Anda di halaman 1dari 13

Edema

Edema menurut Arthur C. Guyton (2006:302) menunjukkan adanya cairan berlebihan pada
jaringan tubuh. Pada banyak keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan
estraselular, tapi juga dapat melibatkan cairan intraselular 3.

A. Edema Intraseluler

Terjadinya pembengkakan intraseluler, karena dua kondisi, yaitu :

1. Depresi sistem metabolik jaringan


2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman
oksigen dan nutrisi berkurang. Jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk
mempertahankan metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel
menjadi tertekan. Bila ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak
dapat lagi di pompa keluar dari sel, dan kelebihan natrium dalam sel menimbulkan
osmosis air dalam sel, sehingga edema dapat terjadi pada jaringan yang meradang.

B. Edema Ekstraseluler

Edema ini terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ekstraseluler.
Terjadinya pembengkakan ekstraseluler, karena dua kondisi yaitu :

1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi


kapiler.
2. Kegagalan limpatik untuk mengembalikan cairan dari interstisiuim ke dalam darah.
Penyebab klinis akumulasi cairan interstisial yang paling sering adalah filtrasi
cairan kapiler yang berlebihan.

Edema Pada Ibu Hamil

Kejadian edema pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa factor seperti posisi tidur,
pre eclampsia proteinuria, tekanan dalam rahim,gagal jantung, kelebihan natrium,dan
peningkatan permeabilitas kapiler (Guyton & Hall, 2006).

Edema bisa menunjukkan adanya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan apabila edema
dimuka atau di jari, sakit kepala hebat,penglihatan kabur sebagai akibat dari pre eklampsia
(Purwaningsih, 2012). Sejalan dengan pendapat Tiara(2012), edema cukup berbahaya bagi
ibu hamil karena bisa menyebabkan gangguan pada jantung, ginjal dan lain sebagainya
sehingga menyebabkan organ tubuh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Rahmawati (2012), mengatakan bahwa seorang wanita dapat mengidap tekanan


darah tinggi sebelum dirinya hamil atau muncul ketika hamil. Artinya, kehamilan dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti munculnya kelainan pre eklampsia (keracunan
kehamilan) yang dibarengi dengan edema (bengkak).

Pada keadaan ringan, kaki bengkak dapat diatasi dengan tidur dengan kaki lebih
tinggi dan mengurangi makan garam. Bila kaki bengkak abnormal diikuti oleh sakit kepala,
pandangan makan kabur,pada pemeriksaan urin ditemukan protein yang meningkat dan
tekanan darah meningkat. Bengkak kaki yang berhubungan dengan komplikasi bumil harus
mendapat pengobatan khusus (Ayu, 2009).

Penyebab edema yang terpenting adalah hilangnya protein yang lebih banyak dari
yang dapat dibuat oleh hati yang sehat (Sibuea, 2008). Penurunan konsentrasi plasma akibat
kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran
protein yang menimbulkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma.

Apabila ibu hamil mengalami penurunan konsentrasi protein akan mengakibatkan


peningkatan kapiler diseluruh tubuh sehingga terjadi edema ekstraseluler dan dapat
mengakibatkan malnutrisi protein (Guyton & Hall 2006).

Jadi, dari pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa gambaran klinis
mengenai edema pada kehamilan yaitu :

1. EDEMA AKIBAT TEKANAN VENA PADA KOMPRESI PERTUMBUHAN JANIN

Deskripsi
Edema seringkali terjadi pada ekstremitas bawah wanita hamil. Penurunan arus
balik tersebut mengakibatkan adanya akumulasi cairan di bagian bawah tubuh apalagi jika
wanita hamil berdiri dalam waktu lama. Selain itu, pada masa kehamilan juga terjadi
penurunan tekanan osmotik koloid interstisial akibat dari meningkatnya volume cairan
ekstrasel. Dengan adanya penurunan tekanan osmotik interstisial, maka osmosis akan lebih
mudah terjadi menuju ke daerah interstisial. Hal ini yang kemudian menyebabkan
terjadinya edema yang umumnya terjadi pada tahap akhir kehamilan.
Penyebab
Hal ini disebabkan oleh menurunnya arus balik darah vena akibat Vena cava
inferior yang terkompresi oleh pertumbuhan janin.
Gejala
Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
Tindakan dan Pengobatan

