permukaan atas oli
hingga permukaan bawah oli menggunakan stopwatch, catat hasil.
* Cara menghitung waktu tempuh bola adalah secara bersama dengan
aba-aba saat bola mulai dijatuhkan dari permukaan atas oli kemudian
stopwatch mulai menghitung waktu. Saat bola tiba di permukaan
bawah oli maka stopwatch langsung dihentikan.
9. (Anggota: A)
Mengambil bola yang berada dalam pipa gelas panjang menggunakan
magnet, dengan cara memasukan magnet kedalam pipa gelas panjang.
10. Mengulangi langkah nomor 7 – 9 untuk bola selanjutnya.

3.4 PANDUAN PENGERJAAN PORTOFOLIO


Setelah selesai melaksanakan praktikum modul Viskositas Stoke, praktikan
diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian praktikan
wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 3 dalam bentuk portofolio
maksimal (2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain :
a) Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang
terlampir pada modul.

31
b) Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai
dengan modul praktikum yang diberikan asisten.
c) Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
d) Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
e) Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa
perhitungan.
f) Dokumentasi kegiatan team work

3.5 LANDASAN TEORI

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan di dalam fluida.Semakin besar viskositas (kekentalan)
fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan
semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Menurut George
Stokes besarnya gaya gesek pada fluida inilah yang disebut gaya stokes

Di antara salah satu sifat zat cair adalah kental (viscous) di mana zat cair
memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, misalnya kekentalan
minyak goreng berbeda dengan kekentalan oli.

Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,


misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup
dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat.Tetapi beberapa saat
setelah menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan
kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping
gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada
kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh
kekentalan fluida.

Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris
dirumuskan sebagai Persamaan :

Fs = 6π η rv........................................................................................(1)

Sebuah bola padat memiliki kerapatan massaρb dan berjari-jari r


dijatuhkan tanpa kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki kerapatan
massaρf, di mana ρb>ρf. Telah diketahui bahwa bola mula-mula mendapat
percepatan gravitasi, namun beberapa saat setelah bergerak cukup jauh bola
akan bergerak dengan kecepatan konstan. Kecepatan yang tetap (konstan) ini
disebut kecepatan akhir v yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya
apung ditambah gaya gesekan fluida. Gambar 1 menunjukkan sistem gaya

32
yang bekerja pada bola kelereng yaitu FA = gaya Archimedes, FS = gaya
Stokes, dan W = mg = gaya berat kelereng.

Gambar 3.1 Gaya yang Bekerja Pada BolaDengan Kecepatan Tetap.


Jika saat kecepatan konstan telah tercapai, maka berlaku prinsip Newton
tentang GLB (gerak lurus beraturan)

FA + FS = W .....................................................................................(2)

Jika ρb menyatakan rapat massa bola,ρf menyatakan rapat massa fluida,


dan Vb menyatakan volume bola, serta g gravitasi bumi, maka berlaku
Persamaan (3) dan (4).

W = ρb.Vb.g ....................................................................................(3)

FA = ρf .Vb.g ...................................................................................(4)

Rapat massa bola ρb dan rapat massa fluida ρf dapat diukur dengan
menggunakan Persamaan (5) dan (6).

ρb = ..................................................................................(5)

ρf = ................................................................................(6)

dengan mgu menyatakan massa picnometer, mf massa fluida, Vf volume fluida.


Dengan mensubstitusikan Persamaan (3) dan (4) ke dalam Persamaan (2)
maka diperoleh Persamaan (7).

FS = Vbg (ρb - ρf) ..............................................................................(7)

33
Dengan mensubstitusikan Persamaan (1) ke dalam Persamaan (7)
diperoleh Persamaan (8).

η= ..................................................................................(8)

3.6. RUMUS VISCOSITAS STOKE

1. Percobaan Bola

t1  t 2  ...  t n
t = ………….. detik
n
(t  t ) 2
∆t =
n(n  1)

Keterangan:
t = waktu rata-rata (detik)
∆ t = toleransi waktu rata-rata (detik)
n = jumlah percobaan

2. Kecepatan Bola

s
V= …………………….. cm / detik
t
2 2
1  s 
V=   (S )   2  (t )
2 2

t  t 

Keterangan:
V = kecepatan bola (cm/detik)
S = jarak (cm)
t = waktu (detik)

3. Volume Bola

4 3
Vb =  .r ……… cm3
3

Keterangan:
Vb = volume bola (cm3)
r = jari-jari bola (cm)

34
4. Rapat Jenis Bola (  b )

mb
b  …………. gr/cm3
vb
2 2
   
   
b =  1  (mb ) 2    3 mb  (Vb ) 2
4 3   4 4 
 r   r 
3   3 
b  ( b  b )

Keterangan:
b = Rapat Jenis Bola(gr/cm3)
mb = massa bola (gr)
vb = volume bola (cm3)
b = toleransi rapat jenis bola (gr/cm3)

5. Rapat Jenis Zat Cair  a 

ma
a  ………….. gr/cm3
Va
2 2
 1   m 
 a    (ma ) 2    a2  (Va ) 2
 V 
 Va   a 

 a  (  a   a )

Keterangan:
a = Rapat Jenis Bola(gr/cm3)
ma = massa bola (gr)
va = volume bola (cm3)
 a = toleransi rapat jenis bola (gr/cm3)

35
6. Koefisien Viskositas  

2r 2 g
  b   a  ……….gr/cm.s
9V

2 2
 2   
2
 4rg
 b   a  (r ) 2   2r  b   a  g 2    2r 2g  b   a  V 2
2

 9V   9v   9V 
  2 2
 2r 2 g   2r 2 g 
    b 2     ( a ) 2
 9V   9V 

    

KR = 100% K = 100 % -KR

Keterangan:
 = Koefisien viskositas (poise)
g = gravitasi bumi (981 cm/s2)
V = kecepatan bola (cm/detik)
 = toleransi koefisien viskositas (poise)
KR = Kesalahan relative (%)
K = ketelitian (%)

36
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Jenis Praktikum : Viscositas Stokes


Hari / Tanggal Praktikum :
Fakultas / Jurusan :
Kelompok :
NO NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

Massa picnometer kosong = gr


Volume zat cair ( oli ) = ml
Massa picnometer + zat cair = gr
Massa zat cair ( oli ) = ( massa picnometer isi - massa picnometer kosong )
= gr
S(A-B) Diameter Bola (d) Massa (m) t(A - B)
Perc
(cm) (cm) (gr) I II III

1.

