Disusun Oleh :
Tim Laboratorium Dan Pusat Pengembangan Ilmu Teknik Dasar
2
PANDUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1. Kelompok terdiri dari (3 – 5) mahasiswa yang solid, serta mampu bekerjasama. Beri
nama kelompok, sebagai identitas agar mudah dalam pengenalan (hindarkan
penamaan kelompok dengan hanya menggunakan angka). Nama kelompok harus
simple, bermakna dan mudah diingat.
Catatan: Sangat penting bagi masing-masing individu dalam kelompok mengetahui
tanggung jawab masing-masing, aturan dalam kelompok, pembagian tugas serta
koordinasi yang baik, sehingga kelompok memiliki kemampuan atau performansi
yang bagus.
Dokumentasikan setiap proses perancangan, sehingga terlihat kuatnya teamwork
dan kemampuan berkomunikasi yang bagus dalam kelompok. Cari angle yang
bagus, sehingga terlihat kekompakan dalam kelompok dan progress
perancangan yang sudah dicapai.
2. Susunlah aktivitas kelompok untuk menyelesaikan portofolio dan laporan praktikum,
sehingga dapat diketahui tanggung jawab dari masing-masing personal dalam
kelompok.
3. Sebelum pelaksanaan praktikum, seluruh praktikan harus mengikuti sosialisasi materi
secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam.
4. Sebelum memulai praktikum, masing-masing kelompok diminta mengumpulkan
tugas pendahuluan project (tugas pendahuluan terlampir).
5. Kumpulkan portofolio dan laporan praktikum kepada asisten.
6. Implementasikan setiap praktikum kedalam riset nyata dan analisakan hasil riset
(usulan).
7. Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai, bagi yang terlambat lebih dari
15 menit tidak boleh mengikuti praktikum pada hari itu.
8. Buku, map, tas yang dibawa praktikan diletakkan ditempat yang telah disediakan,
kecuali buku petunjuk praktikum.
9. Praktikan harus memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak boleh menggunakan
sandal jepit dan kaos oblong.
3
10. Selama praktikum harus dijaga ketenangan, ketertiban, kebersihan, kesopanan, dan
ketekunan kerja.
11. Praktikan harus bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan dan waktu
pengembalian alat harus dalam keadaan baik/tidak rusak, lengkap dan bersih.
12. Apabila ada kerusakan alat karena kelalaian praktikan, maka praktikan harus
mengganti dengan alat yang sama.
13. Setelah selesai melakukan praktikum, peralatan agar dirapikan seperti semula.
14. Hasil praktikum/laporan sementara harus disahkan oleh dosen/asisten pembimbing,
dan dikumpulkan sebelum mengikuti praktikum selanjutnya.
15. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang telah ditentukan
dapat mengajukan inhall (Praktikum Pengganti) setelah praktikum selesai, maksimal
1 kali inhall (ditentukan pengelola laboratorium).
16. Laporan keseluruhan harus ASLI ditulis tangan, dijilid menggunakan warna sampul
yang telah ditentukan.
17. Pelanggaran ketentuan diatas akan dikenakan sanksi akademis.
18. Hal – hal yang belum disebutkan diatas diatur tersendiri.
4
SUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PERCOBAAN I......................
1.1 TUJUAN
1.2 LANDASAN TEORI
( Tidak boleh dari modul, min.3 halaman )
1.3 HIPOTESIS
( Kesimpulan sementara berdasarkan kondisi riil tabel dari data hasil
percobaan )
Tabel data hasil percobaan
1.4 ANALISA PERHITUNGAN
Tabel analisa perhitungan
1.5 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
( Harus tersusun dari poin Tujuan, Landasan Teori, Analisa Perhitungan )
1.6 KESIMPULAN DAN SARAN
Dan seterusnya...............
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LOG BOOK
LEMBAR ASISTENSI
DOKUMENTASI TEAMWORK
5
BAHAN EVALUASI
Sebagai acuan atau dasar evaluasi dan penilaian pada Praktikum Fisika Dasar
adalah sebagai berikut.
Tugas Pendahuluan 5%
Pre Test 5%
Keaktifan saat Praktikum 15 %
Praktikum 40 %
Dinilai berdasarkan individu masing – masing kelompok, meliputi Laporan,
Asistensi, dan ACC Paham.
Post Test 35 %
6
ANALISA RALAT PENGUKURAN
1.1. Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang khusus menggambarkan
gejala-gejala alam dan sekaligus menjelaskan secara kuantitatif, artinya
bahwa apapun yang dinyatakan dengan hukum fisika harus dapat dinyatakan
dalam angka-angka lewat pengamatan dan pengukuran.
Besarnya Angka Kisaran dari hasil pengukuran ini sering disebut sebagai
angka ralat dari pengukuran atau juga disebut sebagai angka ketidakpastian
hasil ukur.
Misal : Hasil pengukuran panjang pensil dengan penggaris ditulis
(21,51±0,02) cm (lihat gambar 1.1)
Angka 21,51 disebut sebagai angka terboleh atau angka rata-rata atau angka
tebaik dari hasil ukur.
Angka 0,02 disebut sebagai angka toleransi pengukuran atau ralat atau
ketidakpastian hasil ukurnya.
7
1.2. Macam-Macam Ralat dan Sumbernya
Secara garis besar macam ralat yang ada dalam pengamatan
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : ralat sistematis (systematic error)
dan ralat rambang (random error).
Definisi ralat rambang : ralat yang bersifat fluktuatif saat dimana gejala
pengamatan kadang menunjukkan nilai terlalu besar atau terlalu kecil.
Sumber dari ralat ini tidak selalu dapat diidentifikasi. Sumber yang
memungkinkan sering berasal dari:
a) Pengamat : misalnya ketidakcermatan dalam menaksir suatu
penunjukkan skala.
b) Lingkungan : misalnya terjadi fluktuasi sumber tegangan dari PLN,
adanya getaran mekanik, perubahan temperature ruang, dan
sebagainya.
Untuk meminimalisasi ralat rambang harus dilakukan pengukuran berulang,
semakin banyak pengulangan akan semakin memperkecil ralat ini.