2. EDEMA AKIBAT GRAVITASI

Deskripsi
Sewaktu seseorang berbaring, gaya gravitasi bekerja secara merata, sehingga tidak
perlu dipertimbangkan. Namun ketika seseorang berdiri, efek gravitasi tidak merata.
Selain tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung. Terdapat dua konsekuensi
penting dari peningkatan tekanan ini. Pertama, vena yang dapat melebar di bawah
peningkatan tekanan ini, sehingga semakin lebar dan kapasitasnya meningkat.

Gambar.
Faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan edema termasuk tekanan hidrostatik dari ruang
interstitial dan intravascular, dan tekanan onkotik plasma dan interstitium. Permeabilitas membran -
kapiler menentukan pergerakan osmotik partikel aktif antara ruang intravaskular,
dan ekstravaskular

Walaupun arteri-arteri juga mendapat efek gravitasi yang sama, mereka tidak
melebar seperti vena karena arteri tidak mudah teregang. Sebagian besar darah yang
masuk ke kapiler cenderung menumpuk di vena-vena tungkai bawah dan tidak
dikembalikan ke jantung.Kedua peningkatan mencolok tekanan darah kapiler terjadi
akibat efek gravitasi menyebabkan filtrasi berlebihan cairan keluar. Jaringan kapiler
ekstremitas bawah dan menimbulkan edema lokal (yaitu pembekakan kaki dan
pergelangan kaki).
Penyebab
Disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatis dan terjadi pelebaran vena
yang mengakibatkan menumpuk di bagian ekstremitas bawah, seolah-olah gravitasi bumi
diterima tidak merata oleh tubuh sehingga terjadi edema karena keluarnya cairan berlebih.
Gejala
Kaki dan pergelangan kaki bengkak
Tindakan / Pengobatan
Obat diuretik

3. EDEMA AKIBAT PERSALINAN LAMA

Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam. Beberapa
komplikasi akibat persalinan lama adalah kerusakan endotel pembuluh darah, timbunan
trombosit, dan vaasokontriksi pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan perfusi dan
metabolisme organ vital dalam bentuk ekstravasasi cairan menuju ekstravaskular,
menimbulkan edema lokal tibia hingga anasarka

Gambar. Edema pada tungkai kaki

Sewaktu seseorang berbaring, gaya gravitasi bekerja secara merata, sehingga tidak
perlu dipertimbangkan. Namun sewaktu seseorang berdiri, efek gravitasi tidak merata.
Selain tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung. Terdapat dua (2) konsekuensi
penting dari peningkatan ini. Pertama, vena yang dapat melebar “menyerah” di bawah
peningkatan tekanan hidrostatik ini, sehingga melebar dan kapasitasnya meningkat.
Walaupun arteri-arteri juga mendapat efek gravitas yang sama, mereka tidak melebar
seperti vena karena arteri tidak mudah teregang. Sebagian besar darah yang masuk ke
kapiler cenderung menumpuk di vena-vena tungkai bawah dan tidak dikembalikan ke
jantung.

a. Edema Pada Organ Jalan Lahir

Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak


(kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri,
dan uterus. Kelainan pada vulva yang dapat menyebabkan distosia antara lain; edema
yang biasanya diakibatkan oleh persalinan yang lama dengan penderita yang dibiarkan
meneran terus menerus, stenosis pada vulva yang terjadi sebagai akibat perlukaan dan
radang yang menyebabkan ulkus sehingga menimbulkan parut, dan tumor. Sedangkan
kelainan vagina yang menyebabkan distosia antara lain; stenosis vulva, septum vagina
dan tumor vagina .

b. Edema pada vulva

Edema (oedema) vulva terjadi karena meningkatnya volume cairan


ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan
cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan
rongga-rongga badan) pada vulva.Edema bisa timbul pada waktu kehamilan. Biasanya
sebagai gejala pre-eklamsi akan tetapi dapat pula timbul karena sebab lain misalnya
gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinan yang lama. Edema dapat juga terjadi
pada persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik atau wanita mengejan terlampau lama
(terus menerus), sedangkan kepala belum cukup turun. Diagnosa dapat ditegakkan
dengan menginspeksi adanya pembengkakan pada daerah vulva.