2.

3.

4.

Δ Va = ml gravitasi = cm/dt2
Δ S(A-B) = cm
Δr = cm
Δ mb = gr Asisten Pengampu
Δ ma = gr
Δg = cm/dt2
Δ Vb = cm3

37
PERCOBAAN KE - 4

PANAS LEBUR ES DAN PANAS PENGUAPAN AIR

4.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu,
1. Menentukan kapasitas panas yang dibutuhkan untuk meleburkan suatu es
dan panas yang dibutuhkan untuk merubah fase cair menjadi uap.
2. Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi siklus perubahan fase
suatu zat cair.
3. Melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan sesuai dengan
praktikum kelompok tersebut.
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Panas Lebur Es dan Panas Penguapan Air harus sudah selesai
dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing–
masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

4.2 ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter
2. Es dengan massa tertentu
3. Kalorimeter dengan kawat pemanas
4. Timbangan
5. Thermometer
6. Voltmeter
7. Amperemeter
8. Stopwatch
9. Kabel
10. Bejana pemanas

38
4.3 PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH 1 : PERCOBAAN PANAS PENGUAPAN
PRAKTIKAN A : (Anggota 1)
1. Menimbang massa kaorimeter yang dilapisi plastik bening.
2. Mengambil air yang telah dipanaskan ±3/4 dari tinggi kalorimeter.
3. Menimbang massa campuran air dan kaorimeter
4. Mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong
sehingga didapatkan massa air.
5. Mengukur suhu awal dari air tersebut dengan termometer.
6. Memanaskan dan menutup kalorimeter dengan kawat pemanas,
kemudian menghidupkan amperemeter dan voltmeter.
7. Menyalakan stopwatch selama 10 menit.
LANGKAH 2 : PERCOBAAN PANAS LEBUR
PRAKTIKAN B : (Anggota 2)
1. Menimbang massa kalorimeter kosong
2. Mengambil air dari kran ±1/2 gelas kalorimeter.
3. menimbang massa campuran air dan kalorimeter
4. mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong
sehingga didapatkan massa air.
5. Mengukur suhu awal air dengan termometer.
6. Menimbang massa es dengan cara yang sama.
7. Mengukur suhu es dengan termometer digital.
8. Mencampurkan es dengan air kemudian menutup kalorimeter dan
mengaduk hingga es habis.
9. Mengukur suhu akhir dengan termometer.
PRAKTIKAN C : (Anggota 3)
1. Menimbang massa kalorimeter kosong
2. Mengambil air sisa percobaan sebelumnya dengan ditambah sedikit air
dari kran.
3. Menimbang massa campuran air dan kalorimeter

39
4. Mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong
sehingga didapatkan massa air.
5. Mengukur suhu awal air dengan termometer.
6. Menimbang massa es dengan cara yang sama.
7. Mengukur suhu es dengan termometer digital.
8. Mencampurkan es dengan air kemudian menutup kalorimeter dan
mengaduk hingga es habis.
9. Mengukur suhu akhir dengan termometer.
LANGKAH 3 : PERCOBAAN PANAS PENGUAPAN
PRAKTIKAN D : (Anggota 4)
1. Setelah stopwatch sampai pada menit ke 10, praktikan mencatat hasil
ampere dan volt dengan dibantu teman lain.
2. Setelah variak dimatikan, angkat utup kalorimeter dengan kawat
pemanas kemudian bersihkan sisa uap air yang ada dipinggir
kalorimeter.

4.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO

Setelah selesai melaksanakan praktikum modul Panas Lebur Es dan Panas


Penguapan Air, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum modul
ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 1 dalam
bentuk portofolio maksimal (2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain :
a) Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang terlampir
pada modul.
b) Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan
modul praktikum yang diberikan asisten.
c) Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
d) Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
e) Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan.
f) Dokumentasi kegiatan teamwork.

40
4.5 LANDASAN TEORI
Keadaan (fase) zat di alam ada tiga fase yaitu cair, padat, dan gas. Zat –
zat itu dalam kondisi – kondisi temperatur dan tekanan tertentu mengalami
ketiga fase tersebut. Misalnya air juga mengalami hal seperti itu yaitu dalam
keadaan padat, keadaan cair dan gas atau uap. Transisi dari satu fase ke fase
lainnya disertai dengan pelepasan atau penyerapan panas dan seringkali
disertai juga perubahan volume. Sebagai contoh, andaikan sebongkah es
diambil dari kulkas dengan suhu misalnya -5 °C dan dengan cepat es
dimasukan ke dalam suatu bejana pemanas yang dilengkapi dengan
thermometer untuk mengukur temperaturnya dengan penambahan panas yang
teratur. Maka akan tampak thermometer naik secara teratur sampai suhu 0 °C.
Setelah itu es tersebut akan berubah menjadi cair atau dengan kata lain es
mencair. Disini terjadi perubahan fase dari padat menjadi cair. Kenaikan
temperatur berhenti karena panas seluruhnya dipakai untuk mencair.
Setelah es mencair seluruhnya, temperatur perlahan-lahan naik kembali.
Kenaikan yang terjadi akan lebih lambat dari sebelum mencair sebab panas
jenis dari air lebih besar dari pada panas jenis es. Kenaikan temperatur air juga
berhenti pada suhu ± 100 °C pada tekanan udara 1 atm, dengan tekanan udara
yang berbeda akan diikuti titik didih air yang berbeda – beda pula. Temperatur
akan tetap 100 °C sampai air menjadi uap seluruhnya dan seterusnya hingga
menjadi superheated jika diberikan panas terus menerus.
Titik lebur es atau titik beku air dan titik didih air nampak jelas pada grafik
di bawah ini :