Misal :
Pengukuran panjang atau lebar dan tinggi suatu benda berbentuk balok (lihat
gambar 1.2).
8
Dalam hal ini dapat dilakukan pengukuran (l), (p) dan (t) secara berulang-
ulang dengan mengambil posisi pengukuran (area yang diukur) berbeda-beda
asal masih mewakili besaran yang diinginkan.
Contoh lain :
Misal pengukuran besaran yang berdasarkan pengamatan cukup fluktuatif
yaitu pengamatan tegangan atau arus listrik yang sistemnya tidak stabil, maka
data dapat diamati secara berulang.
Δx =
=
Δx = ralat pengamatan
= nilai rata-rata
= data ke-i
n = Jumlah data pengulangan
9
1. Data tunggal
Yaitu data yang diperoleh cukup sekali pengamatan.
Missal : pengamatan suhu pada proses pendinginan, pengamatan panjang
kawat/tali yang tipis, pengamatan arus atau tegangan listrik yang cukup
stabil, dsb.
Cara menetukan ralat dilakukan dengan penaksiran yang dilandasi oleh
keadaan skala alat tsb.
2. Data berulang
Yaitu data yang diamati secara berulang (lebih dari satu kali), hal ini
secara eksperimen dapat dilakukan dan cukup layak /konsisten datanya.
Misal :
Hasil perhitungan kalkulator :
= 47,49
Δx = 0,0158113
Penyajian hasil tersebut dituliskan sebagai :
x = (47,49 ± 0,02) (diskusikan angka ini dengan asisten.)
3. Ralat perambatan
Merupakan ralat perhitungan dari suatu besaran yang besaran tersebut
tidak dapat teramati secara langsung tetapi lewat besaran lain yang terukur
langsung.
Misal :
Mengukur volume benda berbentuk balok dengan alat ukur panjang
(penggaris). Besarnya panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) merupakan
besaran yang terukur langsung, sedangkan besaran volume (V) balok
dihitung lewat rumus
= . .
Gambar 1.3 Ralat Volume (V) Dihitung dengan Rumus Perambatan Ralat
10
= . = (3,22) (2,57) = 8,2754
= . = (5,12) (2,57) = 13,1564
= . = (5,12) (3,22) = 16,4864
ΔV =
ΔV = 0,5643 cm³
Penyajian hasil perhitungan Volume balok adalah
V = (42,4 ± 0,6) cm³
Contoh lain
Misal akan dihitung jarak fokus suatu lensa dengan diberikan data hasil
pengamatan jarak bayangan (b’ = 25,5 ± 0,2) cm dan jarak benda (b’ = 20,1 ±
0,2) cm
Gambar 1.4 Percobaan Jarak Titik Api Cermin Speris dan Lensa Speris
σf = = 0,03 cm
dengan
= = 0,3128
= = 0,1943
Hasil Perhitungan ditulis : f = (11,24 ± 0,03) cm
11
1.4. Grafik
Grafik merupakan suatu bentuk visual dari suatu tampilan data yang dapat
memberikan gambaran tentang kelakuan/fungsi data terhadap besaran-besaran
(variable-variabel) lain yang mempengaruhinya.
Kegunaan grafik antara lain,
1. Secara visual, grafik merupakan gambaran data hasil pengamatan yang
banyak mengandung informasi bagi pengamat.
Misal :
Seorang pengamat ingin menyelidiki keberlakuan hukum hooke yang
menyatakan bahwa perubahan panjang suatu benda yang bersifat elastic
berbanding lurus terhadap gaya yang dikerjakan kepada benda tersebut.
Δl = F dimana Δl : perubahan panjang
F : gaya
12
2. Grafik berguna untuk membandingkan antara hasil eksperimen dengan
landasan teorinya.
Misal :
Pengamatan pola difraksi pada celah tunggal (seperti gambar 1.6).
Gambar 1.6 merupakan hasil hitungan dari intensitas pola difraksi celah
tunggal, sedangkan titik-titik hitam merupakan hasil pengamatan yang
tertampil pada grafik intensitas sebagai fungsi jarak. Terlihat langsung
bahwa terdapat daerah yang sesuai atau tidak sesuai antara eksperimen
dengan pendekatan teoritisnya.
Gambar 1.7 nilai lux cahaya ketika R = 400 kΩ adalah ≈ 180 lux.
13
4. Grafik dapat menentukan konstanta yang menghubungkan antara besaran
yang satu dengan yang lainnya.
Misal :
Kemiringan (gradien) grafik pada gambar 1 menunjukkan nilai konstanta
yang menghubungkan antara perubahan panjang pegas dan pertambahan
bebannya. Dalam hal ini Gradien = K = 0,22 cm/gram yang merupakan nilai
tetapan elastisitas pegas tersebut (berarti pegas akan bertambah panjang
0,22 cm untuk setiap pemberian beban 1 gram).
14
5. Tarik garis grafik secara halus dan merata yang menelusuri daerah titik-titik
pengamatan, jangan melukis garis patah-patah yang menghubungkan tiap
dua titik pengamatan yang berurutan (lihat gambar 1.10).
Gambar 1.11 Grafik hubungan antara Volt (V) dan kuat arus (mA)
7. Penggambaran grafik pengamatan yang baik dilakukan langsung pada saat
eksperimen masih berlangsung (ketika set-up eksperimen masih belum
diubah /dibongkar). Hal ini akan sangat membantu pengamat apabila terjadi
penyimpangan data yang cukup menyolok, sehingga ada suatu langkah
pengulangan pengamatan.
8. Langkah penyempurnaan data perlu dilakukan apabila masih
memungkinkan, yaitu dilakukan di daerah yang sangat menentukan crucial
regions). Missal seperti gambar 1.11, tindakan penyempurnaan masih perlu
didaerah kosong (l < 15 mA).
15
PERCOBAAN KE - 1
PENGUKURAN
1.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar setiap praktikan mampu:
1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur seperti: Mistar,
Jangka Sorong, Mikrometer sekrup, gelas ukur dan Neraca /Timbangan,
High Gauge.
2. Menentukan besaran turunan berdasarkan besaran dasar seperti: panjang,
luas, volume, dan massa jenis benda untuk benda beraturan dan yang tidak
beraturan.