4. EDEMA DALAM PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Perlu diketahui bahwa edema tidak lagi berlaku menjadi kriteria utama penegakkan
diagnosis pre-eklamsia dan eklampsia karena edema telah secara umum ditemukan pada ibu
hamil yang sehat. Tentunya pada pre-eklamsia dan eklamsia dapat ditemukan edema. Namun
demikian, perubahan fisiologis pada pre-eklampsia yang luas menjadikan perubahan iskemik
pada beberapa organ, salah satunya adalah ginjal yang berpotensi menyebabkan retensi cairan
yang berujung pada edema generalisata (anasarka). Gambaran klinik pre-eklampsia ringan
dapat ditemui edema ringan (Lokalisata) dengan kenaikan berat badan 1 kg/minggu.

Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah adanya spasme


pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Bila dianggap bahwa spasmus
arteriolar juga ditemukan diseluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah
yang meningkat nampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar
oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Di sisi lain kenaikan tahanan perifer tidak lagi Sekitar
5 hingga 7% wanita hamil mengalami peningkatan tekanan darah arteri secara mendadak
hingga ke level hipertensi (>140/90 mmHg) pada beberapa bulan terakhir kehamilan. Hal
ini dihubungkan dengan terjadinya proteinuria (>300 mg/hari). Kondisi yang disebut
preeklampsia ini ditandai dengan retensi air dan garam berlebih oleh ginjal, hipertensi
mendadak, proteinuria, sakit kepala, dan edema yang bersifat general.
Terjadi penurunan GFR dan aliran darah ke ginjal. Adapun penyebab dari
preeklampsia masih terus diteliti. Ada yang menyatakan bahwa preeklampsia disebabkan
oleh sekresi plasenta dan hormon adrenal yang berlebih. Adapula yang menyatakan bahwa
preeklampsia merupakan suatu bentuk autoimunitas atau alergi terhadap keberadaan fetus.
Pendapat lain yang cukup kuat nilai evidence-nya adalah kurangnya suplai darah ke
plasenta sehingga meningkatkan pelepasan zat fms-like tyrosine kinase dari plasenta yang
menimbulkan disfungsi pada endotel vaskular, hipertensi, dan proteinuria. (Harrison,
Guyton). Hal tersebut kemudian mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, retensi
air dan garam yang berlebih hingga edema, dan peningkatan tekanan darah.
Gambar. Edema pada tungkai kaki

c. Disfungsi Sel Endotel pada komplikasi Preeklampsia

Definisi

Endotel adalah lapisan yang melapisi dinding vaskular yang menghadap ke


lumen dan melekat pada jaringan subendotel yang terdiri atas kolagen dan berbagai
glikosaminoglikan termasuk fibronektin. Dahulu dianggap bahwa fungsi endotel adalah
sebagai barrier struktural antara sirkulasi dan jaringan sekitarnya, tetapi sekarang telah
diketahui bahwa endotel berfungsi mengatur tonus vaskular, mencegah trombosis,
mengatur aktivitas sistem fibrinolisis., mencegah perlekatan leukosit dan mengatur
pertumbuhan vaskular.
Tabel. Alur Disfungsi Endotel

Penyebab
Berdasarkan adanya hipertensi, edema, dan proteinuria diduga sebagai disfungsi
endotel memegang peranan patogenensis preeklampsia.
Gejala & Tanda Klinis
Preeklampsia juga dapat ditandai dengan:

 Pembengkakan pada wajah, tangan atau kaki


 Sakit kepala yang sulit hilang / parah
 Nyeri pada perut bagian atas atau bahu
 Gangguan fungsi hati
 Mual dan muntah
 Kesulitan bernapas
 Terganggunya penglihatan

Tindakan

Bila dokter menemuii adanya gejala klinis preeklamsia dari hasil pemeriksaan
tekanan darah, maka pasien biasanya akan diminta untuk melakukan beberapa
pemeriksaan, seperti:
 Ultrasonografi (USG). Dalam tes ini akan dilakukan pemeriksaan berat janin
dan jumlah air ketuban. Kurangnya air ketuban adalah salah satu tanda
rendahnya suplai darah ke janin.
 Pemeriksaan darah. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui kinerja organ hati
dan ginjal, serta jumlah trombosit dalam darah.
 Analisis urine. Dari sampel urine kolektif selama 24 jam dapat diperiksa
kandungan protein, sementara dari sampel urine tunggal (sewaktu) dapat
diperiksa perbandingan kadar protein dan kreatinin.
 Nonstress test atau NST. Pada pemeriksaan ini diukur detak jantung bayi saat
bergerak di dalam kandungan.

Obat-obatan yang diberikan biasanya pada ibu hamil yang menderita preeklamsia
adalah:

 Antihipertensi. Dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah yang aman
bagi janin dan ibunya.
 Kortikosteroid. Paru-paru janin bisa berkembang lebih cepat dalam waktu
singkat dengan bantuan obat ini. Selain itu, kortikosteroid juga dapat
meningkatkan kinerja liver dan trombosit, sehingga kehamilan dapat
dipertahankan lebih lama
 Antikejang. Dokter bisa saja meresepkan obat antikejang jika preeklamsia yang
diderita cukup parah, agar terhindar dari munculnya kejang.

d. Edema Paru

Deskripsi
Penderita eklampsia dan hipertensi dalam kehamilan mempunyai faktor resiko
besar terjadinya edema paru.
Penyebab
Edema paru disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada
pembuluh darah kapiler paru, dan menurunnya diuresis.
Gejala
Gejala edema paru kronis juga dapat disertai dengan dengan suara napas
tersumbat yang khas saat menghembuskan napas (mengi), terbangun pada malam
hari saat tidur, peningkatan berat badan yang cepat, bengkak pada kedua tungkai.
Tindakan/Pengobatan
Dalam penanganan edema paru pemasangan kateter arteri paru (mengukur
tekanan didalam pembuluh darah), tes darah, elektrokardiografi.
Sebagai penanganan pertama edema paru, dokter akan memberikan
penderita oksigen. Setelah itu, untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah, baik
sebelum masuk paru-paru dan jantung, atau setelahnya. Obat yang diberikan adalah
diuretik seperti furosemidedan obat golongan nitrat seperti nitrogliserin. Diuretik
bekerja dengan membuang lebih banyak cairan, sedangkan nitrat bekerja dengan
melebarkan pembuluh darah. Kedua hal tersebut dapat mengurangi tekanan di dalam
pembuluh darah.

Gambar. Edema Paru


e. Edema Cerebri

Deskripsi
Komplikasi neurologi eklampsia yang utama adalah kejang. Encephalopati
merupakan salah satu komplikasi lain dari eklampsia. Edema cerebri, encephalopati
hipertensi, dan perdarahan intrakranial merupakan penyebab utama encephalopati
akibat disfungsi autoregulasi cerebral pada eklampsia.
Penyebab
Edema cerebri merupakan bentuk komplikasi lanjut dari eklampsia. Edema
timbul akibat disfungsi autoregulasi cerebral, sehingga timbul ekstravasasi cairan dan
protein melalui sawar darah otak. Edema cerebri difus diakibatkan oleh karena
campuran edema sitotoksik dan edema vasogenik oleh karena tingginya aliran darah
otak.
Gejala
Edema cerebri difus yang mengakibatkan gejala-gejala global sistem saraf pusat
terjadi pada 6% penderita eklampsia. Seperti nyeri kepala, leher kaku, mual hingga
mutah, nafas tidak berubah, lumpuh, kejang, hinga hilang kesadaran dan hilang ingatan.
Tindakan / Pengobatan
Tindakan akan dilakukan dengan melakukan CT SCAN / MRI yang bertujuan
untuk mengetahui letak pembengkakan. Dilakukan pengobatan dan operasi lebih lanjut.