41
Gambar 4.1 Grafik Perubahan Fase Zat
Besarnya panas yang diserap es untuk melebur dan panas yang diserap
untuk menguap oleh massa zat m adalah:
Q=mL
Keterangan:
Q = panas yang diserap atau dihasilkan (kalori)
L = panas yang diserap atau dihasilkan persatuan massa (kalori/kg)
Metode yang digunakan dalam percobaan:
(a) Panas lebur es dapat dicari dengan memasukan es yang sudah ditimbang
ke dalam kalorimeter yang berisi air yang sudah diketahui massanya,
kemudian diamati temperatur awal dan temperatur akhirnya. Misalnya
masa es dalam kalorimeter mes, massa air dalam kalorimeter ma, dengan
temperatur Ta dan temperatur setimbang Ts dengan azas black, panas yang
diserap sama dengan panas yang dilepaskan, didapat persamaan :
Qlepas = Qterima
ma.ca.(Ta-Ts) = mes.Lc
panas lebur es (Lc) dapat dicari dimana ma=massa air, mes=massa es
(b) Panas penguapan air dapat dicari dengan menguapkan air yang berada
dalam kalorimeter dengan kawat pemanas, tenaga yang diberikan oleh
kawat pemanas sama dengan panas yang diterima air. Dengan mengamati
perubahan massa air pada saat mendidih maka dapat dihitung panas

42
penguapan dari air tersebut. Bila suhu air panas Tm, suhu air mendidih Ts,
tegangan kawat pemanas V, arus yang melewati kawat pemanas I dalam
waktu t dengan perubahan massa air Δma, maka didapat persamaan :
V.I.t = Δma.Lv + ma.ca.(Ts-Tm)
Panas penguapan (Lv) dapat dicari.

4.6 RUMUS PANAS LEBUR ES DAN PANAS PENGUAPAN AIR

a) PANAS LEBUR ES

 mair .cair (Tc  Tair )


.Lc   Ces .Tes  C air .Tc
mes

 mair .Tc  Tair  


2 2 2
 m .c   m .c 
  cair 2   air air  Tc 2    air air  Tair 2
 mes   mes   mes 
 m .c T  T  
2

Lc    air air c2 air  mes   ces  . Tes   Tes  . ces  


2 2 2 2 2

 mes 
 c .T  T  
2

 cair  Tc    Tc  cair 


2 2 2 2
  air c air  mair 
2

 mes 

b) PANAS PENGUAPAN AIR

Qlepas = Qterima
V.I.t.(0,24) = (Lv.Δm) + (ma1.ca. ΔT)
(V .I .t ).0,24  (ma1.ca .T )
Lv 
m
Dimana:
ma1 = massa air sebelum dipanaskan
ma2 = massa air sesudah dipanaskan

43
  ( I .t ).0,24  2  (V .t ).0,24 
2
 (V .I ).0,24 
2

  ( V ) 2
   (  I ) 2
   (t )
2

  m   m   m  
 2 
  (V .I .t ).0,24  (ma .c a .T )   c a .T 
2

Lv     
 (  (  m )) 2
   (ma ) 2  
(m)  m 
2
  
   m .T  2
 m .c 
2 
 a
 (c a ) 2   a a  ((T )) 2 
  m   m  
 

Keterangan:

 Lc = panas lebur es (kal/gr)  ∆m = massa air yg berubah menjadi uap


 Lv = panas penguapan air (kal/gr) ((ma2 - ma1) (gr))
 mair = massa air (gr)  ΔT = (Ts– Ta) suhu akhir – suhu awal
 mes = massa es (gr)  Lc = ralat panas lebur es (kal/gr)
 Tair = suhu awal air (C)  ma = ralat massa air (gr)

 Tc = suhu akhir/campuran (C)  mes = ralat massa es (gr)

 Tes= suhu es (C)  Δ(ΔT) = ralat perubahan suhu (oC)


 (m) = ralat perubahan massa (gr)  Tair = ralat temperatur awal air (C)
 Cair = panas jenis air ( 1 kal/gr0C)
 ΔTc = ralat temperatur akhir/campuran (C)
 0
C es = panas jenis es ( 0,5 kal/gr C )  Tm = ralat suhu awal (C)
 V = tegangan kawat pemanas (volt)  Ta = ralat suhu akhir (C)
 I = arus yang mengalir (ampere)  ca = ralat panas jenis air (kal/gr C)
 T = waktu yang ditentukan (detik)  Lv= ralat panas penguapan (kal/gr)
 V = ralat tegangan kawat pemanas (volt)  ma = ralat massa air (gr)
 I = ralat arus yang mengalir (ampere)  K = ketelitian (%)
 t = ralat waktu (detik)  KR = kesalahan relatif (%)

REFERENSI
Sears, F.W. Mechanics, Heat and Sound

44
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
Jenis Praktikum : Panas Lebur Es Dan Panas Penguapan Air
Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok/Nama kelompok :
NO. NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

a). Panas Lebur

Temperatur Temperatur
mk air Massa air mk es Massa es Tes
No. Awal Akhir
(gr) (gr) (gr) (gr) (0C)
Tair (0C) Tc (0C)

1.