Dalam melakukan pengolahan, analisis data dan memberikan
kesimpulan hasil praktikum PENGUKURAN harus melakukan dan
melaksanakan konsultasi dengan asisten pengampu terlebih dulu
selambat– lambatnya 1 minggu setelah praktikum.
Semua anggota menyiapkan alat & bahan sesuai dengan gambar yang ada
di modul.
Pastikan peralatan layak untuk digunakan
16
Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan membawa peralatan alat
tulis.
LANGKAH 2 : PERCOBAAN
SEMUA ANGGOTA :
1. Salah satu anggota menggambar benda sembarang
2. Mengukur tebal I dan tebal II dari benda sembarang menggunakan
mikrometer sekrup.
3. Mengukur diameter I, II, III, IV benda sembarang menggunakan
jangka sorong.
4. Menimbang benda sembarang menggunakan neraca O’hauss.
PRAKTIKAN A : (Anggota 1)
1. Menimbang balok menggunakan nerca o’hauss
2. Mengukur tinggi balok menggunakan high gauge
3. Mengukur panjang dan lebar balok menggunakan jangka sorong
PRAKTIKAN B : (Anggota 2)
1. Mengukur diameter bola menggunakan jangka sorong
2. Menimbang bola dengan cara massa gelas ukur berisi bola dikurangi
dengan massa gelas ukur kosong
PRAKTIKAN C : (Anggota 3)
1. Menggambar benda berongga
2. Mengukur diameter benda berongga menggunakan jangka sorong
3. Mengukur panjang, lebar, tinggi benda berongga menggunakan jangka
sorong
4. Menimbang benda berongga menggunakan neraca o’hauss
PRAKTIKAN D : (Anggota 4)
1. Menimbang gelas ukur kosong menggunakan neraca o’hauss
2. Mengisi gelas ukur dengan air
3. Mengukur volume air
4. Menimbang gelas ukur yang telah berisi air kemudian mencari massa
air dengan cara mengurangi massa gelas berisi air dengan gelas ukur
yang kosong
SEMUA ANGGOTA :
Semua anggota mengecek semua kelengkapan data percobaan pengukuran.
17
1.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO
Setelah selesai melaksanakan praktikum modul pengukuran, praktikan
diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian praktikan
wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 1 dalam bentuk portofolio
maksimal (2 minggu) setelah praktikum.
Adapun isi dari portofolio ini antara lain:
1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir
pada modul.
2. Penulisan tujuan, sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten
3. Penulisan analisis perhitungan dari hasil percobaan
4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan
5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan
6. Dokumentasi kegiatan teamwork.
Keterangan:
= massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda (m3)
Dengan demikian berdasarkan perumusan diatas kita mampu menentukan
massa jenis beberapa benda.
Beberapa konsep yang berkaitan dengan hasil dari pengukuran adalah :
Angka penting
18
Ketidakpastian
Galad (perhitungan error)
Didalam fisika terdapat beberapa jenis besaran yaitu besaran pokok dan
besaran turunan, yaitu sebagai berikut
Tabel 1.2. Besaran Pokok Fisika
No Nama Besaran Satuan Dimensi
1 Massa Kg M
2 Waktu s T
3 Panjang m L
4 Suhu o
K Ө
Satuan dasar dan satua turunan: diperkuat, ex berat, daya menurut mekanika,
listrik, fluida.
KR = x 100% K = 100% - KR
Keterangan :
= massa jenis (gr/cm³)
m = massa benda (gr)
V = volume benda (cm³)
= ralat massa jenis (gr/cm³)
19
KR= kesalahan relatif (%)
K = ketelitian (%)
b. Balok
V = p.l.t
Keterangan :
V = volume balok (cm³)
V = ralat volume balok (cm³)
p = panjang balok (cm)
p = ralat panjang balok (cm)
l = lebar (cm)
l = ralat lebar (cm)
t = tinggi (cm)
t = ralat tinggi (cm)
c. Bola
Keterangan :
V = volume bola (cm³)
V = ralat volume bola (cm³)
r = jari – jari bola (cm)
r = ralat jari – jari bola (cm)
d. Tabung
V = . r2. t
Keterangan :
V = volume tabung (cm3)
r = jari – jari tabung (cm)
t = tinggi tabung (cm)
20
V= ralat volume tabung (cm3)
r = ralat jari – jari tabung (cm)
t = ralat tinggi tabung (cm)
e. Prisma Segitiga
V = ( ½ . a.t ) .T
ΔV =
Keterangan :
V = Volume Prisma Segitiga (cm3)
a = Alas Segitiga (cm)
t = Tinggi Segitiga (cm)
T = Tinggi Prisma (cm)
REFERENSI
21
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
1 Balok ---
Toleransi:
p = cm Untuk zat cair : m = gr
l = cm V = cm3
t = cm
m = cm
r = cm
Asisten Pengampu
22
PERCOBAAN KE - 2
BIDANG MIRING
2.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap-tiap praktikan mampu,
1. Membedakan dan mendifinisikan gaya-gaya yang bekerja pada balok.
2. Menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada balok di bidang miring.
3. Mencari koefisien gesek pada benda diam dan benda sedang beargerak
yang meluncur pada bidang miring.
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum
Bidang Miring harus melakukan dan melaksanakan konsultasi dengan asisten
pembimbing terlebih dulu selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.
23
a) Anggota 1 : Mengukur panjang balok
b) Anggota 2, 3 : Mengatur panjang lintasan
c) Anggota 4 : Mempersiapkan stopwatch
LANGKAH 4 : PENGAMBILAN DATA
a) Anggota 1 : Melepaskan beban
b) Anggota 2, 3, 4 : Mengamati waktu tempuh stopwatch
c) Anggota 4 : Mencatat waktu stopwatch dalam tabel.
