Anda di halaman 1dari 1

Contoh:

PT Marga Jaya menyatakan dalam SPT Tahunan PPh Badan tahun 2013 bahwa angsuran PPh
Pasal 25 untuk setiap bulan mulai April 2014 adalah sebesar Rp500.000,- per bulan. Sedangkan
angsuran PPh Pasal 25 Januari-Maret 2014 mengikuti angsuran bulan Desember 2013, yaitu
sebesar Rp400.000,-
Pada bulan April 2015, PT Marga Jaya sudah menghitung bahwa besarnya PPh yang terutang
untuk satu tahun pajak adalah sebesar Rp9.000.000,-. Kredit pajak yang dimiliki diantaranya
adalah PPh Pasal 23 sebesar Rp1.000.000,- dan PPh Pasal 22 sebesar Rp750.000,-
Maka pembukuan yang dilakukan oleh PT Marga Jaya adalah:
Mencatat angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan mulai bulan April 2014:

Uraian Debit Kredit


PPh Pasal 25 (Prepaid tax) 500.000,-
Kas 500.000,-

Mencatat Pelunasan PPh Pasal 29 di akhir tahun pajak:

Uraian Debit Kredit


Beban PPh Tahunan 9.000.000,-
PPh Pasal 25 (Prepaid Tax) 5.700.000,-
Uang Muka PPh Pasal 23 1.000.000,-
Uang Muka PPh Pasal 22 750.000,-
Kas 1.550.000,-

Prepaid tax sebesar Rp5.700.000,- diperoleh dari 3 bulan (Januari, Februari dan Maret 2014) x
Rp400.000,- dan 9 bulan (April-Desember 2014) x Rp500.000,-

Anda mungkin juga menyukai