2.

Δmair = gr ΔTair = 0
C
Δmes = gr ΔTc = 0
C
ΔTes = 0
C
ΔCair = kal/gr
ΔCes = kal/gr

45
b). Panas Penguapan

Massa Kalorimeter Kosong = ……… gr

A t
No. ma1 (gr) ma2 (gr) Δm (gr) V (Volt) Ta (0C) Ts (0C)
(ampere) (detik)

1.

ma = gr I = A
t = s Ta = 0
C
v = volt Ts = 0
C
(Ta) = 0
C (m) = gr
ca = gr

Asisten Pengampu

46
PERCOBAAN KE – 5
PANAS JENIS ZAT PADAT

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Membedakan kuningan, besi, dan alumunium
2. Memperagakan penggunaan kalorimeter, thermometer, neraca, dan bejana
didih
3. Mengamati perpindahan panas secara konduksi dan konveksi
4. Membandingkan panas jenis dari beberapa bahan/zat padat
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Panas Jenis Zat Padat harus melakukan dan melaksanakan
konsultasi dengan asisten pembimbing terlebih dulu selambat – lambatnya
1 minggu setelah praktikum.

5.2 ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter dan tutupnya
2. Pengaduk
3. Thermometer
4. Bejana didih
5. Pemanas (kompor listrik)
6. Timbangan/neraca ohaus
7. Air
8. Benda dari logam, yaitu:
a. Besi (Fe)
b. Kuningan (CuZn)
c. Alumunium (Al)

47
5.3 PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH 1

 Anggota 1:
 Menimbang masa zat padat (dengan urutan benda : Alumunium, Besi,
Kuningan).
 Menimbang masa kalorimeter kosong,
 Memasukkan data pada table data hasil percobaan
 Anggota 2:
 Memasukkan zat padat ke dalam kalorimeter kosong lalu timbang
massanya,
 Mengisi kalorimeter dengan air sampai zat padat terendam semuanya
(dengan banyaknya air = 3/4 dari calorimeter),
 Menimbang masa air, sehingga didapat masa air = masa total – (masa
benda + masa calorimeter kosong).
 Memasukkan data pada table data hasil percobaan
 Anggota 3:
 Menimbang masa pengaduk dan menghitung temperature zat cair
dengan menggunakan thermometer,
 Memasukkan data pada table data hasil percobaan.
 Anggota 4:
 Memasukkan zat padat pada bejana pemanas dengan posisi yang
benar,
 Memasukkan thermometer ke dalam bejana pemanas dengan posisi
thermometer menempel diatas benda tunggu benda ini sampai
suhunya mencapai 900C.
 Lakukan langkah ini sebanyak 3 kali dengan benda yang berbeda
(dengan urutan benda : Kuningan, Besi, Alumunium).
LANGKAH 2 (semua anggota)

 Setelah suhu benda mencapai 900 C, kemudian angkat thermometer dan


benda dari dalam bejana pemanas,
 Memasukkan thermometer ke dalam kalorimeter yang berisi air, masukkan
pengaduk dan penutup kalorimeter, setelah itu aduk selama max 2 menit.
 Setelah 2 menit amati perubahan suhu air dengan thermometer, dan catat
hasilnya pada table data hasil percobaan.

48
5.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO

Setelah selesai melaksanakan praktikum modul Panas Jenis Zat Padat,


praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian
praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 3 dalam bentuk
portofolio maksimal (2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain :
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan
modul praktikum yang diberikan asisten.
3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan.
6. Dokumentasi kegiatan teamwork

5.5 LANDASAN TEORI


Panas jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori
yang diperlukan untuk memanaskan satu satuan massa dari zat dengan
kenaikan temperatur sebesar 10C. Untuk memanaskan m gram massa, dengan
kenaikan temperatur sebesar Δt diperlukan kalor sebesar:
Q = m c Δt………………………………………………………………(1)
Keterangan:
Q = Kalor (Kalori)
m = Massa (Kg)
c = Kalor Jenis (Kal/gr0C)
Δt = Perubahan suhu (0C)

49
Ganbar 5.1 Alat Peraga Panas Jenis Zat Padat
Panas jenis suatu zat ternyata tidak tetap, tetapi tergantung pada
temperatur. Panas jenis biasanya disebutkan untuk interval temperatur
tertentu, dalam hal ini : panas jenis adalah panas jenis rata-rata untuk interval
temperatur tersebut.
Panas jenis zat padat ditentukan dengan kalorimeter. Jika tidak ada
pertukaran kalor antara kalorimeter dengan sekelilingnya (ini diusahakan
dengan jalan membuat selisih antara temperatur kamar dengan temperatur
mula-mula sama dengan selisih antara temperatur akhir dengan temperatur
kamar), maka berlakulah:
mbcb(tb-t2) = ma (t2-t1) + (mkck + mpcp) (t2-t1)……………...………..(2)
mbcb(tb-t2) = (ma + mkck + mpcp) (t2-t1)……………………………...(3)
Keterangan:
mb = massa benda padat
mk = massa kalorimeter
mp = massa pengaduk
ma = massa air
tb = temperatur benda padat mula-mula
t1 = temperatur air mula-mula

50
t2 = temperatur air akhir
cb = panas jenis benda padat
ck = panas jenis kalorimeter
cp = panas jenis pengaduk
Pertukaran kalor dengan sekelilingnya dapat dikurangi dengan kalorimeter
yang sempurna pembuatannya dan percobaan yang dilakukan dengan
temperatur mula-mula yang lebih rendah dari temperatur kamar dan
temperatur akhir yang lebih tinggi dari temperatur kamar dengan selisih antara
temperatur akhir dengan temperatur kamar.