24
2.5 LANDASAN TEORI
25
b) Gaya Gesek statik dan Kinetik
Jika sebuah benda diletakkan pada bidang miring dan resultan
gaya yang bekerja F=0 , maka terdapat gaya gesekan statis, dimana
gaya gesek statis besarnya sama dengan
fs=Us.N
Jika benda dikenai gaya . dan kemudian benda bergerak maka
gesekan kedua permukaan terdapat gaya reaksi. Yang di sebut gaya
gesek kinetik.
fk=uk.N
Percobaan ke-n
t t ......t n
t 1 2 .................. sec ond
n
(t t ) 2
t
n(n 1)
Percepatan
1 2
S A B Vot at , Vo 0
2
1 2
S A B at
2
S
a A2 B .....cm / s 2
t
26
2 2
1 S
a 2 S A B A3 B t
2 2
t t
Keterangan:
27
m2 = massa P+P’(kg) k = koefisien gesek kinetik
28
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
Jenis Praktikum : Bidang Miring
Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok/Nama kelompok :
NO. NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
∆P = N ∆m1 = kg
∆Sa-b = m ∆m2 = kg
∆W = N
∆g = m/s2
29
PERCOBAAN KE – 3
VISCOSITAS STOKE
3.1. TUJUAN
30
3. (Anggota: C)
Membaca volume oli pada picnometer dengan cara melihat batas oli
pada angka yang tertera pada picnometer.
4. (Anggota: A)
Menetapkan urutan bola dari yang terbesar ke yang terkecil kemudian
mengukur massa 4 massa bola logam dengan menggunakan neraca
gram secara bergantian, catat hasil.
5. (Anggota: B)
Mengukur jari-jari (r) pada setiap bola sesuai dengan urutan bola
menggunakan jangka sorong, catat hasil.
6. (Anggota: C)
Mengukur panjang jarak oli pada pipa gelas panjang berdasarkan jarak
dari permukaan atas oli sampai permukaan bawah oli pada pipa gelas
panjang (SA-B) menggunakan pita meter, catat hasil.
7. (Anggota: A)
Menjatuhkan bola pertama ke dalam oli di mulai dari permukaan atas
oli dengan tanpa kecepatan awal dan memberikan aba-aba saat bola
akan di jatuhkan.
8. (Anggota: B & C)
Mengamati dengan teliti waktu tempuh bola dari permukaan atas oli
hingga permukaan bawah oli menggunakan stopwatch, catat hasil.
* Cara menghitung waktu tempuh bola adalah secara bersama dengan
aba-aba saat bola mulai dijatuhkan dari permukaan atas oli kemudian
stopwatch mulai menghitung waktu. Saat bola tiba di permukaan
bawah oli maka stopwatch langsung dihentikan.
9. (Anggota: A)
Mengambil bola yang berada dalam pipa gelas panjang menggunakan
magnet, dengan cara memasukan magnet kedalam pipa gelas panjang.
10. Mengulangi langkah nomor 7 – 9 untuk bola selanjutnya.
31
b) Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai
dengan modul praktikum yang diberikan asisten.
c) Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan.
d) Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan.
e) Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa
perhitungan.
f) Dokumentasi kegiatan team work
Di antara salah satu sifat zat cair adalah kental (viscous) di mana zat cair
memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, misalnya kekentalan
minyak goreng berbeda dengan kekentalan oli.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris
dirumuskan sebagai Persamaan :
Fs = 6π η rv........................................................................................(1)
32
yang bekerja pada bola kelereng yaitu FA = gaya Archimedes, FS = gaya
Stokes, dan W = mg = gaya berat kelereng.
FA + FS = W .....................................................................................(2)
W = ρb.Vb.g ....................................................................................(3)
FA = ρf .Vb.g ...................................................................................(4)
Rapat massa bola ρb dan rapat massa fluida ρf dapat diukur dengan
menggunakan Persamaan (5) dan (6).
ρb = ..................................................................................(5)
ρf = ................................................................................(6)
33
Dengan mensubstitusikan Persamaan (1) ke dalam Persamaan (7)
diperoleh Persamaan (8).
η= ..................................................................................(8)
1. Percobaan Bola
t1 t 2 ... t n
t = ………….. detik
n
(t t ) 2
∆t =
n(n 1)
Keterangan:
t = waktu rata-rata (detik)
∆ t = toleransi waktu rata-rata (detik)
n = jumlah percobaan
2. Kecepatan Bola
s
V= …………………….. cm / detik
t
2 2
1 s
V= (S ) 2 (t )
2 2
t t
Keterangan:
V = kecepatan bola (cm/detik)
S = jarak (cm)
t = waktu (detik)
3. Volume Bola
4 3
Vb = .r ……… cm3
3
Keterangan:
Vb = volume bola (cm3)
r = jari-jari bola (cm)
34
4. Rapat Jenis Bola ( b )
mb
b …………. gr/cm3
vb
2 2
b = 1 (mb ) 2 3 mb (Vb ) 2
4 3 4 4
r r
3 3
b ( b b )
Keterangan:
b = Rapat Jenis Bola(gr/cm3)
mb = massa bola (gr)
vb = volume bola (cm3)
b = toleransi rapat jenis bola (gr/cm3)
ma
a ………….. gr/cm3
Va
2 2
1 m
a (ma ) 2 a2 (Va ) 2
V
Va a
a ( a a )
Keterangan:
a = Rapat Jenis Bola(gr/cm3)
ma = massa bola (gr)
va = volume bola (cm3)
a = toleransi rapat jenis bola (gr/cm3)
35
6. Koefisien Viskositas
2r 2 g
b a ……….gr/cm.s
9V
2 2
2
2
4rg
b a (r ) 2 2r b a g 2 2r 2g b a V 2
2
9V 9v 9V
2 2
2r 2 g 2r 2 g
b 2 ( a ) 2
9V 9V
KR = 100% K = 100 % -KR
Keterangan:
= Koefisien viskositas (poise)
g = gravitasi bumi (981 cm/s2)
V = kecepatan bola (cm/detik)
= toleransi koefisien viskositas (poise)
KR = Kesalahan relative (%)
K = ketelitian (%)
36
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
Δ Va = ml gravitasi = cm/dt2
Δ S(A-B) = cm
Δr = cm
Δ mb = gr Asisten Pengampu
Δ ma = gr
Δg = cm/dt2
Δ Vb = cm3
37
PERCOBAAN KE - 4
4.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu,
1. Menentukan kapasitas panas yang dibutuhkan untuk meleburkan suatu es
dan panas yang dibutuhkan untuk merubah fase cair menjadi uap.
2. Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi siklus perubahan fase
suatu zat cair.
3. Melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan sesuai dengan
praktikum kelompok tersebut.
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Panas Lebur Es dan Panas Penguapan Air harus sudah selesai
dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing–
masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.
38
4.3 PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH 1 : PERCOBAAN PANAS PENGUAPAN
PRAKTIKAN A : (Anggota 1)
1. Menimbang massa kaorimeter yang dilapisi plastik bening.
2. Mengambil air yang telah dipanaskan ±3/4 dari tinggi kalorimeter.
3. Menimbang massa campuran air dan kaorimeter
4. Mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong
sehingga didapatkan massa air.
5. Mengukur suhu awal dari air tersebut dengan termometer.
6. Memanaskan dan menutup kalorimeter dengan kawat pemanas,
kemudian menghidupkan amperemeter dan voltmeter.
7. Menyalakan stopwatch selama 10 menit.
LANGKAH 2 : PERCOBAAN PANAS LEBUR
PRAKTIKAN B : (Anggota 2)
1. Menimbang massa kalorimeter kosong
2. Mengambil air dari kran ±1/2 gelas kalorimeter.
3. menimbang massa campuran air dan kalorimeter
4. mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong
sehingga didapatkan massa air.
5. Mengukur suhu awal air dengan termometer.
6. Menimbang massa es dengan cara yang sama.
7. Mengukur suhu es dengan termometer digital.
8. Mencampurkan es dengan air kemudian menutup kalorimeter dan
mengaduk hingga es habis.
9. Mengukur suhu akhir dengan termometer.
PRAKTIKAN C : (Anggota 3)
1. Menimbang massa kalorimeter kosong
2. Mengambil air sisa percobaan sebelumnya dengan ditambah sedikit air
dari kran.
3. Menimbang massa campuran air dan kalorimeter
39
4. Mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong
sehingga didapatkan massa air.
5. Mengukur suhu awal air dengan termometer.
6. Menimbang massa es dengan cara yang sama.
7. Mengukur suhu es dengan termometer digital.
8. Mencampurkan es dengan air kemudian menutup kalorimeter dan
mengaduk hingga es habis.
9. Mengukur suhu akhir dengan termometer.
LANGKAH 3 : PERCOBAAN PANAS PENGUAPAN
PRAKTIKAN D : (Anggota 4)
1. Setelah stopwatch sampai pada menit ke 10, praktikan mencatat hasil
ampere dan volt dengan dibantu teman lain.
2. Setelah variak dimatikan, angkat utup kalorimeter dengan kawat
pemanas kemudian bersihkan sisa uap air yang ada dipinggir
kalorimeter.
40
4.5 LANDASAN TEORI
Keadaan (fase) zat di alam ada tiga fase yaitu cair, padat, dan gas. Zat –
zat itu dalam kondisi – kondisi temperatur dan tekanan tertentu mengalami
ketiga fase tersebut. Misalnya air juga mengalami hal seperti itu yaitu dalam
keadaan padat, keadaan cair dan gas atau uap. Transisi dari satu fase ke fase
lainnya disertai dengan pelepasan atau penyerapan panas dan seringkali
disertai juga perubahan volume. Sebagai contoh, andaikan sebongkah es
diambil dari kulkas dengan suhu misalnya -5 °C dan dengan cepat es
dimasukan ke dalam suatu bejana pemanas yang dilengkapi dengan
thermometer untuk mengukur temperaturnya dengan penambahan panas yang
teratur. Maka akan tampak thermometer naik secara teratur sampai suhu 0 °C.
Setelah itu es tersebut akan berubah menjadi cair atau dengan kata lain es
mencair. Disini terjadi perubahan fase dari padat menjadi cair. Kenaikan
temperatur berhenti karena panas seluruhnya dipakai untuk mencair.
Setelah es mencair seluruhnya, temperatur perlahan-lahan naik kembali.
Kenaikan yang terjadi akan lebih lambat dari sebelum mencair sebab panas
jenis dari air lebih besar dari pada panas jenis es. Kenaikan temperatur air juga
berhenti pada suhu ± 100 °C pada tekanan udara 1 atm, dengan tekanan udara
yang berbeda akan diikuti titik didih air yang berbeda – beda pula. Temperatur
akan tetap 100 °C sampai air menjadi uap seluruhnya dan seterusnya hingga
menjadi superheated jika diberikan panas terus menerus.
Titik lebur es atau titik beku air dan titik didih air nampak jelas pada grafik
di bawah ini :
41
Gambar 4.1 Grafik Perubahan Fase Zat
Besarnya panas yang diserap es untuk melebur dan panas yang diserap
untuk menguap oleh massa zat m adalah:
Q=mL
Keterangan:
Q = panas yang diserap atau dihasilkan (kalori)
L = panas yang diserap atau dihasilkan persatuan massa (kalori/kg)
Metode yang digunakan dalam percobaan:
(a) Panas lebur es dapat dicari dengan memasukan es yang sudah ditimbang
ke dalam kalorimeter yang berisi air yang sudah diketahui massanya,
kemudian diamati temperatur awal dan temperatur akhirnya. Misalnya
masa es dalam kalorimeter mes, massa air dalam kalorimeter ma, dengan
temperatur Ta dan temperatur setimbang Ts dengan azas black, panas yang
diserap sama dengan panas yang dilepaskan, didapat persamaan :
Qlepas = Qterima
ma.ca.(Ta-Ts) = mes.Lc
panas lebur es (Lc) dapat dicari dimana ma=massa air, mes=massa es
(b) Panas penguapan air dapat dicari dengan menguapkan air yang berada
dalam kalorimeter dengan kawat pemanas, tenaga yang diberikan oleh
kawat pemanas sama dengan panas yang diterima air. Dengan mengamati
perubahan massa air pada saat mendidih maka dapat dihitung panas
42
penguapan dari air tersebut. Bila suhu air panas Tm, suhu air mendidih Ts,
tegangan kawat pemanas V, arus yang melewati kawat pemanas I dalam
waktu t dengan perubahan massa air Δma, maka didapat persamaan :
V.I.t = Δma.Lv + ma.ca.(Ts-Tm)
Panas penguapan (Lv) dapat dicari.
