Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pancasila merupakan warisan bangsa dari para pendahulu kita yang wajib kita jaga dan kita
terapkan pada kehidupan bangsa saat ini. Dengan kita menganut dari makna yang
terkandung dalam Pancasila kehidupan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang
bermoral tinggi, berkeadilan dan persatuan bangsa akan terjaga. Di dalamnya terdapat isi
dan arti yaitu unsur-unsur pembentuk Pancasila berisi tentang pentunjuk berperilaku sehari-
hari dan juga mengatur dari hukum yang berlaku di negara Indonesia.
Pancasila juga memiliki kedudukan dan fungsi yang penting bagi bangsa Indonesia, antara
lain sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengatur segala tingkah laku dan
tindakan warga negara Indonesia, juga sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila
yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa adalah sebuah rasionalitas kita sebagai
bangsa yang majemuk, multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras yang
tergambar dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika agar menjadi bangsa yang bersatu, adil
dan makmur.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Dengan membaca makalah ini, penulis dan pembaca pada khususnya dapat Mengkhayati,
dan mengamalkan makna-makna, kedudukan dan fungsi dari Pancasila dalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila


A. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara
Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)adalah sebagai
dasar negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketemtuan Pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan sebagai berikut :maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kata berdasarkan tersebut secara jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan dasar
dari NKRI. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ini merupakan kedudukan yuridis
formal oleh karena tertuang dalam ketentuan hukum negara, dalam hal ini UUD 1945 pada
Pembukaan Alenia IV. Secara historis pula dinyatakan bahwa Pancasila yang dirumuskan
oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk menjadi dasarnya
Indonesia merdeka.

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Pancasila
sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.

B. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Ideologi berasal dari kata ideo artinya cita-cita,gagasan,konsep pengertian dasar, cita-cita.
dan logy berarti: pengetahuan, ilmu dan paham. Dalam pengertian sehari-hari, idea
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat
tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar atau
pandangan/paham. Hubungan manusia dan cita-cItanya disebut dengan ideologi. Ideologi
berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan
bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut. Ideologi yang pada mulanya berisi
seperangkat gagasan, dan cita-cita berkembang secara luas menjadi suatu paham
menngenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.

C. Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia


Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai
dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945.
Secara rinci sebagai berikut :
1. Melindungi seganap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial

Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai ,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,
bertakwa dan berahklak mulia, cita tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
mengausai ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta
berdisiplin.

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsaIndonesiabelum merdeka. BangsaIndonesiadijajah oleh


bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa diIndonesia, misalnya
bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa
Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI
terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak,
Mataram,Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsaIndonesiaselalu
melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.
saat ituIndonesiadiduduki oleh bala tentara Jepang.
Namun Jepang tidak terlalu lama mendudukiIndonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang
mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsaIndonesiaagar
bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada
tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29
April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia,
yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan
(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Tugas badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk
dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaanIndonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama
pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus
mengenai calon dasar negara untukIndonesiamerdeka nanti. Muhammad Yamin
mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri ataslimahal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk
dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal
17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan
acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya
(Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

D. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi:


1) Dimensi Idealitasartinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-
cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
2) Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber
dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik
mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
3) Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat
masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi atau
ditaati yang sifatnya positif.
4) Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman,
dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

2.2 LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


A. Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk dalam suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak Zaman
kutai. Beratus ratus tahun bangsa Indonesia berjuang menemukan jati dirinya sebagai
suatu bangsa yang merdeka , mandiri serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu
proses yang panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya ,
yang di dalamnya tersimpul ciri khas , sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan
bangsa lain.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang harus memiliki visi harus serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang ambing ditengah tengah masyrakat Internasional.
Jadi, secara historis bahwa nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila, sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sehingga asal nilai nilai pancasila tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa
materialis pancasila.
2. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa
memiliki suatu pandangan hidup. Filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang
ambing dalam pergaulan masyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta
pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain . Negara komunisme dan liberalisme
meletakan dasar filsafat negaranya pada suatu konsep ideologi tertentu.
Berbeda dengan bangsa bangsa lain , bangsa Indonesia mendasarkan pandangan
hidupnya dalam masyarrakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas cultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Satu satunya karya besar bangsa Indonesia
yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang
bangsa dan Negara yang mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang terutang
dalam sila sila pancasila.

3. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di pendidikan Tinggi tertuang dalam
undang undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 29 telah
menetapkan bahwa ia isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib memuat
pendidikan pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan konseptual
tersebut kemudian dikokohkan kembali oleh kehadiran dan undang undang Nomor tahun
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional sebagai pengganti undang undang no
2 tahun 1989.

4. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan
Filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah merupakan suatu keharusan moral untuk
secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat ,
berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada kenyataan secara filosofis dan objektif
bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada
nilai nilai yang tertuang dalam sila sila pancasila yang secara filosofis merupakan filosofis
bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual yang penuh tanggung
jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing masing.
Sedangkan kompotensi lulusan pendidikan pancasila ditujukan untuk memahami
seperangkat tindakan intelektual , yang penuh tanggung jawab sebagai seorang warga
Negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai nilai pancasila.