5.6 RUMUS PANAS JENIS ZAT PADAT


Percobaan menggunakan logam ……..

……….kal/groC

Dimana :
ta = (t2 – t1) tp = (tb – t2)
ma = (m2 – m1) mb = (m3 – m2)

Kalor

Q = mb.cb.( tb - t2 ) ……..kalori

51
K=100% - KR
Keterangan:
 ma = massa air (gr)
 mb = massa benda padat (gr)
 mk = massa kalorimeter (gr)
 cair = 1 kal/gr0C
 cb = panas jenis benda padat (kal/groC)
 ck = panas jenis calorimeter (kal/groC)
 t1 = temperatur air mula-mula (oC)
 t2 = temperatur air akhir (oC)
 ta = temperatur air (oC)
 tb = temperatur benda padat (oC)
 Q = kalor (kalori)
 KR = kesalahan relative (%)
  ma = ralat massa air (gr)
  mb = ralat massa benda padat (gr)
  mk = ralat massa kalorimeter (gr)
  mp = ralat massa pengaduk (gr)
  ta = ralat temperature air (oC)
  tb = ralat temperature benda padat (oC)
 cair = ralat panas jenis air (kal/groC)
 cb = ralat panas jenis benda padat (kal/groC)
 ck = ralat panas jenis kalorimeter (kal/groC)
 Q = ralat kalor (kalori)
REFERENSI

Sears, F.W. 1998, Mechanics, Heat and Sound

52
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Jenis Praktikum : Panas Jenis Zat Padat


Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok/Nama Kelompok :

NO. NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

mb mk mp ma Tb T1 T2
Bahan Uji Ck Cp o o o
(gr) (gr) (gr) (gr) C C C
Kuningan
Besi 0.1010 0.2425
Aluminium

Toleransi :
 ma = gr
 mb = gr
 mk = gr
 mp = gr
 ta = 0
C
 tb = 0
C
 ck = kal/gr0C
 (t) = 0
C
 cair = kal/gr0C

Asisten Pengampu

53
PERCOBAAN KE - 6

KESETARAAN KALOR MEKANIS

6.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu,
1 Mentukan hubungan kuantitatif antara usaha mekanis dengan panas yang
dihasilkan atau beberapa joule tenaga mekanis yang seharga satu kalori.
2 Menentukan nilai kesetaraan kalor mekanis dengan menggunakan grafik
Dalam melakukananalisis data danmemberikan kesimpulan praktikum
Kesetaraan Kalor Mekanis harus sudah selesai dilaksanakan
dandikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing
kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

6.2 ALAT DAN BAHAN


1. Alat mekanis
2. Neraca Pegas
3. Termometer Digital (Termokopel)
4. Jangka Sorong
5. 2 beban (0,5 kg dan 1 kg)
6. plat nikel

6.3 PROSEDUR PELAKSANAAN


LANGKAH 1. Mengukur diameter silinder tembagadan Berat Beban

 Anggota 1: baca dan ukur diemeter silinder tembaga dengan jangka


sorong
 Anggota 3: pegang ujung neraca pegas yang sudah diberi beban
 Anggota 1: baca berat beban pada neraca pegas
 Anggota 2: catat hasil pengukuran pada tabel dalam m (meter)
catat hasil berat beban untuk W1 (0.5 kg) dan W2 (1 kg)

LANGKAH 2. Merangkai Mekanisme Percobaan

 Anggota 3:
a. Neraca pegas : Pasang pada pengait atas

54
b. Plat Nikel :Pasang pada neraca pegass dan lilitkan pada silinder
tembaga
c. Beban : pasang pada pengait plat nikel (Percobaan I 0,5 Kg,
Percobaan II 1 Kg)
 Anggota 1: Baca berat beban pada Neraca Pegas sebelum diputar
 Anggota 2: Catat hasil berat beban sebelum diputar, masukan pada Fs1
(0,5kg) dan Fs2 (1kg)
LANGKAH 3. Mengoperasikan Percobaan

 Anggota:
a. Setting termokopel reader dengan 1000 putaran
b. Pegang dan letakan termokopel pada silinder tembaga
 Anggota:
a. Baca suhu awal dan suhu tiap kelipatan 200 putaran
b. Tekan tombol resetuntuk memutar silinder tembaga
c. Baca berat beban pada neraca Pegas sesudah diputar
 Anggota:
a. Catat hasil berat beban setelah diputar, masukan pada Fs1 (0,5 kg) dan
Fs2 (1 kg)
b. Catat perubahan suhu untuk kelipatan 200 putaran pada tabel percobaan

6.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO

Setelah selesai melaksanakan praktikum Kesetaraan Kalor Mekanis,


praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian
praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum modul ini dalam bentuk
portofolio maksimal (2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain:
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan
modul praktikum yang diberikan asisten.
3. Penulisan analisis perhitungan dari hasil percobaan.
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan.
6. Dokumentasi kegiatan teamwork.

55
6.5 LANDASAN TEORI
Tenaga dalam bentuk mekanis, biasanya dinyatakan dalam joule,
sedangkan dalam bentuk panas, biasanya dinyatakan dalam kalori.
Dengan suatu cara kita dapat merubah tenaga mekanis mejadi tenaga
panas, atau tenaga panas menjadi tenaga mekanis.