a) PANAS LEBUR ES
mes
c .T T
2
mes
Qlepas = Qterima
V.I.t.(0,24) = (Lv.Δm) + (ma1.ca. ΔT)
(V .I .t ).0,24 (ma1.ca .T )
Lv
m
Dimana:
ma1 = massa air sebelum dipanaskan
ma2 = massa air sesudah dipanaskan
43
( I .t ).0,24 2 (V .t ).0,24
2
(V .I ).0,24
2
( V ) 2
( I ) 2
(t )
2
m m m
2
(V .I .t ).0,24 (ma .c a .T ) c a .T
2
Lv
( ( m )) 2
(ma ) 2
(m) m
2
m .T 2
m .c
2
a
(c a ) 2 a a ((T )) 2
m m
Keterangan:
REFERENSI
Sears, F.W. Mechanics, Heat and Sound
44
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
Jenis Praktikum : Panas Lebur Es Dan Panas Penguapan Air
Hari/Tanggal Praktikum :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok/Nama kelompok :
NO. NAMA PESERTA NIM TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
Temperatur Temperatur
mk air Massa air mk es Massa es Tes
No. Awal Akhir
(gr) (gr) (gr) (gr) (0C)
Tair (0C) Tc (0C)
1.
2.
Δmair = gr ΔTair = 0
C
Δmes = gr ΔTc = 0
C
ΔTes = 0
C
ΔCair = kal/gr
ΔCes = kal/gr
45
b). Panas Penguapan
A t
No. ma1 (gr) ma2 (gr) Δm (gr) V (Volt) Ta (0C) Ts (0C)
(ampere) (detik)
1.
ma = gr I = A
t = s Ta = 0
C
v = volt Ts = 0
C
(Ta) = 0
C (m) = gr
ca = gr
Asisten Pengampu
46
PERCOBAAN KE – 5
PANAS JENIS ZAT PADAT
47
5.3 PROSEDUR PELAKSANAAN
LANGKAH 1
Anggota 1:
Menimbang masa zat padat (dengan urutan benda : Alumunium, Besi,
Kuningan).
Menimbang masa kalorimeter kosong,
Memasukkan data pada table data hasil percobaan
Anggota 2:
Memasukkan zat padat ke dalam kalorimeter kosong lalu timbang
massanya,
Mengisi kalorimeter dengan air sampai zat padat terendam semuanya
(dengan banyaknya air = 3/4 dari calorimeter),
Menimbang masa air, sehingga didapat masa air = masa total – (masa
benda + masa calorimeter kosong).
Memasukkan data pada table data hasil percobaan
Anggota 3:
Menimbang masa pengaduk dan menghitung temperature zat cair
dengan menggunakan thermometer,
Memasukkan data pada table data hasil percobaan.
Anggota 4:
Memasukkan zat padat pada bejana pemanas dengan posisi yang
benar,
Memasukkan thermometer ke dalam bejana pemanas dengan posisi
thermometer menempel diatas benda tunggu benda ini sampai
suhunya mencapai 900C.
Lakukan langkah ini sebanyak 3 kali dengan benda yang berbeda
(dengan urutan benda : Kuningan, Besi, Alumunium).
LANGKAH 2 (semua anggota)
48
5.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO
49
Ganbar 5.1 Alat Peraga Panas Jenis Zat Padat
Panas jenis suatu zat ternyata tidak tetap, tetapi tergantung pada
temperatur. Panas jenis biasanya disebutkan untuk interval temperatur
tertentu, dalam hal ini : panas jenis adalah panas jenis rata-rata untuk interval
temperatur tersebut.
Panas jenis zat padat ditentukan dengan kalorimeter. Jika tidak ada
pertukaran kalor antara kalorimeter dengan sekelilingnya (ini diusahakan
dengan jalan membuat selisih antara temperatur kamar dengan temperatur
mula-mula sama dengan selisih antara temperatur akhir dengan temperatur
kamar), maka berlakulah:
mbcb(tb-t2) = ma (t2-t1) + (mkck + mpcp) (t2-t1)……………...………..(2)
mbcb(tb-t2) = (ma + mkck + mpcp) (t2-t1)……………………………...(3)
Keterangan:
mb = massa benda padat
mk = massa kalorimeter
mp = massa pengaduk
ma = massa air
tb = temperatur benda padat mula-mula
t1 = temperatur air mula-mula
50
t2 = temperatur air akhir
cb = panas jenis benda padat
ck = panas jenis kalorimeter
cp = panas jenis pengaduk
Pertukaran kalor dengan sekelilingnya dapat dikurangi dengan kalorimeter
yang sempurna pembuatannya dan percobaan yang dilakukan dengan
temperatur mula-mula yang lebih rendah dari temperatur kamar dan
temperatur akhir yang lebih tinggi dari temperatur kamar dengan selisih antara
temperatur akhir dengan temperatur kamar.
……….kal/groC
Dimana :
ta = (t2 – t1) tp = (tb – t2)
ma = (m2 – m1) mb = (m3 – m2)
Kalor
Q = mb.cb.( tb - t2 ) ……..kalori
51
K=100% - KR
Keterangan:
ma = massa air (gr)
mb = massa benda padat (gr)
mk = massa kalorimeter (gr)
cair = 1 kal/gr0C
cb = panas jenis benda padat (kal/groC)
ck = panas jenis calorimeter (kal/groC)
t1 = temperatur air mula-mula (oC)
t2 = temperatur air akhir (oC)
ta = temperatur air (oC)
tb = temperatur benda padat (oC)
Q = kalor (kalori)
KR = kesalahan relative (%)
ma = ralat massa air (gr)
mb = ralat massa benda padat (gr)
mk = ralat massa kalorimeter (gr)
mp = ralat massa pengaduk (gr)
ta = ralat temperature air (oC)
tb = ralat temperature benda padat (oC)
cair = ralat panas jenis air (kal/groC)
cb = ralat panas jenis benda padat (kal/groC)
ck = ralat panas jenis kalorimeter (kal/groC)
Q = ralat kalor (kalori)
REFERENSI
52
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
mb mk mp ma Tb T1 T2
Bahan Uji Ck Cp o o o
(gr) (gr) (gr) (gr) C C C
Kuningan
Besi 0.1010 0.2425
Aluminium
Toleransi :
ma = gr
mb = gr
mk = gr
mp = gr
ta = 0
C
tb = 0
C
ck = kal/gr0C
(t) = 0
C
cair = kal/gr0C
Asisten Pengampu
53
PERCOBAAN KE - 6
6.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu,
1 Mentukan hubungan kuantitatif antara usaha mekanis dengan panas yang
dihasilkan atau beberapa joule tenaga mekanis yang seharga satu kalori.
