Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PELAPORAN RUMAH SAKIT

DI UNIT REKAM MEDIS

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Manajemen Unit Kerja (MUK) II dan Manajemen Mutu Informasi Kesehatan
(MMIK) II
yang dibina oleh Bapak Puguh Priyo Widodo, Amd.RMIK, S.Si, MMRS

Oleh
1. Yustika Dwi Agustin (1604000003)
2. Virda Fanadia Fahma (1604000005)
3. Dhea Erfianti (1604000027)
4. Mediah Dewayani Wandono (1604000031)
5. Kristiya Septiani (1604000033)
6. Raycall Arditama (1604000057)
7. Eksa Pulung Wijaya (1604000065)
8. Jatu Atika Mahdalena (1604000075)
9. Zahrotul Muna (1604000093)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
D-III PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
MARET 2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya telah memudahkan penulis untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelaporan Rumah Sakit di Unit Rekam
Medis” sehingga penulis dapat memenuhi salah satu tugas matakuliah Manajemen
Unit Kerja (MUK) II yang dibina oleh Bapak Puguh Priyo Widodo, Amd.RMIK,
S.Si, MMRS.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan dari semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Penulis
menyadari dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh kesempurnaan, baik
materi maupun dalam cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik. Terakhir, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit
memiliki fungsi yaitu penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna
tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia serta penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan.
Untuk mewujudkan fungsi-fungsi tersebut, manajemen dan organisasi
rumah sakit membaginya dalam beberapa unit. Salah satunya mengelola berkas-
berkas pasien yang berisi data klinis maupun administratif. Unit ini disebut unit
rekam medis sedangkan berkasnya sering disebut berkas rekam medis.
Menurut PERMENKES Nomor 269/MENKES/PER/III/2008, rekam medis
merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dan pelayanan lain kepada pasien. Rekam
medis merupakan salah satu sumber data dalam pembuatan pelaporan di rumah
sakit. Pencatatan dan pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang
bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat.
Menurut Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk
sistem informasi manajemen rumah sakit. Aplikasi sistem pelaporan rumah sakit
adalah SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit).

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, berikut rumusan masalah
pada makalah ini.
1. Bagaimana sistematika kebijakan ?
2. Bagaimana sistematika pedoman?
3. Bagaimana sistematika SPO?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut ini tujuan penulisan
makalah.
1. Mengetahui sistematika kebijakan.
2. Mengetahui sistematika pedoman
3. Mengetahui sistematika SPO

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistematika Kebijakan


2.1.1 Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Kebijakan berbeda dengan peraturan danhukum. Jika hukum dapat
memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang
mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi
pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.

2.1.2 Komponen Kebijakan


Adapun komponen kebijakan pemerintah yang perlu dianalisis terdiri atas :
1. Masalah kebijakan (policy problems)
2. Alternatif kebijakan (policy alternatives)
3. Tindakan kebijakan (policy actions)
4. Hasil kebijakan (policy outcomes)
5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)

1.Masalah kebijakan (policy problems)


Secara formal, masalah adalah kondisi atau situasi yang menuntut
kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan pada masyarakat dan memerlukan
penanggulangan. Masalah dapat menjadi isu, dan tidak semua isu dapat
dimasukkan dalam agenda pemerintah. Suatu masalah akan menjadi
masalah kebijakan (policy problem) apabila dapat membangkitkan orang
banyak melakukan tindakan terhadap masalah tersebut (Nurdin, 2003).

6
Diperlukan proses penyusunan masalah sampai ditetapkan masalah
kebijakan yg dihadapi.
Penyusunan masalah (problem structuring) dlm rangka menganalisa
kebijakan pemerintah adalah proses dengan 4 tahapan :
 Pemahaman situasi permasalahan
 Konseptualisasi masalah (to know substantive of problem)
 Spesifikasi permasalahan
 Pemahaman permasalahan (problem sensing)
Setelah melalui 4 tahapan di atas, didapatkanlah policy problems.

2.Alternatif kebijakan (policy alternatives).


Metode yg digunakan terserah tergantung kebutuhannya. digunakan
Forcasting methode yang terdiri dari :
a. Proyeksi (dengan data time series)
b. Prediksi (berdasarkan hubungan sebab akibat)
c. Konjektur (peramalan berdasarkan subyektifitas atau intuisi
belaka ini merupakan metode forcasting yg paling lemah dan tidak
ilmiah).

3.Tindakan kebijakan (policy actions)


Dari berbagai alternatif kebijakan tersebut, kemudian disarankan satu
pilihan yg dipertimbangkan paling tepat sebagai kebijakan.
Ukuran / Kriteria pemilihan kebijakan yang tepat :
 Efektifitas
 Efisiensi
 Pemerataan (equity)
 Tepat guna (appropriateness)
 Ketanggapan (responsiveness)
Apabila kebijakan yang direkomendasi tsbt diterima oleh yang berwenang,
kemudian dilaksanakan sebagai tindakan kebijakan pemerintah (policy actions).

7
4.Hasil kebijakan (policy outcomes)
Dari pelaksanaan kebijakan (policy actions) tersebut perlu dimonitor untuk
mengetahui kecenderungannya.
Apabila hasilnya cenderung kurang berhasil, maka sebelum berlanjut
segera dihentikan dan dicari alternatif kebijakan lainnya (policy alternatives) yg
lebih tepat. Tetapi apabila hasilnya cenderung baik, maka diteruskan, sehingga
akan kelihatan hasil nya (policy output) dan dampaknya (outcomes).

2.2 Sistematika Pedoman


2.2.1 Pengertian Pedoman
Pedoman berarti kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan.

2.3 Standar Prosedur Operasional (SPO)


2.3.1 Pengertian SPO
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu. Istilah ini digunakan di Undang-undang No. 29 Tahun 2004,
tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.

2.3.1 Tujuan SPO


Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.

2.3.2 Sistematika SPO


Sistematika SPO terdiri dari :
1. Tujuan
Berisi tujuan untuk apa saja SOP dibuat
2. Ruang lingkup,
Berisi batasan dimana SOP akan digunakan/diterapkan

8
3. Acuan,
Berisi apa saja yang menjadi acuan dalam pembuatan SOP
4. Definisi
Berisi istilah dan definisi yang digunakan dalam SOP
5. Prosedur
5.1. Tanggung jawab dan wewenang
Berisi siapa saja yang bertanggung jawab beserta wewenangnya
5.2. Pelaksanaan
Berisi tahapan pekerjaan
5.3. Pemantauan dan pengendalian
Berisi siapa yang akan memastikan SOP diterapkan
6. Dokumentasi
Berisi formulir yang harus diisi saat SOP diterapkan
8. Diagram Alir
Berisi diagram alir dari tahapan pekerjaan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. ..

9
2. ..
3. ..
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://pelitaku.sabda.org/pengertian_buku_pedoman_sebagai_media_komunikasi
https://www.academia.edu/30654461/KEBIJAKAN_DAN_DASAR_HUKUM-
Sistem_Informasi

10
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan
https://habibiezone.wordpress.com/2010/06/24/menyusun-standar-operasional-
prosedur-sop/
http://www.mitrakesmas.com/2016/08/standar-prosedur-operasional-spo-
untuk.html
http://kbbi.kata.web.id/buku-pedoman/
https://www.apaarti.com/pedoman.html

11

Anda mungkin juga menyukai