W = F X s .........................( Usaha Mekanis  joule atau N.m )

Q = m X c X T .................................( Energi Kalor  kalori )

= ............................( kesetaraan kalor mekanis  )

percobaan yang cukup teliti yang pertama kali di lakukan untuk


menentukan hubungan antara tenaga mekanis yang hilang dengan panas yang
dihasilkan, dilakukan oleh Joule. Ia manggunakan suatu alat dimana suatu
beban ketika jatuh dapat memutar bagian lain di dalam bejana yang berisi air.
Besarnya tenaga mekanis yang hilang dihitung dari berat beban dan tinggi
tempat ia jatuh, sedang banyaknya panas yang timbul dihitung dari banyaknya
massa air yang naik temperaturnya karena menerima panas mekanik tersebut.
Azas kerja percobaan ini adalah gesekan antara plat nikel dengan silinder
pejal dari tembaga, sehingga menimbulkan panas. Silinder tembaga yang
dililit plat nikel diputar degan motor listrik.
Besarnya gaya berat yang digunakan dapat dilihat pada neraca pegas.
Kesetaraan kalor mekanis ( ) dihitung dari persamaan:

Dimana: D = diameter silinder tembaga (m)


K = gaya total pada sistem.  ( K = W - Fs)  (newton)
[W = gaya berat beban (N) & Fs = gaya gesek pada sistem (N)]
N = banyaknya putaran silinder (n putaran)
m = massa silinder tembaga, (510 ± 10)gram
c = kapasitas panas dari silinder tembaga, (0,092 cal/g.0C)

56
= ( Takhir - Tawal )  ( oC )

Gambar 6.1 Alat Peraga Kesetaraan Kalor mekanis

6.6 RUMUS KESETARAAN KALOR MEKANIS


Percobaan ke – n

= ………

Titik Sentroid

57
Dimana, X0 = banyaknya putaran dan Y0 =perubahan suhu
Cara menentukan garis dari grafik:

= ±Δ

Keterangan:

= Kesetaraan kalor mekanis ( )

D = Diameter Silinder Tembaga (m)


K = Gaya yang terbaca pada neraca (N)
N = Banyaknya putaran silinder (n putaran)

m = Massa silinder tembaga (510 gram)

c = kapasitas panas dari silinder(0,092 kal/g. )

Tm = Temperatur mula-mula (

Ta = temperature akhir (

KR = Kesalahan Relatif ( % )
K = Ketelitian ( % )

58
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Jenis Praktikum : Kesetaraan Kalor Mekanis


Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok :
NO NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.

DATA HASIL PERCOBAAN:


m K N Tm Ta
PERCOBAAN (Kg) (N) (Put) (0C) (0C)

I 0.5

II 1

Toleransi :
ΔD = m DSilinder = m
ΔC = kal/gr0C
Δm = gr
ΔK = N

59
(Beban 0,5 kg) (Beban 1 kg)
Fs (1) = - Fs (2) = -

= N = N

W1 = N W2 = N

K1 = W1 – Fs (1) K2 = W2 – Fs (2)

= - = -

= N = N

Asisten Pengampu

60
PERCOBAAN KE – 7

HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT (LAMPU PIJAR)

7.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu:
1. Memahami hukum Ohm
2. Memperagakan rangkaian pengukuran arus dan tegangan pada lampu
pijar
3. Membandingkan dua bagan listrik
4. Melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan sesuai dengan
praktikum kelompok tersebut.
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Hantaran Listrik dalam Kawat harus sudah selesai
dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing –
masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

7.2 ALAT DAN BAHAN


1. Voltmeter AC
2. Amperemeter AC
3. Beberapa lampu pijar
4. Variak (Transformator variabel)
5. Kabel

7.3 PROSEDUR PELAKSANAAN


LANGKAH 1
Asisten :
 Memberikan sedikit pengantar mengenai percobaan hantaran listrik
dalam kawat
 Menerangkan cara memasang rangkaian pada box spannel seperti pada
gambar 7.1
Anggota :

61
Anggota memasang rangkaian seperti gambar 7.1 sesuai yang dijelaskan
oleh asisten
a. Anggota 1, mengatur tegangan variak sesuai instruksi asisten.
b. Anggota 2, mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter
dilembar yang telah disiapkan
c. Anggota 1 & 2, Mengatur tengangan variak sesuai instruksi asisten
untuk lampu selanjutnya dan mencatat hasil yang ditunjukkan
Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan.
Anggota memasang rangkaian seperti gambar 2.2 sesuai yang dijelaskan
oleh asisten
a. Anggota 3, mengatur tegangan variak sesuai instruksi asisten.
b. Anggota 4, mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter
dilembar yang telah disiapkan
c. Anggota 3 & 4, Mengatur tengangan variak sesuai instruksi asisten
untuk lampu selanjutnya dan mencatat hasil yang ditunjukkan
Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan.
LANGKAH 2
Anggota menghitung dan membandingkan tingkat kesalahan dari kedua
rangkaian tersebut dengan rumus yang tertera dimodul.
a. Anggota 1, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan
kedua untuk lampu 60 watt,
b. Anggota 2, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan
kedua untuk lampu 75 watt
c. Anggota 3, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan
kedua untuk lampu 100 watt.
d. Anggota 4, memilih rangkaian dengan nilai kesalahan paling kecil.

Dengan menganggap tahanan dalam dari sumber dapat diabaikan, maka


dapat dibuktikan bahwa :
r V .( I  1) V  I ' 
    1................................................( I )
R V '.I V' I 

Dan,

 V'/ I'
 ........................................................( II )
r V
 (V  V ' ) / I '
l
bandingkanlah harga r/R terhadap /r, kemudian pilihlah bagan yang baik
yaitu mempunyai kesalahan paling keacil. Dengan bagan yang dipilih, maka
lakukanlah langkah – langkah sebagai berikut:

62
LANGKAH 3
Asisten :
Memberikan daftar besar tegangan untuk percobaan.

Anggota :
a. Anggota 1 & 2, merangkai rangkaian yang dipillih.
b. Anggota 3, mengatur tegangan variak sesuai daftar yang asisten berikan.
c. Anggota 4, mencatat mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan
Voltmeter dilembar yang telah disiapkan.
d. Anggota 1, 2, 3 & 4, mengulangi langkah percobaan diatas untuk lampu
berikutnya.