2 Menentukan nilai kesetaraan kalor mekanis dengan menggunakan grafik
Dalam melakukananalisis data danmemberikan kesimpulan praktikum
Kesetaraan Kalor Mekanis harus sudah selesai dilaksanakan
dandikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing
kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.
Anggota 3:
a. Neraca pegas : Pasang pada pengait atas
54
b. Plat Nikel :Pasang pada neraca pegass dan lilitkan pada silinder
tembaga
c. Beban : pasang pada pengait plat nikel (Percobaan I 0,5 Kg,
Percobaan II 1 Kg)
Anggota 1: Baca berat beban pada Neraca Pegas sebelum diputar
Anggota 2: Catat hasil berat beban sebelum diputar, masukan pada Fs1
(0,5kg) dan Fs2 (1kg)
LANGKAH 3. Mengoperasikan Percobaan
Anggota:
a. Setting termokopel reader dengan 1000 putaran
b. Pegang dan letakan termokopel pada silinder tembaga
Anggota:
a. Baca suhu awal dan suhu tiap kelipatan 200 putaran
b. Tekan tombol resetuntuk memutar silinder tembaga
c. Baca berat beban pada neraca Pegas sesudah diputar
Anggota:
a. Catat hasil berat beban setelah diputar, masukan pada Fs1 (0,5 kg) dan
Fs2 (1 kg)
b. Catat perubahan suhu untuk kelipatan 200 putaran pada tabel percobaan
55
6.5 LANDASAN TEORI
Tenaga dalam bentuk mekanis, biasanya dinyatakan dalam joule,
sedangkan dalam bentuk panas, biasanya dinyatakan dalam kalori.
Dengan suatu cara kita dapat merubah tenaga mekanis mejadi tenaga
panas, atau tenaga panas menjadi tenaga mekanis.
56
= ( Takhir - Tawal ) ( oC )
= ………
Titik Sentroid
57
Dimana, X0 = banyaknya putaran dan Y0 =perubahan suhu
Cara menentukan garis dari grafik:
= ±Δ
Keterangan:
Tm = Temperatur mula-mula (
Ta = temperature akhir (
KR = Kesalahan Relatif ( % )
K = Ketelitian ( % )
58
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
I 0.5
II 1
Toleransi :
ΔD = m DSilinder = m
ΔC = kal/gr0C
Δm = gr
ΔK = N
59
(Beban 0,5 kg) (Beban 1 kg)
Fs (1) = - Fs (2) = -
= N = N
W1 = N W2 = N
K1 = W1 – Fs (1) K2 = W2 – Fs (2)
= - = -
= N = N
Asisten Pengampu
60
PERCOBAAN KE – 7
7.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu:
1. Memahami hukum Ohm
2. Memperagakan rangkaian pengukuran arus dan tegangan pada lampu
pijar
3. Membandingkan dua bagan listrik
4. Melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan sesuai dengan
praktikum kelompok tersebut.
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Hantaran Listrik dalam Kawat harus sudah selesai
dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing –
masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.
61
Anggota memasang rangkaian seperti gambar 7.1 sesuai yang dijelaskan
oleh asisten
a. Anggota 1, mengatur tegangan variak sesuai instruksi asisten.
b. Anggota 2, mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter
dilembar yang telah disiapkan
c. Anggota 1 & 2, Mengatur tengangan variak sesuai instruksi asisten
untuk lampu selanjutnya dan mencatat hasil yang ditunjukkan
Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan.
Anggota memasang rangkaian seperti gambar 2.2 sesuai yang dijelaskan
oleh asisten
a. Anggota 3, mengatur tegangan variak sesuai instruksi asisten.
b. Anggota 4, mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter
dilembar yang telah disiapkan
c. Anggota 3 & 4, Mengatur tengangan variak sesuai instruksi asisten
untuk lampu selanjutnya dan mencatat hasil yang ditunjukkan
Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan.
LANGKAH 2
Anggota menghitung dan membandingkan tingkat kesalahan dari kedua
rangkaian tersebut dengan rumus yang tertera dimodul.
a. Anggota 1, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan
kedua untuk lampu 60 watt,
b. Anggota 2, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan
kedua untuk lampu 75 watt
c. Anggota 3, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan
kedua untuk lampu 100 watt.
d. Anggota 4, memilih rangkaian dengan nilai kesalahan paling kecil.
Dan,
V'/ I'
........................................................( II )
r V
(V V ' ) / I '
l
bandingkanlah harga r/R terhadap /r, kemudian pilihlah bagan yang baik
yaitu mempunyai kesalahan paling keacil. Dengan bagan yang dipilih, maka
lakukanlah langkah – langkah sebagai berikut:
62
LANGKAH 3
Asisten :
Memberikan daftar besar tegangan untuk percobaan.
Anggota :
a. Anggota 1 & 2, merangkai rangkaian yang dipillih.
b. Anggota 3, mengatur tegangan variak sesuai daftar yang asisten berikan.
c. Anggota 4, mencatat mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan
Voltmeter dilembar yang telah disiapkan.
d. Anggota 1, 2, 3 & 4, mengulangi langkah percobaan diatas untuk lampu
berikutnya.
63
Dimana :
I = Arus (Ampere)
V = Tegangan (Volt)
R = tahanan dari penghantar (Ohm)
Pada umumnya tahanan berubah terhadap perubahan suhu, untuk
penghantar listrik dari logam besarnya tahanan bertanbah besar jika suhunya
semakin tinggi.