2.3 FILSAFAT PANCASILA


PENGERTIAN FILSAFAT
Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani ( philosophia ). Kata philosophia
merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti
kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan,
pengetahuan
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai
hikmat atau mencintai pengetahuan.

PENGERTIAN FILSAFAT MENURUT TOKOH-TOKOH FILSAFAT


1. Socrates (469-399 s.M.)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.

2.plato (472-347 s.M.)


Dalam karya tulisanya republik plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pecinta
pandangan tentang kebenaran (vision of truth).dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah.dalam konsepsi plato filsafat
merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau
Perekaan terhadap pandangan tentang sseluruh kebenaran. Filsafat plato ini kemudian
digolongkan sebgai filsafat spekulatif.

Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat
Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu
sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

CABANG-CABANG FILSAFAT
1) Metafisika, membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis yang meliputi
bidang-bidang ontologi, kosmologi dan antropologi.
2) Epistimologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
3) Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan
4) Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil
berfikir yang benar.
5) Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
6) Estetika, berlaitan dengan persoalan hakikat keindahan

PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT


Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL


Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasan Yunani eidos yang artinya
bentuk . Disamping itu ada kata idien yang artinya melihat. Jadi secara harfiah ideologi
berarti ilmu pengertian-pengertian dasar.
Secara umum ideologi dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan , ide-ide,
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut; bidang politik, bidang sosial, bidang kebudayaan, dan bidang keagamaan.
(Soejono Soemargono, Ideologi Pancasila Sebagai Penjelmaan Filsafat Pancasila dan
Pelaksanaannya dalam masyarakat Kita Dewasa ini)

IDEOLOGI TERTUTUP
Suatu sistem pemikiran tertutup dengan ciri khas:
Ideologi tersebut bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat melainkan merupalan
suatu cita-cita satu kelompok orang yang yang mendasari suatu program untuk mengubah
atau membaharui masyarakat. Isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu,
melainkan intinya terdiri dari tuntutan kongkret dan operasional yang keras, yang diajukan
dengan mutlak.

IDEOLOGI TERBUKA
Suatu sistem pemikiran terbuka dengan ciri khas:
Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,melainkan digali dan diambil dari harta
kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.Ideologi terbuka tidak hanya
dapat dibenarkan, melainkan dibutuhkanIsinya tidak operasional, baru menjadi operasional
kalau sudah dijabarkan kedalam perangkat yang berupa konstitusi atau perundang-
undangan lainnya.

Ideologi bermakna sebagai cita-cita harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang secara
bersama merupakan suatu orientasi yang bersifat dasariah bagi semua tindakan dalam
hidup kenegaraan. Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya
melalui berbagai realisasi pembangunan, hal ini desebabkan karena dalam ideologi
terkandung suatu orientasi praktis.

KEBERADAAN PANCASILA
1) Pancasila sebaga jiwa Bangsa Indonesia
2) Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia
3) Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
4) Pancasila sebagai dasar Negara RI
5) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
6) Pancasila sebagai perjanjian luhur Bangsa Indonesia pada waktu Mendirikan Negara.
7) Pancasila sebagai cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
8) Pancasila Sebagai falsafah Hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia.
RUMUSAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila: Pancasila yang terdiri dari lima sila setiap sila
bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki suatu kesatuan
dasar ontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki
hakikat mutlak monopluralis, hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis.

2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila:


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga juga merupakan suatu sistem pengetahuan.

3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila


Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga juga memiliki suatu kesatuan dasar
aksiologinya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga
merupakan satu kesatuan.

Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu


nilai dasar.nilaiinstrumental, dan nilai praktis. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima
sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu
dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang
selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini
merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam
masyarakat. Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai
dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas
kehidupan masyarakat, berbansa, dan bernegara.

2.4 Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu
kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara. Adapun nilai-nilainya yaitu berupa nilai-
nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai nilai religious.
1) Zaman Kutai
Masyarakat Kutai membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan
sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk karangan kenduri serta sedekah kepada
Brahmana.

2) Zaman Sriwijaya
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan Sriwijaya yang
dibawah kekuasaan wangsa Syilendra.Kerajaan ini adalah kerajaan maritime yang
mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat Sunda, selat Malaka.Dalam sistim
pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda.Pada saat itu, kerajaan
dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.

3) Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit


Banyak kerajaan yang menanamkan nilai-nilai nasionalisme seperti di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur.Pada kerajaan Airlangga mengalami penggemblengan lahir
dan batin.Para rakyat dan Brahmana bermusyawarah sebagai perwujudan sila ke-4.

4) Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja Hayam Wuruk
dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala, Pada saat ini di
perkenalkan pula istilah bhineka tunggal ika dalam kitab Sutasoma. Sumpah Palapa pun
diucapkan untuk mempersatukaan semua wilayah kerajaan.

5) Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh, maka berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di
Indonesia.Bersama dengan itu, maka berkembang pula kerajaan-kerajaan Islam seperti
kerajaan Demak.Selain itu, berdatangan juga bangsa-bangsa Eropa di Nusantara.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya berdagang, namun kemudian berubah
menjadi praktek penjajahan.Adanya penjajahan membuat perlawanan dari rakyat Indonesia
di berbagai wilayah nusantara, namun karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di
antara mereka maka perlawanan tersebut senantiasa sia-sia.

6) Kebangkitan Nasional
Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa
yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri.
7) Zaman Penjajahan Jepang
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun kaisar Jepang, Jepang
memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa
syarat. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai
wujud realisasinya terbentuklah suatu badan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia) dengan ketua Dr. K.R.T Radjiman wediodiningrat.Dengan 60
anggota.

8) Sidang BPUPKI Pertama


Terdapat usulan-usulan sebagai berikut:
Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
negara sebagai berikut: I. Peri kebangsaan II. Peri kemanusian III. Peri Ketuhanan IV. Peri
kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan, kebijaksanaan) V. Kesejahteraan rakyat
(keadilan sosial). Selain usulan tersebut pada akhir pidatonya Muh.Yamin menyerahkan
naskah sebagai lampiran yaitu suatu rancangan usulan sementara berisi rumusan Undang
Undang Dasar RI.

9) Sidang BPUPKI kedua (10-16 Juni 1945)


Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti dengan istilah
Undang Undang Dasar.Keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk negara
republik dan luas wilayah negara baru.Tujuan anggota badan penyelidik adalah
menghendaki Indonesia Raya yang sesungguhnya, yang mempersatukan semua kepulauan
Indonesia.

2.5 Pancasila Sebagai Sumber Etik


A. Pengertian Etika
Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip yang mendasar
tentang pandangan moralitas.

B.Hubungan Etika dengan Nilai, Norma dan Moral


Dalam pembentukan sistem etika dikenal namanya nilai, norma dan moral.
Nilai : Sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri
Norma : Aturan tingkah laku yang ideal.
Moral : Integritas dan martabat pribadi manusia.
Sedangkan etika sendiri memiliki makna suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran dan pandangan moral.
Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup
erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini.

C.Pancasila sebagai Sumber Etika


Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan sebagai
sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai
pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik
tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

D.Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Indonesia


Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 menyatakan: Pancasila seperti tercantum dalam
Pembukaan UUD 45 merupakan sumber hukum yang berlaku di negara RI dan karena itu
secara obyektif ia merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cia-
cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan bangsa . Sebagai dasar pandangan
hidup bernegara dan sistem nilai kemasyarakatan, Pancasila mengandung 4 pokok pikiran,
sebagai berikut:
1. Negara merupakan negara persatuan, yang bhinneka tunggal ika.
2. Negara Indonenesia didirikan dengan maksud mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat , dan berkewajiban pula mewujudkan kesejahteraan serta mencerdaskan
kehidupan bangsa.
3. Negara didirikan di atas asas kedaulatan rakyat
4. Negara didirikan di atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung arti bahwa
negara menjunjung tinggi keberadaan agama-agama yang dianut bangsa .

E.Etika Kehidupan Bangsa Indonesia


Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan Berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam berpikir,
bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan
kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.
2.6 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang dalam ilmu
kenegaraan popular disebut sebagai dasae filsafat Negara (Philosofische Grondslag). Dalam
kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma, kaidah baik moral
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di
negara Republik Indonesia.

Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hokum, oleh karena itu
segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara di atur dalam suatu system
peraturan perundang-undangan. Dalam pengertian inilah maka negara dilaksanaka
berdasarkan pada suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar Negara. Pembagian
kekuasaan, lembaga-lemaga tinggi negara, hak dan kewajiban warga negara, keadilan social
dan lainya di atur dalam suatu Undang-Undang Dasar negara.

2.7 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional


Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma sebagai ilmu
pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah Thomas S.
Khun. Pengertian paradigama adalah:
suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoritis yang umum , sehingga merupakan sumber
hokum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, cirri,
serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri (Kaelan, 2000).

Sifat ilmu pengetahuan yang dinamis menyebabkan semakin banyak hasil-hasil penelitian,
sehingga membuka kemungkinan ditemukan kelemahan-kelemahan pada teori-teori yang
digunakan. Dengan demikian para ilmuwan mengkaji kembali teori-teori dasar dari ilmu itu
sendiri. Contohnya dalam ilmu social manakala suatu teori didasarkan kepada hasil
penelitian ilmiah berdasarkan metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat
bedasarkan sifat-sifat parsial, terukur dan korelatif ternyata hasil daripada ilmu pengetahuan
itu secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan, yaitu
manusia. Bedasarkan kajian paradigm ilmu pengetahuan social tersebut kemudian
dikembangkan metode baru, yaitu metode kualitatf.

Anda mungkin juga menyukai