7.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO


Setelah selesai melaksanakan praktikum ke – 7, praktikan diharapkan
memahami inti dari praktikum project ini. Kemudian praktikan wajib
menyelesaikan hasil praktikum project ini dalam bentuk portofolio maksimal
(2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain:
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan
modul praktikum yang diberikan asisten.
3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan.
6. Dokumentasi kegiatan teamwork

7.5 LANDASAN TEORI


Arus yang mengalir pada suatu penghantar besarnya sebanding dengan
tegangan (beda potensial) antara ujung-ujung penghantar tadi, atau dapat
dinyatakan dengan persamaan :
V
I ...........................................................................................................(1)
R

63
Dimana :
I = Arus (Ampere)
V = Tegangan (Volt)
R = tahanan dari penghantar (Ohm)
Pada umumnya tahanan berubah terhadap perubahan suhu, untuk
penghantar listrik dari logam besarnya tahanan bertanbah besar jika suhunya
semakin tinggi.
7.5.1 Disipasi Tenaga Dalam Suatu Penghantar
Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik, maka dalam
penghantar ini ada tenaga listrik yang hilang dan berubah menjadi
panas, ini disebut ada tenaga listrik yang terdisipasi. Besarnya tenag
listrik yang terdisipasi tiap detik atau daya yang terdisipasi adalah :
P=V.I (watt) (Joule/s)
7.5.2. Sifat Lampu Pijar
Karena ada lampu yang terdisipasi menjadi panas maka jelaslah
bahwa tahanan suatu lampu pijar berubah dengan berubahnya
tegangan. Dalam percobaan watak lampu pijar kita teliti hubungan
antara I dan V, R dan V, P dan V. dari hal tersebut yang disebut watak
lampu pijar adalah:
a. Tegangan yang terpasang dengan arus yang mengalir
b. Tegangan yang terpasang dengan tegangannya
c. Tegangan yang terpasang dengan daya yang diambil

Bagan 1 Bagan 2
Gambar 7.1 Bagan arus listrik yang digunakan

64
Bagan 1
Dalam hal ini ada kesalahan dalam pembacaan dalam ampere meter,
karena yang terukur adalah jumlah arus yang mengalir lewat lampu
dan yang lewat voltmeter. Arus yang terbaca berlebih:
r
x100%..........................................................................................(2)
R
Dimana:
r = Tahanan Lampu (Ohm)
R = Tahanan Voltmeter (Ohm)
Bagan 2
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang
terukur adalah jumlah tegangan pada lampu dan amperemeter.
Tegangan yang terbaca berlebih:

x100%....................................................................................................(3)
r
Dimana :
 = Tahanan amperemater (ohm)
r = Tahanan lampu (ohm)
jika kesalahan yang kita kehendaki maksimal sebesar a% maka
haruslah :

x100%  a%..........................................................................................(4)
r
Pemilihan bagan:
Jika (r/R) < (/r) maka dipilih bagan 1, jika (r/R) > (/r) maka dipilih
bagan 2. untuk mengetahui besarnya r/R dan /r dilakukan pengukuran
– pengukuran sebagai berikut:
Daya listrik
Daya listrik adalah tenaga listrik persatauan waktu dalam satuan
joule/s atau watt. Daya pada arus bolak balik merupakan fungsi waktu,
oleh karena itu sering disebut dengan daya rata – rata selama satu
periode, secara sistematis ditulis :

65
1 T
T 0
P V .I .dt............................................................................................(5)
Dimana :
T = periode (s)
V = Harga tegangan sesaat (V)
I = Harga arus sesaat (A)
Kalau kita hitung , jika :
V=Vmaks sin t dan I=Imaks sin (t +)
.....................................................(6)
Maka :
P=V.I cos 
(buktikan)..............................................................................(7)
Dengan V dan I harga efektif dari tegangan dan arus, sedangkan 
adalah beda fase antara V dan I. Pada percobaan kali ini dianggap tidak
ada beda fase (=0), sehingga :
P=V.I........................................................................................................
.(8)
Dengan demikian hubungan P=f(V) dapat dibuat berdasarkan
pengamatan diatas.

7.6 RUMUS HANTARAN KAWAT DALAM LISTRIK (LAMPU PIJAR)


Analitik
Daya Listrik (P)
P = V.I..............watt

P  I 2 (V ) 2  V 2 (I ) 2

P=(P+P)
Resistensi (R)
V
R .............ohm
I
2 2
1  V 
R    (V ) 2    2  (I ) 2
I  I 
R=(R+R)

66
R
KR  x100%
R
K=100%-K
Keterangan :
P = daya (watt) P = toleransi daya (watt)
V = tegangan (Volt) R = toleransi tahanan (ohm)
I = arus (Ampere) KR = keselahan relatif(%)
R = tahanan (ohm) K = ketelitian(%)

67
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Jenis Praktikum : Hantaran Listrik Dalam Kawat


Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok :
NO NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

Bagan Percobaan 1

V Lampu 1 ( 60 watt ) Lampu 2 ( 75 watt ) Lampu 3 ( 100 watt )


Perc
(Volt) I (cA) I (cA) I (cA)

1.

Bagan Percobaan 2

V Lampu 1 ( 60 watt ) Lampu 2 ( 75 watt ) Lampu 3 ( 100 watt )


Perc
(Volt) I (cA) I (cA) I (cA)

1.