7.5.1 Disipasi Tenaga Dalam Suatu Penghantar
Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik, maka dalam
penghantar ini ada tenaga listrik yang hilang dan berubah menjadi
panas, ini disebut ada tenaga listrik yang terdisipasi. Besarnya tenag
listrik yang terdisipasi tiap detik atau daya yang terdisipasi adalah :
P=V.I (watt) (Joule/s)
7.5.2. Sifat Lampu Pijar
Karena ada lampu yang terdisipasi menjadi panas maka jelaslah
bahwa tahanan suatu lampu pijar berubah dengan berubahnya
tegangan. Dalam percobaan watak lampu pijar kita teliti hubungan
antara I dan V, R dan V, P dan V. dari hal tersebut yang disebut watak
lampu pijar adalah:
a. Tegangan yang terpasang dengan arus yang mengalir
b. Tegangan yang terpasang dengan tegangannya
c. Tegangan yang terpasang dengan daya yang diambil
Bagan 1 Bagan 2
Gambar 7.1 Bagan arus listrik yang digunakan
64
Bagan 1
Dalam hal ini ada kesalahan dalam pembacaan dalam ampere meter,
karena yang terukur adalah jumlah arus yang mengalir lewat lampu
dan yang lewat voltmeter. Arus yang terbaca berlebih:
r
x100%..........................................................................................(2)
R
Dimana:
r = Tahanan Lampu (Ohm)
R = Tahanan Voltmeter (Ohm)
Bagan 2
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang
terukur adalah jumlah tegangan pada lampu dan amperemeter.
Tegangan yang terbaca berlebih:
x100%....................................................................................................(3)
r
Dimana :
= Tahanan amperemater (ohm)
r = Tahanan lampu (ohm)
jika kesalahan yang kita kehendaki maksimal sebesar a% maka
haruslah :
x100% a%..........................................................................................(4)
r
Pemilihan bagan:
Jika (r/R) < (/r) maka dipilih bagan 1, jika (r/R) > (/r) maka dipilih
bagan 2. untuk mengetahui besarnya r/R dan /r dilakukan pengukuran
– pengukuran sebagai berikut:
Daya listrik
Daya listrik adalah tenaga listrik persatauan waktu dalam satuan
joule/s atau watt. Daya pada arus bolak balik merupakan fungsi waktu,
oleh karena itu sering disebut dengan daya rata – rata selama satu
periode, secara sistematis ditulis :
65
1 T
T 0
P V .I .dt............................................................................................(5)
Dimana :
T = periode (s)
V = Harga tegangan sesaat (V)
I = Harga arus sesaat (A)
Kalau kita hitung , jika :
V=Vmaks sin t dan I=Imaks sin (t +)
.....................................................(6)
Maka :
P=V.I cos
(buktikan)..............................................................................(7)
Dengan V dan I harga efektif dari tegangan dan arus, sedangkan
adalah beda fase antara V dan I. Pada percobaan kali ini dianggap tidak
ada beda fase (=0), sehingga :
P=V.I........................................................................................................
.(8)
Dengan demikian hubungan P=f(V) dapat dibuat berdasarkan
pengamatan diatas.
P I 2 (V ) 2 V 2 (I ) 2
P=(P+P)
Resistensi (R)
V
R .............ohm
I
2 2
1 V
R (V ) 2 2 (I ) 2
I I
R=(R+R)
66
R
KR x100%
R
K=100%-K
Keterangan :
P = daya (watt) P = toleransi daya (watt)
V = tegangan (Volt) R = toleransi tahanan (ohm)
I = arus (Ampere) KR = keselahan relatif(%)
R = tahanan (ohm) K = ketelitian(%)
67
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
Bagan Percobaan 1
1.
Bagan Percobaan 2
1.
68
Bagan Percobaan Yang Dipilih
1.
2.
3.
4.
5.
V = Volt
I = A
Asisten Pengampu
69
PERCOBAAN KE - 8
BANDUL MATEMATIS
8.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu,
1. Mengamati gerak osilasi bandul matematis
2. Menentukan frekuensi bandul matematis
3. Menentukan nilai tetapan pecepatan gravtasi bumi
Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan
praktikum Bandul Matematis harus sudah selesai dilaksanakan dan
dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing kelompok
selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.
LANGKAH 1 : PERCOBAAN
70
LANGKAH 2 : PENGULANGAN PERCOBAAN
2 g
T l
Keterangan :
71
adalah frekuensi bandul matematis
T adalah periode bandul matematis
g adalah tetapan percepatan gravitasi bumi
l adalah panjang tali
dengan mengetahui periode dan panjang tali bandul matematis, dapat
diperoleh tetapan gravitasi.
g= g±Δg
K = 100% - KR
Keterangan :
t = waktu (s)
n = banyak osilasi
l = panjang tali (m)
T = periode satu kali osilasi (s)
m1 = gradien garis 1 pada grafik
m2 = gradien garis 2 pada grafik
mg = gradien garis tengah pada grafik
72
LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
Waktu
Panjang Tali (l) Banyak Periode (T)
Perc. Sudut Osilasi
m Osilasi ( n ) ( detik )
( detik )
1
2
3
4
5
Toleransi :
Δl = m
ΔT = m
Asisten Pengampu
73
FLOW CHART PROSEDUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2017
Mulai
Daftar
Ulang
Praktikum
Fisika
Dasar
Technical Meeting
Praktikum Fisika
Dasar
Tugas
Pendahuluan
Pre-Test
Praktikum Fisika
Dasar
Laporan
No Yes Pengerjaan 4 No
Inhall Praktikum Hadir Praktikum Memeriksa
Asistensi Perobaan ACC Selesai
Fisika Dasar Fisika Dasar Kloter I Laporan
Yes
Laporan
No Yes Pengerjaan 4 No
Inhall Praktikum Hadir Praktikum Memeriksa
Asistensi Perobaan ACC Selesai
Fisika Dasar Fisika Dasar Kloter II Laporan
Yes
Post Test
Praktikum Fisika
Dasar
Selesai
74
CONTOH LOG BOOK PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
Asisten :
No. Tanggal Uraian Penanggung Jawab TTD Asisten
Kegiatan Pendamping
75
SURAT KESEPAKATAN
(..........................................)
76