Gambar. Edema cerebri

f. Edema Papil

Deskripsi

Papil edema merupakan tanda lain peningkatan tekanan intrakranial yang


merupakan komplikasi lanjutan edema cerebri. Laporan kasus serial Chakravarty dan
Chakrabarti (2002) pada 7 pasien eklampsia yang dilakukan pemeriksaan pencitraan,
hasil menunjukkan bahwa gangguan lobus oksipitalis bilateral (dibuktikan dengan MRI
dan CT Scan) dijumpai pada seluruh pasien.

Penyebab

Biasanya komplikasi dari edema cerebri. Di bagian saraf optik terjadi


pembengkakan karena tertahannya aliran axoplasmic. Ruang subarachnoid pada otak
dilanjutkan langsung dengan pembungkus saraf optik. Oleh karena itu, jika tekanan
cairan cerebrospinal (LCS) meningkat, maka tekanannya akan diteruskan ke saraf
optik, dan pembungkus saraf optic bekerja sebagai suatu tourniquet untuk impede
transport axoplasmik. Hal ini menyebabkan penumpukan material di daerah lamina
cribrosa, menyebabkan pembengkakan yang khas pada saraf kepala.

Gejala

Pasien biasanya mengeluhkan penurunan tajam penglihatan yang bersifat akut


dan nyeri akibat tekanan intraokular yang signifikan serta penurunan tajam penglihatan
disebabkan oleh timbulnya edema papil optik (Berndt, 1982). Gangguan penglihatan
dapat pula bersifat central, akibat gangguan traktus visual di lobus oksipitalis.
Gangguan lobus oksipitalis disebabkan oleh karena edema, mikro-infark, dan mikro
hemoragik. Gangguan lobus oksipitalis bilateral akan menyebabkan munculnya buta
kortikal, yang biasanya bersifat reversibel

Pengobatan / Tindakan

Obat diuretik dan kortikostreoid, terapi, dan pembedahan lessi jika ada yang harus
diangkat, Lumboperitoneal shunt atau ventriculoperitoneal shunt dapat digunakan untuk
memintas LCS. Dekompesi selubung saaf optik dapat dilakukan untuk mengurangi
pemburukan gejala okuler dalam kasus hipertensi intrakranial idiopatik yang tidak terkontrol
dengan obat-obatan. Prosedur ini kemungkinan tidak akan menghilangkan sakit kepala
persisten yang terjadi. Diet: pembatasan diet dan konsultasi dengan ahli diet dalam kasus
hipertensi intrakranial idiopatik mungkin diperlukan.

Daftar Pustaka

1. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier; 2006. p.
515-518.
2. Prawirohardjo, Sarwono. Kematian Janin dalam. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2014. P 732-735.
3. Zamorski. Green, Lee. NHBPEP Report on High Blood Pressure in Pregnancy: A Summary
for Family Physicians. University of Michigan Medical School. 23rd ed. New York, United
States. 2010. P 263-269
4. Wibowo, Naroyono. Dharma, Rahajuningsih. Raranta, Disfungsi Endotel Pada Praeklampsia.
Departemen Patologi klinik, Departemen Obsetri dan ginekologi Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia ; Indonesia, Jakarta : FK UI. 2005. P 63-71
5. Nurhasanah (2016). Edema Pada Ibu Hamil Trimester III Puskesmas Basuki Rahmad Kota
Bengkulu. Jurnal Stikes Bhakti Husada Bengkulu. 1-9

Anda mungkin juga menyukai