68
Bagan Percobaan Yang Dipilih

V Lampu 1 ( 60 watt ) Lampu 2 ( 75 watt ) Lampu 3 ( 100 watt )


Perc
(Volt) I (cA) I (cA) I (cA)

1.

2.

3.

4.

5.

V = Volt
I = A

Asisten Pengampu

69
PERCOBAAN KE - 8
BANDUL MATEMATIS

8.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu,
1. Mengamati gerak osilasi bandul matematis
2. Menentukan frekuensi bandul matematis
3. Menentukan nilai tetapan pecepatan gravtasi bumi
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Bandul Matematis harus sudah selesai dilaksanakan dan
dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing kelompok
selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

8.2 ALAT DAN BAHAN

1. Seperangkat bandul matematis


2. Stop watch
3. Mistar

8.3 PROSEDUR PELAKSANAAN

LANGKAH 1 : PERCOBAAN

a. Memegang bandul dan menyimpangkannya ke kiri atau kekanan kurang


dari , praktikan harus berada tepat (tegak lurus didepan bandul) lalu
melepaskan bandul sehingga bandul mengalami osilasi.
b. Menghitung waktu osilasi selama 20 kali osilasi dengan menggunakan
stopwatch.
c. Mencatat panjang tali dan waktu osilasi dalam tabel hasil percobaan.
d. Menghitung Periode dari data percobaan dengan cara membagi waktu
osilasi dengan jumlah osilasi (20 osilasi)

70
LANGKAH 2 : PENGULANGAN PERCOBAAN

a. Mengulangi mengosilasi bandul dengan memvariasi panjang tali bandul


matematis (minimal 6 variasi panjang tali). Sebelumnya asisten
menjelaskan bagaimana cara memvariasi panjang tali.
b. Menghitung varian-varian dari waktu osilasi selama 20 kali osilasi
dengan menggunakan stopwatch.
c. Mencatat variasi-variasi panjang tali beserta waktu osilasi dalam tabel
hasil percobaan.
d. Menghitung nilai periode dari data-data yang sudah didapat.

8.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO


Setelah selesai melaksanakan praktikum ke – 8, praktikan diharapkan
memahami inti dari praktikum project ini. Kemudian praktikan wajib
menyelesaikan hasil praktikum project ini dalam bentuk portofolio maksimal
(2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain:
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan
modul praktikum yang diberikan asisten.
3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan.
6. Dokumentasi kegiatan teamwork

8.5 LANDASAN TEORI


Jika suatu massa digantungkan secara vertikal dengan seutas tali sepanjang
l, lalu bandul disimpangkan kurang dari 15, maka bandul akan berosilasi
dengan frekuensi:

2 g
 
T l
Keterangan :

71
 adalah frekuensi bandul matematis
T adalah periode bandul matematis
g adalah tetapan percepatan gravitasi bumi
l adalah panjang tali
dengan mengetahui periode dan panjang tali bandul matematis, dapat
diperoleh tetapan gravitasi.

Gambar 8.1 Skematik Sistem Bandul Matematis


8.6 RUMUS BANDUL MATEMATIS
t
T
n

g= g±Δg

K = 100% - KR
Keterangan :
t = waktu (s)
n = banyak osilasi
l = panjang tali (m)
T = periode satu kali osilasi (s)
m1 = gradien garis 1 pada grafik
m2 = gradien garis 2 pada grafik
mg = gradien garis tengah pada grafik

72
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Jenis Praktikum : Bandul Matematis


Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/ Jurusan :
Kelompok :
NO NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

Waktu
Panjang Tali (l) Banyak Periode (T)
Perc. Sudut Osilasi
m Osilasi ( n ) ( detik )
( detik )
1
2
3
4
5

Toleransi :
Δl = m
ΔT = m

Asisten Pengampu

73
FLOW CHART PROSEDUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2017

Mulai

Daftar
Ulang
Praktikum
Fisika
Dasar

Technical Meeting
Praktikum Fisika
Dasar

Tugas
Pendahuluan

Pre-Test
Praktikum Fisika
Dasar

Laporan
No Yes Pengerjaan 4 No
Inhall Praktikum Hadir Praktikum Memeriksa
Asistensi Perobaan ACC Selesai
Fisika Dasar Fisika Dasar Kloter I Laporan

Yes

Laporan
No Yes Pengerjaan 4 No
Inhall Praktikum Hadir Praktikum Memeriksa
Asistensi Perobaan ACC Selesai
Fisika Dasar Fisika Dasar Kloter II Laporan

Yes

Post Test
Praktikum Fisika
Dasar

Selesai

74
CONTOH LOG BOOK PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
Asisten :
No. Tanggal Uraian Penanggung Jawab TTD Asisten
Kegiatan Pendamping

75
SURAT KESEPAKATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
Jurusan :
Bahwa kami telah sepakat yang mengikat diri untuk membuat kesepakatan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mematuhi tata tertib praktikum fisika dasar yang tertera dalam KARTU
KUNING.
2. Mematuhi INHALL dengan kategori sebagai berikut:
a. Anggota kelompok tidak mengikuti praktikum tanpa keterangan.
b. Anggota kelompok tidak membawa modul saat praktikum.
c. Anggota kelompok datang terlambat lebih dari 15 menit.
d. Portofolio hasil praktikum tidak terselesaikan sesuai dengan deadline
yang telah ditentukan.
( Kategori point a,b,c diwajibkan mengganti praktikum sesuai jadwal
yang ditentukan assistant dengan membayar inhall sebesar Rp
25.000/Modul )
3. Hal-hal yang belum tertera diatas akan diatur kemudian.
Demikian surat kesepakatan ini dibuat dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Surakarta, ................. 2017


Yang menyepakati

(..........................................)

76

Anda mungkin juga menyukai